Setelah melewati pernikahan selama empat tahun, semia kebahagiaan seakan sirna hanya karena belum bisa menghadirkan buah hati yang diidamkan oleh keluarga besar mereka. Terutama keluarga besar suaminya Jayandru Kertanegara
Ditambah lagi kesibukan mereka berdua yang makin menggila, pernikahan yang dulunya penuh cinta bisa terasa hampa.
Belum lagi keinginan Mama Jayandru yang menginginkan mantan kekasih Jayandru yang dulu menjadi istri putranya.
"Dia bisa memberikan Dru, anak, Nara. Keluarga Dru butuh pewaris."
**semoga suka, ya**
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Satu persatu terkuak
Nara sempat melihat bosnya ada di tempat yang sama ketika akan keluar dari restoran ala Timur Tengah itu. Si bos untungnya tidak.sedang melihatnya, jadi dia ngga perlu bersikap ramah.
Ternyata dia jadi ke sini juga, batinnya sambil terus melangkah bersama Jayandru. Tangannya digandeng laki laki itu.
Jayandru menjalankan mobilnya pelan, karena masih cukup waktu untuk kembali ke kantor Nara dan kantornya.
"Kapan kamu akan mengantar oleh oleh buat mama?" tanya Jayandru mengingatkan.
"Oh iya." Nara benar benar lupa.
"Bagaimana kalo malam ini saja?" usul Jayandru.
"Kamu ngga lembur?"
"Kalo di jadwal ngga ada, sih. Jam tujuh aku udah bisa pulang ke rumah."
"Oke."
Jayandru mengu sap puncak kepala Nara perlahan. Nara tersenyum. Perlakuan Jayandru yang selalu membuatnya sulit move on.
Mobil kembali melaju ke kantor Nara.
"Nanti malam, ya, sayang." Jayandru menci um kening Nara, kemudian bibirnya sekilas.
Wajah Jayandru menjauh, dia tersenyum melihat pipi Nara yang merona.
"Selamat bekerja, ya, sayang." ucapnya setelah membantu Nara membuka seatbeltnya.
Nara mengangguk pelan Jantungnya berdetak ngga seirama.
Jayandru keluar dari mobilnya, kemudian membukakan pintu mobil Nara.
Lagi Jayandru mengecup lembut kening Nara sebelum membiarkannya pergi.
*
*
*
Jayandru mengaktifkan headsetnya ketika maminya menelponnya.
"Dru, bisakah kamu nyari keberadaan Monica? Mami dan maminya ngga bisa menghubunginya." Suara maminya terdengar panik.
"Sejak kapan, mam?" Dia tidak melihat Monica sepanjang hari ini.
"Sejak jam makan siang."
Jayandru terdiam.
"Mami pikir kamu makan siang dengan Monica. Aduh bagaimana ini?" Maminya semakin panik.
"Ya, mam. Nanti aku bantu nyari."
"Cari sampai ketemu, Dru. Mami khawatir, kata maminya sejak semalam Monica kelihatan sedih. Pasti karena Nara yang menemui kamu." Suara maminya terdengar kesal.
"Nara istriku, mam. Aku malah senang dia menyusul." Jayandru mencoba sabar.
"Kenapa Nara tiba tiba menemui kamu. Dia tau bakal kamu ceraikan?" ketus maminya. Dia semakin marah karea sekarang putranya terang terangan membela istrinya-Nara di depan matanya
"Aku dan Nara baik baik saja, mam." Jayandru mulai gerah. Pernikahannya dengan Nara ngga akan ada masalah kalo saja maminya tidak memaksakan kehendaknya.
"Baik baik bagaimana? Kalian ngga punya anak. Pernikahan tanpa anak itu hampa." Maminya berkata sengit.
"Aku hanya butuh Nara, mam. Aku bisa adopsi anak."
"DRU!" Nafas maminya terdengar tersengal.
Hal ini yang selalu membuat Jayandru bimbang.
"Sudah dulu, ya, mam. Aku akan nyari Monica." Jayandru langsung menoffkan headsetnya.
Mobil Jayandru memasuki gerbang perusahaannya. Kemudian mendekati pegawai yang menjaga palang pintu.
"Pak, mobil Bu Monica tadi keluar ngga waktu makan siang?" tanya nya.
"Saya periksa dulu, pak," ucapnya setelah membuka palang pintu untuk mobil Jayandru.
Ngga lama kemudian pegawai itu menghampiri mobil Jayandru.
"Pak, Nona Monica belum keluar sejak jam makan siang."
Dia masih di basemen? Ngapain?
"Oooh.... Bisa bantu saya menemukan mobil Bu Monica?"
"Bisa, pak. Sebentar saya minta teman saya untuk menggantikan tugas saya."
"Oke. Saya parkir mobil saya di depan dulu."
"Siap, pak."
Beberapa menit kemudian Jayandru dan petugas palang pintu mulai menyusuri basemen.
Jayandru yakin kalo mobil Monica pasti terparkir ngga jauh dari mobilnya. Seperti kebiasaannya.
