NovelToon NovelToon
SALAH KAMAR BERUJUNG NIKAH

SALAH KAMAR BERUJUNG NIKAH

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Playboy / Cinta Terlarang / Aliansi Pernikahan / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: Tiara Pradana Putri

"Apa-apaan nih!" Sandra berkacak pinggang. Melihat selembar cek dilempar ke arahnya, seketika Sandra yang masih berbalut selimut, bangkit dan menghampiri Pria dihadapannya dan, PLAK! "Kamu!" "Bangsat! Lo pikir setelah Perkutut Lo Muntah di dalem, terus Lo bisa bayar Gue, gitu?" "Ya terus, Lo mau Gue nikahin? Ngarep!" "Cuih! Ngaca Brother! Lo itu gak ada apa-apanya!" "Yakin?" "Yakinlah!" "Terus semalam yang minta lagi siapa?" "Enak aja! Yang ada Lo tuh yang ketagihan Apem Gue!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Pradana Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

"Kok sudah disini?" Sandra tersadar dari lamunan nya. Tak menyangka Suaminya sudah ada di sini dan kini duduk bersandar di meja berhadapan dengan Sandra yang duduk di Kursi milik Papa Armando.

"Ih kenapa duduknya disini! Sana! Pindah! Duduk disitu! Kan ada kursi!" Sandra dibuat salah tingkah.

Sambil tertawa Revano pindah sesuai arahan Sandra kini duduk di sofa. Menyilangkan kaki dan menatap Sandra yang justru kembali duduk di kursinya.

Pura-pura sibuk adalah cara Sandra mengabaikan Revano.

Revano mengulum senyum, Sedikit demi sedikit, perlahan Revano mulai memahami seperti apa seorang Angelina Casandra.

"San, are you oke?"

"Kenapa? Jangan sok tahu!" Sandra membenamkan wajahnya agar tertutup laptop.

"Keluar yuk!"

"Aku sibuk!"

"Aku juga!"

"Terus ngapain disini!"

"Karena Aku tahu, Istriku sedang tidak baik-baik saja."

Sederhana. Tapi kata-kata yang baru saja Revano utarakan sangat tepat. Sandra memang sedang tak baik-baik saja.

Saat Sandra menerima bukti-bukti mengenai sekotor apa Ibu Tirinya, Sandra hanya teringat akan satu hal. Mamanya.

Bagaimana Papa dan Mamanya begitu saling mencintai, hingga satu waktu ada ribut besar. Keduanya saling tak menyapa dan Sandra kala itu masih terlalu belia untuk tahu apa persoalan yang dihadapi kedua orang tuanya.

Namun tak lama Mama Sandra sakit dan dalam sakitnya Mama Sandra tak pernah mengeluh hingga ajal menjemput.

Sandra sejenak memejamkan kedua matanya. Rasa sakit begitu terasa meski tak tahu seperti apa kondisi sebenarnya kedua orang tuanya saat itu.

"San, Kamu gapapa?" Revano sudah berlutut dihadapan Sandra, sambil memegang sandaran kursi yang diduduki Sandra kanan dan kiri.

Kedua mata Mereka saling bertatapan. Diam. Hening. Tanpa satu kata yang terlontar dari bibir keduanya.

Seolah kebisuan menjadi cara baru berkomunikasi diantara keduanya.

"Ada Aku disini. Jangan pendam sendiri rasa sakitmu. Aku ada bukan hanya datang untuk bahagia, tapi bagi semua sesakmu denganku. Karena Aku ada tidak hanya saat bahagia."

Sandra terharu. Namun egonya masih membentengi. Kepercayaannya pernah ternodai. Kesetiaannya pernah dikhianati. Tak mudah bagi Sandra membuka hati.

"Opa, minta Kita makan malam dirumahnya. Tapi kalau Kamu mau Kita ketempat lain, Aku,-"

"Aku mau. Kita ketempat Opa saja."

Sandra tersenyum. Mencoba kembali biasa. Menutupi apa yang sebenarnya sedang menghantui perasaannya.

Tak ada lagi kata-kata, Baik Revano maupun Sandra berjalan beriringan, namun satu hal yang mengejutkan Sandra, jemarinya yang tadi menggantung bebas seiring langkah terayun, seketika terasa hangat oleh sebuah genggaman.

