- Jati diri ? -
"Lex,rose kalian adik -kaka !"
"Apa dia sungguh rose?"
"Yap dia rose!"
"Bukan ...aku bukan rose ..aku zenny!"
"Dek kamu kenal pak jaya?"
"Tidak bang aku tak kenal !"
-Cinta atau berbelas kasih?-
"Kenapa Abang menginginkan ku ,menikah dengan Abang?"
"Karna Abang cinta kamu!"
"Aku tak percaya !"
"Abang akan membuat mu percaya akan cinta Abang!"
"Aku butuh bukti!"
"Abang akan tunjukkan!"
"Aku tunggu!"
"Abang siap membuktikan!"
_Cinta karang samudra _
"Kalau cinta itu tak seindah karang
Di samudra! "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bidadari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 15 "Dosa masalalu"
Suara dentuman. Alat makan beradu. terdengar di ruang makan. Ada beberapa orang yang sedang sarapan bersama Arista. Tersenyum melihat sang menantu yang duduknya. Berhadapan dengan nya,
Arista memberhentikan, sarapannya ia. Meletakkan sendok dan garpu yang ia kenakan di sisi piring--yang ia kenakan,
"Oh ya, sayang gimana tadi malam kamu jadi main sama irsyad? " Tanya arista penasaran
Membuat radit menoleh ke arah arista, dan pandangan nya pindah ke gadis yang -- memakai seragam. Berwarna batik hitam lengan pendek, bawahan nya rok hitam gadis itu tersenyum "jadi, dong ma.. " Sahut gadis itu tersenyum lebar membuat irsyad berkerut kening,
"Oh, ya kamu suka kan permainan nya? " Tanya arista lagi antusiasme matanya berbinar. Melihat sang menantu "ya, aku suka, banget permainannya semalam. Makanya aku bisa tidur nyenyak, " Celoteh zenny
"Beneran, syad kamu main tadi. Malam? " Tanya Arista atensi nya kini ke irsyad yang sedang masukkan suapan. Ketiga. Nasi goreng miliknya "ngga!.. Ma.. Dia ngga ngerti! "
Deg! Jawaban dari irsyad membuat semuanya, menoleh ke arah zenny yang sedang meneguk segelas susu kedelai . Miliknya
"Terus, mainan yang dimaksud zenny apaan? " Tanya radit di sela kunyahan nya Irsyad. Mengangkat bahunya seolah tidak tahu,
"Sayang! , jawab mama! Mainan yang kamu, maksud tadi. Malam apaan? " Tanya arista dengan wajah panik "mainan yang, tadi malam yang kita main sama -sama kan ma? Itu yang mama maksud kan? " Sahut zenny polos seraya meletakkan gelas susunya yang sudah. Tinggal setengah,
Jawaban dari zenny, membuat arista dan radit -- termasuk irsyad menghela napas panjang lalu mereka melanjutkan makan mereka. "Syad, istri kamu .. Sepertinya harus mama ajarkan sesuatu agar tidak terlalu polos! " Cakap Arista sambil menyendok nasi goreng milik nya "jangan, ma.. Ngga usah ! Aku lebih suka istri ku yang polos ketimbang! Jadi --- tau segalanya! " Tolak Irsyad ia tahu bagaimana Arista. Mengajarkan hal-hal yang. Membuat zenny jadi bukan zenny lagi ia benar-benar tidak bisa membayangkan kalau Arista, mengajarkan hal sesat kepada zenny,
"Kamu.meragukan mama? " Mata arista memicing penuh selidik "bukan, gitu ma.. Tapi istri mungilku masih, sangat suci tidak bersentuh tangan kalau dia diajari sama mama aku takut dia jadi tidak. Suci lagi! " Terang Irsyad membuat arista mencebik"eh Irsyad, seterah mama lah mama mau ajari apa yang penting dia tau bagaimana melayani suaminya sayang! "
" Ma, sudahlah zenny juga umurnya. Masih di bawah 17+ kita harus. Maklumin aja!.. Soal itu mah nanti ngalir sendiri. " Celetuk radit
"Tapi, pa kalau kaya gini kapan, kita gendong cicitnya ! " Protes arista
