Nisa. gadis yang tidak sengaja bertemu dengan laki-laki yang bernama Aslan. dan keduanya dalam kondisi terpuruk.
Nisa yang mendapati kenyataan, kalau kekasih hatinya lebih memilih perempuan lain merasa sangat terpukul, padahal hari itu Mereka sudah berjanji akan pergi mendaftarkan pernikahan mereka.
dan ketika melihat laki-laki yang didorong keluar dan sampai terjatuh itu, dan kejadian yang tepat di depan matanya membuatnya langsung berpikir dan bertindak. Nisa langsung mengajaknya menikah, walaupun dia tahu kalau laki-laki itu adalah orang asing.
lalu bagaimana kelanjutan mereka ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. itu kan mereka
sementara di posisi Nisa, hari ini dia akan pergi bersama dengan suaminya. ya perginya tentu saja untuk mencari pekerjaan. awalnya, sang suami tidak mengizinkan, tapi karena istrinya merengek ingin ikut dan tidak mau tinggal, akhirnya Aslan hanya bisa pasrah dengan keinginan sang istri.
"sudah mas. Ayo berangkat. Kita sudah kesiangan ini." ujarnya dengan senyum di bibirnya.
"baiklah.. " mereka pun keluar, dan mengunci pintu kontrakan. Setelah itu, mereka Langsung meninggalkan tempat itu dengan menggunakan angkot.
dan pada saat itu, mobil mantan atasannya berpapasan dengan angkot yang mereka tumpangi. dan tentu saja mereka sudah berselisih di jalan.
di posisi Nisa dan Aslan. ketika tiba di tempat yang menurut mereka ada banyak lowongan, langsung membuat mereka memutuskan untuk turun di sana. keduanya memandangi lingkungan sekitar, seolah-olah sedang mencari peluang.
"seharusnya kamu tunggu di kontrakan aja dek.. Apa kamu nggak capek seharian jalan cari kerja ?" gumam Aslan.
"hehehe.. nggak apa-apa kok Mas. Aku paling bosan berada di kontrakan. karena kalau berada di kontrakan, pikirannya melayang terus ke mana-mana." ucapnya membuat Aslan menggelengkan kepala.
"astaga dek.. di mana-mana ya, perempuan itu paling suka duduk diam di rumah. mereka lebih senang menunggu suaminya pulang dengan membawa uang di kantong mereka. tapi kenapa kamu berbeda..?" gumamnya yang lagi-lagi membuat Nisa terkekeh.
Nisa langsung menyelipkan tangannya di lengan suaminya.
"itu kan mereka Mas.. Bukan Aku. kalau aku beda.. tapi mungkin hanya cukup hari ini saja.. hihihi.." Aslan lagi-lagi terhibur melihat tingkah istrinya yang apa adanya. bahkan dia tak melihat ada tatapan jijik yang dilayangkan sang istri kepada dirinya. Padahal, bisa dibilang, dia cukup lusuh, dan juga bukan idaman.
"terserahlah kalau begitu.. ayo kita jalan lagi ? tapi kalau capek bilang ya." mendengar itu, Nisa pun menganggukkan kepalanya. mereka terus berkeliling, sampai akhirnya mereka tiba di sebuah tempat bangunan, di mana kemarin dirinya bekerja di sini dan mendapatkan komisi 1 juta rupiah.
"dek.. kemarin kakak dapat kerja di sini.. gimana kalau kita coba tanya lagi ? mana tahu masih ada pekerjaan yang cocok untuk kakak.." ucapnya. Dia memanggil dirinya kakak, padahal nisa memanggilnya Mas. namun keduanya tampak tak menyadarinya.
"mm.. Baiklah kalau begitu.." mereka berdua pun langsung berjalan mendekati sang mandor.
"permisi Pak.." sang mandor yang tampak sedang mengatur tata letak bahan bangunan, langsung menoleh. seketika matanya langsung berbinar melihat kedatangan Aslan. dia tahu, kemarin Aslan bekerja sendiri memindahkan batu bata, namun kerjanya sangat cepat sehingga membuat sang mandor ini senang mempekerjakannya.
"eh kamu..!! syukurlah kamu datang lagi. ayo cepat, bantuin mengangkut semen dan memindahkannya ke sana." ucap mandor tersebut. nisa tersenyum dan sekaligus merasa kasihan kepada suaminya yang harus mengangkat beban berat.
"terima kasih banyak Pak.." tutur Aslan. aslan pun langsung menoleh ke arah istrinya.
