NovelToon NovelToon
Sang Raja Kota

Sang Raja Kota

Status: sedang berlangsung
Genre:Gangster / Preman / Roman-Angst Mafia / Balas Dendam / Persaingan Mafia
Popularitas:262
Nilai: 5
Nama Author: Boy Permana

Kota X adalah kota tanpa tuhan, tanpa hukum, tanpa belas kasihan. Di jalanan yang penuh mayat, narkoba, prostitusi, dan pengkhianatan, hanya satu hal yang menentukan hidup dan mati: kekuasaan.

Di antara puluhan geng yang saling memangsa, berdirilah satu nama yang ditakuti semua orang—
Reno, pemimpin The Red Serpent, geng paling brutal dan paling berpengaruh di seluruh Kota X. Dengan kecerdasan, kekejaman, dan masa lalu kelam yang terus menghantuinya, Reno menguasai kota melalui darah dan api.

Namun kekuasaan sebesar itu mengundang musuh baru.

Muncul Rafael, pemimpin muda Silver Fang yang ambisius, licik, dan haus kekuasaan. Ia menantang Reno secara terbuka, memulai perang besar yang menyeret seluruh kota ke jurang kehancuran.

Di tengah perang geng, Reno harus menghadapi:

Pengkhianat dari dalam kelompoknya sendiri

Politisi korup yang ingin memanfaatkan kekacauan

Hubungan terlarang dengan Vira, wanita dari masa lalunya yang tersembunyi

Konspirasi besar yang lebih gelap dari dunia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Boy Permana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

penyerangan di mulai

Iwan, Tomo, dan para kapten divisi Red Serpent telah tiba di gudang. Mereka mengepung bangunan itu, bersiap untuk menyerbu masuk.

Iwan memberi isyarat, dan para kapten divisi mulai bergerak. Mereka menyusup ke dalam gudang secara diam-diam,

menghindari patroli penjaga. Tomo bergerak dengan lincah, memanfaatkan kegelapan untuk menyelinap. Iwan, dengan ketenangan dan kecerdasannya, memimpin dari depan, memberikan isyarat dan arahan.

Dengan lihai, Iwan membobol kunci pintu utama. Ia memberi isyarat kepada para kapten divisi untuk masuk.

Mereka masuk ke dalam gudang, pistol di siapkan. Gudang itu gelap dan sunyi.

Mereka berjalan perlahan, memperhatikan setiap sudut. Mereka tahu, Anak buah Rafael bisa berada di mana saja.

Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki dari kejauhan. Iwan mengangkat tangannya, memberi isyarat untuk berhenti. Semua terdiam dan berhenti.

Suara langkah kaki itu semakin mendekat. Beberapa orang bersenjata muncul dari balik tumpukan peti. Mereka melihat Iwan dan kelompoknya, dan langsung mengangkat senjata.

"Red Serpent!" teriak salah satu dari mereka.

Baku tembak pun terjadi.

Iwan, Tomo, dan para kapten divisi menembaki para penjaga dengan presisi yang mematikan. Mereka bergerak cepat dan efisien, memanfaatkan barang-barang yang ada di gudang untuk menghindari tembakan musuh.

Tomo bergerak seperti hantu, melompat dari satu tempat ke tempat lain lalu menjatuhkan musuh dengan tembakan yang akurat. Iwan dengan tenang memberikan perintah, mengarahkan para kapten divisi untuk mengepung dan melumpuhkan para penjaga.

Dalam waktu singkat, para penjaga Rafael berhasil dilumpuhkan. Iwan memberi isyarat untuk terus maju. kita harus cepat menemukan Rafael.

Mereka masuk lebih dalam ke dalam gudang, menyisir setiap ruangan dan lorong. Mereka menemukan lebih banyak penjaga, tetapi mereka berhasil melumpuhkan mereka dengan cepat.

Akhirnya, mereka sampai di sebuah ruangan besar di bagian belakang gudang. Di sana, mereka melihat Rafael berdiri di depan jendela, menatap pemandangan kota.

Rafael menoleh dan tersenyum sinis. "Iwan," katanya. "Aku sudah menduganya." Reno akan mengirim mu.

"Rafael," jawab Iwan, sambil menatap tajam ke arah rafael. "Semua ini akan ku akhiri."

"Berakhir?" Rafael tertawa kecil. "Kau salah. Ini baru permulaan."

Rafael mengangkat tangannya dan memberi isyarat. Tiba-tiba, puluhan orang bersenjata muncul dari balik pintu dan lorong-lorong. Mereka mengelilingi Iwan, Tomo, dan para kapten divisi.

