" Apa maksud dari keluarga mu bicara seperti itu mas? Apakah aku kalian anggap orang asing selama ini? Apa bakti ku pada suami serta keluarga ini tidak berarti apa apa?" Ria berkata dengan suara yang bergetar karena menahan tangis.
Selama ini ia hanya dianggap orang asing oleh keluarga suami nya sendiri padahal dia lah yang selalu ada untuk suaminya ketika sedang terpuruk bahkan dia rela menjadi tulang punggung mencari rezeki demi sesuap nasi karena suami yang dicintainya di PHK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maharanii Bahar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 22
Setelah mengatakan segalanya ria pun terkejut karna secara langsung aku mengungkapkan perasaanku, aku pasrah jika dia tidak menerima karna memang ini terlalu mendadak.
......
Aku cukup terkejut dengan apa yang Adrian katakan, dan dia juga mengetahui apa status ku, tapi perasaan nya tidak berubah, padahal dia seorang pria lajang dan bisa mencari wanita yang belum pernah menikah kenapa harus mau dengan janda, tapi dilubuk hati ku ,aku merasa bahagia karna ungkapan perasaan nya, aku tau memang aku belum lama bercerai dan menyandang gelar janda tapi apa aku tidak boleh bahagia?.
Keesokan harinya aku kekantor ternyata Julio sudah ada dikantor , melihat wajah ku yang tampak bahagia dia pun heran.
"Bahagia sekali seperti nya?". Ujar nya
"Eh biasa aja kok". Ujar ku
"Heleh aku tau pasti Adrian sudah mengungkapkan perasaan nya padamu". Ujar nya yang membuat aku terkejut, tau dari mana dia.
"Kamu tau dari mana?jangan bilang kalau kamu memata mataiku". Ujar ku dengan mata memicing
"Enak saja kurang kerjaan sekali aku sampai memata mataimu". Ujar nya
"Itu kamu tau". Ujar ku
"Adrian yang mengatakan padaku dia ingin mengungkapkan perasaan nya pada mu, dan dia juga meminta nomor mu pada ku". Ujar nya
"Oh jadi kamu sudah tau tapi tidak memberi tau aku?". Ujar ku
"Dia ingin aku merahasiakan dari ku sampai waktu nya dia sendiri yang mengungkapkan". Ujar nya.
"Kenapa kalian seperti teman lama bukan seperti rekan kerja?". Ujarku
"Iya karna kami memang bersahabat dan baru baru ini bertemu kembali dan ternyata dia menyukai adikku". Ujar nya
"Apa salah jika aku membuka hatiku kembali?". Ujar ku ragu
"Tidak sama sekali, kamu berhak bahagia dia pria yang baik bahkan dia tidak pernah berpacaran karna berjuang untuk kebahagian keponakan nya yang sudah dia adopsi ". Ujar nya
"Tapi apa kata orang orang nantinya ,aku belum lama menjanda malah sudah memulai hubungan baru lagi". Ujar ku karna jujur saja aku takut dengan statement orang diluar sana apa lagi dilingkungan ku maupun didesa.
"Tidak usah pedulikan apa kata orang, itu hanya membuat mu pusing ,lagian kamu juga tidak meminta beras pada mereka ngapain harus mikirin omongan mereka, ini hidup ku dan kamu yang menjalaninya". Ujar nya dengan bijak.
"Iya kamu benar , tapi aku memang belum memberi jawaban padanya karna itu terlalu mendadak bagiku, aku meminta waktu tiga hari untuk menjawab nya".ujar ku
"Iya pikirkan lah sebaik baiknya dan minta pendapat pada bapak ibu, aku yakin pasti mereka juga mendukung mu". Ujar nya .
"Aku memang belum membicarakan ini pada bapak dan ibu, nanti akan aku bicarakan pada mereka". Ujar ku diangguki Julio ,dan aku pun keluar dari ruangan Julio dan menuju ruangan ku.
Saat masuk aku sudah disuguhi oleh pemandangan laporan yang menumpuk, huft ini bakal jadi hari yang panjang serta melelahkan, tak terasa jam makan siang tiba tiba ada yang mengetuk pintu ruangan ku.
