NovelToon NovelToon
Cinta Di Bawah Hujan Season 1

Cinta Di Bawah Hujan Season 1

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Cinta Murni / Tamat
Popularitas:461
Nilai: 5
Nama Author: Rindi Tati

Di tengah derasnya hujan di sebuah taman kota, Alana berteduh di bawah sebuah gazebo tua. Hujan bukanlah hal yang asing baginya—setiap tetesnya seolah membawa kenangan akan masa lalunya yang pahit. Namun, hari itu, hujan membawa seseorang yang tak terduga.

Arka, pria dengan senyum hangat dan mata yang teduh, kebetulan berteduh di tempat yang sama. Percakapan ringan di antara derai hujan perlahan membuka kisah hidup mereka. Nayla yang masih terjebak dalam bayang-bayang cinta lamanya, dan Arka yang ternyata juga menyimpan luka hati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rindi Tati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 16

Cinta di Bawah Hujan

Pertemuan singkat dengan Karin di kafe itu menghantui pikiran Nayla berhari-hari. Kata-kata perempuan itu terngiang terus, seolah menempel di dinding hatinya: “Kamu yakin dia bisa benar-benar ninggalin masa lalunya?”

Meski Nayla ingin percaya pada Arka, benih keraguan kembali tumbuh. Malam-malamnya dipenuhi pertanyaan yang tak berujung. Ia berbaring menatap langit-langit, mendengarkan suara hujan yang jatuh di atap rumahnya, dan dalam hati bertanya-tanya: Apakah aku sedang melawan arus yang mustahil? Apakah cinta ini memang tidak seharusnya dipertahankan?

Arka menyadari ada yang berubah dari sikap Nayla. Meski Nayla berusaha tersenyum dan bersikap biasa saja, Arka bisa merasakan jarak yang perlahan kembali terbentuk. Suatu malam, saat mereka berjalan pulang setelah makan malam sederhana, Arka akhirnya membuka suara.

“Nay, aku merasa kamu makin jauh dari aku. Ada yang kamu sembunyiin?” tanyanya hati-hati.

Nayla terdiam sejenak, lalu akhirnya menghela napas panjang. “Aku ketemu Karin kemarin. Dia datang ke kafe, duduk di depanku, dan bilang hal-hal yang bikin aku ragu lagi.”

Arka menghentikan langkahnya. Matanya melebar kaget. “Karin? Dia ketemu kamu? Ngapain dia lakuin itu?”

“Aku nggak tahu,” jawab Nayla, suaranya bergetar. “Tapi kata-katanya terus kepikiran. Katanya kamu nggak akan pernah bisa ninggalin masa lalu. Dan aku… aku takut, Ark. Aku nggak mau hidup dalam bayangan orang lain.”

Arka meraih tangan Nayla dengan tegas. “Dengar aku, Nay. Aku udah mutusin masa laluku. Karin nggak punya tempat lagi di hidupku. Kalau dia masih berusaha masuk, itu bukan karena aku yang narik dia, tapi karena dia sendiri yang nggak mau pergi. Jangan biarin kata-katanya ngancurin kepercayaan kamu ke aku.”

Nayla menatap matanya, mencoba mencari ketulusan di balik ucapan itu. Ada kehangatan, ada kesungguhan. Tapi rasa takut di dalam dirinya belum benar-benar hilang.

Malam itu, hujan turun deras. Mereka berteduh di bawah sebuah halte bus. Angin dingin menerpa, tapi keheningan di antara mereka jauh lebih menusuk. Arka menatap lurus ke depan, lalu berkata dengan suara pelan tapi mantap, “Kalau aku harus buktiin lagi dan lagi, aku akan lakuin, Nay. Aku nggak peduli harus berapa kali. Yang penting, kamu percaya kalau aku beneran cuma milih kamu.”

Nayla menunduk, menahan air mata yang hampir jatuh. “Aku pengen percaya, Ark. Aku pengen banget. Tapi setiap kali aku udah mulai yakin, selalu ada hal yang bikin aku goyah.”

Arka menoleh padanya, wajahnya penuh luka sekaligus tekad. “Kalau gitu, ayo kita lawan bareng. Jangan biarin orang lain masuk di antara kita lagi. Kalau kamu ragu, tanya langsung ke aku. Jangan simpan sendiri, jangan biarin kata-kata orang lain ngancurin apa yang kita bangun.”

Hening. Yang terdengar hanya hujan yang memukul keras atap halte.

Perlahan, Nayla menyandarkan kepalanya di bahu Arka. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ia membiarkan dirinya merasa lemah di hadapan lelaki itu. “Aku takut kehilangan kamu, Ark. Itu yang paling aku takutin.”

Arka mengusap rambutnya pelan. “Kamu nggak akan kehilangan aku. Selama kamu masih mau aku ada di sini, aku nggak akan pernah pergi.”

Ucapan itu membuat Nayla terisak pelan. Dalam derasnya hujan, mereka berdua duduk diam, saling menguatkan dalam kesunyian. Tidak ada janji berlebihan malam itu, hanya sebuah tekad sederhana: bertahan, meski badai terus datang.

Beberapa hari kemudian, Nayla memberanikan diri berbicara dengan Karin secara langsung. Ia merasa harus menghadapi ketakutannya sendiri, bukan hanya bergantung pada Arka.

Pertemuan itu berlangsung di sebuah taman kota pada sore yang mendung. Karin datang dengan wajah dingin, sementara Nayla berdiri dengan langkah yang mantap.

“Aku nggak tahu apa tujuanmu terus masuk ke dalam hidupku dan Arka,” kata Nayla dengan suara tegas. “Tapi aku mau kamu tahu satu hal: aku nggak akan biarin kamu ngerusak hubungan kami lagi. Kalau Arka milih aku, itu karena dia benar-benar pengen sama aku. Jadi berhenti nyoba bikin aku ragu.”

Karin tersenyum miring, tapi ada kilatan getir di matanya. “Kamu berani juga ya ngomong kayak gini. Tapi percaya sama aku, Nay… Arka itu orang yang susah banget lepas dari masa lalu. Kamu pikir kamu bisa ngubah dia?”

Nayla menghela napas, lalu menatapnya dengan tatapan penuh keyakinan. “Aku nggak mau ngubah dia. Aku cuma mau jalanin masa depan sama dia. Dan kalau dia milih aku, berarti dia udah siap.”

Hening sesaat. Hujan rintik mulai turun, membuat suasana semakin berat. Karin akhirnya bangkit, menatap Nayla sekali lagi sebelum pergi. “Kita lihat aja nanti,” ucapnya dingin.

Nayla berdiri di sana, hujan membasahi wajahnya. Meski hatinya masih bergetar, ada kekuatan baru yang muncul dalam dirinya. Ia tahu, cinta ini bukan lagi tentang sekadar percaya pada Arka, tapi juga tentang keberaniannya sendiri untuk mempertahankan yang ia yakini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!