NovelToon NovelToon
Pemain Terahir DiGame Sampah Mendapatkan Class Dewa!

Pemain Terahir DiGame Sampah Mendapatkan Class Dewa!

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nocturnalz

Di dunia yang dipenuhi oleh para gamer kompetitif, Kenji adalah sebuah anomali. Ia memiliki satu prinsip mutlak: setiap game yang ia mulai, harus ia selesaikan, tidak peduli seberapa "ampas" game tersebut. Prinsip inilah yang membuatnya menjadi satu-satunya pemain aktif di "Realms of Oblivion", sebuah MMORPG yang telah lama ditinggalkan oleh semua orang karena bug, ketidakseimbangan, dan konten yang monoton. Selama lima tahun, ia mendedikasikan dirinya untuk menaklukkan dunia digital yang gagal itu, mempelajari setiap glitch, setiap rahasia tersembunyi, dan setiap kelemahan musuh yang ada.
Pada sebuah malam di tahun 2027, di dalam apartemennya di kota metropolitan Zenith yang gemerlap, Kenji akhirnya berhasil mengalahkan bos terakhir. Namun, alih-alih layar ending credit yang ia harapkan, s

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nocturnalz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15: Mata Sang Penamat

Dunia di mataku kini terasa seperti sebuah buku yang terbuka lebar. Setiap ingatan dari "Realms of Oblivion"—setiap detail kecil yang terlupakan—kini tersusun rapi di dalam benakku, siap untuk diakses kapan saja. Aku bukan lagi sekadar menavigasi dunia ini; aku sudah memiliki cetak biru lengkapnya.

Saat aku masih tenggelam dalam lautan data yang baru saja terbuka di kepalaku, sebuah notifikasi sistem yang tak terduga muncul, bersinar dengan cahaya keperakan yang berbeda dari notifikasi biasa.

[Sinergi Skill Terdeteksi!]

[Skill Pasif [Ingatan Sempurna] telah beresonansi dengan Skill Pasif [Observer's Eye].]

[Kondisi Evolusi Terpenuhi.]

[Skill [Observer's Eye] sedang berevolusi menjadi [Mata Sang Penamat].]

Aku merasakan sensasi dingin yang tajam di mataku, seolah-olah setetes es mencair di dalamnya. Saat sensasi itu mereda, dunia di sekitarku menjadi lebih tajam, lebih jernih. Panel-panel data dari skill-ku yang telah berevolusi kini tampak lebih detail dan elegan.

Aku langsung mengujinya pada Anya.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Nama: Anya (Anggota Party)

Ras: Manusia Setengah Binatang (Suku Kucing)

Level: 3

Class: Scout

HP: 85/85 MP: 40/40

Status: Penasaran, Setia, Sedikit Lelah.

Potensi Pertumbuhan: Sangat Tinggi (Kelincahan), Sedang (Keberuntungan).

Catatan Analisis: Moral saat ini tinggi. Kombinasi insting hewani dan pelatihan Scout membuatnya sangat efektif dalam penyergapan dan pengintaian. Rentan terhadap serangan sihir tipe ilusi.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Luar biasa. Ini bukan lagi sekadar pembacaan status dasar. Ini adalah analisis psikologis dan strategis yang lengkap. Aku bisa melihat potensi pertumbuhannya, status moralnya, bahkan kelemahan fundamentalnya. Skill ini tidak hanya memberitahuku apa mereka, tapi juga siapa mereka dan bagaimana mereka berfungsi.

Aku menoleh pada Ryo.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Nama: Ryo Sakamoto (Anggota Party)

Ras: Manusia

Level: 1

Class: Teknisi Mana

HP: 50/50 MP: 60/60

Status: Kagum, Penuh Harapan, Gugup.

Potensi Pertumbuhan: Sangat Tinggi (Kecerdasan - Kerajinan), Sangat Rendah (Tempur).

