Sinopsis:
Putri dan Yogantara, pasangan muda yang sukses dan bahagia. Mereka bekerja keras untuk memajukan bisnis mereka, Putri dengan supermarket pribadinya dan Yogantara sebagai fotografer profesional. Namun, di balik kesuksesan mereka, terdapat kekuatan yang dapat menghancurkan kebahagiaan mereka.
Brian, karyawan Putri yang terlihat baik dan setia, ternyata menyembunyikan niat jahat. Ia bermain api dengan Putri secara diam-diam, memanfaatkan kepercayaan Putri. Sementara itu, Putri mulai merasa tidak puas dengan Yogantara dan mencoba menuduhnya dengan membabi buta.
Keretakan dalam rumah tangga mereka mulai terjadi. Yogantara yang merasa tidak bersalah, menjadi bingung dan sakit hati. Ia berusaha untuk memahami apa yang terjadi, namun Putri semakin menjauhkan diri.
Apakah cinta mereka dapat bertahan dari ujian ini? Ataukah keretakan dalam rumah tangga mereka akan menjadi awal dari akhir?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Thukul/maryoto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengumpulan Masa.
Suasana di sekitar rumah Prayogo mulai berubah. Adzan Isya' yang berkumandang dari mushola di dekat rumahnya membuat para tetangga bergegas untuk melaksanakan shalat. Namun, keluarga Prayogo tidak terlihat melakukan hal yang sama.
Mereka lebih sibuk dengan urusan dunia mereka, seperti bisnis dan harta benda. Mereka tidak memiliki waktu untuk memikirkan tentang ibadah dan spiritualitas.
Meskipun di KTP mereka tertulis sebagai penganut Islam, namun dalam prakteknya mereka tidak melaksanakan ajaran-ajaran Islam dengan baik. Mereka lebih mementingkan harta dunia daripada memikirkan tentang akhirat.
Pas malam itu Prayogo Mendapatkan tamu. tamu itu seorang yang suka Dakwah, dua orang berjubah dan berkopyah putih,celana cingkrang dan jenggotnya tebal dan Panjang, mereka mengaku Dari Satuan RCTI (rombongan Clana tinggi Indonesia) Alias Al kacong(Aliran Kathok congklang, Dia mengaku juga Dari Jama'ah Islamiyah Al Keteliyah Atau yang Biasa di sebut orang Jawa Islam Kethel,Islam Panci,Islam Soblog, karna metode dakwahnya melakukan cara hijrah dari masjid ke masjid rumah ke Rumah.
Orang tersebut mengaku namanya Syhekh Nurudin Dan Ustats Purnomo. Di situ menyampaikan dakwah di Rumah Prayogo.
Prayogo merasa terkejut dengan kedatangan tamu-tamu tersebut. Ia tidak terbiasa dengan orang-orang yang berpakaian seperti itu dan memiliki penampilan yang agak ekstrem.
Syekh Nurudin dan Ustadz Purnomo Namanya, masuk ke rumah Prayogo dengan santai dan tersenyum. Mereka membawa tas yang berisi beberapa buku dan bahan dakwah lainnya.
"Assalamu'alaikum, Pak Prayogo," kata Syekh Nurudin dengan suara yang lembut. "Kami datang untuk menyampaikan dakwah dan berbagi pengetahuan tentang Islam."
Prayogo merasa tidak nyaman, tapi ia mencoba untuk bersikap sopan. "Wa'alaikumsalam, Pak Syekh. Silakan masuk."
"Maaf kedatangan Kami mengganggu, cuma mau minta waktu sebentar,ijinkan kami menasehati saudara"
"Iya " Jawab Prayogo dengan Anggukan.
"Mari Silahkan Duduk,!" Ajak Prayogo
Syekh Nurudin dan Ustadz Purnomo kemudian duduk di ruang tamu dan memulai dakwah mereka. Mereka berbicara tentang pentingnya menjalankan syariat Islam dan meninggalkan kehidupan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Prayogo mendengarkan dengan tidak terlalu antusias, tapi ia mencoba untuk memahami apa yang dikatakan oleh Syekh Nurudin dan Ustadz Purnomo.
"Ow, Begitu... " Jawabnya.
"iya..Begitu pak,.. Jawab syhekh
Syekh Nurudin dan Ustadz Purnomo duduk di ruang tamu dengan postur yang tegak dan santai. Mereka memakai jubah putih yang panjang dan lebar, dengan celana cingkrang yang menutupi kaki mereka. Kopyah putih mereka terlihat bersih dan rapi, dan jenggot mereka yang tebal dan panjang menambahkan kesan yang lebih alim.
Syekh Nurudin, yang tampaknya lebih senior, memulai dakwahnya dengan suara yang lembut dan berwibawa.
"Pak Prayogo, kami datang untuk menyampaikan pesan Allah SWT kepada Anda. Kami ingin mengingatkan Anda tentang pentingnya menjalankan syariat Islam dan meninggalkan kehidupan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam."
