NovelToon NovelToon
Misteri Permainan Takdir

Misteri Permainan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO Amnesia / Pengasuh
Popularitas:874
Nilai: 5
Nama Author: Sagitarius-74

Maya yang kecewa dengan penghinaan mantan suaminya, Reno, mencoba mencari peruntungan di kota metropolitan.. Ia ingin membuktikan kalau dirinya bukanlah orang bodoh, udik, dan pembawa sial seperti yang ditujukan Reno padanya. "Lihatlah Reno, akan aku buktikan padamu kalau aku bisa sukses dan berbanding terbalik dengan tuduhanmu, meskipun dengan cara yang tidak wajar akan aku raih semua impianku!" tekad Maya pada dirinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagitarius-74, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SERANGAN MADE

Dengan pelan wajah Made kembali mendekati wajah Murni. bibirnya yang sudah ahli berciuman, menjelajahi bibir Murni. Gadis itu berusaha membalas ciuman Made dengan belajar mengikuti gerakan bibir made.

Ia merasa, ada sesuatu yang berubah dalam dirinya. Ia merasa lebih tenang dan lebih percaya diri ketika pertama kalinya merasakan ciuman pertama..

"Ternyata ciuman enak juga, membuat jantung makin berdebar, dan tubuhku merinding." pikir Murni disela-sela nafasnya yang sudah mulai memburu.

Dan ketika tangan Made mulai melucuti semua pakaiannya, jantung gadis itu makin berdebar, ia menahan diri padahal ia malu setengah mati ketika tubuh moleknya itu sudah berpenampilan bayi baru lahir.

"Mas, aku malu!" Murni gugup. Spontan Murni berusaha menyembunyikan lubang rahasianya, dan kedua tangannya menyilang di depan dua gunung kembar yang belum terjamah siapapun.

 Walau ukurannya kecil, tapi sudah membuat desiran darah ditubuh Made makin deras mengalir.

Made tersenyum melihat tingkah polos Murni," Tenang sayang.. Kamu gak usah malu. Buka matamu. Kita kan sudah sah jadi suami istri. Sudah halal ko.." Made berbisik ditelinga Murni.

Kini Made sudah tak segan untuk mengganti panggilan Murni dengan kata 'sayang', berhubung tubuh keduanya akan mengalami penyatuan. Hal itu sangat membahagiakan Made. Karena dengan begitu, Murni sudah menyerahkan seluruh raganya untuk dirinya.

"Yang, kamu jangan malu ya, tenang.. Aku ini suamimu," bisik Made lagi. Tangannya perlahan melepaskan kedua tangan Murni agar terlepas dari kedua asetnya yang ia sembunyikan.

Lalu tangan Made melebarkan kedua kaki Murni hingga kini terlihat jelas mahkota pribadi yang kecil dengan rumput sedikit berwarna hitam.

'Glek,' air liur Made tertelan banyak ketika dirinya melihat penampakan mempesona.

Murni tak sanggup membuka matanya, ia makin merapatkan kedua kelopak matanya merasakan debaran jantungnya.

Tubuh gadis itu kini sudah di kungkungi tubuh perkasa diatasnya untuk dieksekusi.

Berulang kali Made menelan air liur ketika ia melihat di bawah tubuhnya sudah tersedia barang bagus yang masih 'ori'. walau kecil dan imut, tapi sangat menggoda iman.

"Mur, kamu sudah siap?.. Jangan takut, aku akan melakukannya pelan-pelan. Kalau sakit, bilang aja, ya?"

Murni mengangguk, ia tak berani membuka matanya walau satu detik sekalipun. Walau senjata rahasia Made diatasnya, ia tak tahu sama sekali bentuk aslinya.

"Makasih yang.."Bisik Made ditelinga Murni dengan halus. Ia mulai menciumi bibir Murni dengan sentuhan yang lembut dan tangannya mulai meremas aset kembar gadis itu dengan pelan..

Belum seberapa jauh permainan Made, tapi tubuh Murni sudah bergetar menahan nikmat yang seumur hidupnya baru ia rasakan saat itu..

"Maas.. Aku.." Murni menggigit bibir bawahnya, tubuhnya menggeliat menahan sesuatu yang luar biasa dan itu pertama kalinya ia rasakan, rasa berdenyut di area rahasianya, disusul dengan keluarnya lahar gunung Merapi..

"Euh.." Murni meremas punggung Made menahan gejolak dalam tubuhnya yang mulai bergetar..