Iwan dan Tomo saling bertukar pandang. Mereka menyadari, mereka telah berjalan tepat ke dalam jebakan.

"Kau pikir kau bisa mengalahkan ku, Iwan?" kata Rafael sambil tertawa. "Kau salah. Aku selalu selangkah lebih maju dari bos mu."

Iwan mengepalkan tangannya. Ia merasa marah dan frustrasi. Ia telah ditipu lagi. Namun ia tidak akan menyerah.

"lihat saja siapa yang akan menang," kata Iwan. "Serang!"

Para kapten divisi menyerbu maju, menembaki para penjaga Rafael dengan ganas. Pertempuran sengit pecah.

Iwan dan Tomo bergerak seperti mesin pembunuh, seperti menebarkan maut ke para penjaga Rafael. Mereka menghindari tembakan musuh, memanfaatkan barang-barang yang ada, lalu menjatuhkan musuh dengan tembakan yang akurat.

Namun, jumlah pasukan Rafael terlalu banyak. Iwan dan kelompoknya mulai terdesak. Mereka mulai kehabisan amunisi.

Tomo terhuyung ke belakang, terkena tembakan di bahunya. Iwan berlari ke arahnya, membantunya berdiri.

"Kau tidak apa-apa, Tomo?" tanya Iwan, cemas.

"Aku baik-baik saja," jawab Tomo, meringis kesakitan. "Fokus pada musuh."

Iwan mengangguk dan kembali menembak ke arah para penjaga Rafael. Ia tahu, mereka harus segera mengalahkan musuh atau mereka semua yang akan mati.

Tiba-tiba, terdengar suara ledakan dari luar gudang. Tanah bergetar dan beberapa lampu padam.

"Apa itu?" tanya Rafael, terkejut.

Sebelum ada yang sempat menjawab, pintu gudang terbuka lebar. Reno, bersama Damar dan beberapa anggota Red Serpent lainnya, menerobos masuk, menembaki para penjaga Rafael.

"Boss!" teriak Iwan, lega.

"Iwan! Tomo!" balas Reno. "Cepat! Kita harus keluar dari sini!"

Reno dan Damar terus menembaki para penjaga Rafael, memberikan perlindungan bagi Iwan, Tomo, dan para kapten divisi untuk mundur.

Dengan bantuan Reno dan kelompoknya, Iwan dan para kapten divisi berhasil keluar dari gudang. Mereka berkumpul di luar, bersiap untuk menghadapi pasukan Rafael yang tersisa.

"seperti nya kau tau kita sedang terdesak, Boss?" ucap Iwan.

Reno tersenyum tipis. "Aku punya firasat buruk. Aku tidak bisa membiarkan kalian menghadapi ini tanpa bantuan."

"Terima kasih, Boss" kata Tomo, sambil memegangi bahunya yang terkena tembakan.

"ayo kita selesaikan ini dan pulang untuk mengobati luka mu" jawab Reno."

Reno menoleh ke arah gudang. "Kita kepung gudang ini. Jangan biarkan seorang pun keluar."

Reno, Iwan, Tomo, dan para kapten divisi mulai mengepung gudang. Mereka menembaki setiap penjaga Rafael yang terlihat.

Setelah beberapa saat, gudang itu sunyi. Semua penjaga Rafael telah dilumpuhkan.

Reno memberi isyarat kepada Iwan dan Tomo untuk mengikutinya. Mereka bertiga masuk ke dalam gudang, mencari Rafael.

Mereka menyusuri setiap ruangan dan lorong, sampai akhirnya mereka menemukan Rafael bersembunyi di sebuah ruangan kecil di bagian belakang gudang.

Rafael menatap Reno, dengan tatapan penuh kebencian.

"Ini belum berakhir, Reno," kata Rafael. "Aku akan kembali. Dan aku akan menghancurkan kalian semua."

Reno tersenyum dingin. "Tidak, Rafael. Ini sudah berakhir. Kau telah kalah." gudang ini sudah kami kepung kau tidak bisa kemana-mana."

Reno memberi perintah kepada Iwan untuk memborgol Rafael. Iwan mendekat melayangkan bogem mentah ke wajah rafael lalu memborgol tangan Rafael.

"Bawa dia ke markas," perintah Reno. "Aku ingin dia mati perlahan."

Iwan menyeret Rafael keluar dari gudang dan membawanya ke mobil. Reno menatap gudang itu." ledakan gudang itu setelah aku pergi," perintah Reno kepada beberapa anggota Red Serpent.

"Semua ini sudah berakhir," gumam Reno.

Ia berbalik dan berjalan menuju mobil. Ia ingin segera kembali ke markas dan beristirahat. pertarungan demi pertarungan membuat dia lelah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!