NovelToon NovelToon
Bloom Of The Crimson Mark

Bloom Of The Crimson Mark

Status: sedang berlangsung
Genre:Iblis / Identitas Tersembunyi / Rebirth For Love / Dark Romance / Fantasi / Reinkarnasi
Popularitas:400
Nilai: 5
Nama Author: NINI(LENI)

Update Every day

Qing Lou tak tahu kenapa, ia terjebak di dunia entah apa ini. Dan di paksa melakukan hubungan dengan pria asing, yang katanya akan menikahinya.

mengira itu omong kosong seorang pria, siapa sangka pria itu membawanya..tidak, tidak...lebih tepat menculiknya.

dan ya...

cari sendiri kelanjutannya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NINI(LENI), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14

Rasa pegal dan nyeri masih menusuk pinggangnya saat Qing Lou akhirnya berhasil duduk. Matahari pagi menyusup lembut melalui tirai tipis, namun tubuhnya tetap terasa berat seperti ditarik kembali ke kasur. Ia berusaha bangkit… tapi lututnya goyah.

"Pantas saja dia bilang aku tak bisa berjalan…" Qing Lou menggerutu, wajahnya memerah sendiri mengingat malam—dan pagi—yang membuatnya hampir kehilangan kesadaran.

Ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri. Namun ketenangan itu hanya bertahan sebentar.

Suara langkah kaki terburu-buru terdengar dari luar, lalu pintu bergeser terbuka. Seorang pelayan wanita masuk, wajahnya tegang.

"Selir Agung… Yang Mulia Kaisar meminta Anda bersiap. Anda harus menghadiri jamuan istana pagi ini."

Qing Lou membeku. "Apa? Sekarang? Dengan keadaanku yang seperti ini?"

"Ya, Yang Mulia. Semua pejabat tinggi sudah berkumpul."

Pelayan itu menunduk lebih dalam. "Dan… permaisuri juga hadir."

"Sebenarnya apa yang di rencanakan mereka itu?" gerutunya.

Qing Lou mengepal tangannya. Ia tahu betul jika permaisuri hadir, pasti kalau ia tidak datang akan jadi bahan guncingan antar pejabat. Namun ia tidak bisa menolak. Terutama setelah Lian Zhen mengucapkan ancaman manis yang tak bisa ia lupakan.

Anggaplah benar-benar terjebak istana yang menyebalkan ini.

Dengan tubuh yang masih gemetar, ia dibantu untuk berdiri dan berganti pakaian. Tubuhnya dipenuhi bekas merah dan gigitan yang sangat jelas—tanda malam brutal itu.

benar - benar menyusahkan.

Pelayan-pelayan itu saling pandang dengan wajah merah, tapi tidak berkata apa pun. Mereka membantu untuk menutupi dengan alat seadanya tapi dengan kepintaran dari Qing Lou sudah hilang, seakan tak ada noda disana.

Ditambah lagi...

Lian Zhen sudah memperingatkan mereka untuk tidak usil.

Baju formal selir dikenakan, lengan menjuntai, warna putih kebiruan dengan bordiran phoenix kecil—simbol khusus yang biasanya tidak dimiliki selir mana pun. Rambutnya disanggul rapi dengan tusuk emas, beberapa helaian dibiarkan jatuh membuatnya tampak elegan… dan sedikit menggoda.

benar tak menuruti permintaan Lian Zhen tak berpakaian cantik, nyatanya memang dirinya dilahirkan begitu menawan dan menggoda.

Qing Lou ingin protes melihat pakaian itu terlalu menonjol, tapi ia tahu percuma.

Pelayan itu pasti sengaja memilihkannya.

Ia berusaha berjalan… dan meringis. Sebenarnya sangat sakit dan katakanlah ini berhubungan intim tidak untuk pertama kalinya, tapi Lian Zhen menggempurnya brutal dan tak kenal lelah.

Dan ya, ia pingsan.

Tubuhnya masih berdenyut. Setiap langkah adalah pengingat jelas akan apa yang terjadi. Namun ia tetap melangkah menuju aula besar, walaupun seperti siput.

saat sampai aula perjamuan...

Saat Qing Lou masuk, ruangan seketika sunyi.

Para pejabat menatapnya dengan ekspresi tak terbaca. Para selir mencengkram lengan baju mereka, beberapa wajah memucat karena cemburu. Dan di depan—

—permaisuri duduk dengan senyum yang terlalu manis.