"Cicit.. Cucu kali bu! " Seru radit
"Oh ya hampir lupa!, cucu mama mau punya cucu banyak pokoknya dari kalian berdua! " Matanya menatap irsyad dan zenny, membuat zenny. Menoleh ke arah aca dan ia berbisik
"Sumpah, aku tidak mengerti gimana orang bisa hasilkan anak banyak" Polos zenny"aku pun, sama tapi setahu aku.kalau mau banyak anak mending minum jamu! Kaya ibu-ibu yang di desa kita loh pasti punya anak" Sahut aca zenny hanya mengangguk sungguh. Ia tidak tahu sekali. Apa. Yang di maksud mainan di kasur dan menghasilkan anak,
"Kalau, mau banyak anak ma.. Kalian harus olahraga kasur tiap hari syad! " Saran radit setelah selesai makannya. Ia sedikit terkekeh "ya makanya. Kalian nya harus olahraga kasur! Setiap hari! " Desak arista membuat zenny berkerut kening "ma.. Olahraga kasur jadi, olahraga nya di kasur gitu? "Tanya zenny polos
"Nanti, abang jelaskan! Ya " Sahut irsyad seraya menepuk pelan puncak kepala. Sang gadis tersebut
"oh ya bang, abang bilang kemarin mau main kuda -kudaan! Tapi semalam kita ngga main, kuda kudaan! " Protes zenny yang dimana mata Irsyad langsung. Berbinar seperti ada cahaya ilahi eh maksud nya-- cahaya matahari di kedua manik Irsyad tersebut,
"Kamu beneran mau? " Tanya arista antusiasme "ya aku, mau tapi jangan sekarang ya bang soalnya aku. Mau sekolah" Timpal. Zenny ia tersenyum sedikit ke irsyad yang sudah. Menerawang jauh ke langit ke tujuh--
"Akhirnya dia, ngerti juga. " Syukur radit ia menoleh ke arah irsyad yang, baru tersadar atas lamunannya "tapi, agak sakit loh dek kamu emang mau? " Tanya irsyad memastikan membuat zenny berkerut kening,
"Agak sakit?.. Lah bukan nya kita main kuda -kudaan abang yang jadi kudanya kan? " Tanya zenny berkerut kening "ya.. Kamu yang jadi kudanya! " Timpal irsyad zenny terdiam ia mencerna apa perkataan -- Irsyad lalu ia membayangkan kalau ia yang jadi, kudanya dan Irsyad yang menunggangi nya. Membuat dirinya sebel sekali. Zenny menoleh ke arah Irsyad. dengan perasaan jengkel sekali,
"Abang, itu tega sekali? Udah tau badan abang besar masa abang yang nungagin aku!.. Aku maunya aku yang nibani abang! " Protes nya
"Ngga, bisa dong sayang ngga bisa masuknya kalau gitu! " Sahut irsyad menimbulkan rasa penasaran bagi zenny " Masuk apaan. Sih bang tinggal. Tindihin juga! Pokoknya aku ngga mau di tindihin! " Tegas zenny
"ya deh, abang ngalah kamu yang jadi pemimpin nya! " Pasrah Irsyad membuat zenny senang bukan kepalang, "okay.. Nanti kita main habis aku pulang sekolah, " Arista tersenyum gemas begitupun radit.
"Kalian mau mainnya, di rumah mama atau rumah kalian ? "Tanya arista
"Rumah mama aja ya sayang? " Irsyad menoleh ke zenny yang sedang mengelap. Bibirnya dengan tisu "aku, sih terserah abang aja " Sahut zenny polos
"lebih, baik disini aja syad biar ada kenangan nya. Kalau kamu main lagi kesini siapa tau nanti. Istri kamu udah hamil waktu itu.. Jadi kalian bisa tau kan awal mula nya kalian itu--" Timpal radit
"Oh yaudah rumah ini aja, baru malam nya kita pulang " Irsyad mengangguk pelan. Fokusnya pindah ke layar ponselnya yang bergetar menunjukkan kontak "unknown number" Kerutan di wajah. Irsyad muncul membuatnya. Melirik ke arah radit "siapa syad? "Tanya radit saat melihat kerutan di dahi irsyad.
