Dewi Ular Seosen 3
Angkasa seorang pemuda yang sudah tak lagi muda karena usianya mencapai 40 tahun, tetapi belum juga menikah dan memiliki sikap yang sangat dingin sedingin salju.
Ia tidak pernah tertarik pada gadis manapun. Entah apa yang membuatnya menutup hati.
Lalu tiba-tiba ia bertemu dengan seorang gadis yang berusia 17 tahun yang dalam waktu singkat dapat membuat hati sang pemuda luluh dan mencairkan hatinya yang beku.
Siapakah gadis itu? Apakah mereka memiliki kisah masa lalu, dan apa rahasia diantara keduanya tentang garis keturunan mereka?
ikuti kisah selanjutnya.
Namun jangan lupa baca novel sebelumnya biar gak bingung yang berjudul 'Jerat Cinta Dewi Ular, dan juga Dunia Kita berbeda, serta berkaitan dengan Mirna...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Puluh Lima
Clara memucat saat mendapati rekan mereka mati mengenaskan dan bahkan kini raganya telah berserakan tanpa nyawa yang hanya menyisakan tulang belulang.
Bayangan kebersamaan mereka saat dikos yang hanya bersebelahan dinding, ke club bersama, mabuk bersama, menghabiskan masa muda dengan berbuat nista, dan semua itu terngiang jelas diingatannya.
Namun kini, Novita dalam kondisi yang sangat miris, kematiannya sangat tragis.
Ia mencoba meraih tulang betis yang tergeletak didekat kepalanya, namun hanya ada satu, dan bahkan tulang rusuknya ada yang patah.
Tangannya gemetaran untuk mendapatkan benda tersebut, sedangkan Shasa tiba-tiba berjingkat saat tanpa sengaja menyentuh benda licin seperti selang yang padat dan berbau amis, saat ia mengamatinya, ternyata itu adalah usus yang terburai.
"Huuuu weeeeek." sontak saja ia memuntahkan iso perutnya yang terasa mual dan beringsut dari tempatnya.
Terlihat kepala Sherly dengan mulut ternganga lebar berada tak jauh darinya, seolah merasakan sesuatu yang begitu sangat ngeri.
Sontak saja keduanya saling pandang. Wajah-wajah pucat terbias jelas pada keduanya.
Apakah itu tandanya jika mereka akan mengalami nasib yang sama dan mereka akan menunggu giliran selanjutnya.
"Aku tak mau mati konyol!" Clara mebdapatkan tulang betis milik Novita. Ia ingin menjadikannya sebagai senjata untuk melawan sosok mengerikan itu, ia tak ingin berakhir didalam perut Rey.
Dep dep dep
Terdengar suara derap langkah yang begitu berat menggema dilorong goa dan menuju ke arah mereka dan menggetarkan dinding batuan cadas. Sontak saja keduanya merasakan deguban jantung yang memburu.
Suara derap langkah itu semakin dekat, dan detik berikutnya, tampak sosok makhluk mengerikan yang memiliki tinggi sekitar seratus delapan puluh centimeter dengan bobot sembilan puluh kilo.
Tubuhnya dipenuhi bulu, wajahnya buruk rupa dengan dua taring yang mencuat dari sudut bibirnya.
"Eeee ggggrrrrrr," terdengar ia menggeram. Tatapannya tajam mencari sesuatu yang tampak hilang.
Ia menajamkan indera pendengarannya, dan ujung hidungnya bergerak untuk mengendus aroma tubuh seseorang yang telah menghilang dari tempat penyekapannya.
Sosok Rey menoleh ke arah belakang Clara yang mana terdapat stalagmit yang tumbuh dilantai goa dengan ukuran yang cukup besar dan dapat menjad tempat seseorang berlindung.
Calara dan juga Shasa semakin bergidik ngeri saat melihat Rey melangkah kearah mereka. Tatapannya tampak beringas dan penuh amarah.
Langkah beratnya kembali terdengar riuh menggetarkan dinding, bahkan bebatuan kecil runtuh dari langit-langit goa.
Kedua gadis itu semakin menggogil ketakutan. Namun Rey melewati mereka dan menuju stalagmit, dan sebuah serangan datang dari balik sana.
Sssaatttss
Seekor ular sanca motif kembang berukaran sangat besar dengan panjang sepuluh meter menyerangnya.
Dengan sigap ia menangkap kepala ular, lalu memintalnya seolah sedang memeras cucian.
Dalam hitungan detik, ia mematahkan ujung ekor ular, lalu mencabik daging tersebut dengan rakus.
Seketika Shasa dan Clara tercengang. Pikiran mereka tertuju pada kerangka manusia yang merupakan Novita dan Sherly yang pasti menderita sekali saat dicabik.
Bagaimana jika mereka masih dalam kondisi hidup ketika saat disantap? Sungguh tak dapat terbayangkan rasa sakitnya.
