NovelToon NovelToon
Dikira MONTIR Ternyata SULTAN

Dikira MONTIR Ternyata SULTAN

Status: tamat
Genre:Konglomerat berpura-pura miskin / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Tamat
Popularitas:701.5k
Nilai: 5
Nama Author: Moms TZ

Akibat ditikung saudara kembarnya, Darren memilih keluar dari rumah mewah orang tuanya, melepas semua fasilitas termasuk nama keluarganya.

Suatu hari salah seorang pelanggan bengkelnya datang, bermaksud menjodohkan Darren dengan salah satu putrinya, dan tanpa pikir panjang, Darren menerimanya.

Sayangnya Darren harus menelan kecewa karena sang istri kabur meninggalkannya.

Bagaimana nasib pernikahan Darren selanjutnya?
Apakah dia akan membatalkan pernikahannya dan mencari pengantin penganti?

Temukan jawabannya hanya di sini

"Dikira Montir Ternyata Sultan" di karya Moms TZ, bukan yang lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms TZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

07. Usaha Darren

Sejak kejadian itu, suasana di bengkel menjadi tidak nyaman bagi Darren. Semua karyawan bengkel menjauhi seolah dia adalah seorang penjahat. Tak terkecuali Pak Norman, dia pun mulai mengacuhkan Darren dan lebih sering memberikan pekerjaan kepada Roni. Pelanggan juga mulai meragukan kemampuan Darren. Dia merasa dikucilkan dan tidak dihargai.

Malam harinya, Darren tidak bisa tidur. Ia memikirkan semua hal yang menimpanya. Dia merasa tidak adil diperlakukan seperti itu. Dia tahu harus melakukan sesuatu.

"Aku nggak bisa terus-terusan begini," gumam Darren. "Aku harus membuktikan kalau aku nggak bersalah. Dan satu-satunya cara adalah dengan membuka bengkel sendiri."

Keesokan harinya, Darren mengundurkan diri dari bengkel tempatnya bekerja. Pak Norman tidak berusaha mencegahnya. Wajahnya tampak datar saat menanggapi pengunduran diri Darren.

Selanjutnya Darren memutuskan untuk pulang ke kost-nya dengan jalan kaki. Matanya memperhatikan apa saja yang dilaluinya. Hingga Darren melihat sebuah ruko kecil di pinggir jalan yang sepertinya sudah lama kosong. Ada tulisan "disewakan" yang hampir pudar di dindingnya.

"Ini bisa jadi permulaan," gumam Darren, matanya tampak berbinar.

Dia mengedarkan pandangan ke sekitarnya, lalu tersenyum. "Nggak apa-apa rukonya kecil, tetapi lokasinya strategis sangat potensial untuk membuka bengkel di sini." Darren kembali bergumam sendiri.

Dia pun segera menghubungi pemiliknya dan membuat janji untuk bertemu. Setelah menunggu beberapa saat datanglah seorang pria paruh baya dengan mengendarai sepeda motor matic.

"Selamat siang, Pak. Saya Darren," sapa Darren dengan sopan, sesaat setelah pria itu turun dari motornya.

"Terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk bertemu saya." Darren mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

Melihat sikap Darren yang sopan dan ramah, pria paruh baya itu pun tersenyum dan membalas jabat tangan dari Darren.

"Siang, Mas Darren. Saya, Hasan," jawab Pak Hasan.

"Jadi, bagaimana? Tertarik dengan ruko saya ini?" tanyanya tanpa basa-basi

"Iya, saya tertarik, Pak. Lokasinya bagus," jawab Darren. "Kira-kira berapa harga sewanya per bulan ya, Pak?" tanyanya kemudian.

"Sejuta saja untuk Mas Darren," kata Pak Hasan.

"Kalau bisa, tolong harganya diturunkan lah, Pak. Itu masih terlalu mahal buat saya. Terus terang, modal saya terbatas," ucap Darren, mencoba untuk bernegosiasi.

"Tapi lokasi ini strategis loh, Mas. Harga segitu sudah murah," sahut Pak Hasan.

"Iya, saya tahu, Pak. Tapi masa tidak bisa diturunin dikit lagi." Darren masih belum menyerah.

Pak Hasan tampak berpikir sejenak. "Hmm... Sebenarnya sudah ada beberapa penawar lain, Mas. Tapi saya lihat Mas Darren ini semangat sekali. Ya sudah, saya turunkan sedikit, tapi Mas Darren jangan bilang-bilang, ya."

Wajah Darren langsung berbinar. "Siap, Pak. Saya janji, terima kasih banyak, Pak Hasan."