" Unknown number.. Pa.. " Sahut irsyad membuat zenny berkerut kening "unknown number? Kalau ngga salah nomor yang ngga di kenal. Ya zen? " Tanya aca zenny menggedik kan bahunya tidak tahu,
"Angkat, terus speaker nya di aktifkan! Papa mau dengar juga! " Titah irsyad. Yang langsung menggeser ikon. Telefon berwarna hijau yang muncul di layar ponselnya ia mengaktifkan speaker tersebut. Langsung terdengar suara wanita.
"𝗛𝗮𝗹𝗼, 𝘀𝗮𝘆𝗮 𝗺𝗶𝗻𝘁𝗮 𝗽𝗲𝗿𝘁𝗮𝗻𝗴𝗴𝘂𝗻𝗴 𝗷𝗮𝘄𝗮𝗯𝗮𝗻 𝗸𝗲 𝗸𝗮𝗺𝘂. 𝗞𝗮𝗿𝗻𝗮 𝘀𝗮𝘆𝗮 𝗵𝗮𝗺𝗶𝗹 𝘂𝗹𝗮𝗵 𝗯𝗮𝗽𝗮𝗸 𝗺𝘂 𝗶𝘁𝘂. 𝗦𝗮𝘆𝗮 𝗟𝗖, 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶 𝘀𝗲𝘄𝗮 𝗯𝗮𝗽𝗮𝗸𝗺𝘂 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗸𝗲𝗺𝗮𝗿𝗶𝗻 𝘀𝗮𝘆𝗮 𝗺𝗶𝗻𝘁𝗮 𝘂𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗲𝗯𝘂𝘀𝗮𝗻! " Suaranyaa terdengar bergetar tapi lantang, suara wanita yang menurutnya tidak asing. Seperti suara wanita-- itu Irsyad langsung. Menjernihkan pikirannya, untuk tidak mengungkit masa lalunya dan fokus. Pada masalah sekarang, "𝗺𝗮𝗸𝘀𝘂𝗱, 𝗮𝗻𝗱𝗮 𝗮𝗽𝗮 𝘆𝗮? 𝗕𝗮𝗽𝗮𝗸 𝘀𝗮𝘆𝗮? 𝗛𝗮𝗺𝗶𝗹𝗶 𝗮𝗻𝗱𝗮? " Irsyad berkerut kening,
Wanita itu terhenti. Sejenak lalu ia mengambil napas dalam-dalam suara. Lelaki tersebut tampak tidak asing sekali di pendengaran nya-- "𝘀𝘂𝗱𝗮𝗵, 𝘀𝗮𝘁𝘂 𝗧𝗮𝗵𝘂𝗻 𝗯𝗲𝗿𝘁𝘂𝗿𝘂𝘁. 𝗕𝗮𝗽𝗮𝗸 𝗮𝗻𝗱𝗮, 𝗺𝗲𝗺𝗮𝗸𝗮𝗶 𝘀𝗮𝘆𝗮 ... 𝗵𝗶𝗻𝗴𝗴𝗮 𝘀𝗮𝘆𝗮-- 𝗵𝗮𝗺𝗶𝗹 " Ujarnya dengan suara serak khas tangisan "𝘀𝗮𝘆𝗮, 𝗺𝗶𝗻𝘁𝗮 𝗮𝗹𝗮𝗺𝗮𝘁 𝗿𝘂𝗺𝗮𝗵 𝗸𝗮𝗺𝘂.... 𝗬𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶 𝗸𝗼𝘁𝗮 𝗶𝘁𝘂. 𝗨𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗺𝗲𝗺𝗶𝗻𝘁𝗮 𝗽𝗲𝗿𝘁𝗮𝗻𝗴𝗴𝘂𝗻𝗴 𝗷𝗮𝘄𝗮𝗯 𝗸𝗮𝗻!.. 𝗔𝗸𝘂 𝗺𝗮𝘂 𝗻𝗴𝗮𝗯𝗿𝗼𝘀𝗶 𝗸𝗮𝗻𝗱𝘂𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗶𝗻𝗶, 𝗮𝗸𝘂 𝗯𝘂𝘁𝘂𝗵 𝗯𝗶𝗮𝘆𝗮! "