"Kamu tunggu di sini aja ya dek.. Kakak mau bantu-bantu angkat dulu. kamu jaga bekal makanan kita aja." ucapnya kepada sang istri. Nisa yang mendengar itu mengatupkan bibirnya seperti ingin mengatakan sesuatu. namun Aslan yang paham keinginan istrinya langsung membantah.
"tidak perlu bekerja! bukankah hari ini kamu memutuskan untuk ikut dengan kakak aja. jadi kamu duduk dengan baik, dan jangan banyak ulah." tutur Aslan sambil tersenyum hangat kepada istrinya. nisa yang mendapatkan perlakuan hangat seperti itu hanya bisa mendengus.
bukan karena kesal kepada suaminya yang memperlakukannya dengan baik, tapi dia sedikit tidak terima ketika suaminya tidak mengizinkannya ikut bekerja. namun sebagai seorang istri, dia juga tak bisa membantah sang suami.
"baiklah kalau begitu kak. Kakak hati-hati kerjanya ya.. Aku duduk di sini saja untuk menunggu." tuturnya yang langsung dibalas dengan anggukan kepala dari Aslan.
setelah berbincang sebentar, Aslan pun langsung bergegas dan bergabung bersama dengan para pekerja lainnya. dia bekerja mengangkut semen dan beberapa peralatan bangunan lainnya. Sekali angkut, Aslan mampu mengangkat 2 sampai 3 sak semen. padahal itu sangat berat. namun nisa hanya bisa memandangi, dia hanya merasa prihatin dalam hati saja. tapi dia bertekad dalam hatinya, kalau nanti sudah kembali pulang ke kontrakan mereka, dia akan menawarkan jasad pijat gratis kepada suaminya.
*******
sementara di posisi ibu Yuli dan beberapa karyawan rumah makannya telah sampai di depan kontrakan Nisa yang sudah tertutup rapat itu.
"sepertinya mereka tidak berada di tempat.?" tutur karyawan perempuannya.
"betul.. Sepertinya mereka tidak berada di tempat." sambung yang lain. Ibu Yuli menatap sayu ke arah pintu rumah kontrakan itu. dia langsung menghela nafasnya tatkala mengingat perlakuannya terhadap Nisa kemarin.
"ini dia!! kenapa perempuan tega ini datang kemari.!!" tiba-tiba ada suara ibu-ibu yang menyapa mereka. tapi bukan sapaan baik, melainkan sapaan penghakiman yang diberikan.
sementara mereka semua yang mendengar sapaan itu, langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah ibu-ibu yang tampak baru saja keluar ingin menjemur pakaian.
"betul ibu Tini!! ini Dia perempuan yang memecat Nisa tanpa tahu cerita yang sebenarnya. bahkan, dia berani dan tega merampas uang Nisa. padahal Nisa adalah anak yang jujur.!!" seru Ibu lainnya yang mendengar seruan ibu Tini. mereka berbondong-bondong keluar, dan ingin melihat sendiri seperti apa wajah bos dari pemilik rumah makan yang telah mengintimidasi Nisa.
Ibu Yuli yang mendengar itu langsung menundukkan kepalanya dan merasa bersalah.
"ibu.. kami memang bersalah. kami salah karena tidak menyelidikinya terlebih dahulu. dan kami datang ke tempat ini untuk meminta maaf kepada Nisa, dan sekaligus mengembalikan uangnya. dan kalau dia mau, saya masih ingin mengajak dia bekerja di rumah makan saya." tutur Ibu Yuli.
"betul Bu.. ini adalah kesalahpahaman. kami salah karena telah keliru. dan kami semua ingin datang meminta maaf kepadanya." sambung karyawannya. ibu Tini memandang mereka sebelah mata. ibu Tini juga bukan orang yang nyinyir dan suka ikut campur dengan urusan orang lain. tapi ibu Tini paling tidak suka ada orang kaya yang berkuasa seperti itu dan bertindak semena-mena pada orang yang tidak memiliki apa-apa.
"kalau begitu maksud kalian, sayang sekali. kalian terlambat, pagi ini dia berangkat kerja bersama dengan suaminya. mungkin mereka akan kembali di sore hari." ujar Ibu Tini masih terkesan dingin dan cuek. mendengar itu, Ibu Yuli menghela nafasnya.
"bagaimana ini Bu.. sebaiknya kita bikin video permintaan maaf saja lalu kita upload ke sosial media. nanti malam kita datang ke sini lagi untuk meminta maaf secara langsung." tutur Yudi yang merupakan satu-satunya laki-laki yang memilih untuk ikut. sementara yang lain dibiarkan pada keinginannya sendiri. tapi, berbeda dengan Dina yang langsung dipecat dengan beberapa teman-temannya yang sudah merekayasa kejadian itu.