NovelToon NovelToon
Bukan Sekedar Takdir

Bukan Sekedar Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:804
Nilai: 5
Nama Author: xzava

Aku tak pernah percaya pada cinta pandangan pertama, apalagi dari arah yang tidak kusadari.
Tapi ketika seseorang berjuang mendekatiku dengan cara yang tidak biasa, dunia mulai berubah.
Tatapan yang dulu tak kuingat, kini hadir dalam bentuk perjuangan yang nyaris mustahil untuk diabaikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Setibanya di sekolah, semua langsung menuju kelas masing-masing untuk mengajar kecuali Yura. Siang ini ia tidak mendapat jadwal mengajar, tapi itu bukan berarti ia bisa bersantai.

Meski tubuhnya terasa lelah setelah kegiatan pagi tadi, Yura tetap harus menyelesaikan tugasnya, memeriksa buku tugas siswa yang menumpuk di mejanya.

Dengan wajah serius dan mata yang mulai berat, ia membuka satu per satu buku sambil memberi catatan kecil di setiap lembar yang perlu diperbaiki.

Di tengah kesibukannya itu, ponselnya bergetar pelan. Sebuah notifikasi WhatsApp muncul di layar.

"Apa nih?" gumam Yura sambil meraih ponselnya.

Ternyata pesan itu berasal dari grup angkatan fakultasnya. Isinya pemberitahuan bahwa mahasiswa sudah harus menyiapkan judul untuk seleksi judul skripsi.

"Hah… masih PKL juga, udah disuruh mikir judul. Ntar aja lah," keluhnya pelan sambil menutup layar ponsel dan mengembalikannya ke dalam tas.

Ia menarik napas sebentar, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya memeriksa tugas. Meski pikirannya mulai terpecah, namun ia berusaha menyelesaikan tugasnya.

Beberapa menit kemudian, setelah semua buku selesai diperiksa dan disusun rapi, bel pulang pun berbunyi nyaring memenuhi seluruh area sekolah.

Yura segera membereskan meja, mengumpulkan alat tulis, dan menepuk-nepuk pundaknya yang pegal.

Ia melirik ke arah jam dinding, kemudian berdiri dan berjalan keluar ruangan, menunggu teman-temannya kembali ke ruangan.

"Hari ini capek, tapi lega," gumamnya sambil menyender di pintu. Matanya memandang jauh ke arah gerbang yang dipenuhi anak-anak yang pulang sekolah.

"Ngapain?" tanya Rizki yang lebih dulu sampai di ruangan dan disusul oleh Aldin

"Ngeliatin anak-anak pulang," jawab Yura pelan, masih menatap gerbang sekolah yang ramai.

"Yes, besok weekend," ucap Aldin sambil menjatuhkan diri ke kursi dengan ekspresi lega.

"Ngumpul yuk besok," lanjutnya penuh semangat.

"Males banget, capek cuy," sahut Yura lemas, menyandarkan kepala ke sandaran kursi.

"Nih anak, tiap diajakin ngumpul males mulu. Gak seru lo," ledek Rizki sambil menyenggol lengan Yura.

"Bahas apa nih? Seru banget dari luar kedengaran," ucap Hana sambil masuk ke ruangan bersamaan dengan Febi.

"Temen lo tuh, diajakin ngumpul males katanya," adu Aldin cepat.

"Dia mah jangan lo harap deh kalau soal ngumpul atau jalan. Baru bangun tidur aja energinya udah habis," cibir Febi sambil duduk.

"Bener tuh, kalau manusia bisa dicash kayak HP, gue beliin tuh cash khusus buat si Yura," timpal Hana sambil menoyor pelan kepala Yura.

"Santai aja kali, napa sih rame amat," keluh Yura setengah kesal.

"Yaudah deh, gak usah diajak," kata Rizki pura-pura tersinggung. "Kita-kita aja ngumpul, ya kan Han, Feb?"

"Boleh-boleh, tapi ngumpul di mana?" tanya Febi.

"Jangan di kafe atau mall deh, mahal. Anak PKL gak digaji," keluh Hana disambut tawa kecil.

"Di rumah aja," usul Aldin.

"Rumah Yura gimana? Tadi kita udah liat tuh rumahnya," ucap Rizki sambil melirik ke arah Yura.

"Boleh juga tuh. Malam mingguan kita bareng!" ucap Hana semangat.

"Seru tuh, bakar-bakar!" timpal Aldin antusias, seolah sudah terbayang daging panggang dan jagung bakar.

"Oke deh, besok ya!" seru Rizki yang paling cepat mengiyakan.

