NovelToon NovelToon
Who Am I?

Who Am I?

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem
Popularitas:784
Nilai: 5
Nama Author: @Sanaill

Seorang mahasiswa cupu yang hidupnya terkurung oleh penyakit langka, menghembuskan napas terakhirnya di ranjang rumah sakit. Tanpa dia duga, kematian hanyalah awal dari petualangan yang tak terbayangkan. Dia terbangun kembali di sebuah dunia fantasi yang penuh sihir dan makhluk-makhluk aneh, namun dalam wujud seorang anak laki-laki berusia lima tahun bernama Ahlana. Ironisnya, dia terlahir sebagai budak.

Di tengah keputusasaan itu, sebuah Sistem misterius muncul dalam benaknya. Sistem ini bukan hanya memberinya kesempatan untuk bertahan hidup, melainkan juga kekuatan luar biasa: kemampuan untuk meng-copy ras makhluk lain beserta semua kekuatan dan kemampuan unik mereka. Namun, ada satu syarat yang mengubah segalanya: setiap kali Ahlana mengaktifkan kemampuan copy ras, kepribadiannya akan berubah drastis, menyesuaikan dengan sifat alami ras yang dia tiru.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Sanaill, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16: Ujian Troll Gunung dan Kekuatan Tanah

Tekad telah membatu dalam hatiku setelah percakapanku dengan Tetua Theron. Aku bukan lagi sekadar korban atau alat. Aku adalah Ahlana, dan aku akan menggunakan kekuatan yang diberikan padaku ini untuk tujuanku sendiri. Malam itu, di bawah kerlip Kristal Jiwa, aku tidak tidur. Aku merencanakan. Aku akan mencari Troll Gunung Muda itu, yang dideteksi Sistem di luar Kluster. Aku butuh kekuatannya, daya tahannya, dan kemampuan regenerasinya. Ini bukan hanya tentang bertahan hidup, tapi tentang menjadi benteng bagi Kluster Malam dan anak-anak yang telah kusematkan dalam hatiku.

Pagi menyingsing, membawa serta udara dingin yang menusuk tulang. Elias sudah terjaga, menyiapkan makanan sederhana untuk kami. Dia melihat tekad yang berbeda di mataku. "Kau tidak tidur semalaman, Ahlana?" tanyanya lembut.

Aku menggeleng. "Aku sudah membuat keputusan, Elias. Aku harus menjadi lebih kuat. Ada Troll Gunung Muda di luar sana, ke arah barat laut. Aku akan mencarinya dan meng-copy rasnya."

Elias mengerutkan kening. "Troll Gunung? Mereka makhluk yang primitif dan seringkali agresif. Dan cukup bodoh untuk diprovokasi. Tapi juga sangat kuat. Apa kau yakin?"

"Aku harus," jawabku mantap. "Para 'Arsitek' itu... mereka akan datang. Aku harus siap."

Elias menghela napas, namun mengangguk. "Baiklah. Aku akan menemanimu, tapi tidak terlalu dekat saat kau berinteraksi dengannya. Jika Troll itu bangun dan mengamuk, aku harus siap mengalihkan perhatiannya agar tidak mengganggu Kluster."

Aku menghargai keputusannya. Elias selalu menjadi penyeimbang bagiku. Aku berpamitan dengan anak-anak. Mereka tidak tahu apa yang akan kulakukan, tapi ada kepercayaan yang terpancar dari mata mereka. "Aku akan kembali dengan sesuatu yang enak!" seruku, mencoba terdengar ceria, meskipun perutku bergemuruh cemas.

Bersama Elias, kami meninggalkan keamanan Kluster Malam melalui jalur rahasia lainnya. Hutan di luar pemukiman Elf terasa lebih liar, lebih ganas. Kami bergerak hati-hati, Elias memimpin jalan, melacak jejak samar dan menghindari daerah-daerah berbahaya. Setelah berjalan sekitar satu jam, kami tiba di kaki sebuah bukit berbatu yang ditutupi lumut tebal. Udara di sini terasa lebih dingin dan lembap.

"Dia seharusnya ada di sekitar sini," bisik Elias, menunjuk ke sebuah celah besar di sisi bukit. "Troll Gunung suka berhibernasi di tempat-tempat seperti itu."

