NovelToon NovelToon
KAU TOLAK KU AMBIL PERJAKAMU

KAU TOLAK KU AMBIL PERJAKAMU

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: liyana

wanita dengan dendamnya dan pria dengan rahasia kelam.

"huhuhuh, sungguh sial saya bertemu dengan wanita seperti kamu," ucapnya seraya menutup wajahnya sambil menangis.

wanita yang tidur bersamanya menatapnya dengan tak percaya,"bapak serius nangis, pak, yang harus nangis itu saya, kan bapak ambil keperawanan saya,"ujarnya tak percaya apa yang di lihatnya.

"kan kamu yang memaksa saya tidur bersama kamu, saya sudah menjaga punya saya, agar tetap suci, tapi dalam semalam kamu mengambil kesucian saya, huhuhuhu,"omelnya panjang lebar seraya menangis, dan tidur membelakangi wanita yang syok melihat reaksinya.

" tapi bapak suka kan, buktinya ngak tidur semalam,"ucapnya, membuat pria yang membelakanginya itu, sedang menahan malu dengan wajah memerah."lagian sok nolak cinta saya, jadinya kan perjaka bapak saya ambil aja,"lanjutnya dengan senyuman bangga, berhasil mengambil keperjakaan pria yang menolaknya.

"saya tidak akan bertanggung jawab," ucapnya membuat wanita di sampingnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon liyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apakah itu kebenarannya?

Athera terus berjalan, tanpa mendengarkan omongan para mahasiswa dan siswi lain.

Dirinya pergi ke toilet di lantai 2 , dirinya membasuh wajahnya, ia menatap dirinya di pantulan cermin, wajah lelah dan frustasi begitu kentara, saat make up di wajahnya hilang.

Setelah itu, ia kembali memakai make up, Tiba-tiba 3 wanita dengan baju bermerek datang dengan tawa satu wanita yang menggelar.

"Waah, ada pengantin baru nih," Kata wanita dengan rambut pendek,memandang Athera dengan pandangan merendahkan.

Athera yang tentunya mengenal suara itu, berbalik dan tersenyum, "tahu dari mana gue jadi pengantin?" Tanya Athera dengan full senyuman.

"Ya tahulah, lo kan turun dari mobil pak Bima!" Bentaknya merasa kesal melihat senyumam Athera.

"O-oooh santai dong, jangan ngengas-ngengas dong Vania, mentang-mentang bapak lo hengkang dari sini, lo sekarang berani banget yah," Ujarnya dengan melipat kedua tangannya dan mengangkat dagunya dengan angkuh.

Vania menatap Athera dengan tajam nan menusuk, "jelas gue berani, karena lo! Udah bikin bokap gue keluar dari kampus ini dengan tidak terhormat!"bentaknya dengan menunjuk wajah Athera, yang tetap tenang.

Sedangkan kedua temannya hanya diam saja dan melihat kelanjutan dramanya, "ya... Dia pantes dapetin itu, karena dia dosen me-sum," Ujarnya dengan muka mengejek.

Vania mengangkat tangannya akan menampar Athera. "Stop Vania, lo harus ingat, bentar lagi bakalan lulus,"peringat temannya, sedangkan yang satunya menatap Athera dengan pandangan, yang sulit di artikan.

" Lo bela dia zahra! Temen lo itu gue!"bentaknya.

"Van, Dia itu junior lo, image lo sebagai senior panutan bakalan hangus, dan lo bakalan dapat masalah yang mempengaruhi nilai lo!" Kata Zahra mengingatkan.

Vania mengepalkan tangannya dan membuang muka, Athera tersenyum puas, dan mendekatkan wajahnya,.

"sekali-kali kamu harus belajar sama teman kakak ini," Katanya menyunggingkan bibirnya.

Vania benar-benar kesal, keluar dari toilet dan di susul Zahra. "Kenapa lo masih disini, ngak mau nyusul temen lo?" Tanya Athera.

"Sebaiknya kamu hentikan semua ini," Ujar wanita itu.

Athera mengernyit kan dahinya, "menghentikan apa, kalau lo maksud berhenti melawan dengan senior, sorry, gue ngak bisa," Katanya dengan sinis.

Wanita itu terkekeh, "bukan, bukan itu, tapi... Saya tahu, kamu kuliah disini, untuk mencari kebenaran tentang kakak kamu, Anya," Ucapnya.

Athera sempat menunjukkan ekspresi terkejut, tapi kembali seperti biasa, "Anya, Anya siapa maksud kamu, di bukan kakak saya," Alibinya.

"Saya tahu kamu, kita pernah bertemu, saat saya masih menjadi junior dari kak Anya,"katanya tahu Athera berbohong.

Athera tak bisa mengelak lagi, " Terus, lo mau apa, mau kasih tahu semua orang!"ucapnya.

"Untuk apa! Tidak ada untungnya untukku, dan saya hanya memberikan peringatan ke kamu, sosok yang kamu cari sebagai pelaku pembunuhan kakakmu, itu bukanlah orang biasa," Katanya dengan tegas.

"Memangnya dia orang seperti apa, apa dia orang terkaya di dunia ini! orang yang paling berkuasa, apa di seorang mafia!atau apa! Saya sama sekali tidak takut!" Ujarnya dengan wajah memerah.

"Saya akui keberanian kamu, tapi, apa kamu siap kehilangan nyawa kamu suatu hari nanti! Karena mengungkit kasus kakakmu!" Kata wanita itu menatap Athera dengan tatapan memperingatkan.

