Rena sedang asik membaca sebuah novel fantasi favoritnya, tak lama kemudian dia tertidur. Ketika dia membuka matanya dia sudah berada di dalam novel yang tadi di bacanya.
"Putri.Rena, apakah kamu sangat membenciku, mengapa kamu ingin bunuh diri"
" Siapa dia, mengapa dia terlihat bersedih, dan kenapa dia memanggilku putri Rena dan apa katanya aku ingin bunuh diri? ", tanya Rena dalam hati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mira Dita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Di Kerajaan Pelangi di depan kamar Putri Rena, dayang yang ditugaskan melayani Putri Rena sedang mengetuk pintu dan memanggil nama Putri Rena. Dayang itu di tugaskan untuk memanggil Putri Rena, karena Raja Rama dan Ratu Ninda mengundang menantunya untuk menemani mereka makan bersama, mereka mengira Putri Rena akan merasa kesepian sepeninggal suaminya yang di tugaskan pergi ke Wilayah Utara, padahal mereka juga baru saja menikah. Setelah mengetuk pintu dan memanggil beberapa kali tetap tidak ada jawaban, akhirnya dayang itu memutuskan tetap membuka pintu kamar Putri Rena. Setelah dayang itu tidak menemukan keberadaan Putri Rena di kamarnya, dayang itu kemudian mencari ke sekeliling istana tapi tetap tidak menemukan keberadaan Putri Rena, akhirnya dia melaporkan pada junjungannya Raja Rama. Tentu saja mendengar laporan dayang yang dia tugaskan, kalau Putri Rena tidak ada di seluruh istana, Raja Rama dan Ratu Ninda menjadi terkejut, mereka langsung berpikir Putri Rena pasti diam - diam mengikuti suaminya, karena tidak ingin berjauhan dengan suaminya.
Di tempat tersembunyi di Istana Pelangi.
"Bagaimana hasil dari tugas yang telah kuberikan pada kalian untuk melenyapkan Putra Mahkota?"
"Maaf Yang Mulia Pembunuh Bayaran yang sudah hamba tugaskan yang lalu untuk mencelakai Putra Mahkota sampai sekarang masih belum memberi kabar, tapi menurut perkiraan hamba, sepertinya pembunuh bayaran itu gagal melaksanakan tugasnya!" jawab asisten pria bertopeng itu ragu - ragu karena takut mendapat amarah karena kegagalan tugasnya.
"Hah sial... segera cari cara lainnya, bila kita tidak bisa menghabisi Putra Mahkota kita bisa menyingkirkan Putri Mahkota yang sepertinya adalah kelemahan dari Putra Mahkota, tapi aku lebih senang bila kita bisa menyingkirkan keduanya"
"Baik Yang Mulia, segera hamba laksanakan!"
Di Wilayah Utara
Sekarang para prajurit, pengawal dan panglima yang ditugaskan mengawal Putra Mahkota sudah berada di balai desa yang memang sudah disiapkan untuk mereka semua. Saat pertama kali sampai di Wilayah Utara, Putri Rena dan Pangeran Deren sudah membagikan bantuan pangan dari istana, setelah itu Pangeran Deren dan Putri Rena memerintahkan pada Kepala Desa untuk mengumpulkan warganya yang sakit di satu tempat saja, agar tidak menularkan warga yang sehat, itu juga memudahkan untuk melakukan pengobatan, dari pada Putri Rena harus berkeliling dari satu rumah ke rumah lainnya. Putri Rena sekarang sedang memeriksa salah satu warga yang terkena wabah penyakit dibantu dua orang tenaga medis yang ditunjuknya untuk membantunya. Putri Rena dan tenaga medis yang ditunjuknya sudah memakai masker, sarung tangan dan baju khusus ketika memeriksa dan merawat para pasien yaitu untuk perlindungan diri dari penularan penyakit. Putri Rena melarang orang lain yang tidak ditunjuknya untuk mendekati pasien yang sakit, karena untuk mencegah penularan dan penyebaran wabah penyakit. Pasien yang sakit rata - rata memiliki gejala ruam merah di kulit disertai demam tinggi, batuk pilek dan sakit di badan. Warga desa mengatakan itu adalah penyakit Demam Merah.