Catatan Analisis: Memiliki bakat alami dalam memahami dan memanipulasi sirkuit mana. Kemampuannya akan berkembang pesat dengan material berkualitas tinggi. Sangat tidak cocok untuk pertempuran langsung.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Dengan ini, aku bisa menjadi pemimpin yang jauh lebih baik. Aku tahu kekuatan dan kelemahan timku hingga ke akarnya. Aku tahu bagaimana cara memaksimalkan potensi mereka dan di mana harus melindungi mereka.

"Kenji-san?" tanya Anya, menyadarkanku dari lamunanku. "Matamu... sedikit bersinar."

Aku tersenyum tipis. "Hanya sebuah peningkatan kecil," kataku. "Sekarang, tentang perburuan kita. Rencana sedikit berubah. Ryo, kau tetap di sini. Gunakan waktumu untuk membongkar beberapa peralatan elektronik lagi. Aku butuh komponen kecil sebanyak mungkin. Aku juga sudah menandai resep [Perisai Logam Sederhana] di benakmu. Coba buat satu untuk dirimu sendiri dengan sisa-sisa rak logam. Pertahananmu adalah prioritas."

Aku menoleh pada Anya. "Kau ikut denganku. Perburuan Stalker Cat ini akan menjadi ujian yang sempurna untuk kerja sama kita."

Anya menegakkan tubuhnya, matanya berbinar semangat. "Siap!"

Kami mempersiapkan diri dengan cepat. Aku mengambil kapak besiku, sementara Anya memastikan ranselnya terisi dengan air dan beberapa perban. Aku menjelaskan target kami kepadanya. "Stalker Cat adalah predator penyergap. Level 4 sampai 6. Mereka bisa menjadi semi-transparan di bawah cahaya redup, membuat mereka sulit dilihat. Kunci untuk mengalahkan mereka adalah mematahkan kamuflase mereka."

"Bagaimana caranya?" tanya Anya.

"Setiap kali mereka bergerak saat berkamuflase, mereka meninggalkan distorsi samar di udara, seperti riak panas," jelasku, sebuah detail yang baru saja kuingat kembali dengan sempurna. "Mata manusiamu mungkin akan melewatkannya. Tapi matamu... mata Suku Kucingmu, ditambah dengan skill [Indra Tajam], seharusnya bisa melihatnya jika kau fokus. Kau akan menjadi detektor kita."

Kami meninggalkan Ryo yang sudah sibuk dengan perkakasnya dan melangkah keluar ke jalanan Zenith. Dengan [Ingatan Sempurna], aku tidak lagi perlu menebak-nebak arah. Aku tahu persis di mana sarang mereka berada: sebuah area taman atap di atas gedung pusat perbelanjaan yang ditinggalkan, sekitar dua puluh menit berjalan kaki dari sini.

Perjalanan kami terasa berbeda. Aku menavigasi reruntuhan kota dengan keyakinan seorang penduduk asli. "Belok kiri di sini," kataku pada Anya. "Di depan ada sarang [Giant Roach], kita tidak punya waktu untuk mereka." Kami menyelinap melewati gang-gang sempit yang belum pernah kami lewati, menghindari patroli monster dengan efisiensi yang nyaris sempurna.

Kami akhirnya tiba di dasar gedung pusat perbelanjaan. Pintu masuknya telah runtuh, tetapi eskalator darurat untuk staf masih bisa diakses. Saat kami menaiki tangga yang gelap, aku bisa merasakan perubahan di udara. Tempat ini terasa lebih liar, lebih hidup.

"Aku bisa menciumnya," bisik Anya, hidungnya berkedut. "Bau seperti ozon dan... bulu basah."

"Kita sudah dekat," jawabku.

Kami tiba di pintu atap. Aku membukanya perlahan. Taman atap itu dulunya pasti tempat yang indah, dengan bangku-bangku, petak-petak bunga, dan jalur pejalan kaki. Kini, tempat itu telah ditumbuhi oleh rumput setinggi pinggang dan pohon-pohon aneh yang batangnya berwarna perak. Suasananya sunyi, terlalu sunyi.

