NovelToon NovelToon
Pengantin Brutal

Pengantin Brutal

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kim elly

Kayla terkenal sebagai ratu gelud di sekolah-cewek tempramen, berani, dan udah langganan ruang BK. Axel? Ketua geng motor paling tengil sejagat raya, sok cool, tapi bolak-balik bikin ortunya dipanggil guru.
Masalahnya, Kayla dan Axel nggak pernah akur. Tiap ketemu, selalu ribut.
Sampai suatu hari... orang tua mereka-yang ternyata sahabatan-bikin keputusan gila: mereka harus menikah.
Kayla: "APA??! Gue mending tawuran sama satu sekolahan daripada nikah sama dia!!"
Axel: "Sama. Gue lebih milih mogok motor di tengah jalan daripada hidup seatap sama lo."
Tapi, pernikahan tetap berjalan.
Dan dari situlah, dimulainya perang baru-perang rumah tangga antara pengantin paling brutal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim elly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 25

Tengah malam, suasana apartemen sunyi. Tiba-tiba gedor! gedor! gedor! suara pintu kamar Kayla diguncang kasar, ponselnya pun berdering tak henti.

“Apaaa lo! Berisik, bangsat!” teriak Kayla dengan mata merah setengah ngantuk, sambil membuka pintu dengan malas.

“Lapar gue. Masakin mie dong,” ucap Axel sambil memegang perutnya, wajah memelas tapi nada tetap seenaknya.

“Brengsek lo! Ngantuk tau ngga!” Kayla melotot, kesal setengah mati.

“Lo tidur dari jam 7, Kay. Masa ngantuk mulu?” Axel membalas enteng.

“Jam 9 gue VC-an!” sahut Kayla ketus, menyeret langkah ke dapur sambil menyalakan kompor dan memasak air.

“Sama siapa?” tanya Axel, nadanya mulai kepo.

“Kepo!” potong Kayla, matanya menajam seolah siap melempar sendok.

Tak lama, mie rebus terhidang. Kayla meletakkannya di meja, lalu menjatuhkan diri ke sofa dengan malas. Axel makan lahap, sementara Kayla hanya menatap dengan muka kusut.

“Udah, tidur lagi sana,” ucap Axel cuek sambil mengunyah.

“Ngga ngantuk gue! Gara-gara lo!” Kayla manyun, tangannya menyilangkan dada.

“Ya udah,” jawab Axel singkat, masih sibuk dengan mie panasnya.

“Beli TV kenapa sih? Sepi banget ini apartemen!” Kayla mulai uring-uringan, matanya berkeliling bosan.

“Iya, besok. Lo mau yang berapa inci?” Axel meliriknya santai.

“Terserah!” jawab Kayla ketus.

“Jadi lo mau pindah?” Axel menyeringai.

“Ngga!” Kayla menjawab cepat, hampir menjerit.

“Pindah aja. Gue anterin lo ke kampus,” Axel menegaskan lagi.

“Ogah! Gue jadi pembantu lo di sini!” Kayla melipat tangan dengan tatapan tajam.

“Lah, mulai lagi…” Axel geleng-geleng, mie-nya hampir habis.

“Udah, ini lo ngga bakal nyuruh lagi kan?” Kayla menatapnya serius.

“Udah…” Axel menenggak air, santai.

Tanpa banyak kata lagi, Kayla masuk ke kamarnya, mengunci pintu, lalu terkapar di kasur sampai tertidur.

Keesokan harinya.

Kayla berdiri di depan pintu kamar, wajah masam, menunggu Axel yang santai banget masih berkutat dengan bajunya.

“Buruan! Telat, ikh!” marah Kayla, suaranya melengking.

“Lo marah-marah mulu, Kay. Periksa deh, darah tinggi loh,” Axel membalas enteng sambil duduk memasang sepatu.

“Lo yang bikin gue darting!” Kayla menghentakkan kaki.

“Hayu…” Axel berdiri santai, seolah tak merasa bersalah.

“Dari tadi lama banget! Udah bangunin malam-malam, jadi ngantuk, kurang tidur!” omel Kayla tanpa jeda.

“Berisik lo!” Axel mendengus kesal.

“Ya udah gue lewat tangga biar ngga berisik!” Kayla berbalik, berjalan cepat.

Axel spontan menarik baju Kayla. “Ini lantai 8, neng! Lo mau kaki lo sakit turun lewat tangga?” ucapnya ketus.

Kayla mendengus, menghentakkan kaki, lalu masuk ke lift dengan muka sebal. Axel hanya melirik, menghela napas panjang.

Di dalam mobil, suasana hening, hanya suara mesin.

“Yang suka nanya lo siapa, senior?” tanya Axel tiba-tiba.

“Si Reno, masa lo ngga tau?” Kayla membalas ketus.