Setelah Putri Rena menganalisis gejala penyakit yang diderita rata - rata pasien. Putri Rena mengidentifikasi penyakit itu bernama Rubeola, dari buku yang pernah dia baca. Putri Rena kemudian memberikan obat yang dibawa dari istana. Putri Rena juga memberikan ramuan agar mempercepat penyembuhan. Setelah mengobati warga yang sakit, Putri Rena ditemani suaminya dan dua pengawal yaitu Aric dan Rain berkelliling memeriksa situasi desa itu, sedangkan Panglima dan para prajurit ditugaskan berjaga di balai desa. Selesai berkeliling, Pangeran Deren, Putri Rena dan dua pengawalnya sekarang sedang mengadakan rapat rahasia berempat.
"Putri saat kita pertama kali memasuki Wilayah Utara, saya merasakan hawa yang berbeda seperti sihir yang sengaja di pasang disini," kata Aric.
"Ya kamu benar, sebenarnya aku juga merasakannya, saat kita berkeliling tadi, tapi kita belum menemukan sumbernya. Besok kita memeriksa tempat yang berada di balik bukit itu. Tapi untuk berjaga - jaga kita harus membawa beberapa prajurit bersama kita," jawab Putri Rena.
Keesokan harinya Pangeran Deren, Putri Rena dan beberapa orang yang ditugaskan mengawal dan menemani mereka pergi ke balik bukit. Sebelumnya mereka telah berganti baju untuk menyamar menjadi penduduk desa. Saat tiba di balik bukit, ternyata mereka melihat sebuah desa. Ketika memasuki desa tersebut, mereka baru tahu kalau desa itu hanya dihuni laki - laki saja. Untunglah Putri Rena telah menyamar menjadi laki - laki. Untuk lebih mengetahui isi desa itu, mereka harus masuk ke dalamnya. Sebenarnya suasana di desa itu sama seperti desa lainnya, tapi penduduk yang ada disana tak ada yang tua atau anak - anak, semuanya terlihat berusia sama sekitar tiga puluh tahunan. Di depan rumah tiap penduduk pasti di pasang sesaji. Sampailah mereka di ujung desa. Disana mereka melihat sebuah altar sihir dengan tulisan tulisan sihir.
"Aric ini seperti altar untuk korban persembahan, atau altar ini juga memiliki fungsi lainnya? " Putri Rena bertelepati pada pengawalnya.
"Benar saya rasa juga begitu, tapi apa yang mereka persembahkan, dan apa tujuan mereka?"
Karena hari sudah menjelang malam mereka memutuskan mencari penginapan yang ada di desa itu. Saat Putri Rena dan yang lain tadi berkeliling desa, tanpa mereka sadari ada sekelompok warga desa itu memperhatikan gerak - gerik Putri Rena dan kelompoknya, sampai mereka masuk ke dalam penginapan. Ketika hari sudah semakin larut, ada tiga orang berpakaian hitam - hitam yang memanjat jendela di penginapan itu. Sebelum mereka memanjat para penyusup itu sudah menyebarkan serbuk tidur ke sekeliling penginapan. Setelah penyusup itu yakin kalau semuanya sudah tertidur penyusup kemudian memanjat dan masuk lewat jendela. Mereka langsung memanjat kamar tempat Putri Rena menginap. Saat penyusup itu sudah mendekati tempat tidur Putri Rena, tiba - tiba Pangeran Deren dan yang lainnya keluar dari tempat persembunyiannya dan menyerang para penyusup tersebut.
Sesaat sebelum Pangeran Deren dan lainnya masuk kekamarnya masing - masing, Putri Rena sudah memberikan pil penetralisir racun buatannya dan dibagikan pada Pangeran Deren dan lainnya. Pangeran Deren dan Putri Rena sudah menduga bakal ada penyusup yang datang. Untuk menangkap penyusup itu, maka terjadilah pertarungan yang tak dapat dihindarkan. Penyusup itu hanya berjumlah tiga orang saja, tapi kekuatan mereka bisa menandingi Pangeran Deren dan kawan - kawannya. Saat terakhir ketika penyusup sudah terdesak, penyusup itu menggunakan sihir teleportasi. Mereka juga berhasil membawa Putri Rena bersama mereka. Pangeran Deren melihat istrinya berhasil di culik di depan matanya, dia menjadi sangat marah.
"Bila mereka berani menyakiti istriku walau itu seujung rambut saja, aku akan benar - benar membumi hanguskan desa ini!"
"Yang Mulia tenanglah, kita harus pikirkan dengan kepala dingin, saya yakin mereka adalah termasuk penduduk desa ini saja, untuk saat ini saya yakin Putri Rena akan baik - baik saja"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
perbaikan tulisannya Thor