Setelah kesepakatan terjalin, Darren langsung membayar uang sewa. Pak Hasan memberikan kunci ruko lalu pamit pergi. Hari itu juga Darren mulai membersihkan ruko yang penuh debu dan sarang laba-laba. Dinding kusam dicat ulang dengan warna cerah, memberikan kesan segar dan modern. Darren juga memasang beberapa mural sederhana bertema otomotif untuk mempercantik tampilan bengkelnya. Semua dikerjakannya sendiri dengan penuh semangat tanpa mengeluh.

Dengan sisa tabungannya, Darren mulai berburu peralatan bengkel. Dia mencari peralatan bekas yang masih layak pakai di pasar loak dan toko-toko peralatan bekas. Beberapa peralatan baru juga dia beli secara online dengan memanfaatkan promo dan diskon.

Beberapa hari kemudian, bengkel Darren mulai beroperasi. Meskipun kecil dan sederhana, Darren merasa bangga dengan bengkelnya sendiri, yang penting tidak bekerja di bawah tekanan orang lain.

Dia menamainya "Bengkel Darren", berharap bengkelnya ini bisa menjadi tempat yang nyaman dan terpercaya bagi para pemilik kendaraan, serta bisa sesukses bengkelnya yang ada di Jakarta nantinya.

Hari-hari pertama bengkel Darren beroperasi terasa sepi. Hanya ada beberapa pelanggan yang datang, kebanyakan orang-orang yang kebetulan lewat. Darren melayani mereka dengan sebaik mungkin, memberikan harga yang terjangkau dan pelayanan yang terbaik.

"Nggak papa, sabar aja, Ren. Namanya juga baru buka, pasti mereka belum percaya." Darren mencoba menghibur dirinya sendiri.

Namun, Darren menyadari bahwa itu saja tidak cukup. Dia harus melakukan sesuatu agar bengkelnya lebih dikenal. Dia sadar di kota yang ditinggalinya sekarang, dirinya belum memiliki teman atau koneksi.

"Aku nggak bisa begini terus." Darren menghela napas berat. "Apa aku terima jasa panggilan saja kali, ya? Dengan begitu, orang-orang bisa melihat kemampuanku, aku juga bisa sambil mempromosikan bengkelku," monolognya sambil menatap langit-langit kamarnya.

"Tapi aku nggak punya motor. Kalau aku pakai kartu dari Papi, itu sama saja aku masih menggunakan fasilitas dari orangtua." Darren menggaruk kasar kepalanya.

"Apa aku pinjam uang sama Daniel saja? Tapi, dia pasti bakalan ceramah. Semoga saja, nggak."

Darren lantas menghubungi Daniel dan mengutarakan keinginannya.

"Halo, di mana kamu sekarang, Ren? Kamu baik-baik saja, kan?" tanya Daniel. Suaranya terdengar sangat khawatir.

"Nggak penting aku ada di mana, tapi alhamdulillah, aku baik-baik saja," jawab Darren.

"Oh ya, aku butuh bantuanmu. Aku pengin beli motor second untuk transportasiku. Boleh pinjam duitmu dulu, nggak?" lanjutnya menambahkan.

"Apa-apaan sih, kamu, Ren. Jangan sok miskin deh, kamu!" ketus Daniel.

"Boleh nggak? Kalau nggak boleh ya, sudah."

"Ck... berapa kamu butuh?"

"Nanti saja kalau aku sudah dapat motornya, baru kamu transfer."

"Oke."

Sambungan telepon terputus. Darren merasa sedikit lega. "Sebaiknya besok aku ke show room motor second, mudah-mudahan ada motor yang masih bagus dan harganya murah."

Esok harinya, Darren mendatangi percetakan, dia ingin memesan brosur buat promosi dan spanduk untuk bengkelnya. Setelah selesai dia langsung menuju show room motor second. Beberapa saat memilih, akhirnya pilihannya jatuh pada motor Vario yang menurutnya masih bagus mesinnya. Setelah deal harga, Darren meminta kepada Daniel untuk mentransfer uangnya pada rekening pemilik show room tersebut.

Dengan senyum di wajahnya, Darren langsung menuju bengkelnya, sambil sesekali berhenti untuk menempelkan brosur di tempat-tempat yang bisa dilihat banyak orang.

Setiba di bengkel dia langsung memasang spanduk sederhana di depan bengkel. Darren paham bahwa membangun usaha tidaklah mudah. Dia harus menghadapi tantangan dan bersaing dengan bengkel-bengkel lain yang lebih besar serta lebih terkenal, termasuk bengkel tempatnya bekerja sebelumnya. Dia juga harus mencari pelanggan baru dan membangun reputasi yang baik.

