NovelToon NovelToon
Loving Again?

Loving Again?

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Janda / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Cinta Lansia
Popularitas:33.2k
Nilai: 5
Nama Author: IAS

Mencinta kembali, apakah mungkin bagi Dewi Bhuana Joyodiningrat. Diusianya yang sudah lebih dari kepala 4 sekarang, dirinya kembali dihadapkan oleh 2 pria dari masa lalunya.

Ditinggalkan begitu saja, membersarkan anaknya sendirian. Dan kini orang itu kembali hadir berbarengan dengan orang lain dari masa lalunya.

Hendra Kusuma dan Aji Kurniawan. Satu adalah mantan suaminya, dan yang satu adalah temannya.

Siapakah dari kedua pria itu yang bisa membuat Dewi kembali mencinta?

Akankah putri Dewi yang bernama Aisya menerima kembali sang ayah yang meninggalkan mereka bahkan saat dia tidak diketahui sudah ada?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Loving Again 16

Drap drap drap

Bruuuk

"Kamu kenapa sayang?"

"Tidak kenapa-kenapa Pa, Mama kemana? Pergi sama teman-temannya lagi? Kenapa sih sekarang Mama sering sekali pergi. Perasaan setiap aku pulang kuliah Mama tidak pernah ada di rumah. Padahal ini juga sudah sore."

Alifa mengomel. Bisa Hendra lihat, putrinya itu sedang dalam suasana hati yang buruk sekarang ini. Terlihat sekali ketika pulang, wajah Alifa sangat kusut.

"Kamu kenapa hmmm, sedang bertengkar dengan Zein?"

"Tidak, kami tidak bertengkar sama sekali. Dia mana bisa diajak bertengkar kan, orang sibuk."

"Ooh jadi anak Papa ini merajuk karena Bang pacar sibuk. Atuh dimaklumi lah sayang, dia kan sedang menempuh progam dokter spesialis, jadi pasti kerjaannya tidak mudah. Nah besok pun kalau kamu jadi istri Zein, kamu juga harus siap jika sering ditinggal oleh suami mu."

Alifa terdiam, memang benar apa yang dikatakan oleh ayahnya itu. Menjadi istri seorang dokter, maka dia pun harus menerima resiko untuk sewaktu-waktu ditinggalkan jika ada pasien darurat.

Fyuuuh

Alifa menghela nafasnya panjang. Dia mencoba untuk membayangkan hal itu. Entah mengapa rasanya sedikit tidak enak dan bahkan merasa kesal.

"Kenapa, kok wajahnya begitu lagi?"

"Tidak tahu Pa, apa aku bisa. AKu kan pengennya punya suami tuh kayak Papa yang selalu ada. Yang ditungguin, terus bisa menghabiskan waktu berdua kalau malam, lalu liburan bersama."

Eh?

Hendra terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Alifa. Dia tahu putrinya itu memang begitu manja kepadanya. Tapi dia pikir Alifa sudah memikirkan betul-betul ketika dia menjalin hubungan dengan Zein yang memiliki profesi dokter.

Dimana yang Hendra tahu kalau dokter itu memiliki lebih banyak waktu dengan pasiennya ketimbang keluarganya sendiri. Setidaknya itu yang Hendra pahami.

"Apa kamu ragu dengan Zein?"

"Entahlah Pa, aku tidak tahu. Oh iya Pa, salah satu junior Zein ada yang wajahnya mirip sama aku. Sebenarnya aku juga sudah pernah ketemu di kampus. Kami tidak sengaja bertabrakan saat berjalan. Masa ya Pa, cewek itu mirip sekali sama aku. Bahkan senyumnya tuh mirip sama Papa. Persis malah. Dan yang lebih mengejutkan, saat Zein melihat kami, masa dia beranggapan bahwa kam kakak adik. Lucu deh pokoknya."

Degh!

Hendra terhenyak mendengar cerita dari Alifa. Bagaimana bisa tiba-tiba muncul gadis yang mirip dengan putrinya. Alifa bahkan menjelaskan secara detail kemiripan mereka.

"Berarti dia dokter juga?"

"Sedang koas katanya."

"Ooh gitu, dia asli orang sini?"

"Ehmmm kemarin gimana ya ceritanya tuh. Kalau tidak salah, ibunya asli sini, tapi sejak kecil dia sama ibunya tinggal di Pekanbaru, nah sekarang mereka bakalan kembali ke sini lagi."

degh degh degh

Dada Hendra berdegup sangat kencang, bahkan rasanya sedikit nyeri. Ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan saat ini. Yang mana itu begitu mengganggu dirinya.

Tak ingin diketahui oleh Alifa, Hendra memilih masuk ke kamar dengan dalih ingin mandi. Alifa pun hanya mengangguk.

Ketika sampai di kamar, Hendra duduk di tepi ranjang. Dia mengusap dadanya berkali-kali. Rasa berdebar itu masih sangat kencang dan tak kunjung reda.

"Kenapa?Kenapa begini. Pekanbaru, waktu itu aku melihat Dewi di sana. Dan gadis yang katanya mirip dengan Alifa juga berada disana. Kenapa rasanya jadi begini. Ada apa ini. Dewi, kenapa aku tiba-tiba teringat dengan Dewi?"

Segalanya menjadi berputar dalam kepala Hendra. Jujur, dia menjadi penasaran dengan gadis yang diceritakan oleh Alifa.

Hendra pun kembali ke luar kamar. Ia tersenyum ke arah putrinya sambil bertanya, "Nama gadis itu siapa sayang, yang mirip sama kamu?"

"Aisya, namanya Aisya Pa."

Degh!

Setelah mendengar jawaban Alifa, Hendra pun kembali masuk ke kamar. Dia memikirkan sesuatu dan sebuah keputusan pun diambilnya.