"Banyak pegawaimu disini. Justru Mereka aneh kalau Kita jalan masing-masing."

Benar saja, senyuman serta tundukan kepala seakan menyapa kebersamaan langkah Sandra yang bergandengan tangan dengan Revano seolah mengatakan Kami pamit dulu, Kalian bekerja yang rajin ya.

"Bisa dilepas?"

"Oke."

Revano menjalankan mobilnya kala Sandra melepas genggaman Mereka.

Entah mengapa ada dingin yang tak biasa, jemari Revano seakan kehilangan sesuatu yang sebelumnya terasa nyaman.

Dalam relung hati Sandra juga merasakan kenapa rasanya sepi dan kering saat melepas jemari Revano yang besar dan hangat.

"Opa suka buah atau kue apa?" Sandra menetralkan rasa asing seperti kehilangan dengan pertanyaan biasa, standar jika akan bertandang kerumah Mertua.

"Gak usah repot, justru Opa senang Kita sudah mau datang."

"Tapi Aku mau."

Senyum simpul Revano. Entah. Hatinya menghangat saat Sandra menyebut Aku pada dirinya sendiri. Atau nada yang biasanya tinggi barusan terasa lebih lembut.

"Opa suka nanas."

"Serius? Aku tak bercanda Revano."

"Seribu rius. Beli saja. Aku tahu nanas yang Opa sukai. Kita akan mampir ke toko buah langganan Opa."

"Aku mau denger lagu, boleh?"

"Dengan senang hati Nyonya Narendra."

Sandra mengulum bibirnya. Tak ingin Revano melihat senyum yang begitu kurang ajar ingin hadir meski sekuat tenaga Sandra tahan.

Sambil bersenandung kecil, mengikuti lagu yang diputar, Sandra menyandarkan kepalanya pada kaca jendela mobil.

"Bahuku nganggur. Jika butuh sandaran, pakai saja. Anggap Akunya lagi pindah planet."

Sandra menoleh sekilas, kemudian tawa Sandra mengembang.

"Aku senang lihat Kamu senyum apalagi tertawa."

"Gak mempan dan gak nerima gombalan Boss!"

"Terserah! Aku hanya jujur. Mau percaya atau tidak suka-suka Kamu."

Kini, Dalam mobil tak ada kata hanya alunan musik dan kedua orang yang bersenandung mengikuti alunan melodi yang sekaan menyatukan keduanya.

"Seriusan Nanas?" Sandra berdiri disamping Revano, memperhatikan Revano yang sedang mengintruksikan salah seorang pegawai toko buah agar mengupas kulit Nanas dan siap untuk dimakan. Jadi tak repot.

"Ya. Opa suka sekali Nanas. Tapi Ya Nanas ini. Entah, Aku juga tak pernah tanya alasannya."

"Lucu juga ya Opa. Tapi kayaknya seger deh!"

"Mau? Mas tolong,-"

"Nanti saja. Aku mau makan bareng Opa."

Revano mengangguk. "Kamu mau buah apa? Sekalian Kita pilih."

"Kamu sendiri gak mau pilih buah kesukaanmu."

"Bisa tebak Aku suka buah apa?" Kerling mata Revano sedikit nakal tak disadari oleh Sandra.

"Apa?"

"Masa gak tahu?"

Mata Revano mengarah pada Sandra, sontak saja Sandra mencubit lengan Revano, "Dasar Cabul!"

"HAHAHA! Pedasnya cubitan Istriku. Aku akan ingat bahwa cubitan ini pasti akan Kamu berikan lagi kalau Aku macam-macam!'

"Oh jadi ada niat mau selingkuh? Kalo gitu bukan cuma cubitan aja yang akan Ku kasih! Tapi kusunat sampe habis tak bersisa!"

"Oh, jadi Kita sudah saling menerima nih?" Revano menaikkan kedua alisnya.

Sandra tak menjawab, menyibukkan diri di aneka buah pisang.

"Oh jadi suka yang panjang dan besar?" Revano tak jera menggoda Sandra.

"Aish! Otak Lo ya!"

"Kok Lo lagi, kayaknya Kamu harus bisa manggil yang lebih sopan sama Suami?"

"Ya kali Gue manggil Bro gitu!"

"Ya ngak lah! Panggil aja Beib!"