"𝗞𝗮𝗹𝗮𝘂, 𝗮𝗻𝗱𝗮 𝗺𝗮𝘂 𝗻𝗴𝗮𝗯𝗿𝗼𝘀𝗶 𝗮𝗻𝗮𝗸 𝘀𝗮𝘆𝗮 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗺𝗮𝘂 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗮𝘀𝗶𝗵 𝘂𝗮𝗻𝗴𝗻𝘆𝗮 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗮𝗻𝗱𝗮 !.. 𝗔𝗻𝗱𝗮 𝘁𝗮𝘂 𝗮𝗽𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗽𝗮𝗹𝗶𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗿𝗱𝗼𝘀𝗮 𝗺𝗲𝗺𝗯𝘂𝗻𝘂𝗵 𝗻𝘆𝗮𝘄𝗮 𝗯𝗮𝘆𝗶-- 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗷𝗲𝗹𝗮𝘀 - 𝗷𝗲𝗹𝗮𝘀 𝗶𝗮 𝘁𝗮𝗸 𝘀𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗮𝗽𝗮 𝗽𝘂𝗻! ' itu suara radit yang berkata seperti itu "𝗸𝗮𝗹𝗮𝘂, 𝗸𝗮𝘆𝗮 𝗴𝗶𝘁𝘂... 𝗔𝗸𝘂 𝗻𝗴𝗴𝗮 𝗯𝗮𝗸𝗮𝗹 𝗴𝘂𝗴𝘂𝗿𝗶𝗻 𝗸𝗮𝗻𝗱𝘂𝗻𝗴𝗮𝗻. 𝗜𝗻𝗶 𝗮𝗱𝗮 𝘀𝗮𝘁𝘂 𝘀𝘆𝗮𝗿𝗮𝘁! "
"𝗔𝗽𝗮 𝘀𝘆𝗮𝗿𝗮𝘁𝗻𝘆𝗮? " Suara irsyad terdengar serak khas menahan tangis "𝗸𝗮𝗹𝗶𝗮𝗻, 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗵𝗮𝗿𝘂𝘀 𝗺𝗲𝗻𝗷𝗮𝗴𝗮 𝗮𝗻𝗮𝗸 𝗶𝗻𝗶. 𝗞𝗮𝗹𝗮𝘂 𝗱𝗶𝗮 𝘀𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗹𝗮𝗵𝗶𝗿 𝗮𝗸𝘂 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮--𝗺𝗲𝗺𝗶𝗻𝘁𝗮 𝘀𝗲𝗽𝗲𝗿𝘁𝗶 𝗶𝘁𝘂 𝘀𝗶𝘀𝗮𝗻𝘆𝗮.. 𝗧𝗶𝗱𝗮𝗸 𝘂𝘀𝗮𝗵.. 𝗔𝗻𝗴𝗴𝗮𝗽 𝘀𝗮𝗷𝗮 𝗶𝘁𝘂 𝘁𝗮𝗻𝗴𝘂𝗻𝗴 𝗷𝗮𝘄𝗮𝗯 ! " Sahut wanita itu dengan suara serak"𝗸𝗮𝗻𝗱𝘂𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗮𝗻𝗱𝗮 𝗺𝗲𝗺𝗮𝗻𝗴, 𝗯𝗲𝗿𝗮𝗽𝗮 𝗯𝘂𝗹𝗮𝗻? " Suara irsyad terdengar lagi
" 𝗹𝗶𝗺𝗮 𝗯𝘂𝗹𝗮𝗻! "
"𝗞𝗮𝗹𝗮𝘂 𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗹𝗮𝗵𝗶𝗿 , 𝗮𝗻𝗮𝗸 𝗶𝘁𝘂 𝘁𝗼𝗹𝗼𝗻𝗴 𝗸𝗶𝗿𝗶𝗺 𝗸𝗲 𝗮𝗹𝗮𝗺𝗮𝘁 𝘆𝗮𝗻𝗵 𝘀𝗮𝘆𝗮 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗸𝗮𝘀𝗶𝗵. 𝗗𝗮𝗻 𝗸𝗶𝘁𝗮 𝘀𝗲𝗹𝗲𝘀𝗮𝗶 𝗺𝗮𝘀𝗮𝗹𝗮𝗵𝗻𝘆𝗮. "
"𝗕𝗮𝗶𝗸 𝘁𝗶𝗴𝗮 𝗯𝘂𝗹𝗮𝗻 𝗹𝗮𝗴𝗶, 𝗦𝗮𝘆𝗮 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗽𝗲𝗿𝗴𝗶 𝗸𝗲 𝗸𝗼𝘁𝗮.. 𝗧𝗮𝗽𝗶 𝘁𝗼𝗹𝗼𝗻𝗴 𝗸𝗮𝘀𝗶𝗵 𝘀𝗮𝘆𝗮 𝘂𝗮𝗻𝗴 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗽𝗲𝗴𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘀𝗮𝘆𝗮..! "
