Viola pranindhita(29) seorang perempuan independen yang sukses di segala bidang usaha hingga berhasil menjadi CEO perusahaan ternama.terpaksa menerima perjodohan nya dengan Evan Erlangga(27). seorang pembisnis muda yang sekaligus saingan bisnis nya yang terkenal angkuh dan dingin terhadap wanita..
akankah keangkuhan, keras kepala, dan sifat individulis dari ke duanya bisa menciptakan sebuah ikatan rumah tangga yang manis dan romantis???Jika ada trauma di masa lalu tentang pernikahan...bagaimana cara mereka untuk berusaha memahami tentang arti pernikahan yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iis Surya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rico
Evan memperhatikan Viola dan Bella dari kejauhan. sebenarnya tadi dia tidak sengaja mengikuti mereka di mall itu, namun Sejak pertemuan nya di restoran dengan Viola,Evan bermaksud menemui sepupunya Rico di mall ini..karena rico sudah lama tidak pulang ke rumah.
Evan sudah melihat Viola sejak dia selesai berganti pakaian di toilet mall tadi..Entah mengapa langkah kaki nya justru membawa nya mengikuti kemana Viola dan Bella pergi.
"Heiii.. gue cari-cari dari tadi.. ternyata ada disini." Evan langsung terkejut melihat Rico yang tiba-tiba ada di belakang nya.
Evan menarik Rico untuk segera pergi dari sana.
"Lo.. kenapa sih van.. kayak detektif gitu... Jangan-jangan lagi merhatiin cewek ya..? " ledek Rico membuat Evan mengeluarkan side eye nya.
"Iya bercanda bos, gitu aja ngambek.. terus gimana ,kemana kita sekarang..? "
"Pulang.. gue capek.. "jawab Evan datar
Rico hanya bisa menghela napas melihat kelakuan sepupunya.
"Van,.. gimana.. kemaren katanya lo mau nemuin calon istri lo itu.. gimana udah..? " tanya Rico setelah mereka masuk ke dalam mobil.
Evan hanya terdiam ,pandangan nya lurus ke depan mengamati sesuatu.
"Eh,.. kesambet lo ya.. kenapa nggak jalan..? "
Rico menoleh ke arah tatapan Evan.. ternyata Viola dan Bella juga memarkir mobil nya di sana.
"gila.. itu cewek cantik banget.. " seru Rico
Evan langsung menoleh ke Rico
"Jangan sembarangan.. itu calon istri gue.. " jelas evan datar
"yang mana.., oooo.. tau, yang paling tinggi itu kan.. " tebak Rico karena di tau persis tipe ideal sepupunya nya itu.
"Kenapa nggak di samperin... ayo kita keluar.. "
Evan menahan tangan Rico cepat
"Jangan aneh-aneh.. tadi kami udah ketemuan.. " jawab evan datar sambil memajukan mobil pelan melewati Viola dan Bella yang hendak masuk ke mobilnya.
Rico menatap sepupu nya itu dengan heran
"Van.. gue tau lo tuh nggak pernah pacaran.. tapi, dengan modal tampang lo kayak gini.. cewek mana yang berani nolak lo... lo tinggal pilih cewek pasti klepek-klepek.. "
Evan masih diam mendengar ocehan Rico.
"Dia CEO perusahaan, dia perempuan independen.. beda dari perempuan lain.. "
Rico terkekeh mendengar perkataan evan
"Evan.. denger ya.. meski pun dia seorang CEO, atau presiden sekali pun.. dia tetep aja perempuan.. yang perlu perhatian..coba lo tadi turun.. bawain belanja an dia... pasti dia akan langsung luluh... "
Lagi-lagi Evan hanya terdiam mendengar Rico
"Tapi dia beda, dia perempuan yang punya daya tarik sendiri.. punya integritas.. yang tidak di miliki perempuan lain.. " kicau Evan dalam hati.
"Terus kita mau kemana, masa kita langsung pulang... "
"kita pulang... kakek udah lama nunggu.. "
Rico langsung bergidik mendengar kakek disebut.
"Kakek..?? duh Van... gue baru pulang.. jangan langsung di sidang... udah turunin gue di depan.. gue males pulang.. "
Evan terus melajukan mobilnya. mengacuhkan Rico yang sudah kegerahan memikirkan apa yang akan kakek nya lakukan nanti.
...****************...
Kakek dhito sudah berdiri di depan pintu saat evan dan Rico keluar dari mobilnya.
"Duh.. bikin deg-degan aja tuh kakek.. pake diem di depan pintu lagi.. " gumam Rico berjalan di belakang punggung Evan yang tinggi.
"Rico.. Evan, sini.. duduk sini..! " perintah kakek sambil melangkah ke ruang tamu.
Evan dan Rico mengikuti dari belakang.
