naya menbeci atasan nya yang bernama raka tapi berujung jadi jatuh cinta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon arsifa nur zahra u, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16 * pintu hati yang mulai retak *
Sejak pesan itu masuk, pikiranku mulai pecah ke arah yang tak terduga. Adit bukan hanya masa lalu, tapi bagian dari versi diriku yang dulu naif, percaya segalanya bisa diselesaikan dengan cinta, dan tidak tahu apa-apa soal pengkhianatan.
Tapi sekarang dia datang lagi, saat hidupku baru mulai terasa stabil.
Aku tidak membalas pesannya malam itu. Tapi aku juga tak menghapusnya. Dan entah kenapa, rasa bersalah mulai tumbuh diam-diam, seolah aku sedang menyembunyikan sesuatu dari Raka, padahal aku tidak berbuat apa-apa.
Hingga hari Jumat datang. Dan kantor kami mengadakan rapat lintas divisi termasuk proyek Adit.
Aku duduk di ruang meeting dengan kepala penuh debu. Saat Adit masuk dan duduk tepat di seberangku, dia hanya tersenyum singkat. Profesional tapi sorot matanya... penuh makna yang tak nyaman.
Raka masuk beberapa menit kemudian, duduk di sampingku. Tangannya menyentuh lenganku sebentar, seperti ingin menegaskan bahwa dia ada.
Tapi suasana makin berat ketika presentasi dimulai. Adit bicara dengan percaya diri, dan setiap kali dia menyebut divisi konten matanya melirikku.
Setelah meeting, aku buru-buru kembali ke meja. Tapi belum sempat duduk, Adit sudah muncul di sebelahku.
“Lima menit aja, di balkon,” katanya lirih.
Aku ragu, tapi akhirnya mengangguk. Di balkon kecil kantor itu, Adit bersandar pada dinding lalu menatapku.
“Aku tahu aku gak pantas muncul tiba-tiba. Tapi aku gak mau nyesel dua kali, Naya.” kata adit
Aku menarik napas panjang. “Adit, hidupku udah beda sekarang.”
“Aku tahu. Tapi aku gak bisa bohong, perasaan itu masih ada.”
Aku menahan diri agar tak terpancing. “Perasaan kamu bukan urusanku lagi. Kita udah selesai lama, dan kamu yang pergi tanpa penjelasan.”
Dia terdiam, lalu berkata, “Waktu itu aku dapet tawaran kerja ke luar negeri, dan aku gak yakin kita bisa jalanin hubungan jarak jauh. Tapi ternyata ninggalin kamu malah jadi keputusan terbodohku.”
Aku tertawa pahit. “Sekarang kamu muncul lagi, pas aku udah mulai bahagia? Kamu pikir cinta itu kayak lampu yang bisa dinyalain kapan aja?”
“Aku gak minta kamu ninggalin dia. Aku cuma minta... kesempatan.”
Aku menatapnya tajam. “Aku gak bisa kasih itu, Dit. Aku udah nemuin orang yang milih bertahan saat semuanya menolak. Raka ada buat aku, bahkan waktu dia harus lawan keluarganya sendiri.”
Dia terdiam. Dan saat aku melangkah pergi, dia berkata pelan, “Aku akan tetap tunggu, Naya.”
*
Malamnya, aku dan Raka makan malam di tempat biasa. Tapi dia terlihat lebih pendiam dari biasanya.
“Ada yang gangguin kamu?” tanyaku.
Dia mengangguk pelan. “Adit.”
Jantungku mencelos.
“Aku lihat dia tadi ngajak kamu ngobrol. Di balkon.”
Aku menunduk. “Iya. Dia minta kesempatan kedua. Tapi aku tolak.”
Raka menatapku lama. “Kenapa gak cerita langsung?”
“Karena aku takut kamu mikir aku masih goyah. Padahal aku nggak.”
Dia menggenggam tanganku. “Aku gak minta kamu sempurna. Aku cuma minta kamu jujur.”
Aku menarik napas. “Maaf Rak , Aku salah.” kataku
Dia mengangguk pelan. “Kita butuh saling percaya. Apalagi kalau badai makin gede nanti.”
Dan untuk pertama kalinya, aku merasa... pintu di antara kami sedikit retak. Bukan karena cinta yang memudar, tapi karena bayang-bayang masa lalu yang tiba-tiba hadir tanpa permisi.
g bertele-tele 👍👍👍👍👍
😘😘😘😘😘😘
gmn klo a ny jdi e😩😩😩😩