"OH, OK. Bebek!"

Sandra lari dari Revano, seakan toko buah milik Mereka berdua, pembeli lain hanya jadi Cameo melihat kemesraan Mereka meski Mereka berdua juga tak sadar dilihat sebagai pasangan mesra begitu.

"Ini Aku tambahkan anggur saja ya."

"Ambil yang Kamu mau."

"Loh, kok Kamu yang bayar?"

"Ya gapapa. Kamu Istriku, apapun yang Kamu mau Aku belikan. Asal jangan minta belikan Suami baru!"

"Ide bagus! Kira-kira ada gak ya di online shop?"

"Berani?"

"Mas, Mbak, ini Nanasnya sudah rapi,"

"Oh ya, Makasi Mas."

"Jangan senyum." Bisik Revano.

"Kenapa?"

"Aku gak mau Mas yang ngupas Nanas jatuh cinta sama Kamu!"

"Alah! Gombalmu gembel!"

"Aku serius! Senyum Kamu manis. Dan itu hanya milik Aku."

"Ya kali Aku harus merengut gitu?"

"Begitu malah lebih aman."

"Oh ya, Nanti mampir ke Toko Kue ya."

"Oke. Kamu mau beliin suamimu kan?"

"Jangan geer. Aku mau ajak Opa makan cake. Opa suka cake apa?"

"Apa ya? Kayaknya sih gak ada yang spesifik. Eh ada deh! Dulu waktu Oma masih ada, Opa seneng banet makan Lapis Legit buatan Oma."

"Ok, Kalo gitu Pas. Nanti di Lampu merah depan belok kanan ya. Aku mau mampir beli disitu. Mereka jugal Lapis Legit yang enak. Walau gak viral tapi Papaku suka Lapis Legit di toko itu."

"Semoga Papa lekas sembuh. Pasti Opa dan Papa bakal jadi besan yang kompak. Sama-sama suka Lapis Legit!"

"Apalagi sambil main catur!"

"Papa Armando senang mau catur!"

"Jago malah!"

"Menarik!"

1
Rahma Inayah
astaga nqga jam 11 sdh mau masuk.jam makn siang..untung lahan nya mash becek.klu.gk.bs2 sandra di buat gk bs jaln
Rahma Inayah
bgus lah sandra blm hamil kedrngan tamu bulanan jd klu dia pny ank nnt gk hasil zina
Rahma Inayah
ya kali opa.di.suruh nikah lgi..🤭🤭 ada2 aja vano
Rahma Inayah
sm2 pangan bar bar tp sllu kompak
Rahma Inayah
ada2 aja drma pasutri setiap pgi
Rahma Inayah
vano omes nya ..gk.ketulungan lmw sandra luluh dan jatuh cnt
Rahma Inayah
si vano dasr muka tembok ..lm bucin jg sandra
Rahma Inayah
lbh nikah sm vano km sandra biar ada kekutan buat ngusir dan menjdikan gembel 2 cecunguk tu
Rahma Inayah
mmg ank mu bodoh pelakor cuma bs ngabisin uang di meja judi
Rahma Inayah
bnr yg nm.nya pelakor.ttp pelakor mau bail spt apa pun ttp.perusak.rumh tangga orang
Cicih Sophiana
untuk opa sehat slalu yah.. agar opa melihat tumbuh nya cicit" opa sampai besar besar besar.
Cicih Sophiana
jgn terpengaruh Sandra... lawan mereka sampai hancur lebur
Radya Arynda
semangaaaat💪💪💪💪
Radya Arynda
waaa manusia2 serakah dan jahat udah mau ber aksi,,,semangaat sandra
Cicih Sophiana
wah mereka so sweet... bahagia sll untuk kalian
Radya Arynda
video apa tuh yang di lihat sandra,,,,,semogah papa nya sandra cepat sadar💪💪💪💪
Cicih Sophiana
ayo pak Armando semangat biar cepat sembuh... ada anak cucu dan menantu yg menunggu bapak sembuh
Cicih Sophiana
terharu😢😢😭😭 opa 😍😍😍
Cicih Sophiana
kamu harus kuat Sandra ada calon bayi dlm kandungan mu... dan papa mu jg blm sadar
Radya Arynda
semogah cepat sadar papa armando ny,,,semangaat sandra
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!