“Lupa lagi namanya…” Axel mengusap dagu.

“Kenapa?” tanya Kayla curiga.

“Mantan lo itu?” Axel memandang sekilas.

“Di bilangin mantan gue si Putra doang!” Kayla menekankan.

“Trus kok dia deketin lo mulu?” Axel menekan lagi.

“Ngga tau… dulu sempet deket, cuma keburu ilfil kali sama gue,” ucap Kayla sambil mengangkat bahu.

“Ilfil kenapa?” Axel masih kepo.

“Lo rese! Ngajak gelut mulu dari dulu! Bikin cowok-cowok enek liat muka gue. Kecuali si Putra, dari dulu dia ngejar gue mulu!” Kayla memukul dashboard pelan, kesal.

“Ouh gitu…” Axel menjawab cuek.

“Gue tonjok lu, Xel! Nyebelin sumpah!” Kayla mengepalkan tangan, matanya tajam.

“Jangan dong, nanti Pa Herman marah,” Axel terkekeh, seolah sengaja bikin panas.

Kayla mendelik. “Najis lo, anak papih!”

Mereka pun tiba di kampus. Semua mata langsung menoleh saat Kayla dan Axel turun bersama dari mobil mewah. Bahkan Reno pun ikut melotot.

“Gue masuk,” ucap Kayla ketus.

“Ok,” jawab Axel singkat, lalu masuk kembali ke mobil.

Di kelas, Laras sudah terkekeh geli melihat Kayla.

“Kenapa lo?” tanya Kayla malas.

“Gimana, day 1 bareng suami?” Laras menyeringai.

“Najis! Gila! Jam 12 malam dibangunin dong, gedor-gedor pintu! Minta dibikinin mie!” Kayla menepuk jidat sendiri.

“Buset, dia dendam sama lo fix!” Anya ikut menimpali.

“Iya! Waktu di rumah sakit kenapa ngga gue sianida aja dia, ya?” Kayla terkekeh, setengah menyesal setengah bercanda.

“Haha! Gila lo, Kay!” Laras ngakak.

Tak lama, dosen pun datang, membuat suasana langsung tenang.

Saat menunggu kelas berikutnya, Kayla, Anya, dan Laras duduk di kantin. Asap tipis dari kopi panas mengepul, aroma roti bakar tercium samar, membuat obrolan mereka lebih hangat.

Kayla menyesap kopinya lalu tiba-tiba membuka percakapan.

“Si Axel ngajak gue malmingan ke Lembang,” ucap Kayla santai, matanya masih menatap meja.

“Cieee…” sahut Laras sambil terkekeh, menggoda dengan tatapan jahil.

“Serius?” Anya langsung mengangkat alisnya, penuh rasa ingin tahu.

“Iya, tapi gue males. Kalo sama geng motornya tuh pegel, anjir. Naik motor lama, bokong bisa kebas,” gerutu Kayla sambil mengernyitkan dahi.

“Lah, kan ada mobil?” timpal Anya dengan nada logis.

“Iya, dia ngajak naik mobil. Tapi masa yang lain naik motor, dia doang naik mobil? Kan aneh,” Kayla menggeleng sambil merobek roti yang ada di tangannya.

“Ikut yuk!” Anya mendekat, wajahnya langsung berbinar antusias.

“Hayu!” Laras pun mengangguk cepat, seakan tak mau ketinggalan keseruan.

“Serius nih?” Kayla menatap keduanya dengan mata menyipit, memastikan.

“Yoi!” jawab mereka berbarengan, membuat Kayla hanya bisa menghela napas.

Tak lama kemudian, Putra datang. Wajahnya kusut, seperti habis digilas masalah besar.

“Lo kenapa?” tanya Kayla, memandangnya penuh tanda tanya.

“Pusing gue… si Salsa uring-uringan mulu,” keluh Putra sambil menjatuhkan tubuh ke kursi.

Kayla hanya menghela napas pendek. “Hmm, namanya juga lagi ngidam, Put…” ucapnya datar, tapi membuat Putra menunduk lemas.

“Lo ikut ke Lembang, Kay?” tanya Putra kemudian.

“Ngga tau,” sahut Kayla singkat.

“Lah kenapa? Si Axel ikut loh,” suara Putra terdengar heran.

“Gimana nanti aja,” Kayla mengedikkan bahu, tak ingin memikirkan terlalu jauh.

Di tengah obrolan itu, ponsel Kayla bergetar. Ada chat masuk dari Axel.

Axel: Pulang jam berapa?

Kayla: Kenapa?

Axel: Gue jemput.

Kayla menatap layar dengan heran. Tumben, pikirnya. Ia pun mengetik balasan.

Kayla: Tumben.

Axel: Ibu minta ke sana lo. Bekal baju nginep.

