NovelToon NovelToon
Sebelum Segalanya Berubah

Sebelum Segalanya Berubah

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Dunia Masa Depan / Fantasi / TimeTravel
Popularitas:805
Nilai: 5
Nama Author: SunFlower

Rania menjalani kehidupan yang monoton. Penghianatan keluarga, kekasih dan sahabatnya. Hingga suatu malam, ia bertemu seorang pria misterius yang menawarkan sesuatu yang menurutnya sangat tidak masuk akal. "Kesempatan untuk melihat masa depan."

Dalam perjalanan menembus waktu itu, Rania menjalani kehidupan yang selalu ia dambakan. Dirinya di masa depan adalah seorang wanita yang sukses, memiliki jabatan dan kekayaan, tapi hidupnya kesepian. Ia berhasil, tapi kehilangan semua yang pernah ia cintai. Di sana ia mulai memahami harga dari setiap pilihan yang dulu ia buat.

Namun ketika waktunya hampir habis, pria itu memberinya dua pilihan: tetap tinggal di masa depan dan melupakan semuanya, atau kembali ke masa lalu untuk memperbaiki apa yang telah ia hancurkan, meski itu berarti mengubah takdir orang-orang yang ia cintai.

Manakah yang akan di pilih oleh Rania?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SunFlower, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#24

Happy Reading...

.

.

.

Tiga hari telah berlalu sejak kepergian Arkana ke Dubai. Waktu yang seharusnya berjalan biasa saja justru terasa berbeda bagi Rania. Ada ruang kosong yang tidak bisa ia jelaskan, semacam rasa kesepian yang tiba-tiba hadir setiap kali malam datang atau ketika ia duduk sendirian di ruang tamu. Seolah ada bagian dari dirinya yang hilang, dan tanpa ia sadari bagian itu berbentuk seseorang bernama Arkana.

Rania memandangi langit-langit kamar apartemennya yang senyap. Udara dingin dari pendingin ruangan tidak mampu menutupi rasa panas yang aneh di dadanya. Setelah beberapa kali menarik napas panjang, ia meraih ponselnya yang tergeletak di meja yang berada tepat di samping. Jemarinya bergerak ragu, menelusuri daftar kontak hanya untuk mencari satu nama. Arkana.

Dengan napas berat, ia bangkit dari tempat tidur. Kakinya melangkah pelan menuju meja kecil tempat ia menaruh ponselnya semalam. Ada sesuatu dalam dirinya yang mendorong atau lebih tepatnya memaksanya untuk mencari nama Arkana. Ia sendiri tidak tahu apa yang ia ingin lihat, pesan terakhir dari laki-laki itu atau sekadar memastikan dirinya masih bisa menghubunginya.

Namun begitu ia mengetik huruf A di kolom pencarian, matanya membelalak. Nama Arkana tidak muncul. Hanya terpampang beberapa kontak lain yang bahkan tidak ia ketahui siapa.

Rania mengerutkan kening. Mungkin ia salah ketik. Ia coba lagi. A-r.

Tapi tetap tidak ada.

“Tidak mungkin...” gumamnya panik.

Ia mulai menggulir daftar kontak dengan lebih teliti. Saat itulah matanya menangkap sebuah nama yang membuat seluruh tubuhnya langsung membeku.

Kana ❤️

Rania terpaku. Wajahnya seketika memanas, kedua pipinya berubah merah seperti sedang berada di dalam sauna. Jantungnya berdegup tak beraturan.

“Tunggu... A... Apa ini?” bisiknya dengan suara tercekat.

Nama itu bukan sekadar nama saja. Ada emoticon hati merah di sana. Dirinya adalah seorang wanita yang selama ini selalu menampilkan sikap sopan, tegas dan berpendirian. Jangankan memberikan emoticon hati, menuliskan nama seseorang tanpa gelar pun biasanya ia enggan. Bahkan dulu ia menamai Jordi hanya dengan namanya saja. Tanpa ada emoticon atau embel- embel apapun.

Apa mungkin ini salah? Kenapa setelah beberapa hari ia ini baru menyadarinya.

Dengan tangan gemetar, ia menyentuh nama itu. Layar ponselnya berubah, memperlihatkan deretan pesan singkat.. semakin ia menscrol ke atas isi pesan itu sangat berbeda dari gaya tulisannya selama ini.