"Yang punya rumah siapa juga?" sahut Yura sambil menatap mereka dengan sinis, tapi senyumnya susah disembunyikan.

"Gak boleh gitu dong. Sebagai cikgu yang baik, harus ramah dan terbuka yaa..." ucap Hana dengan suara lembut ala guru TK yang sedang menenangkan muridnya.

"Serah deh. Ayo pulang, gue capek banget hari ini."

"Let's go!" sahut Hana sambil berdiri.

"Go go go!" tambah Aldin sambil memungut tasnya dengan gaya sok semangat.

...****************...

"Mau beli makan gak?" tanya Yura sambil terus menatap jalanan di depan mobilnya.

"Boleh deh, pengen makan bakso," jawab Hana santai.

"Warung bakso yang enak udah lewat," ucap Yura sambil melirik spion. "Mager banget putar balik, macet lagi."

"Gojek aja deh kalo gitu," saran Hana.

"Boleh. Pesen ya, nanti gue yang bayar," balas Yura.

"Okeeey," jawab Hana sambil langsung membuka aplikasi di ponselnya dan mulai memesan makanan. Ia ingin setibanya di rumah, makanan bisa langsung disantap tanpa harus menunggu lama.

Begitu memasuki komplek perumahan, Yura memelankan laju mobilnya. Banyak motor terparkir sembarangan di kanan kiri jalan, membuat mobil harus berjalan ekstra hati-hati.

"Ya ampun, nih orang gak punya etika banget, masa parkir sembarangan," omel Hana sambil mengerutkan dahi, padahal yang menyetir adalah Yura.

"Kayaknya ini tamu rumah tadi deh," tebak Yura.

"Pastinya sih," balas Hana masih dengan nada kesal.

Namun kekesalan mereka bertambah saat tiba di depan rumah Yura. Motor diparkir tepat di depan pagar, membuat mobil tidak bisa masuk sama sekali.

"Nguji kesabaran banget nih," gumam Hana sambil menurunkan kaca jendela.

Yura mematikan mesin mobil lalu turun, disusul oleh Hana. Tapi bukan cuma satu motor, halaman depan rumah Yura benar-benar penuh sesak oleh motor yang diparkir sembarangan, hingga tak menyisakan jalan untuk masuk ke dalam rumah.

Yura menghela napas panjang, berusaha menahan emosi. Ia bisa saja memarkir mobil di luar, tapi yang membuatnya jengkel adalah tidak bisa masuk ke rumahnya sendiri.

Sambil melihat ke arah rumah tetangganya yang sedang mengadakan acara, Yura mengeluh, "Capek banget."

"Tunggu sini, gue ke sana dulu," ucap Yura, lalu berjalan menuju rumah sebelah.

Begitu memasuki halaman, matanya langsung tertuju pada sosok pria tinggi berkulit bersih dengan senyum yang menawan. Yura terpaku beberapa detik, tak bisa mengalihkan pandangan.

"Anjir, tampan banget," gumamnya dalam hati. Baru ketika tatapan mereka bertemu, Yura tersadar dan cepat-cepat mengingat tujuannya datang.

"Maaf, bisa panggilkan pemilik rumah?" tanyanya sopan.

Pria itu menatapnya ramah. "Ada yang bisa dibantu?" jawabnya sambil tersenyum.

"Anjir, senyumnya...," Yura makin sulit menahan senyum sendiri.

"Itu… saya mau masuk rumah tapi nggak bisa. Motornya diparkir tepat di depan rumah," ucap Yura gugup, nadanya nyaris bergetar.

"Oh, tunggu sebentar ya," jawab pria itu sambil melirik ke arah rumah Yura.

Ia pun langsung berbalik dan masuk ke dalam rumah, membuat Yura ikut balik ke mobil dengan langkah ringan, bahkan sempat berlari kecil menghampiri Hana yang sudah berdiri sambil gelisah.

"Gue baru liat cowok ganteng banget, gila sih, kayak di drama Korea!" ucap Yura bersemangat.

"Gue gak peduli! Gue nahan berak ini!" keluh Hana makin dongkol.

"Yaelah lu mah," Yura manyun karena respons sahabatnya tak sesuai harapan.

Tak lama, tiga orang pria datang menghampiri mereka sambil membawa kunci motor. Dengan wajah penuh senyum dan sikap sopan, mereka meminta maaf.

"Maaf ya Kak, temen-temen tadi parkir sembarangan. Ini kami geserin motornya," ucap salah satu dari mereka.

"Gak apa-apa, makasih ya," jawab Yura sambil tersenyum, tapi matanya masih mencari sosok pria tampan tadi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!