"Masuk". Ujar ku dari dalam
"Permisi buk ini ada titipan dari ojol katanya makan siang punya ibuk". Ujar OB kantor.
"Yaudah pak taruh di meja saja terima kasih pak". Ujar ku
"Sama sama buk permisi". Ujar nya dan langsung keluar.
Aku langsung menuju makanan tersebut karna aku tidak ada pesan makan atau apapun, saat ku buka ternyata ada sepucuk surat dan ternyata ini dari Adrian , seketika hati ini berbunga bunga dan rasa lelah pun hilang ,aku menyantap makanan itu hingga tandas dan tak lupa aku menghubungi nya untuk mengucapkan terima kasih.
"Terima kasih untuk makan siang nya". Tulisku dan langsung aku kirimkan ke padanya.
"Sama sama dan maaf aku tidak tau apa makanan kesukaan mu, tetap semangat ya". Balasnya
"Tapi yang kamu kirim aku suka kok". Tulisku
"Alhamdulillah kalau begitu". Balasnya dan aku segera melanjutkan pekerjaan ku yang belum selesai.
Jam lima sore semua laporan baru selesai aku periksa dan minta beberapa kali revisi, setelah rapi aku segera pulang karna rasanya lelah sekali dan badan juga sudah lengket semua , sampai dirumah ibu yang menyambut ku di depan .
"Assalamualaikum buk". Ujar ku sambil menyalami tangan ibuku
"Waalaikumsalam nduk kenapa sore sekali pulangnya?". Ujar nya
"Iya buk kerjaan lagi banyak , aku masuk mandi dulu ya buk". Ujar ku
"Iya kamu mandi dulu selesai mandi turun ya ibu sudah masak". Ujar nya dan aku mengiyakan,segera aku bergegas ke kamar dan memilih untuk berendam terlebih dahulu untuk merilekskan kan pikiran serta badan ini.
Setelah selesai rutinitas ku di kamar,aku segera turun takut ibu dan bapak lama menunggu untuk makan malam, dan ternyata dugaan ku benar bapak dan ibu sudah duduk di meja makan tapi belum memulainya karna menunggu ku.
Kami pun makan dengan nikmat.
"Em pak buk nanti selesai makan kita keruang tengah ya ada yang ingin aku sampaikan". Ujar ku .
"Iya kamu makan saja dulu nanti saja dibahasnya". Ujar bapak.
Setelah tiga puluh menit kami pun duduk diruang tengah.
"Pak buk kalau aku memulai hubungan baru dengan seorang pria apa kalian keberatan?". Ujar ku ragu
"Tentu saja tidak, orang tua mana yang tidak ingin melihat anak nya menjalani rumah tangga, walaupun kamu dan kami pernah kecewa maupun terluka jangan sampai kamu menjadi terpuruk bahkan trauma untuk menjalani hubungan kembali nduk". Ujar bapak
"Benar kata bapak ,kalau memang ada pria yang berniat serius dan kamu tau bagaimana dia dan bagaimana sifatnya kenapa tidak dicoba". Ujar ibu membenarkan.
"Tapi apa gak jadi omongan orang nantinya?". Ujar ku karna memang aku masih takut dengan apa yang dikatakan orang orang.
"Jangan pedulikan omongan apapun yang keluar dari mulut siapa pun, ini hidup mu dan kamu yang mengatur nduk". Ujar ibu
"Kamu hanya punya dua tangan tidak bisa untuk menutup mulut mereka, tapi dua tangan mu bisa untuk menutup telinga agar tidak ada satupun omongan mereka yang kamu dengar". Ujar bapak.
"Baiklah pak buk aku akan mencoba membuka hati kembali". Ujar ku
"Memang nya siapa pria yang berhasil mengambil hati anak bapak ini". Ujar bapak menggoda ku.
"Dia sahabat Julio pak, Julio bilang dia pria yang baik dan tidak pernah pacaran karna berjuang untuk membesarkan keponakan nya yang ditinggal meninggal dunia akibat kecelakaan,dan dia lah yang menjadi orang tua anak itu, dia juga sebatang kara karna orang tua nya juga sudah meninggal". Ujar ku
"Astaghfirullah kasihan sekali dia nduk".ujar ibu
"Iya Bu".
........
"Sah". Ujar saksi di kantor kua