*

*

*

Dengan dalih ada yang ingin dilakukan di Jakarta, Hendra pergi ke sana dan sekaligus mengantarkan Alifa ke kampus.

"Nanti Papa sampai siang tidak? Kalau iya, jemput aku sekalian ya Pa."

"Iya, nanti Papa kabari. Tapi kayaknya sih Papa bakalan sampai siang. Ya sudah semangat ya belajarnya. Bye sayang."

"Bye Papa."

Setelah memastikan Alifa masuk ke kampus, Hendra segera pergi. Tujuannya adalah Rumah Sakit Mitra Harapan.

Ada yang ingin dia lihat sendiri. Aisya, gadis yang diceritakan oleh Alifa yang katanya mirip dengannya. Hendra ingin melihat seperti apa gadis itu.

Sesampainya di parkiran rumah sakit, Hendra melihat ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Jarum pendek menunjuk ke angka 9 dan jarum panjang di angka 12. Ini adalah jam nanggung, waktu dimana orang sedang sibuk-sibuknya bekerja. Pun saa hal nya di rumah sakit.

Akhirnya Hendra memutuskan untuk peri ke kantin. Dia akan menunggu di sana sampai jam istirahat tiba. Siapa tahu gadis itu akan datang ke kantin untuk makan siang.

Hendra merasa terlalu aneh jika dirinya datang ke departemen saraf. Karena memang tidak ada keperluan juga dia kesana.

Hendra juga tidak mungkin berpura-pura untuk memeriksakan kesehatannya.

Tapi sebelum pergi ke kantin, untuk lebih mengulur waktu lagi, Hendra berjalan-jalan di sekitar rumah sakit. Rumah sakit yang begitu besar itu, dia yakin tidak akan ada yang memerhatikannya.

Mata Hendra juga terus melihat ke setiap pekerja rumah sakit. Siapa tahu dia akan menemukan orang yang dicarinya.

Namun setelah sekitar satu jam berjalan-jalan, dia tidak mendapatkan apapun. Hendra membuang nafasnya kasar. Tenggorokannya terasa haus dan perutnya pun juga lapar. Kantin rumah sakit akhirnya benar-benar menjadi pilihan terbaiknya untuk melepas lelah dan juga menunggu.

"Sudah jam 11, sebentar lagi mungkin mereka akan datang. Tapi rasanya tidak enak juga, sudah lebih dari setengah jam aku duduk di sini. Apa aku harus geser ke coffe shop itu. Ah iya begitu saja. Dari sana kantin juga terlihat jelas kok."

Hendra memutuskan untuk pergi. Dia merasa tidak enak karena sudah terlalu lama di sana.

Pria paruh baya itu berjalan pelan sambil melihat kesana dan kemari berharap bertemu dengan Aisya.

Dan mungkin ini yang namanya pucuk dicinta, ulam pun tiba. Saat dirinya masuk ke dalam coffe shop, langkahnya ternyata berbarengan dengan gadis itu.

Dugh

"Oh maaf, Pak saya tidak sengaja."

Degh!

Jantung Hendra berdegup dengan sangat cepat ketika dia melihat gadis seusia dengan putrinya itu ada di depannya. Dimana gadis itu sungguh memiliki kemiripan yang dikatakan oleh Alifa. Bahkan cara dia tersenyum pun benar-benar mirip dengannya.

Tidak mungkin ada orang yang akan semirip ini tanpa ada sesuatu.

"Apa kamu yang bernama Aisya?"

Aisya tidak langsung menjawab, gadis itu malah menarik satu sudut bibirnya sehingga membentuk sebuah seringai.

Hendra bisa merasakan tatapan kebencian dari gadis itu.

"Benar, saya adalah Aisya. Aisya Janya Falisha, itu adalah nama lengkap saya, Pak."

Degh!

TBC

1
Dewi kunti
hayo jiiiii maju terus pantang kendor🤭🤭🤭🤭
Dewi kunti
Hendra percaya diri mu terlalu tinggi ,tp Yo Ojo duwur2 Ndak kesampluk montor mabur lambemu kui🙃🙃🙃🙃
Hozaimah
eeeh si pak dokter aji,,,,,,,,,😀 aji mumpung ya pak dokter untuk menyalurkan semua rasa yang ada🤭😆😆
GiZaNy
hahaha... good Dewi dan Aji... lagi main pacar2an kayanya yaa... dahlah langsung bilang calon suami. aja.. biar jiper itu si Hendra.. 😁😁
Djuniati 123
bagussssss... makan tuh sakit ati hendra
Mundri Astuti
seeehhhh si aji girang dah, kebetulan inih 🤣🤣
Septyana Kartika
gimana nDra....jangan pingsan d situ lo... malu ama mantan
Eni Istiarsi
weee... akhirnya ada kesempatan buat pak dokter menyalurkan apa yang dia rasa walau cuma dapet peran figuran 😂
mama_im
PD banget si Hendra, gak ngerasa salah sama sekali, ish ish ish..
bang aji menjiwai sekali, sampe manggil sayang 😅😅
Eni Istiarsi
diih enak aja,giliran sudah terbuang maen kembali aja. 😏
Tarwiyah Nasa
yes..buang aja si Hendra Dew
Ayesha Almira
pa aji gombal
Ira Herawati
🩷
kalea rizuky
lanjut donk
awesome moment
smg berjodoh. g usah balikan sm mantan.
marie_shitie💤💤
ciieee duda gombalannya maut juga
Purnama Pasedu
gombal
Djuniati 123
walah walah bang ajiiii... malu malu me0ng segala... ndang tembak DORRR selak mantane datang
Eni Istiarsi
puber keberapa Pak dokter 😂
Rahma Inayah
aji spt..ABG tua....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!