" Dira!jangan kan nyawa, semua akan saya berikan, demi keadilan kakak saya!"tegasnya dengan mata yang penuh tekad.

"Saya tidak menyangka, kamu sebodoh ini, keberanianmu patut di apresiasi, tapi pemikiranmu perlu di koreksi lagi," Ucapnya akan keluar pintu, "dan satu lagi, pak Bima tidak terlibat, percaya atau tidak, kamu menjebak orang yang salah," Lanjutnya pergi meninggalkan Athera yang termanggu.

"Pak Bima tidak bersalah,"gumamnya pelan.

Athera kini masuk kelas, selama mapel, dirinya terus saja diam dan hanya menatap buku kosong di depannya dengan tangan memainkan pulpen.

Kalian mencari Sandra? Sandra hari ini tidak masuk kuliah, karena ada hal mendesak yang perlu ia lakukan.

Di saat jam istirahat, Bima menghubungi Athera agar datang ke ruangannya.

Athera mengetuk pintu, "masuk," Setelah mendengar suara itu, Athera masuk, "ayo kemarilah, duduk disini kita makan siang bersama," Ujar Bima menuntun Athera duduk di sofa dengan bekal yang di bawa Bima.

"Ini.... Kapan Mas bawa?" Tanya Athera, Bima terpaku sebentar saat panggilan Athera berubah.

"Tadi pagi, sebelum kamu bangun," Jawabnya dengan senyuman,ia mulai mengambilkan lauk pauk untuk Athera.

Athera menatap Bima yang telaten melayaninya, seharusnya ia yang melayani suami, tapi malah Bima yang melayaninya.

"Maaf merepotkan Mas," Ujarnya mengambil sesuap Nasi.

"Tidak apa-apa, lagian Mas suka melakukannya," Sahutnya menyuapi Athera, Athera memakannya dengan lahap.

"Bagaimana,apa enak?" Tanya Bima, Athera mengangguk cepat dengan wajah antusias, "kalau begitu makan yang banyak," Ujarnya tersenyum, menambahkan lauk ke piring Athera.

" Apa iya, dia tidak bersalah,"batin Athera merasa bingung.

"Ada apa, kenapa melihat Mas seperi itu," Ucapnya, melihat Athera yang terus menatapnya.

"Tidak apa-apa, Mas mengizinkan saya kan, menginap?" Tanya Athera sekali lagi.

"Iya, mau bagaimana lagi, om kamu juga, sepertinya tidak menyukai saya,"jawabnya melihat sudarso terlihat dingin dengannya.

Selesai makan, Bima merapikan semuanya, dan ia duduk di dekat Athera, "Mas boleh peluk," Katanya meminta izin.

Athera mengangguk, Bima memeluk Athera dari samping, "tumben ngak menjauh," Kata Bima menaruh dagunya di bahu Athera.

"Entahlah, mungkin besok bukan Athera yang menjauh, tapi mas Bima," Ujarnya keduanya saling tatap, sampai tangan Bima satunya memegang tengkuk Athera.

Wajah keduanya semakin mendekat dan ciuman lembut nan manis pun di mulai, sedangkan tangan satunya mengelus pinggang Athera.

Tangan Athera sibuk meremas rambut Bima dan mengelus punggung Bima, Ciuman Bima semakin dalam, Bima melepaskan ciumannya saat Athera kehabisan nafas, keduanya ngos-ngosan.

Dan saling tatap dengan mata sayup, "Mas tidak akan menjauh dari kamu, apapun yang terjadi," Ucapnya memeluk Athera semakin erat, "aku ngak akan biarin kamu pergi seperti dia Athera, " Batin Bima, ia benar-benar takut kehilangan Athera.

Entah kenapa Athera merasakan hangat yang menjalar di hatinya, ia tersenyum saat Bima beberapa kali mencium pipinya.

"Saya masih ada kelas, saya harus pergi," Katanya mengusap tangan Bima di pingangnya.

"kenapa cepat sekali?" Tanya Bima manja, Athera tersenyum dan melepaskan pelukan Bima.

Tangannya menangkup wajah Bima, ia menutup matanya dan mencium bibir Bima, niatnya hanya sebuah kecupan, tapi Bima memperdalam ciuman itu.

Bahkan tangannya mulai membuka kancing kemeja Athera, Athera segera mengakhiri ciuman panas itu, meskipun dirinya menginginkan lebih, ia harus menjaga batasannya.

"Saya pergi dulu Mas," Ujarnya dan pergi dari ruangan Bima.

Bima benar-benar frustasi, juniornya di bawah sana sudah meronta-ronta ingin masuk kandang, "sungguh malang Nasibmu nak," Ucapnya.

Athera berjalan menuju kelasnya setelah memperbaiki kancing bajunya yang sempat di buka.

"Ternyata,pak Bima se cinta itu ya, sama lo!" Ujar Vania seorang diri bersandar di tiang dengan tangan di lipat.

"Ya dong, kan dia suami gue," Katanya dengan nada mengejek.

Vania sudah tersulut emosi tapi ia tahan, "tapi..., " Vania memajukan bibirnya di dekat telinga Athera, "apa pak Bima, bakalan masih cinta, kalau tahu lo jadiin taruhan sama Sandra hmm," Bisiknya menyeringai.

Athera terpaku dengan tangan mengepal.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!