Rania menahan napas saat matanya membaca satu per satu pesan itu. Pesan-pesan lama yang berisi kalimat-kalimat manja, menggod dan bahkan ada beberapa emoji yang sama sekali tidak mencerminkan dirinya. Lebih dari itu, banyak pesan yang ditulis terlalu intim. Dan bahkan terlalu... panas.

Ia memandang pesan itu lama. Semakin ia membaca, semakin wajahnya memanas. Seakan-akan darahnya mendidih di bawah kulitnya.

“Aku... mengetik semua ini?” Rania menutup mulutnya dengan gemetar. Suaranya pecah, hampir tidak terdengar.

Ia menggulir pesan semakin jauh ke atas. Dan di sanalah ingatan itu mulai muncul. Secara perlahan namun jelas. Kilasan kejadian- kejadian yang tidak pernah ia ingat sebelumnya tiba-tiba muncul begitu saja. Wajah Arkana, sosoknya dengan tatapannya yang tajam namun hangat. Bagaimana cara lelaki itu memegangnya. Bagaimana cara lelaki itu memanggil namanya. Dan yang lebih mengejutkan, kejadian dalam percakapan yang pernah terjadi antara mereka.

Ingatannya berputar dengan sangat cepat namun tetap terasa nyata.

Ia melihat dirinya sendiri, berdiri di depan pintu apartemen dengan wajah merah. Ia menekan bel pintu apartemen Arkana berulang kali. Saat pintu terbuka, ia menarik kerah baju lelaki itu, menyeretnya masuk tanpa memberi kesempatan Arkana berbicara.

Adegan berikutnya membuat tubuhnya melemas. Rania memejamkan kedua matanya rapat- rapat.

Ia ingat bagaimana ia sendiri yang memulai segalanya. Bagaimana ia memohon dengan suara yang nyaris terdengar putus asa. Bagaimana ia menggenggam tangan Arkana dan menaruhnya di tempat yang ia inginkan. Dan bagaimana ia menyerahkan dirinya tanpa ragu meski tidak ada ikatan di antara mereka berdua.

Air matanya mengalir begitu saja.

“Apa yang sudah aku lakukan..?” bisiknya dalam suara yang hampir pecah.

Ia memeluk dirinya sendiri, merasa jijik, bersalah dan hancur pada saat bersamaan. Lebih menyakitkan lagi, ia tidak mengingat kejadian itu karena itu semua terjadi pada kehidupannya yang tidak ia sadari telah ia pilih.

Tepat ketika rasa sesak itu mencapai puncaknya suara seorang lelaki muncul di hadapannya.

“Kenapa?”

Rania tersentak. Ia terlonjak mundur hingga punggungnya membentur dinding.

Adrian berdiri di sana, dengan senyuman kecil dan sikap yang menunjukkan seolah tidak ada yang salah dari kemunculannya yang tiba-tiba. Tangannya bersedekap, tatapannya tenang seolah ia sudah membaca isi hati Rania bahkan sebelum wanita itu mengucapkannya.

“Kamu..” Rania menunjuknya dengan tangan gemetar. “Bagaimana kamu masuk?!”

Adrian mengangkat bahu santai. “Caraku selalu sama, Rania.”

“Kehidupan apa yang kamu berikan kepadaku?” Rania hampir berteriak. Emosi yang ia tahan sejak tadi pecah. “Kenapa aku jadi seperti ini?! Kenapa aku merasa.. Aku merasa seolah- olah aku sudah menjual diriku sendiri?!”

Matanya memerah. Air mata terus turun tanpa bisa ia hentikan.

Adrian tidak bergerak. Hanya menatapnya datar, namun bukan dingin. Tapi lebih seperti seseorang yang tahu semua jawabannya namun tidak ingin terburu-buru mengutarakannya.

“Kamu yang memilih sendiri hidupmu, Rania. Bukan aku,” jawab Adrian datar.

“Aku?” Rania menggeleng keras. “Tidak mungkin. Mana mungkin aku memilih hidup seperti ini?!” Tolaknya.

Adrian mendekat dua langkah, suara langkahnya bergema di ruangan yang sunyi. “Hidup ini.. adalah bentuk dari keinginanmu sendiri. Keinginan kamu untuk membalas dendam.”