"Tahan yang, Aku akan mulai. kamu tahan nafas ya.. rileks aja!" Ketika Made sudah tahu sesuatu udah keluar dari barang berharganya Murni, Made mulai melaksanakan tugasnya sebagai seorang suami. Belah duren!

10 menit kemudian, "Aaw.. Sakit Maas!!" Murni menjerit keras ketika sesuatu yang keras bagai besi mulai menerobos masuk dengan paksa ke area rahasianya.

"Mas.. Tolong hentikan! Aku gak kuat!" gadis itu meremas punggung Made dengan keras.

Made yang sedang berusaha membuat saluran irigasi, akhirnya terhenti, padahal dia sedang asyik menikmati saluran yang sempit, belum klimaks.

"Yang, kamu kesakitan?" Made melihat kearah bawah, tampak muka gadis belia yang meringis menahan sakit. Murni mengangguk, setetes air dari matanya mulai merembes menyusuri pipinya yang sawo matang.

Dengan usapan pelan, Made menghapus cairan bening tersebut dari pipi Murni dengan jemarinya.

"Kasihan kamu. Aku hentikan aja. Aku gak tega lihat kamu kesakitan." Made merasa kasihan melihat wajah Murni yang memerah, menahan sakit.

Ketika Made hendak mengeluarkan 'miliknya,' tak dia duga Murni memeluk erat pundaknya.

"Mas, jangan! Aku gak mau membuat kamu terus kecewa. Aku ingin menjadi istri yang baik.Teruskan aja mas! Aku bisa tahan kok," cegah Murni dengan suara bergetar.

"Apa?.. Kamu sungguh bisa tahan?" Made terbelalak antara senang dan gak tega. Ia langsung menciumi pipi istrinya itu dengan rasa haru.

"Begitu besar cinta Murni untukku, aku gak boleh mengecewakannya, aku akan tetap mencintainya apapun yang terjadi", janji Made dalam hati sembari terus menciuminya, lalu menatap lekat gadis pujaannya.

"Bismillah.. " Ucap Made yang kemudian dia susul dengan hentakan sedikit lebih keras karena gua Murni sangat tertutup rapat.

Berkali-kali ia pompa tapi terasa sulit tembus saking terkuncinya. Peluh bercucuran di seluruh tubuh pemuda itu, bahkan Murni seakan disiram seluruh tubuhnya.

"Maaaas... Sakit!" Murni mulai gelisah karena benteng pertahanannya sedikit goyah karena didorong sesuatu yang keras.

"Tahan yang, sedikit lagi.." Dengan hentakan yang lebih keras Made berusaha menjebol benteng yang mulai terkoyak. Dan akhirnya..

 'Weeeekk..'

Benteng pertahanan Murni hancur sudah..

"Maaaass.."

Lengkingan suara kesakitan Murni melengking lebih keras dari yang pertama, hingga menggema di seluruh area pemukiman warga.

Tetangga Murni yang masih terbangun karena saat itu masih jam 10 malam, terkesiap, mereka kaget karena takut terjadi apa - apa sama Murni.

"Pak, kenapa itu si Mur, ko teriak-teriak? Apa dia jatuh atau?.." Nyi Ketut yang merupakan sahabat mendiang Mak Eroh terperanjat kaget. Begitu juga suaminya I Wayan." Iya.. aku juga takut. Jangan - jangan dia disiksa si Made! Ayo kita dobrak pintunya!"

Kedua suami istri itu berlari keluar rumah. Begitu juga dengan tetangga lainnya yang sedang ngerumpi langsung berlarian kearah gubug miliknya Murni.

Lama kelamaan setelah benteng pertahanan Murni jebol, ternyata ada rasa enak yang ia rasakan di area khususnya tersebut, hingga beberapa kali ia mengerang mengeluarkan lahar dari gua rahasianya. "Maaas.." Murni tangannya meremas rambut Made dengan keras.

Made yang sedang fokus mencapai puncaknya, tak menggubris akan remasan tangan Murni walau akar rambutnya terasa perih karena terkalahkan oleh tugasnya yang lebih menantang, menerobos saluran irigasi Murni yang masih sempit.

Ketika Made hampir mencapai puncak, terdengar orang-orang berteriak memanggil namanya, sebagian menggedor-gedor pintu dengan keras.

'Dor, dor, dor! '

"Made, buka! cepat buka!"

"Mas, orang-orang ada apa?" Murni kaget, tangannya kembali menjambak rambut made, dia mulai kejang kembali karena Murni beberapa kali mengeluarkan lahar. Dan kini di sela-sela kagetnya, lahar kembali meluap.