"𝗧𝗮𝗽𝗶, 𝗸𝗮𝗺𝘂 𝗷𝗮𝗻𝗷𝗶 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗺𝗲𝗻𝗴𝘂𝗴𝘂𝗿𝗶 𝗸𝗮𝗻𝗱𝘂𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗸𝗮𝗺𝘂? " Suara Arista terdengar jelas di kuping wanita itu "𝘆𝗮 𝘀𝗮𝗷𝗮 𝗷𝗮𝗻𝗷𝗶, 𝗽𝗮𝘀𝘁𝗶 𝗸𝗮𝗹𝗮𝘂 𝘀𝗮𝘆𝗮 𝗵𝗮𝗺𝗶𝗹 𝘀𝗲𝗿𝘃𝗲𝗿 𝘀𝗮𝘆𝗮 𝗻𝗴𝗴𝗮 𝗲𝗻𝗮𝗸. 𝗕𝘂 𝘀𝗮𝘆𝗮 𝗯𝘂𝘁𝘂𝗵 𝘂𝗮𝗻𝗵 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗮𝘀𝗶𝗵 𝗺𝗮𝗸𝗮𝗻. 𝗔𝗻𝗮𝗸 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗮𝗱𝗮 𝗱𝗶 𝗸𝗮𝗻𝗱𝘂𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘀𝗮𝘆𝗮! "
"𝗞𝗶𝗿𝗶𝗺 𝗻𝗼 𝗿𝗲𝗸𝗲𝗻𝗶𝗻𝗴 𝗸𝗮𝗺𝘂, 𝘀𝗮𝘆𝗮 𝘁𝗿𝗮𝗻𝘀𝗳𝗲𝗿 𝗵𝗮𝗿𝗶 𝗶𝗻𝗶"𝘁𝗲𝗿𝗶𝗺𝗮𝗸𝗮𝘀𝗶𝗵 𝗯𝗮𝗻𝘆𝗮𝗸 𝗯𝘂 𝗽𝗮𝗸"
"𝗦𝗮𝗺𝗮-𝘀𝗮𝗺𝗮.. 𝗦𝗮𝘆𝗮 𝗺𝗶𝗻𝘁𝗮 𝗺𝗮𝗮𝗳 𝗮𝘁𝗮𝘀 𝗻𝗮𝗺𝗮 𝗯𝗮𝗽𝗮𝗸 𝘀𝗮𝘆𝗮! "
"𝗦𝘂𝗱𝗮𝗵, 𝗷𝗮𝗱𝗶 𝘂𝗿𝘂𝘀𝗮𝗻 𝘀𝗮𝘆𝗮 𝗽𝗮𝗸 𝘀𝗮𝘆𝗮 𝗸𝗮𝗻 𝗟𝗖! "
"𝗛𝗺𝗺.. 𝗨𝗱𝗮𝗵 𝘀𝗮𝘆𝗮 𝘁𝗿𝗮𝗻𝘀𝗳𝗲𝗿 𝘆𝗮! "
"𝗠𝗮𝗸𝗮𝘀𝗶𝗵 𝗯𝗮𝗻𝘆𝗮𝗸 𝗮𝘁𝘂𝗵 𝗽𝗮𝗸.. "
"𝗦𝗮𝗺𝗮 𝘀𝗮𝗺𝗮, 𝗶𝗻𝗴𝗮𝘁 𝗷𝗮𝗻𝗷𝗶 𝗸𝗶𝘁𝗮! "
"𝗬𝗮"
Irsyad mematikan sambungan telefon tersebut. Ia menoleh ke zenny yang sudah selesai sarapannya. "Syad.kamu beneran mau rawat anak itu? " Tanya radit
"Bagaimana pun dia adik, Irsyad pa.. Kamu ngga masalah kan sayang" Irsyad menatap penuh kasih sayang ke zenny Yang mengangguk kecil "sekalian kita belajar, juga jadi orangtua pa sebelum nantinya.. Kita punya anak " Imbuh Irsyad
"Apa, pun itu papa sama mama mau cepetan punya. Cucu dari kalian.. Berdua ! " Seru radit
"Ya, sayang tapi sebelum itu kalian resepsi dulu.. Kakek kamu syad yang di belgia sudah nanyain kapan... Kamu resepsi nya nanti. dia bawa chef khusus dari belgia untuk buatkan. Hidangan khas belgia untuk cucu tersayangnya " Ucap Arista
"Oh ya, ma gimana kabar kakek? Baik baik aja kan? " Tanya irsyad
"Ya baik dong! "
"Syukur alhamdulillah, terus kakek kapan pulangnya? " Tanya irsyad antusias
'Minggu depan syad" sahut radit "oh.. "
Tatapan irsyad tetumbuk. Pada zenny yang sedari tadi terdiam. Saja membuat irsyad bertanya "kamu kenapa sayang? "