Akan tetapi Darren tidak akan menyerah. Dia yakin, dengan kerja keras, kejujuran, dan pelayanan yang baik, dia bisa meraih kesuksesan. Dia ingin membuktikan kepada semua orang, terutama kepada Pak Norman dan Roni, bahwa dia adalah montir yang handal dan pantas dihargai.

Beberapa jam kemudian di saat bengkel sedang sepi, ponsel Darren berdering. Dia segera mengangkat panggilan tersebut.

"Halo, dengan bengkel Darren di sini. Ada yang bisa dibantu?" sapanya dengan ramah.

"Motor saya mogok di tengah jalan, Mas," kata seseorang di seberang telepon dengan nada panik. "Kira-kira bisa bantu saya nggak, Mas?"

"Oh, bisa, Pak. Silakan berikan alamat Bapak, saya akan segera ke sana," jawab Darren dengan mantap seakan memberikan harapan.

Darren kemudian tersenyum. "Alhamdulillah, semoga ini menjadi awal yang baik untuk bengkelku."

.

.

.

Jangan pelit like nya ya gaes🤗🫶

Komen dipersilakan

1
Edi Sulaiman
saran teman Nanci yg menyesatkan, bisa tmbh hancur lu nancy.
Edi Sulaiman
sepertinya Ajeng tmpk tak rela melihat mantan suaminya mau menikahi adiknya😄
Edi Sulaiman
he...he...nmpknya si Ajeng kaget ya, setidaknya stts nya saat ini jendes.

hhh
Edi Sulaiman
kamu akan menyesal Ajeng, si Panji sdh ada istri..
Edi Sulaiman
kira-kira Ajeng masih suci gk ya!?"
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: ya gak tahu😜
total 1 replies
Edi Sulaiman
Mungkin Ajeng di Guna-gunai oleh mantan nya.!?"
Edi Sulaiman
duh kok Ajeng kabur,?!".
Giantini
tinggal in aja perempuan Kya gitu panji dia GK bakalan merasa cukup...drpd km makan hati tiap hari
Wawan Rustandi
nah lo gimana tuh
Giantini
Doren emng bodoh
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: terima kasih
total 1 replies
Giantini
nancy jangan sampai nikan tau darinya bisa kacau,tp salah Doren sich terllu letoy jdi cowok
Giantini
kenapa GK balik jakarta aja Doren dasar bodoh
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: terimakasih kak, udah ngatain bodoh🫰
total 1 replies
Siti Masriati
sak karep e othor we lah, Ajeng koyo ngunu Yo lantarane othor, semangat terus , sehat2 selalu othor nya 💪
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: makasih mbake, 🫶🫰
total 1 replies
Giantini
disini Doren Kya GK ada harga d8ri banget GK bisa sama kakaknya langsung mau sama adiknya...ktanya orang Kya...
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: lah emang kenapa? di real juga banyak loh, lgpula darren kan gak cinta sm ajeng, dia nikah sm ajeng kan demi menghargai pak haris, berarti pas part ini dirimu gak baca ya, atau diskip? 🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
Giantini
Doren masih berkutat dibengkel pdhl sultan
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: itu namanya rendah hati beb, gak terpengaruh sama kekayaan orangtua, kan biasanya gitu, klo orang benar² sultan gayanya mlh sederhana. 🤭
total 1 replies
Hariyanti
cerita yg menarik dan menghibur 👍 👍👍👍 thanks ya Thor buat ceritanya 🙏🙏🙏
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: terimakasih, bintang 5 nya, 🫶🫰

klo suka baca maraton silakan menclok ke karya moms yg lain, judulnya "Dibuang Istri Dilamar Janda Kembang Tajir" sudah tamat. ceritanya gak kalah seru loh
total 1 replies
Hariyanti
sdh tamat ternyata 😳
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: huumm, kisah panji dan ajeng ada di karya baru, tp nama mereka moms ganti demi menghindari kesamaan🤭
total 1 replies
Hariyanti
🙀🙀🙀🙀🙀 Thor mah tega😔 kenapa jg lahir di mobil 😳
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: buat seru seruan, tp itu real loh ada kok🤭
total 1 replies
Hariyanti
mami Mia mah aneh 🤔 harusnya bersyukur mantu ga ada yang matre🤔coba kalo dpt model nancy sama Ajeng😳😳😳😳
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: pusing tujuh keliling😜
total 1 replies
Hariyanti
hebat masih mau nengok siluman ular 😒 kalo aku sih ogah banget 😔
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: ya bagaimanapun ajeng kan kakaknya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!