"Selir Agung," ucapnya, nada suaranya lembut namun penuh racun. "Kau tampak… lelah. Harusnya lebih baik istirahat saja."

Tatapannya turun sebentar ke leher Qing Lou.

Qing Lou ingin memutar mata. Ya jelas lelah. Kalian tidak tahu apa yang terjadi semalam, betapa mengerikan kaisar yang kalian sanjung dengan keagungan, aslinya dia itu monster yang harus akan sex.

Tapi ia hanya memberi salam hormat pendek. "Hamba baik-baik saja."

"Benarkah?" Permaisuri menyandarkan dagu di telapak tangan, bibirnya melengkung. "Seharusnya kau tidak memaksa diri datang jika tubuhmu… tidak sanggup."

Qing Lou tahu itu sebuah sindiran itu mengenai langsung—tentang bagaimana ia "diambil" paksa oleh kaisar semalam.

Para selir lain ikut tersenyum menahan tawa, mencoba memperlihatkan superioritas mereka, dan itulah keinginan mereka.

mempermalukan Qing Lou di depan umum, sayangnya tak memberinya kesempatan.

Tapi sebelum mereka bisa semakin tajam—Pintu aula terbuka.

Semua berdiri.

Lian Zhen masuk, dengan jubah hitam emas yang memancarkan kekuasaan. Tatapannya menyapu ruangan… lalu berhenti pada Qing Lou.

Bukan pada permaisuri.

Bukan pada para menteri.

Tapi...

Pada Qing Lou.

Langkahnya melambat ketika mendekat, dan tanpa rasa bersalah ia meraih pinggang wanita itu—menahan ketika Qing Lou hampir kehilangan keseimbangan.

Genggaman itu terlalu intim.

Ruangan hening seketika.

Para pejabat menunduk cepat- cepat. Para selir membeku. Permaisuri menggigit bibir hingga memucat.

"Maaf," bisik Lian Zhen cukup keras untuk didengar. "Aku lupa… kamu masih belum bisa berjalan sempurna."

Lupa katanya, bahkan tadi pagi dia yang mengatakan kalau tak bisa berjalan dengan baik dan melarang keluar kamar, tapi sekarang...m

Qing Lou hampir mati berdiri.

"Yang Mulia," permaisuri bersuara dengan suara manis dipaksa. "Selir Agung tampaknya masih—"

"Aku yang membuatnya begitu," potong Lian Zhen dingin. "Jadi aku bertanggung jawab."

Sungguh kaisar satu ini tak memiliki urat malu sama sekali, bahkan bisa mengatakan di depan banyak orang dengan apa yang di perbuat semalam, sungguh.

Ia memegang Qing Lou seolah wanita itu adalah miliknya—dan hanya miliknya. Dan menariknya duduk bersama di singasana.

Yang harusnya bersama dengan permaisuri tapi kini berbeda.

Lian Zhen memiringkan wajah Qing Lou dengan lembut, memeriksanya seakan tak ada orang lain di ruangan itu.

"Kamu sudah makan sesuatu?" tanyanya lirih.

"Belum," jawab Qing Lou spontan.

Lian Zhen mengerutkan alis, lalu menoleh pada seluruh pelayan. "Kenapa tidak ada yang memberinya makanan?"

Para pelayan gemetar dan menunduk.

Permaisuri menegang; ia tahu kendali perlahan lepas dari tangannya.

Lian Zhen menatap Qing Lou lagi.

Tatapan itu… gila, posesif, dan tanpa malu.

"Setelah ini, ikut aku," katanya lebih pelan. Tapi seluruh aula bisa mendengar. "Aku ingin memastikan kamu… tidak jatuh lagi."

Qing Lou ingin menenggelamkan diri ke dasar laut palung mariana.

..._BERSAMBUNG_...

1
Fransiska Husun
bagusss thorr
Leni: penulisnya ngerasa kurang soalnya...
total 1 replies
Leni
sekelas pemula bagus sii
うacacia╰︶
Gak disadari sampai pagi cuma baca cerita ini, wkwkwk.
Leni: terima kasih
total 1 replies
sareishon
Teruslah menulis dan mempersembahkan cerita yang menakjubkan ini, thor!
Leni: terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!