Rahasia Cinta

"ini ada__ucapa Yan Terputus karena tiba-tiba ponsel Tami kehabisan baterai.

"Astaga habis pulak ini baterai"ujar Tami kesal.

Tami lalu beranjak dari ranjang untuk mengisi daya baterainya, setelah itu Tami kembali ke ranjang nya bersama anaknya.

Tami merasa sangat tak enak badan, mungkin karena ngedown.

Macem saat ini saja semangkin berpikir ekstra Tetang rumah tangga mereka,sebab suaminya malam ini tak pulang juga kerumah. Tah apa maunya Tami pun sudah tak tau lagi.

"Bukan begini caranya menyelesaikan masala bang,semangkin kau lari-larian semangkin rumit Maslah yang datang di rumah tangga kita"ujar Tami lirih

Karena kepala Tami semangkin berat dan semangkin pusing dan Tami memutus kan untuk tidur dan mengeloni anaknya.

Pagi hari yang sangat cerah seorang anak kecil menangis terisak-isak sebab sang ibu tak mau bangun dari tidurnya.vania memangil-manggil sang ibu tetapi sang ibu tak mau bangun juga.

Vania berlari mengambil ponsel mamanya dan menyalakan ponsel yang sedari semalam mati.

Vania duduk disamping maminya masih dengan air mata yang jatuh bercucuran, setelah ponsel sang ibu sudah menyala Vania mencari kontak telepon papinya,tapi sayang nomor sang papi tak aktif.

Karena panik Vania asal memilih nomor kontak orang yang ada di ponsel maminya , panggilan telepon Vania lalu di jawab oleh seseorang tak tau siapa.

"Hallo"ujar seseorang di balik telpon itu

"Hayo"ujar Vania sembari menangis

"Kamu kenapa?"ujar seseorang itu

"Hayo,ini ciapa?,toyongi mamih adek,mamih adek dak banun-banun Dali tidulnya.hiks..hisk.."bacah itu semangkin menangis

"Ini om Yan,rumah kamu dimana?agar om kesana ngeliat keadaan mami kamu"ujar Yan sedikit panik

"Lumah adek yang pagal nya walna hitam dan banak bunganya om"jawab Vania

Sebelum menjawab Yan terkekeh geli mendengar ucapan Bocah perempuan itu, yang bilang rumahnya berpager hitam dan banyak bunganya.

"Sayang,om boleh mintak tolong?"ucap Yan lembut

"Iya om"

"Adek dengerin om ya,adek keluar cari tetangga adek,terus kasih ponsel adek ke mereka ya sayang"ujar Yan menyuruh Vania,agar alamatnya jelas.

Vania berlari sambil beberapa kali mengelap hidungnya yang basah,Vania sudah di luar rumahnya lalu mendatangi rumah temannya yang ada di sebelah rumahnya.

"Buk, acalammulaikum"ucap Vania

"walaikumsalam Vania"jawab mama temennya Sembari berjalan keluar rumah, untuk mendatangi Vania

"Buk,om atu mau nomong cama ibuk"ujar Vania sembari memberikan ponsel sang mami

ibuk itu mengerti maksud Boca lima tahun itu

"hallo"

"Hallo mbak mau nanya,ini alamat rumah Vania nya diamana?"ujar Yan

"ini siapa?"ucap sang ibuk,takut yang menghungi ini punya niat jahat.

"Saya adik sepupu mbak Tami mbak"ujar Yan berbohong

"Oh, alamatnya jalan pahlawan gang anggrek,tanya saja rumah bang Rizal,sudah bada tau orang bang"ujar tetangga Tami

"Iya mbak, trimakasih ya "ujar Yan

Lalu panggilan tersebut di sudahi Yan,Yan lalu menyambar jaket dan kunci motor yang tergeletak di atas meja.

##

Di kediam Tami, anaknya Vania di tanya oleh tetangganya,kenapa sang mama tak keluar rumah dan kenapa ponsel mamanya di berikan kedia agar adik sepupu Tami mengetahui alamat ini,kenapa bukan mamanya saja yang memberi tahu.

Namanya anak kecil jujur nan polos sekali,pasti kalau ditanya pasti jawabnya sejujur-jujurnya.

"Mamih adek dak banun-banun Dali cemalam buk"ucap Boca kecil itu

Tetangga terkejut mendengar ucapan Vania.

---------

Apakah sebenarnya terjadi kepada Tami?apa kah Yan akan menolong Tami atau kan Rizal sang suaminya.tunggu kelanjutan nya di bab berikutnya...