Kayla spontan mengirim stiker tepok jidat.

Axel: Kenapa?

Kayla: Gak.

Kayla hanya mendengus. Malas melanjutkan chat, ia kembali menyimpan ponselnya.

Sore harinya, Axel benar-benar datang menjemput Kayla di kosan Anya. Kayla masuk mobil sambil cemberut, pipinya menggembung seperti anak kecil.

“Ada acara apa sih?” tanya Kayla ketus, menoleh ke arah Axel.

“Gak tau,” jawab Axel singkat sambil tetap fokus ke jalan.

Mobil pun melaju menembus keramaian sore Bandung.

“Mau jajan dulu?” tawar Axel, mencoba mencairkan suasana.

“Boleh,” Kayla menjawab tanpa menoleh, sibuk memainkan ponselnya.

“Jajan apa?” tanya Axel lagi, melirik sebentar.

“Bebas,” sahut Kayla cuek.

Axel mendengus kecil, lalu terkekeh. “Gue kasih air comberan lagi mau?” candanya.

Kayla langsung mendelik tajam. “Lo bener-bener, Xel. Mau gue kasih sianida?” gerutunya, kesal.

“Ya lo fokus ke HP mulu!” bentak Axel tiba-tiba, nada suaranya meninggi.

“Ya emang gue bingung mau jajan apa,” Kayla membalas dengan suara tak kalah keras.

“Ya udah jangan!” Axel kesal.

“Ya udah!” Kayla balik membentak, wajahnya memerah.

Suasana di mobil mendadak hening, hanya suara mesin dan jalanan yang terdengar.

Setibanya di rumah, kedua orang tua Axel menyambut mereka dengan hangat.

Meja makan penuh lauk tersaji, obrolan santai membuat suasana mencair kembali.

Mereka makan bersama, hingga malam menjemput.

Pukul delapan, Axel menarik Kayla naik ke lantai dua, menuju kamarnya.

“Gue gak mau di bawah,” ucap Axel tegas.

“Ih, gue juga ogah!” Kayla menatapnya, jengkel.

“Lo di bawah,” ujar Axel keras, seolah menantang.

“Ya udah, gue di rumah ibu gue aja!” Kayla hendak membuka pintu, beranjak pergi.

Namun Axel cepat menghalangi, berdiri menghadang. “Ya udah… kasur luas kan. Kita tidur berdua, pake batas guling. Gimana?” tanyanya serius, tapi sorot matanya tetap jahil.

“Ogah akh! Nanti lo macem-macem malem!” Kayla menatapnya curiga, wajahnya sedikit memerah.

“Ngga lah,” jawab Axel cepat, lalu mengunci pintu dan mematikan lampu.

Akhirnya mereka berbaring di kasur yang sama, tapi dengan jarak aman. Guling panjang menjadi “tembok pemisah” di antara mereka. Malam itu hening, hanya suara kipas angin yang berputar.

1
mama Al
lah jadi salsa suka sama putra bukan Revan
kim elly: jadian dulu pas camping
total 3 replies
mama Al
putra ini kayak anak mami ya. merengek kalau kemauan gak sesuai ekspektasi. ga cocok gabung sama Axel keras dan kasar.
mama Al
Karena tidak terbiasa dengan putra.
Drezzlle
Ya udahlah cari cowok lain Sa
Drezzlle
mundur dari sekarang daripada sakit belakangan
sunflow
wah.. banyak yang melindungi nih.. 👍👍
Mutia Kim🍑
Makanya jgn asal nembak cewek😅
Mutia Kim🍑
Iya Kayla memang nggak suka, tpi nggak tahu isi hati Revan
sunflow
waduh... apa bakal perang dunia lagi ini? 😄😄
Shin Himawari
good sikaaaat Kayy 🤣🤣 dikira kita cewe jadi takut apaa
Shin Himawari
maksud mama baik Kay, eh tapi di usia Kayla juga aku pikirnya gini. Lu jual gue beli🤣 🤣
Shin Himawari: iyaa bener kak relate pasti di usia segitu🤣
total 2 replies
Rahma Rain
karya nya bagus.. gaya bahasa nya juga bagus. rekomendasi banget ini!!👍👍😲😲
kim elly: 😩😩bahasa anak-anak bandung parah kan ya
total 1 replies
Rahma Rain
kok jadi kompor nih??
Rahma Rain
untung aja kan Kayla nggak suka.
Rahma Rain
ini seriusan kelakuan anak SMA??
Rahma Rain
Kay.. lu mau jadi Mak comblang ini cerita nya 😂
rokhatii
aminnn
rokhatii
lapor nya langsung ke pusat ya🤭🤭
mama Al
dengar nya kayak cewek ngambek 🤭😂
mama Al
kalau iya, retak tuh persahabatan kalian demi seorang cowok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!