Mereka saling pandang. Lalu menganggukkan kepala dan berniat untuk kabur dari goa saat sosok itu sibuk menyantap sang ular sanca.
Keduanya beringsut dari tempatnya dengan menggunakan bokong dan telapak tangan mereka dan berusaha tidak menimbulkan suara sedikitpun.
Dengan degupan jantung yang memburu, keduanya berusaha untuk menjauh dari posisi Rey yang terlihat sangat rakus menguyah korbannya.
Setelah sedikit menjauh, keduanya beranjak bangkit dengan tubuh yang sangat sakit karena dihempaskan di lantai.
Keduanya berjalan dengan tertatih menuju lorong goa yang sempit dan mereka mencoba mempercepat langkahnya untuk menuju pintu goa.
Dengan bersusah payah. Akhirnya mereka menuju pintu goa, namun mereka harus menelan kenyataan yang mana ternyata pintu itu telah ditutup kembali dengan menggunakan bebatuan berukuran besar.
Keduanya tampak frustasi, lalu mencoba berusaha untuk mendorong bebatuan tersebut dan berharap dapat kabur dari goa itu secepatnya.
Shasa mencoba menendang pintu goa yang sudah tertutup rapat, berharap dapat merubuhkannya, namun tak bergeming sedikitpun.
Hal yang sama dilakukan oleh Clara, ia mencoba mendorong pintu, namun tak juga bergeser sedikitpun.
"Ayolah, terbuka. Jangan biarkan kami mati disini didalam perutnya, ini sangat mengerikan dan kematian yang sangat tak ku inginkan, minimalmitu kalau mati ya mati keenakan," ucap Clara dengan wajah pucatnya.
Akan tetapi, semua usahanya untuk membuka pintu itu berakhir sia-sia.
Tap
Tap
Kedua rambut mereka dijambak oleh seseorang dari arah belakang, lalu mereka meringis kesakitan, dan wajah penuh kesakitan karena kukit kepala yang terasa perih saat dijambak dan ditarik memasuki lorong.
Tetesan darah mengotori rambut mereka yang berasal dari tangan pria tersebut karena sisa dari santapan ularnya.
Braaaak
Ia melemparkan tubuh keduanya dengan kasar diatas lantai, hingga membuat mereka meringis kesakitan. Sedangkan Rey kembali melanjutkan santapannya yang seolah tak pernah merasa puas dengan dua orang manusia dan juga ular sanca.
Sesaat Shasa melirik dibalik stlagmit yang tumbuh tinggi hingga ujungnya yang meruncing hampir menyentuh langit-langit goa.
Ia melihat jika ruangan ini ternyata memiliki lorong lain yang tampak panjang kebelakang. Apakah itu tandanya jika ada pintu lain disana? Clara meringis kesakitan, dan sikunya mengalami cidera lecet dengan darah mengalir dan menimbulkan rasa perih.
Gadis itu berhenti meringis saat melihat sebuah sarung tangan yang tergeletak diatas lantai, dan itu adalah milik Jennifer.
Apakah itu tandanya jika gadis itu juga tertangkap? Tetapi dimana ia? Tak ada jejak kepala yang tertinggal seperti milik Sherly dan Novita.
Ia merasa jika takdir telah mempermainkan mereka dan mempertemukannya ditrmpat kematian yang sangat mengerikan.
Sementara itu, didalam hutan yang yang sangat rimbun dan dipenuhi kemisteriusan, tampak empat orang yang tersesat dan masuk dslam penyeberangan dunia lain dan sedang mencari jalan untuk kembali.
Apakah kamu terluka?” tanya Angkasa dengan rasa khawatir yang cukup besar terhadap si gadis bermata biru. Ia melihat jika gadis itu masih tampak tenang meski melewati masalah yang sangat besar.
Dita menggelengkan kepalanya. “Tak ada yang terjadi padaku, tetapi sepertinya Kavita mengalami luka yang cukup parah,” ia melirik ke arah Kavita dengan harapan untuk membuat Angkasa memperhatikannya.
Angkasa menoleh ke arah Kavita. Lalu melihat lengan sang gadis yang terbalut oleh sobekan kain yang berasal dari pakaian Galuh.
Angkasa sembari mengamati kabut embun yang seolah tak pernah hilang.
“Waspada terhadap sekitar kalian. Sepertinya akan datang bahaya lain yang bisa saja tiba-tiba menyerang kita,” ia mengingatkan ketiga mahasiswanya.
Sedangkan Kavita merasakan lengannya semakin sakit, namun tetap menyembunyikannya karena tak ingin dianggap lemah.
aduhh knp g di jelasin sih kannksihan dita nya klo kek gtu ya kann
Dia itu klu gak salah yg tinggal di rumah kosong yg dekat dg rumah orang tua nya Satria yaa , kak ❓🤔