"Tuhan ... Apakah hamba tidak ditakdirkan bahagia kenapa nasib hamba jadi sengsara seperti ini? Disini hamba kerja m4ti-m4tian, untuk istirahat saja bahkan terbilang hanya punya waktu terbatas, tapi kenapa bisa Ibu hamba berkata semudah itu seolah-olah aku adalah anak yang tak berguna! Ini tidak adil Tuhan ... tidak adil."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 [ Super Bej4t ]
"Tidak!"
Bentakan amat keras dilayangkan oleh Pria bernama Reno. Perusahaan besar, disalah satu ruangan kerjanya hanya ada dia dan juga Shinta- sang Sekretaris, wajah keduanya bersitegang.
Shinta sambil menggenggam sebuah tespek, ia meminta pertanggungjawaban atas perlakukan dan tindakan bejat Reno yang telah menghamilinya, bahkan kini usia kandungannya yang sudah menginjak 1 bulan, hari demi hari, bulan demi bulan perlahan pasti perut itu akan mulai membesar.
"Kamu tidak boleh seegois itu! Anak ini anak kamu apa setega itu kau memintaku untuk mempertanggungjawabkan perbuatan kamu! Kamu jahat, Ren! Kamu sangat jahat!"
"Tidak peduli kau mengecapku apa! Yang jelas aku ingin kau singkirkan anak itu."
"Jika aku tidak mau kau mau apa?"
"Kau mengancamku? Lupakah bukanlah kau dulu yang merayuku? Lupakah bukankah kau orang pertama yang sengaja mengoda dan menginginkan untuk jadi selingkuhanku? Setelah semua yang kau dapat! Bahkan beberapa barang yang kau mau. Apa setelah memiliki anak ini kau malah menginginkan pertanggungjawaban dariku? Dan menjadikan anak ini sebagai ancaman?"
"Kau licik!"
"Kau yang licik! Terima kasih saja ini yang kau mau! Ini pula imbas dan akibat kau berani menggodaku bukankah kita sama-sama impas?"
"Aku tidak terima! Aku akan memberitahu istrimu ...kau akan hancur Reno ...kau akan sangat hancur!"
"Baik! Beritahu saja."
Dengan langkah cepat, Shinta pergi terburu-buru, jika wanita itu buru-buru ingin memberitahu Istri Reno, lain halnya dengan Lelaki itu, ia tak menunjukkan reaksi takut bahkan cemas perselingkuhannya yang sudah menghasilkan anak akan dibongkar,selepas keluar dari ruangan Reno, entah kesempatan berpihak padanya ia bertemu dengan Nadia- Istri dari Reno.
"Nyonya ... Alhamdulillah nyonya ada disini nyonya harus tau sesuatu, Nyonya harus tahu ini."
"Apa maksudmu?" ujar Anaya, Anaya yang juga ada disana kebetulan ia sedang mengantar Nadia.
"Ini!" Diulurkan sebatas tespek padanya, Anaya mengambilnya ia bingung dengan maksud apa Wanita ini memberikannya.
"Mbak Shinta hamil? Selang Mbak ...selamat!"
"Maaf! Tapi aku tidak menerima ucapan itu, tujuanku aku hanya ingin meminta pertanggungjawaban. Aku hanya minta pertanggungjawaban dari suami Nyonya karena ini darah dagingnya ...ini anak suami nyonya! Tolong ...tolong aku."
Plak
Bukan kesempatan dan pertolongan yang dilayangkan, tapi tamparan lah yang ia dapat, Shinta memegang pipinya yang lumayan panas, akan mendapatkan tamparan lain, segera Anaya meraih tangan Nadia dan menahannya.
"Jangan tahan aku nay! Aku mau memukulnya. Bahkan tak segan-segan aku ingin merusak wajahnya karena ia sudah dengan beraninya menuduh Suamiku yang tidak-tidak. Dia seorang jalang! Dia yang sudah dengan lapang dada menjual tubuhnya kenapa giliran hamil! Malah suamiku yang disuruh mempertanggungjawabkan ini tidak adil! Lepaskan aku! Biarkan aku merobek wajahnya sekalian, lepaskan aku!"
"Tidak! Itu semua tidak benar! Aku tidak pernah menjual tubuhku nyonya ...ini murni kesalahan Tuan! Dia yang sudah menodaiku ...dia yang salah! Tolong aku ...."
"Jangan dipercaya."
Sahutan yang tiba-tiba muncul dibelakang Nadia dan juga Anaya, Reno datang dan langsung menggenggam erat tangan sang Istri, diberikan pula kecupannya pada kening dan punggung tangan sang Istri.
"Plis! Plis percayalah aku tidak pernah berbuat hal menjijikkan seperti itu! Dia sengaja menuduhku hanya ingin menggeser tempat kamu menjadi nyonya di perusahaan ini ...dia sengaja mengatur rencana jahat hanya untuk menjadi nyonya besar! Dia berbohong! Ini jebakan!"
"Stop! Stop! Tuan jangan usah berpura-pura sok suci! Tuan sengaja berkata manis dan mulut lembut karena ini salah satu taktik bodoh yang Tuan rencanakan ya kan? Tuan percaya Nyonya Nadia gampang dibodohi makanya Tuan terus saja membodohinya, Nyonya harus sadar! Tuan tidak sebaik itu ... nyonya harus sadar!"
"Stop! Hentikan sandiwara dan tuduhan mu jika tidak ingin sesuatu buruk akan terjadi pada kamu dan juga keluarga kamu!"
"Tidak! Aku akan tetap bersuara untuk mencari pembelaan, ini tidak adil!"
"Satpam!"teriaknya, tak berapa Satpas itupun muncul.
"Iya Nyonya."
"Bawa dia keluar!"
"Siap nyonya."
"Tidak! Nyonya tidak bisa memperlakukan saya seperti ini ... Nyonya harus sadar telah ditipu ... nyonya harus sadar!"
Tak dipedulikan lagi tubuh Wanita itu akhirnya mulai menjauh dari pandangan mereka. Reno memeluk sang Istri.
"Terima kasih! Terima kasih lagi-lagi kamu telah mempercayaiku ...terima kasih!"
"Karena aku tau kamu tidak salah! Ada untungnya kamu sempat merekam obrolannya dalam telfon, jadi bukti itu bisa kita gunakan serangan balik untuk menyerangnya, kamu tenanglah Suamiku ...aku akan selalu percaya kalau kamu itu laki-laki yang setia, aku akan selalu percaya."
"Terima kasih, sekali lagi terima kasih." Keduanya kembali berpelukan.
BERSAMBUNG
lanjut 🙏