"Suara.. Wanita tadi kayanya aku, kenal bang! "
"Siapa? Yang tadi di telefon? "Tanya Irsyad
" Kaya.. Suara.. " Aca terhenti ia melirik ke irsyad takut Irsyad tersinggung atas kejadian waktu itu, "siapa dek? " Tanya irsyad penasaran
"oh ya bang. Lebih baik kita pergi udah jam tujuh nanti aku telat! " Usaha yang bagus untuk mengalihkan pembicaraan Irsyad ia mengangguk Pelan "ma.. Pa. Kita pergi dulu ya" Tangan irsyad menerima uluran tangan radit ia menyalaminya dan mencium punggung tangan radit dan Arista. Begitu juga zenny " Hati-hati ya sayang! "Ucap arista
" Ya ma.. "
*... *
Irsyad, menoleh ke arah zenny yang duduk di sebelahnya. Mobil sport milik irsyad sudah melesat jauh meninggal kan rumah keluarga Tirtayasa.
"Dek! " Panggil irsyad ia memberhentikan mobilnya di tepi jalan membuat Zenny berkerut kening . Ia menatap irsyad yang wajah tampannya-- kini muram . "Bang, abang kenapa? " Tanya zenny Irsyad tidak menggubris ia langsung melingkar kan. Tangan kekarnya di badan sang gadis. irsyad menenggelamkan wajahnya. di dada sang gadis zenny mengusap pelan rambut klimis yang sudah pakai gel rambut. Tersebut. "Biarin abang, peluk kamu sebentar ya! " Pinta Irsyad "ya bang,"
"Ddrrrttt!! "
Ponsel irsyad bergetar lagi, menampilkan kontak "unknown number " Lagi? Batin irsyad ia langsung menggeser ikon telefon. berwarna hijau suara lelaki sangar menyambut nya,
"𝗦𝗲𝗹𝗮𝗺𝗮𝘁 𝘀𝗶𝗮𝗻𝗴, 𝘀𝗮𝘆𝗮 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗽𝗶𝗵𝗮𝗸 𝗯𝗮𝗻𝗸 𝗺𝗮𝘂. 𝗠𝗲𝗻𝗴𝗮𝗯𝗮𝗿𝗸𝗮𝗻 𝗸𝗮𝗹𝗮𝘂 𝗯𝗮𝗽𝗮𝗸 𝘄𝗶𝗿𝗮 𝘀𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗺𝗲𝗺𝗶𝗻𝗷𝗮𝗺 𝘂𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶 𝗯𝗮𝗻𝗸 , 𝗹𝗲𝗯𝗶𝗵 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗱𝘂𝗮 𝘁𝗮𝗵𝘂𝗻 𝘀𝘂𝗱𝗮𝗵 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗱𝗶 𝗯𝗮𝘆𝗮𝗿.. 