"kalian itu sudah dewasa, kenapa masih seperti anak kecil..! terutama kamu Rico kapan kamu jadi dewasa.., kerjaan kamu cuma kabur-kaburan dari rumah mau jadi apa kamu..! "
"Maaf kakek.. Rico hanya ingin mencari pengalaman di luar, Rico masih ingin bebas.. "
"Sampai kapan kamu ingin bebas..? "
"Bulan depan Evan sudah akan menikah.. lalu kamu bagaimana..? "
Rico hanya menundukkan kepala nya
"Evan.. kamu akan segera menikah, apa kamu sudah bicarakan ini lagi dengan Viola..? "
"Sudah kek.. kami sepakat untuk tidak mengadakan pesta yang berlebihan, cukup rekan bisnis dan keluarga saja... kami tidak suka keramaian.. "jelas Evan.
Kakek Dhito hanya menarik napas pelan. dia sudah tidak tau harus bagaimana menghadapi ke dua cucu nya. yang sulit sekali di atur. tapi kakek tidak bisa membantah evan.. karena evan tidak menolak perjodohan ini pun, sudah merupakan hal yang baik untuk kedua keluarga.
"Terserah kalian.. mau bagaimana.. kakek tidak mau urusi lagi.. kakek sudah capek. "
Kakek berjalan tertatih.. kemudian,Evan dan Rico segera memapah kakek masuk ke dalam kamar nya.
"Maafkan kami kek.. " ujar Evan.. lagi-lagi kakek hanya bisa menghela napas nya. dan mengibaskan tangannya pelan. isyarat agar mereka segera pergi.
Evan dan Rico saling berpandangan. dan bergegas meninggalkan kamar kakek
"kok bisa kakek setuju, gitu aja.. padahal kan tadi nya acara nya akan meriah.. "tanya Rico penasaran.
"Yang nikah gue, jadi terserah gue .. mau acara kayak apa.. " jawab evan sambil melengos pergi
"Memang kalo cucu kesayangan tuh beda ya.. "
ujar Rico dengan wajah memelas
"Sama aja, beda nya gue kerja lo cuma kabur-kaburan nggak jelas.. "
"Eh, siapa yang bilang nggak jelas.. gue hanya mau berusaha sendiri.. gue nggak mau punya embel-embel bawa nama keluarga... gue mau berhasil atas nama gue sendiri.. "jelas Rico berapi-api.
Evan tersenyum Smirk..
"Terus kenapa sekarang, lo pulang ke sini..? "
Rico terdiam, seolah-olah sedang berpikir.
"Kenapa,.. kurang modal..? " tebak Evan.
"Sebenarnya bukan ke kurang modal.. gue hanya mau.. mengajak lo untuk investasi.. "sahut Rico melemah..
"Gue sudah cukup punya perusahaan sendiri.. nggak perlu investasi sama perusahaan yang nggak jelas.. " tegas Evan sambil membuka laptop nya.
"Evan... lo tau nggak omongan lo itu nyakitin perasaan gue.. "
"omongan gue bakal nyakitin buat orang yang mikir.. tapi lo kan bukan orang.. " lanjut evan cuek
Rico cuma bisa memukuli dadanya, seolah dia menahan sesak.
Evan menggelengkan kepala nya setelah melirik sekilas ke sepupunya itu.
...****************...
"Evan.. menurut lo kakek akan jodoh in gue juga nggak..? " tanya Rico penasaran saat mereka sedang sarapan berdua.
Evan hanya menatap Rico sekilas tanpa komentar apa-apa. dia terus menyantap sarapan nya dengan tenang.
"Tapi,.. kalau kakek niat jodohin gue.. udah pasti dari dulu dong.. secara umur gue lebih tua dari lo... "
Evan melirik ke Rico dengan gusar
"itu lo udah sadar umur lo udah tua.. masih juga bikin masalah.. "
"Eh, tapi tunggu dulu... gue baru inget...bukan nya calon istri lo juga lebih tua ya.. kenapa dia belum nikah,..jomblo akut kah..? " tanya Rico sambil terkekeh
"Tapi lihat body nya kemarin sih... dia bukan tipe cewek yang nggak bisa dapetin cowok.. " tebak Rico
Evan menghentikan makan nya dan menatap Rico
"Lo makan sekarang.. atau kelaperan seharian.. di sini makan ada waktunya nggak sembarangan kayak di luar.. " Evan membersihkan mulutnya tanda dia sudah selesai sarapan.
"Eh, bentar dong... gue belum makan.. lo mau kemana van..? "
"kerja lah, emang elo pengangguran.. "
..."emang nih anak makin lama makin sombong aja.. tapi... bener sih.. emang gue pengangguran.... " gumam Rico pada dirinya sendiri. tak lama pun dia tersenyum. mengingat kata-kata evan padanya...
...---------------------------...