"Eeuuuh.." lenguhan Murni yang tak bisa ia tahan malah makin keras.

"Made! Murni kamu apakan? Jangan sampai kita lapor polisi lho!" salah seorang tetangganya berteriak dengan emosi karena mendengar lenguhan Murni yang keras.

Karena kesal, Made yang belum klimaks juga, menghentak dengan cepat bagai kecepatan kereta whoos, hingga ranjang itu mulai oleng, dan..

'Gubrak!'

Suara ranjang rubuh berantakan, tubuh Murni dan Made ikut terjatuh ke bawah, berbarengan dengan menyemburnya lahar Semeru nya Mbah Marijan dari senjata Made.

"Aaaw.." Murni dan Made menjerit berbarengan karena kaget akan insiden tersebut.

"Aaah.. akhirnya!" Nafas Made tersengal, ia lemas karena tenaganya terkuras habis. Ia menjatuhkan dirinya di samping tubuh Murni.. Peluh bercucuran dari tubuh keduanya.

"Mas.. badanku sakit!" keluh Murni. Ia memegangi kedua pundaknya.

"Aku juga," jawab Made. Ia langsung memijit pundak Murni dengan pelan.

"Mas, kita pakai baju dulu, aku takut tetangga maksa masuk. Nanti kita malu ketahuan gak pakai apa-apa," ajak Murni cemas. Ia melepaskan tangan suaminya dari pundaknya.

"Ah, hiraukan aja! mereka gak akan berani terobos masuk! toh pintu di kunci palang pintu dari dalam. Lagian mereka mau ngapain sih kepo banget! Udah tahu kita pengantin baru, ya wajarlah ada teriakan. Kaya gak pernah jadi pengantin aja mereka. Aku bingung!" jawab Made kesal.

"Yang, mending kita lanjut ronde kedua aja yuk! Aku udah mau lagi!" goda Made.

Murni hanya tersenyum, ia tak menjawab tapi merubah posisinya untuk kembali berperang..

Melihat gelagat Murni, jelas Made senang.. Dengan senjatanya yang sudah kembali siaga, ia kembali ke posisi pemanasan..

Ketika tubuhnya mulai mengeksekusi Murni, tiba-tiba terdengar,

'gubrak'

keduanya berpandangan, kaget bukan main ketika mereka sadar kalau suara itu berasal dari pintu rumah Murni yang rubuh akibat dorongan dari luar!..

"Maaaas... Gimana ini?.."

1
Tie's_74
Walaupun karyaku ini ada beberapa adegan dewasanya, tapi ada pelajaran kehidupan yang bisa diambil, kalau dalam hidup ini kita jangan menilai orang dari luarnya saja. Bisa jadi orang yang kita pandang rendah, ternyata dia mempunyai kemampuan diatas kita. Selain itu pelajaran yang dapat diambil dari cerita ini, kita jangan cepat menyerah dengan keadaan, dan harus selalu semangat.. Yakinlah kalau dibalik cobaan pasti akan ada hikmahnya. Ok gess, selalu semangat ya.. 🥰🤗
Tie's_74
Dari bab ini, bisa dipetik pelajaran, bahwa dalam hidup ini kita jangan cepat menyerah. Sesulit apapun Tuhan berikan ujian pada kita, kita jangan cepat menyerah dan selalu semangat menjalani hidup. Karena laut pun tak selamanya pasang, ada masanya surut. Begitupun dengan kehidupan kita. Ada saatnya kita di uji, tapi bila kita tak cepat menyerah, yakinlah kalau badai akan segera pergi, berganti dengan balasan yang setimpal dari Tuhan akan Perjuangan kita. Akan indah pada waktunya.. Untuk para pembaca setiaku, selalu semangat ya.. Semoga kita sehat selalu dan diberikan rezeki lancar, Aamiin.. /Heart/
Tie's_74
Dari bab ini, kita bisa ambil pelajaran, jangan menilai orang dari luarnya ya guys.. Dengan usaha dan kerja keras, yakinlah bahwa hidup kita akan lebih baik. dan tentunya, kita harus percaya diri.. 😁.. Selalu semangat untuk semua pembaca setiaku. 🙏🏻🤗
Tie's_74
Makasih Kaka komennya.. 🙏
Codigo cereza
Terharu banget
Tie's_74: makasih komennya, Kaka 🙏🏻🤗
total 1 replies
Hao Asakura
Ceritanya keren, bahasanya juga mudah dimengerti!
Tie's_74: makasih komennya kakak... 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!