𝗛𝗮𝗿𝗮𝗽 𝗽𝗮𝗸 𝗶𝗿𝘀𝘆𝗮𝗱 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝗮𝗻𝗮𝗸𝗻𝘆𝗮 𝘀𝗮𝘆𝗮 𝗺𝗼𝗵𝗼𝗻.. 𝗣𝗮𝗸 𝗶𝗿𝘀𝘆𝗮𝗱 𝗯𝗮𝘆𝗮𝗿.. 𝗕𝗲𝗿𝘀𝗲𝗿𝘁𝗮 𝗯𝘂𝗻𝗴𝗮 𝗻𝘆𝗮! " Irsyad berkerut kening
"𝗛𝘂𝘁𝗮𝗻𝗴 𝗮𝗽𝗮?.. 𝗣𝗮𝗸 𝘀𝗮𝘆𝗮 𝗯𝗲𝗻𝗮𝗿-𝗯𝗲𝗻𝗮𝗿 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝘁𝗮𝗵𝘂 𝗮𝗽𝗮 𝗽𝘂𝗻. 𝗞𝗲𝗻𝗮𝗽𝗮 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗸𝗮𝗯𝗮𝗿𝗶 𝗯𝗮𝗽𝗮𝗸 𝘀𝗮𝘆𝗮? 𝗞𝗲𝗻𝗮𝗽𝗮 𝗸𝗮𝗯𝗮𝗿𝗶 𝘀𝗮𝘆𝗮? "
"𝗞𝗮𝗿𝗻𝗮, 𝗽𝗮𝗸 𝘄𝗶𝗿𝗮 𝘀𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗕𝗶𝗹𝗮𝗻𝗴 𝗸𝗮𝗹𝗮𝘂 𝘀𝗲𝗺𝘂𝗮𝗻𝘆𝗮. 𝗔𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗶 𝗯𝗮𝘆𝗮𝗿 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗽𝗮𝗸 𝗶𝗿𝘀𝘆𝗮𝗱 𝗷𝗮𝗱𝗶 𝘀𝗮𝘆𝗮 𝗺𝗼𝗵𝗼𝗻. 𝗞𝗲𝗿𝗷𝗮 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝗻𝘆𝗮 𝗽𝗮𝗸 𝗶𝗻𝗶 𝘀𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗺𝗮𝘀𝘂𝗸 𝘁𝗲𝗺𝗽𝗼 𝗽𝗲𝗺𝗯𝗮𝘆𝗮𝗿𝗮𝗻 𝗻𝘆𝗮! "
"𝗕𝗲𝗿𝗮𝗽𝗮 𝗷𝘂𝘁𝗮? " 𝗧𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗜𝗿𝘀𝘆𝗮𝗱
"𝗕𝗲𝗿𝘀𝗲𝗿𝘁𝗮 𝗯𝘂𝗻𝗴𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗵𝗮𝗿𝘂𝘀. 𝗗𝗶 𝗯𝗮𝘆𝗮𝗿 𝗷𝗮𝗱𝗶 𝟳𝟬𝟬𝗷𝘂𝘁𝗮! "
"𝗔𝗽𝗮? "
"𝗬𝗮 𝗽𝗮𝗸 "
"𝗦𝗮𝘆𝗮 𝘁𝗿𝗮𝗻𝘀𝗳𝗲𝗿, 𝘀𝗶𝗮𝗻𝗴 𝗶𝗻𝗶! "
"𝗧𝗲𝗿𝗶𝗺𝗮𝗸𝗮𝘀𝗶𝗵 𝗽𝗮𝗸 𝗮𝘁𝗮𝘀 𝗸𝗲𝗿𝗷𝗮𝘀𝗮𝗺𝗮𝗻𝘆𝗮"
"𝗦𝗮𝗺𝗮-𝘀𝗮𝗺𝗮! "
Irsyad menghela napas kasar.lalu mengguyar rambutnya. Terlihat berantakkan zenny termenung sebentar jarinya sibuk menguliti satu sama lain,
"Bang, lebih baik aku.. Berhenti sekolah.. Biar aku bantu abang, kerja gimana? Sekolah bukan hal untuk menuju ke suksesan bang, lebih baik aku bantu abang! " Suaranya bergetar menahan gejolak hati nya tapi terdengar lantang sekali,
"Ngga! " Pekik irsyad tanpa sadar meninggi suaranya "kamu harus. Sekolah! . .. Ngga boleh ngga! ..."