Ternyata firasatnya benar. Mereka menemukan mobil Monica. Mobil itu terparkir ngga jauh dari keberadan mobil Jayandru.
Jayandru yakin tadi dia melewati mobil Monica saat pergi makan siang.
Dia pun mengintip kaca jendela yang gelap itu. Dia terkejut melihat Monica yang pingsan.
"Tolong kasih rekaman video cctv selama jam makan siang ke saya," perintahnya sambil menatap petugas palang dengan tatapan serius.
"I iya pak."
Jayandru mencoba membuka pintu mobil Monica, apakah terkunci atau tidak.
Dia terkejut, pintu mobil itu langsung terbuka.
Tidak terkunci Tapi kenapa?
Jayandru ngga sempat berpikir. Dia kaget melihat keadaan Monica. Di pipinya terdapat belas tamparan. Jayandru segera menggendong Monica menuju mobilnya.
Petugas palang pintu mengikuti Jayandru yang sedang berjalan cepat ke arah mobilnya. Kemudian membantu Jayandru membuka pintu mobilnya.
"Ini nomer ponsel saya. Kirimkan filenya ke nomer saya," ucap Jayandru setelah membaringkan Monica di jok belakang mobilnya. Dia menutup pintu mobil.
"Ya, pak."
Dengan terburu buru Jayandru menjalankan mobilnya.
Kondisi Monica sangat menyedihkan. Dia yakin mantannya ini sudah dilecehkan.
Tapi siapa? Jayandru membatin sambil berpikir
Andi? batinnya lagi. Tersangkanya mengerucut pada mantan suami Monica.
Jayamdru menghembuskan nafas panjang
Gadis itu masih bernafas walau agak lemah.
Jayandru segera menelpon pihak rumah sakit agar saat dia datang, semua yang dibutuhkan sudah tersedia.
Setelahnya, Jayandru pun menelpon maminya.
"Ada apa, Dru?"
"Aku sedang nyetir ke rumah sakit, mam."
"Siapa yang sakit? Jangan bilang kamu sedang bersama Nara!" tuduh maminya dengan suara kesal.
Jayandru menghela nafas kesal.
Kenapa maminya selalu saja menuduh Nara.
"Aku bersama Monica, Mam. Dia pingsan. Sepertinya dia sudah dilecehkan."
"Apa? Kamu yakin?" Maminya sangat shock. Jayandru berharap jantung maminya ngga apa apa.
"Mam, kabari Mami Monica. Aku sudah sampai di rumah sakit." Jayandru menoffkan headsetnya.
Tenaga medis dan brankar sudah menunggu kedatangan Jayandru. Hingga setelah melihat Jayandru, beberapa tenaga medis mendekat dan membantu mengangkat tubuh Monica. Selang oksigen segera dipasangkan pada Monica.
Gadis itu langsung dilarikan ke ICU.
Jayandru menelpon asistennya.
Handle pekerjaanku. Aku sekarang di rumah sakit.
Tidak lama kemudian balasan pesan dari asistennya datang.
Siap pak bos.
Jayandru berdiri dengan menyandarkan tubuhnya ke dinding. Satu kakinya ditekuk sedangkan tangannya tampak ragu sambil memperhatikan profil Nara.
Dia ngga mungkin menelpon Nara di saat jam kerja begini. Jayandru pun mengetikkan pesan. Dia tidak ingin merahasiakan apa pun dari Nara.
Nara, aku sedang di rumah sakit.
Balasan Nara datang.
Kamu kenapa? Maaf, aku pengen telpon, tapi ngga bisa." Suara Nara terdengar khawatir.
Jayandru tersenyum.
Nggak apa apa. Yang sakit bukan aku. Tapi Monica. Dia seperti habis dilecehkan.
Hening Balasan Nara agak lama Jayandru tunggu.
Keadaannya sekarang gimana?
Jayandru tersenyum walau tau Nara tidak bisa melihatnya.
Masuk ICU
Setelah menuliskan pesan untuk istrinya, Jayandru mendapat kiriman kamera cctv yang dia minta dari pegawai penjaga palang pintu.
Sayang, nanti aku kabari lagi.
Balasan Nara datang lebih cepat
Oke.
Jayandru memutar rekaman cctv itu.
Dia tersenyum karena dugaannya tepat.
Pelakunya Andi, mantan suami Monica.
Bisa ga sih kak Author Monica di culik Andi di bawa pergi yg jauh ke segitiga Bermuda kek, lagian Andi sama Monica juga masih suami istri,
bikin juga Adel jantungnya kumat, stroke, biar mulutnya menyon ga bisa ngomong lagi.
Kasihan Nara tertekan karena punya Mertua GILA PARAH
waspada Jayandru, Andy mengincar istrimu
kasih nara thor jahat sekali mami dru huhuhu
nanti sangat menyesal klo kehilangan nara..
kan yg salah monica sendiri menolak ndru ..
mama adel mau nggak ya kira2 punya madu..papanha ndru nikah lagi🤔