Aku mengangguk, jantungku berdegup kencang. Ini adalah ujian yang sebenarnya. Aku harus mendekati makhluk besar itu tanpa membangunkan atau memprovokasinya sebelum aku siap.

[Sistem Reinkarnasi: Pindai Ras Terdekat. Ras Terdeteksi: 'Troll Gunung Muda' - Level 18 (Status: Tidur Nyenyak. Atribut Khas: Kekuatan Fisik Ekstrem, Regenerasi Cepat, Daya Tahan Sangat Tinggi, Insting Perlindungan. Kelemahan: Kelincahan Rendah, Lambat Berpikir, Rentan Terhadap Api). Jarak: 10 Meter, Arah Depan.]

Sistem mengonfirmasi keberadaannya. Aku melangkah hati-hati menuju celah itu. Semakin dekat, aku bisa mendengar dengkuran keras yang menggetarkan tanah. Aroma tanah basah dan lumut bercampur dengan bau tubuh Troll yang khas. Aku mengintip ke dalam.

Di dalam celah itu, teronggoklah sesosok makhluk raksasa. Tingginya sekitar empat meter, dengan kulit kehijauan yang keras seperti batu, otot-otot menggembung, dan taring besar yang menyembul dari rahang bawahnya. Dia terlihat seperti gunung hidup yang tertutup lumut. Troll Gunung Muda itu mendengkur dengan nyenyak, mungkin sudah berbulan-bulan.

"Ini dia," bisikku pada Elias. "Aku akan mulai."

Elias mundur perlahan, menjaga jarak aman namun siap bertindak. Aku berdiri di depan Troll itu, mengangkat tanganku. Ini adalah saatnya.

[Apakah Anda ingin meng-copy Ras 'Troll Gunung Muda'? (Ya/Tidak)]

"Ya!" seruku dalam hati, penuh tekad.

Sensasi transformasi ini adalah yang paling intens yang pernah kualami. Rasanya seperti setiap tulang dan otot di tubuhku diremas, ditarik, dan diperbesar secara paksa. Kulitku mengeras, menjadi tebal dan kasar. Otot-ototku membengkak, merobek jubah Elias yang kebesaran hingga menjadi serpihan tak berarti. Aku merasakan berat yang luar biasa, seolah-olah aku telah tumbuh berkali-kali lipat dalam hitungan detik. Kepalaku terasa membesar, dahi melebar, dan taring-taring mencuat dari gusi.

GROAARGH! sebuah raungan primitif keluar dari tenggorokanku, bukan karena marah, melainkan karena murni sensasi fisik yang luar biasa. Tubuhku kini adalah replika yang lebih kecil dari Troll yang tertidur di depanku. Tinggiku mungkin sekitar dua setengah meter, tapi kekuatanku terasa tak terbatas.

[Efek Ras 'Troll Gunung Muda' Aktif Penuh. Durasi Tersisa: 29 Menit.]

[Kecenderungan Kepribadian: Kekuatan Primadona, Insting Protektif Terhadap Wilayah, Kebodohan yang Menggemaskan, Dorongan untuk Makan Batu.]

Kebodohan yang menggemaskan? Dorongan makan batu? Aku mengernyitkan dahi. Oh, astaga. Ini akan menjadi tantangan kontrol yang sesungguhnya. Aku bisa merasakan dorongan kuat untuk menghancurkan sesuatu, atau menggerakkan batu-batu besar di sekitarku. Dan ya, aku juga merasakan dorongan untuk mengunyah batu.

Elias, dari kejauhan, menatapku dengan mata terbelalak. Dia pasti tidak menyangka perubahanku akan sebesar ini.

Aku mengambil sebuah batu besar yang tergeletak di tanah, mengangkatnya dengan mudah seolah itu hanya kerikil. Kemudian, aku melemparkannya. BOOM! Batu itu menghantam tebing di seberang, meninggalkan retakan besar. Kekuatan ini... luar biasa!

Namun, aku harus berhati-hati. Troll yang tertidur itu mulai bergerak gelisah karena suaraku. Aku harus berlatih tanpa membangunkannya.

