NovelToon NovelToon
Obsesi Cinta Tuan Gumiho

Obsesi Cinta Tuan Gumiho

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Beda Usia / Cinta Beda Dunia / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Heryy Heryy

Kim Min-seok siluman rubah tampan berekor sembilan, yang sudah hidup lebih dari 1000 tahun,Kim Min-seok hidup dengan menyembunyikan identitasnya sebagai seekor gumiho,Ia berkepribadian dingin dan juga misterius.

Dirinya menjalin hidupnya dengan kesepian menunggu reinkarnasi dari kekasihnya yang meninggal Beratus-ratus tahun yang lalu.

Kim Min-seok kemudian bertemu dengan Park sung-ah mahasiswi jurusan sejarah, saat itu dirinya menjadi dosen di universitas tersebut.

Mereka terjerat Takdir masa lalu yang mempertemukan mereka, mampukah Kim Min-seok mengubah takdir tragis di masalalu yang terulang kembali di masa depan.

apakah kejadian tragis di masalalu akan kembali terjadi kepada dirinya dan juga kepada park sung-ah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heryy Heryy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

༿BAB༌༚26

Setelah Park Sung-ah berteriak "TIDAKKKKK" dengan suara yang penuh malu, dia melihat Kim Min-seok yang berdiri tegak dengan pakaian dalamnya tergeletak di wajah dan tubuhnya.

Wajahnya langsung memerah sampai ke telinga, rasa malu yang luar biasa menyebar di seluruh tubuhnya.

Dia tidak bisa membayangkan hal yang lebih memalukan daripada ini—melempar pakaian dalamnya ke wajah siluman rubah yang tinggal bersama dengannya.

"Bagai mana ini ???" bisik dia dengan suara yang lemah dan gemetar, tidak bisa menyelesaikan kalimatnya karena terlalu malu.

Tanpa berpikir panjang, dia berdiri cepat dari lantai dan berlari untuk mengambil pakaian dalamnya yang terlempar ke segala arah.

Tubuhnya bergerak cepat, tangannya mencoba menangkap setiap helai pakaian dalam yang terbang di udara.

Tapi saat ia berlari, kakinya tersandung kardus kosong yang tadi berisi pakaian dalamnya.

Kardus itu terguling ke samping, dan Sung-ah merasa tubuhnya tergelincir.

Dia mencoba menangkap apa pun yang ada di dekatnya untuk menahan dirinya, tapi tidak ada yang ia tangkap.

Dengan bunyi yang lemah, ia terjatuh—dan kebetulan, ia terjatuh tepat di pelukan Kim Min-seok yang masih berdiri di tempatnya.

Tubuh Sung-ah yang lemah menempel erat pada tubuh Min-seok yang kokoh.

Dia merasakan panas dari tubuhnya, degupan jantungnya yang terasa melalui baju kemeja yang dia kenakan.

Untuk beberapa saat, keduanya beku di tempat—Sung-ah dengan wajah yang memerah, Min-seok dengan pandangan yang bingung dan terkejut.

Kemudian, Sung-ah menyadari posisinya dan segera bangkit dari pelukannya, tangannya cepat mengambil semua celana dalam miliknya yang masih tergeletak di lantai dan di tubuh Min-seok.

Dia mengumpulkannya dengan cepat, memasukkannya ke dalam kardus kosong yang sudah terguling.

Kim Min-seok hanya terdiam di tempatnya, matanya melihat ke arah Sung-ah yang sibuk mengambil barang-barangnya.

Ia tidak tahu harus berbuat apa—ini adalah pertama kalinya bagi dirinya mengalami hal seperti ini.

Selama berabad-abad ia hidup sendirian, jarang berinteraksi dengan manusia dengan cara yang begitu pribadi.

Dia merasa hati dia berdebar kencang, lebih kencang daripada saat dia melawan Imugi.

Tubuhnya merasa hangat, dan dia merasakan sesuatu yang baru di hatinya—sesuatu yang dia belum pernah rasakan sebelumnya.

Setelah selesai mengambil semua celana dalamnya, Sung-ah mengangkat kepala dan melihat Min-seok yang masih berdiri diam.

Wajahnya semakin memerah, dan dia tidak bisa melihat langsung ke mata dia.

"Maaf, Dosen Kim !" teriak dia dengan suara yang lemah dan penuh kesalahpahaman, menundukkan kepala karena malu yang tidak bisa dihilangkan.