"Bang!, irsyad... Aku akan tetap sekolah... Tapi izinkan aku kerja! Jadi pegawai di supermarket aja gimana? Yang siftnya sore sampe malem? " Tawar Zenny "ngga abang, bilang sekali ngga ya tetap ngga-ngga!... Sayang abang mau , lihat kamu sekolah dan bahagia seperti yang abang lakukan dulu! "
"Bang, dengan kita sama - sama berkerja. Beban yang abang, tanggung akan meringan seiring berjalannya waktu! " Irsyad tidak menggubris ia kembali menyalakan, mesin mobilnya kembali ia membawa mobilnya dengan kecepatan mobil yang, di atas rata rata kecepatan mobil lainnya.
"bang! " Suaranya memecah kan keheningan.
"Aku, mohon bang! " Pinta gadis itu dengan mata yang berkaca-kaca ia. Mengenggam tangan irsyad. Tangannya berair jelas. Ia menatap Irsyad dengan perasaan yang bergemuruh
"bang!, aku hanya minta itu! Saja aku punya cita-cita yaitu... Untuk tidak . .. Bergantung ke siapa pun termasuk abang-- bang aku tidak ingin di jatuhi jadi.. Aku mohon! Perlakukan aku seperti musuh abang-- jahati aku, karna aku... Adalah pelunas hutang keluarga abang! Jadi-- sama aja abang beli aku, " Gadis itu menatap dengan kedua bola mata, yang merah seperti orang menahan nangis, ada hati yang remuk di balik kata-katanya,
"Bang!, aku tidak peduli mau abang jahati aku. Tapi aku bisa minta untuk tidak.terlalu membuatku nyaman terlalu baik-- kalau ujungnya menjatuhkan aku!.. Bisakah abang . .. Buat ku tidak nyaman? " Suaranya serak kedua matanya menatap irsyad dengan. penuh kebencian ada hati yang remuk, di tatapan nya. "Bang!... Jawab aku! "
Irsyad menepikan, mobilnya lalu ia memberhentikan mobilnya tepat di depan pintu gerbang sekolah sma favorit tersebut.
"Dek, kamu sudah terlalu terluka.. Sayang tidak ada gunanya abang, melukai kamu.. Dan hancurkan kamu! " Irsyad dengan pelan mengusap wajah gadis itu dengan tangannya ia mengusap pelan surai gadis itu yang, di kuncir kuda.
"Bang!, biarkan aku mandiri.. Agar kalau abang suatu saat nanti tersadar dalam mimpi abang. Betapa sialnya memiliki istri sepertiku dan --" Ia berhenti sejenak mengambil napas panjang " Menginginkan kita, pisah aku bisa berusaha sendiri , untuk bangkit kembali, jadi jangan buat aku terlalu berharap!.. " Irsyad menatap kedua mata gadis itu lekat ia menangkup. Wajah gadis itu dengan telapak tangannya, "kamu.udah abang beli dek!... Jadi kamu milik abang sayang! " Sahut irsyad
"Bang, sadar ngga sih kita.. Saling sakiti sama lain? Abang nikahi aku hanya, untuk membayar kesalahan adik, abang hanya karna kasihan bang!.. Aku mau mending kita akhiri aja sebelum akhirnyaaa dua -duanya sakit" Suara nya terdengar parau, ada hati yang remuk di dalamnya.
"Siapa, bilang sakiti sama lain? Abang sayang kamu sayang udah dari lama! " Sahut irsyad ia sempat terkekeh sejenak namun, tidak dengan sosok-- yang sedang berkecamuk hatinya. "Dek, kita sudah sampai.. Lebih baik kamu turun dengar abang ya apa pun. Itu kita lalui bersama!! " Irsyad memeluk sang gadis membuat. Tangisan yang ia tahan luruh seketika itu juga. "Jangan.pernah rintiikkan air mata kamu yang, berharga ini untuk hal yang tidak berharga itu! " Ucapnya ia mengusap pelan puncak kepala gadis. Tersebut,
🙏