Aku mulai melatih diriku. Aku mencoba mengendalikan kekuatan fisik ini. Aku mengayunkan tinjuku ke udara, merasakan hembusan angin yang tercipta. Aku mencoba mengangkat lebih banyak batu, menumpuknya, lalu menghancurkannya. Insting Troll mendorongku untuk menghancurkan, untuk menunjukkan kekuatan. Tapi aku mencoba mengarahkannya. Aku menghancurkan batu-batu yang menghalangi jalan, membuka jalur baru, menggeser pohon tumbang dengan mudah.

"Fokus, Ahlana!" suara Elias terdengar samar dari kejauhan. "Jangan biarkan dirimu dikendalikan oleh insting primitif itu!"

Aku menarik napas dalam-dalam. Aku harus tetap menjadi Ahlana. Aku mencoba memikirkan wajah anak-anak, wajah Elias, wajah Tetua Theron. Aku bukan sekadar Troll. Aku adalah Ahlana yang mengendalikan kekuatan Troll.

Aku mencoba berlari. Kakiku yang besar dan berat membuat gerakan terasa canggung. Kelincahanku jauh di bawah standar Monyet atau Harpy. Tapi setiap langkahku terasa seperti gempa kecil. Aku bisa menembus semak belukar tebal hanya dengan menerjangnya.

[Efek Ras 'Troll Gunung Muda' Berkurang. Durasi Tersisa: 5 Menit.]

[Kecenderungan Kepribadian: Kekuatan Primadona, Insting Protektif Terhadap Wilayah, Kebodohan yang Menggemaskan, Dorongan untuk Makan Batu.]

Waktu semakin menipis. Aku harus memastikan Troll yang kutiru ini tidak terbangun. Aku melirik ke arahnya. Dia masih mendengkur, namun dengkurannya terdengar lebih berat. Aku tidak ingin terlibat pertarungan dengan Troll sungguhan saat aku baru saja belajar mengendalikan kekuatan ini.

Aku menoleh ke Elias, menggeram kecil. "Elias!" suaraku serak dan berat, seperti gemuruh gunung. "Aku harus kembali! Aku takut aku akan menghancurkan sesuatu!"

Elias mengangguk. "Segera kembali!"

Aku berlari kembali ke arah Elias, melintasi hutan dengan setiap langkah yang mengguncang tanah. Rasanya luar biasa kuat, tapi juga sedikit menakutkan. Saat aku mencapai Elias, tubuhku mulai bergetar.

[Efek Ras 'Troll Gunung Muda' Berakhir. Cooldown: 6 Jam]

[Atribut Fisik Kembali ke Normal. Kecenderungan Kepribadian Kembali ke Normal.]

Dalam sekejap, tubuhku menyusut drastis. Bulu-bulu keras menghilang, otot-ototku mengempis, dan taring-taringku masuk kembali. Aku kembali menjadi Ahlana si bocah, telanjang bulat lagi, tentu saja. Aku segera berjongkok, menutupi diriku dengan tangan.

Elias menghela napas lega, lalu melemparkan jubahnya padaku. "Kau berhasil, Ahlana. Kekuatanmu... sungguh luar biasa."

Aku memakai jubah itu, masih terengah-engah. "Tapi ini... ini merepotkan! Aku harus mengendalikan semua insting itu!" Aku menatap tanganku. "Dan aku selalu berakhir telanjang!"

Elias tersenyum geli. "Itu bagian dari pembelajaranmu, Ahlana. Setiap ras memberimu pelajaran. Troll memberimu kekuatan dan daya tahan. Sekarang, kau harus belajar bagaimana mengintegrasikan itu tanpa kehilangan dirimu."

Aku mengangguk. Perjalanan ini memang jauh lebih dari sekadar bertahan hidup. Ini adalah ujian bagi jiwaku. Aku memiliki kekuatan. Aku memiliki tujuan. Dan aku akan menggunakannya untuk melindungi teman-temanku dan melawan 'Arsitek' yang mencoba menjadikanku pion. Dan semoga saja, aku bisa menemukan cara untuk tidak selalu berakhir telanjang setelah setiap transformasi epik.

To be continue......

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!