Min-seok menghela nafas panjang, mencoba menenangkan dirinya. Dia melihat Sung-ah yang malu, dan hatinya merasa lembut.

"Tidak apa-apa, Sung-ah," kata dia dengan suara yang lemah dan lembut, sambil mengalihkan pandangannya dari celana dalam yang sudah dimasukkan kardus oleh Sung-ah. Dia tidak ingin membuatnya lebih malu lagi.

Sung-ah mengangguk perlahan, tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tanpa mengucapkan kata apapun, dia mengambil kardus yang berisi celana dalamnya dan berlari menuju kamar yang ia tiduri semalam.

Dia membuka pintu kamar dengan cepat, masuk, dan menutup pintu dengan keras.

Di dalam kamar, dia meletakkan kardus di atas kasur dan duduk dengan cepat, menutup wajahnya dengan tangan.

Wajahnya masih memerah karena malu yang mendalam, dan dia merasa darahnya membanjiri wajahnya.

Dia tidak bisa membayangkan bagaimana dia akan menghadapi Min-seok nanti—bagaimana dia akan bertemu matanya lagi setelah kejadian yang memalukan itu.

Sementara itu, Kim Min-seok memasuki kamar tidurnya sendiri yang terletak di seberang lorong.

Dia menutup pintu dengan perlahan, berdiri di tengah kamar, dan menyentuh dada dirinya. Jantungnya masih berdetak kencang, yang membuatnya sulit bernapas.

Dia duduk di atas kasur, matanya menutup, dan memikirkan tentang apa yang baru saja terjadi.

Dia memikirkan wajah Sung-ah yang memerah, tubuhnya yang lemah yang terjatuh di pelukannya, dan suara dia yang meminta maaf.

Dan pada saat itu, ia tahu—ia benar-benar jatuh cinta pada Park Sung-ah.

Selama berabad-abad, ia telah menunggu Song Hye-yoon yang akan kembali dalam wujud reinkarnasi.

Ia telah mencintainya selama lama, tapi ini adalah pertama kalinya ia merasakan cinta yang sesungguhnya—cinta yang tulus, cinta yang membuat hatinya berdebar kencang, cinta yang membuatnya merasa hidup seperti manusia biasa.

Ia tahu bahwa Sung-ah masih takut padanya, masih bingung tentang semua yang terjadi, tapi ia bersedia menunggu.

Ia akan menunggu sampai dia siap menerima cinta yang ia berikan, sampai dia bisa melihat bahwa ia adalah orang yang akan selalu melindunginya, selalu mencintainya, tanpa syarat.

Di kamar tidur Sung-ah, dia masih duduk dengan wajah yang memerah, memikirkan tentang kejadian yang memalukan.

Tapi di samping rasa malu, dia juga merasakan sesuatu yang lain—rasa hangat yang datang dari ingatan tentang pelukan Min-seok.

Dia tidak tahu apa itu, tapi dia merasa bahwa itu bukan rasa takut. Mungkin, suatu hari nanti, dia akan bisa memahaminya.

Di luar jendela apartemen, matahari mulai terbenam, menyebarkan cahaya oranye dan merah yang indah ke atas kota Seoul.

Udara terasa sejuk dan damai, seolah-olah dunia itu sedang menyaksikan momen yang spesial di antara keduanya.

Di dalam apartemen, Sung-ah dan Min-seok berdiri di kamar masing-masing, memikirkan tentang satu sama lain.

1
𝓪𝓻𝓽𝓾𝓻 𝚝𝚎𝚖
crezy up thr
Almahira
🤭🤭🤭 kisss lagi🤭
𝓪𝓻𝓽𝓾𝓻 𝚝𝚎𝚖: ko kamu gak ada novel?
total 1 replies
Almahira
gue juga pengen 😭
Almahira
wah nafsunya memuncak, nih dosen 🤭
Almahira
wah udah Kiss kissan aja
Almahira
kaya adegan sinetron aja🤣
Almahira
pasti nangis lah jadi cewek kalo di kasih harapan palsu 😭😭
Almahira
wah di kasih harapan palsu,😭😭😭
Almahira
seneng banget tuh 🤭🤭
Almahira
kalau kaya gitu visualnya saya juga mau
Han Sejin: haaa🤣
total 1 replies
🐌KANG MAGERAN🐌
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!