"ajaran Seperti yang Anda katakan tak seirama dengan keadaan sini, aku kurang tertarik dengan ajaran Anda, " Tegas Prayogo
Ustadz Purnomo, yang lebih muda, melanjutkan dengan penjelasan yang lebih detail tentang ajaran Islam dan pentingnya menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari. Mereka berdua berbicara dengan antusias dan penuh semangat, dan Prayogo dapat merasakan kesungguhan mereka dalam menyampaikan pesan Allah SWT.
"Aku Hargai kalian bapak bapak berdakwah, tetapi ajaran bapak itu bertolak belakang dengan keyakinan keislaman Kami, kalian bicara Ahlusunah wal jamaah, tetapi secara praktek anda itu tukang mengkafirkan,membBit'ahkan dan lainnya.. intinya kami sekeluarga nggak masuk dengan ucapan anda. saya islam walaupun KTP,Saya iman kepada Alloh dan Hari Akhir, tapi untuk anda maaf, kami sekeluarga tidak sepakat." Jawab Prayogo lebih tegas
Syekh Nurudin dan Ustadz Purnomo saling menatap, kemudian Syekh Nurudin berkata dengan nada yang lembut tapi tegas, "Pak Prayogo, kami tidak datang untuk memaksa Anda atau keluarga Anda untuk menerima ajaran Islam. Namun, kami ingin mengingatkan Anda bahwa waktu tidak menunggu. Kematian dapat datang kapan saja, dan kita tidak tahu kapan kita akan dipanggil oleh Allah SWT."
Ustadz Purnomo melanjutkan, "Kami ingin membantu Anda dan keluarga Anda untuk memahami ajaran Islam dan menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun, jika Anda tidak siap untuk menerima, maka kami akan meninggalkan Anda dengan doa yang baik."
Prayogo merasa tidak nyaman dengan jawaban mereka, tapi ia tidak ingin bertengkar. Ia hanya mengangguk dan berkata,
"Baik, saya akan mempertimbangkan. Terima kasih atas kunjungan Anda."
Syekh Nurudin dan Ustadz Purnomo berdiri dan bersalaman dengan Prayogo, kemudian mereka berpamitan dan meninggalkan rumah Prayogo.
*************
Prayogo tersenyum lebar dan menyambut para preman anak buahnya dengan hangat. Ia berjalan menuju mereka dengan langkah yang percaya diri dan menyambut mereka dengan jabat tangan yang kuat.
"Ha! Kalian sudah datang! Aku sudah menunggu kalian!" kata Prayogo dengan suara yang keras dan bangga.
Para preman anak buahnya tersenyum dan mengangguk, mereka mematikan mesin motor dan turun dari kendaraan mereka. Mereka berjalan menuju Prayogo dengan langkah yang santai dan menyambutnya dengan jabat tangan yang kuat.
"Apa yang ingin kamu lakukan, Bos?" tanya salah satu preman anak buah Prayogo.
Prayogo tersenyum dan mengangguk. "Aku ingin kalian melakukan sesuatu untukku. Aku ingin kalian mengurus masalah ku. kamu tahu kan Pentolan AliansI Srigethuk?."
Para preman anak buahnya saling menatap dan mengangguk. Mereka tahu apa yang harus mereka lakukan.
"Oh, SiJapra...Kecil Boskuh,. kapan Mau di eksekusi?"
"Besok Aku kabari kalian. !" jawab Prayogo
Di tempat Yang berbeda
Mujo,seorang tangan kanan Prayogo, berdiri di tengah-tengah kerumunan anak-anak geng yang sedang pesta miras. Ia tersenyum dan mengacungkan gelasnya, "Hidup Preman Jalanan! Hidup Prayogo!"
Anak-anak geng itu berteriak dan mengepalkan tinju, "Hidup! Hidup!" Mereka minum miras dan berdansa di tengah-tengah jalan, tidak peduli dengan tetangga yang mulai terganggu dengan kebisingan mereka.
Mujo memandang sekeliling, memastikan bahwa semua anak-anak geng itu dalam kondisi yang baik. Ia kemudian mengambil telepon genggamnya dan menghubungi Prayogo, "Boss, semuanya baik-baik saja. Anak-anak geng itu sedang pesta miras dan tidak ada masalah."
Prayogo di seberang telepon tersenyum, "Baik, Mujo. Terus pantau mereka dan pastikan tidak ada masalah. Aku tidak ingin ada gangguan dari pihak lain." sahut Prayogo.
"Baik Boskuh,Menunggu intruksi."
"Baik,jaga baik baik Anggota, karna tenaga mereka akan ku pakai buat serangan balasan. kamu tau sendiri tugas apa yang harus kamu lakukan di lapangan" Perintah Prayogo.
"Siap Boskuh..86 " jawab Mujo sambil menutup ponsel lalu kembali ke gelanggang