"Fokus, Anya," bisikku. "Lihat riak-riak di udara."

Kami melangkah masuk. Aku berjalan perlahan, sementara Anya berdiri diam di dekat pintu, matanya menyipit saat ia memindai seluruh taman. Selama satu menit, tidak ada yang terjadi. Kemudian...

"Di sana!" bisiknya, menunjuk ke arah petak bunga mawar liar di sebelah kanan kami. "Dekat semak-semak. Ada sesuatu yang... kabur."

Aku memfokuskan [Mata Sang Penamat]-ku ke arah yang ditunjuknya. Dan aku melihatnya. Sebuah siluet kucing besar yang nyaris transparan, berjongkok rendah di antara rerumputan. Analisisku muncul seketika.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Nama: Stalker Cat

Level: 5

HP: 220/220

Skill: [Pounce] (Serangan Loncatan), [Shadow Meld] (Kamuflase), [Rending Claws] (Menyebabkan Pendarahan).

Pola Serangan: Akan tetap berkamuflase hingga mangsa berada dalam jarak 5 meter, lalu menggunakan [Pounce] untuk serangan pembuka yang dahsyat.

Kelemahan Tersembunyi: Sangat sensitif terhadap suara frekuensi tinggi. Kamuflasenya akan pecah jika terkena serangan sihir langsung, tidak peduli seberapa lemah.

Potensi Loot: [Kulit Stalker Cat] (Bagus untuk zirah ringan), [Urat Keras] (Penting untuk tali busur), [Taring Tajam].

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Informasi ini adalah segalanya. Aku tidak hanya tahu kelemahannya, tapi juga pola serangannya. Aku tahu persis apa yang akan dilakukannya.

"Rencananya begini," bisikku pada Anya. "Aku akan berjalan ke depan, berpura-pura tidak melihatnya. Aku akan membiarkannya bersiap untuk menerkam. Saat ia melompat... aku ingin kau berteriak sekeras yang kau bisa. Tepat di telinganya jika memungkinkan. Kelemahan tersembunyinya adalah suara bernada tinggi."

Anya tampak sedikit terkejut, tapi ia mengangguk.

Aku mulai berjalan perlahan ke depan, kapakku kupegang santai di sisiku, sengaja membuat diriku terlihat seperti target yang lengah. Aku bisa merasakan tatapan predator dari makhluk tak terlihat itu. Jarakku semakin dekat. Sepuluh meter. Tujuh meter. Lima meter.

Aku melihat riak di udara semakin jelas saat otot-ototnya menegang, bersiap untuk melompat.

Saat itulah ia menyerang.

Siluet transparan itu melesat dari persembunyiannya, menjadi sepenuhnya terlihat di udara. Seekor kucing besar seukuran macan kumbang, dengan bulu sehitam malam dan mata hijau yang menyala-nyala. Cakar-cakarnya yang panjang terentang, siap untuk merobekku.

"SEKARANG, ANYA!" teriakku.

Dari samping, Anya mengeluarkan jeritan melengking yang paling keras dan paling tinggi yang bisa ia kumpulkan. Itu bukanlah teriakan perang, melainkan pekikan murni yang menusuk telinga.

Efeknya seketika. Stalker Cat yang sedang berada di puncak lincahannya itu tersentak di udara. Telinganya yang sensitif tidak mampu menahan serangan sonik itu. Ia kehilangan konsentrasi, gerakannya menjadi kaku, dan momentumnya hilang.

Ia mendarat dengan kikuk di depanku, terhuyung-huyung dan bingung.

Dan aku sudah menunggunya.

Kapak besiku menghantam sisi tubuhnya dengan kekuatan penuh. Ia melolong kesakitan, terlempar beberapa meter. Sebelum ia sempat pulih, aku menembakkan satu [Void Pulse] yang menghantamnya telak. Kombinasi serangan fisik dan sihir itu terlalu berat baginya. Dengan satu kejang terakhir, ia lenyap menjadi partikel cahaya.