Rania membeku. Bibirnya bergetar. “Dendam.. kepada siapa?” tanyanya nyaris berbisik.

“Pada seseorang yang pernah menghancurkanmu.” jawab Adrian tenang, namun kalimat itu terasa seperti pisau yang menusuk pelan namun dalam.

Rania memegang kepalanya, merasakan denyutan tajam di pelipisnya. “Lalu kenapa aku tidak ingat.. Kenapa aku tidak ingat dengan semua itu?"

“Karena semuanya terjadi setelah kamu bertemu Arkana.” Jelas Adrian. “Dan sebelum kamu bertemu denganku. Kamu berada dalam dua garis waktu yang berbeda.”

Rania terdiam. Tubuhnya goyah seolah kehilangan kekuatan nya.

“Ingatanmu tidak hilang.” Lanjut Adrian. “Hanya.. belum kembali. Perlahan-lahan semuanya akan muncul sesuai waktunya.”

Rania menggigit bibirnya hingga rasa asin darah bercampur dengan air mata. “Kenapa harus seperti ini.. Kenapa tidak dari awal saja aku tahu semuanya..”

Adrian menghela napas, suara helaan itu terdengar lembut namun penuh makna. “Karena kalau kamu tahu semua jawabannya sejak awal, kamu tidak akan memilih dengan hati. Kamu hanya akan memilih dengan amarah.”

Rania memejamkan mata, menahan tangis yang hampir pecah lagi.

“Dan ingat..” suara Adrian kembali terdengar dingin dan jelas, “Aku akan menanyakan keputusanmu setiap bulan. Kamu hanya punya enam bulan. Waktu yang sudah berjalan saat ini adalah dua minggu.”

Rania membuka matanya lebar-lebar. “Keputusan untuk apa?”

“Untuk tetap berada dalam kehidupan ini..” Jawab Adrian sambil menatapnya dalam. “Atau kembali ke masa lalu.”

Suasana menjadi sangat hening. Rania merasa seolah dunia runtuh tepat di atas kepalanya.

“Jika.. aku ingin kembali?” suaranya hampir tidak terdengar.

Adrian tersenyum tipis. “Kamu hanya perlu memanggil namaku.” Dan setelah itu, perlahan-lahan tubuh Adrian mulai memudar. Seperti kabut yang tertiup angin, lenyap dalam hitungan detik. Meninggalkan Rania dalam kesunyian. Namun dengan hati yang kini jauh lebih menyesakkan daripada sebelumnya.

.

.

.

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK...

1
Erni Kusumawati
nyesek bgt jd Rania😭😭😭😭
Puji Hastuti
Seru
Puji Hastuti
Masih samar
Puji Hastuti
Semakin bingung tp menarik.
Erni Kusumawati
masih menyimak
Puji Hastuti
Menarik, lanjut kk 💪💪
Erni Kusumawati
duh.. semoga tdk ada lagi kesedihan utk Rania di masa depan
Puji Hastuti
Masih teka teki, tapi menarik.
Puji Hastuti
Apa yang akan terjadi selanjutnya ya, duh penasaran jadinya.
Puji Hastuti
Gitu amat ya hidup nya rania, miris
Erni Kusumawati
luka bathin anak itu seperti menggenggam bara panas menyakitkan tangan kita sendiri jika di lepas makan sekeliling kita yg akan terbakar.
Erni Kusumawati
pernah ngalamin apa yg Rania rasakan dan itu sangat menyakitkan, bertahun-tahun mengkristal dihati dan lama-lama menjadi batu yg membuat kehancuran untuk diri sendiri
Erni Kusumawati
mampir kk☺☺☺☺
chochoball: terima kasih kakak/Kiss//Kiss//Kiss/
total 1 replies
Puji Hastuti
Carilah tempat dimana kamu bisa di hargai rania
Puji Hastuti
Ayo rania, jangan mau di manfaatkan lagi
Puji Hastuti
Bagus rania, aq mendukungmu 👍👍
chochoball: Authornya ga di dukung nihhh.....
total 1 replies
Puji Hastuti
Memang susah jadi orang yang gak enakan, selalu di manfaatkan. Semangat rania
Puji Hastuti
Kasihan rania
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!