Kami berhasil. Dengan sempurna. Tanpa menerima satu goresan pun.

"Kerja bagus!" kataku pada Anya, yang masih sedikit terengah-engah setelah berteriak.

"Itu... berhasil!" katanya tak percaya, matanya berbinar.

Kami mengulangi taktik ini dua kali lagi, membersihkan taman atap itu dari para Stalker Cat. Setiap kali, kami menjadi lebih cepat, lebih terkoordinasi. Anya menjadi sangat ahli dalam mendeteksi kamuflase mereka, dan pekikannya menjadi senjata yang sama mematikannya dengan kapakku.

Kami mengumpulkan tiga tumpukan [Urat Keras] dan beberapa helai [Kulit Stalker Cat] yang berkualitas tinggi. Bahan untuk busur Anya sudah lengkap.

Saat kami bersiap untuk pergi, [Mata Sang Penamat]-ku menangkap sesuatu yang aneh. Di sudut terjauh taman, di balik air mancur yang sudah kering, ada sebuah petak tanah yang tampak berbeda. Warnanya sedikit lebih gelap, dan tidak ada rumput yang tumbuh di atasnya. Ingatan sempurnaku langsung mengenali tanda ini. Ini adalah tanda untuk sebuah dungeon tersembunyi atau item yang terkubur.

"Tunggu sebentar," kataku sambil berjalan ke sana. Aku mulai menggali dengan tanganku. Setelah beberapa senti, jemariku menyentuh sesuatu yang keras dan dingin. Sebuah peti kayu kecil yang diperkuat dengan besi.

Anya berlari mendekat saat aku mengangkatnya. Peti itu tidak terkunci. Dengan hati berdebar, aku membukanya.

Di dalamnya, tergeletak di atas bantal beludru yang sudah lapuk, ada sebuah belati yang indah. Bilahnya melengkung seperti bulan sabit dan bersinar dengan cahaya perak yang lembut.

[Moonfang Dagger]

Jenis: Senjata (Belati)

Tingkat: Rare

Kerusakan: 45-60

Efek: AGI +10, LCK +5

Skill Pasif: [Moonlight Veil] - Memberikan bonus kecil pada kemampuan bersembunyi di malam hari atau di tempat gelap.

Syarat: AGI 40.

Aku menatap belati itu, lalu pada Anya. AGI-nya, setelah naik level beberapa kali, sekarang persis 41.

Ini adalah takdir.

"Ini," kataku sambil menyerahkan belati itu padanya. "Untukmu."

Anya menatap senjata itu dengan mulut ternganga. Ia mengambilnya dengan tangan gemetar. Belati tingkat Rare. Senjata yang jauh melampaui apa pun yang pernah kami lihat, kecuali gada Ogre-ku.

"Tapi... Kenji-san..."

"Kau pantas mendapatkannya," potongku. "Kau adalah detektor kita. Tanpamu, kita akan terluka parah melawan monster-monster tadi. Anggap ini bayaranmu."

Ia mencengkeram belati itu erat-erat. Aku bisa melihat di matanya bahwa ini lebih dari sekadar senjata baginya. Ini adalah pengakuan. Sebuah bukti bahwa ia bukan lagi beban, melainkan anggota party yang tak ternilai.

Kami meninggalkan taman atap itu dengan ransel penuh material dan semangat yang membara. Hari itu, kami tidak hanya menjadi lebih kuat dalam statistik dan equipment. Kami telah menjadi lebih kuat sebagai sebuah tim, disatukan oleh kepercayaan dan kemenangan yang kami raih bersama. Dan aku tahu, dengan [Mata Sang Penamat]-ku yang baru, ini barulah permulaan dari penaklukan kami.

1
Babymouse M
Uppppp🔥
Mamimi Samejima
Gak pernah kepikiran plot twist-nya seunik ini! 🤯
Shishio Makoto
Cepat update, jangan biarkan kami menunggu terlalu lama!
Nocturnalz: terimakasih dukungannya, saya usahakan untuk update secepatnya
🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!