Tania yang tewas karena kecelakaan beruntun ketika sepulang nya dari supermarket tempat nya bekerja terbangun di sebuah ruangan yang tampak seperti kamar namun sangat asing bagi nya.
Disaat dirinya masih bingung, tiba-tiba ada banyak ingatan yang bukan miliknya satu persatu masuk kedalam otak nya.
Dia akhirnya sadar kalau saat ini sedang berada di sebuah novel bertema akhir dunia yang sebelum nya dia baca.
Bagaimana Tania menjalani kehidupan keduannya itu dengan terus berusaha dapat terus hidup di dunia apokaliptik tersebut..???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝑁𝑜𝑣𝑖𝑒25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 15
" Apa yang ada di luar sana komandan? " tanya Dean yang tiba-tiba telah berada di sebelah Zion.
" Tikus... " jawab Zion singkat.
" Bagaimana mungkin hanya tikus bisa membuat gerbang yang kokoh ini bergetar seakan-akan siap roboh kapan saja. " jawab Dean tak percaya.
Zion yang mendengar ketidak percayaan Dean terhadap ucapan nya merasa kesal, dan dia kembali teringat saat Tania memberitakan kepada nya hal ini tadi. Pasti saat ini gadis itu sangat marah kepada nya, apalagi sapaan nya tadi tidak di jawab sama sekali oleh gadis cantik itu.
" Ternyata seperti ini rasanya, " monolog Zion di dalam hatinya.
" Cek saja sendiri kalau kamu tidak percaya, " ketus Zion membuat Dean terdiam.
Salah satu tentara yang sejak tadi hanya melihat saja ke arah gerbang yang terus menerus di dobrak dengan kuat dari arah luar akhirnya memutuskan untuk melihat apa yang ada di luar sana melalui menara pengawas.
" Tikus yang sangat besar, komandan.... di depan gerbang ada banyak tikus yang berukuran sangat besar dan berjumlah banyak. " teriak tentara yang melihat melalui menara pengawas.
" Semua nya bersiap, siapkan senjata kalian dan jangan sampai lengah. " perintah Zion.
" Maafkan aku Tania. " bisik Zion mendekati Tania.
Gadis itu masih tetap diam tanpa ingin menjawab sedikitpun, namun terlihat dia bersiap siaga untuk menghadapi serangan tikus. Ada dua buah pedang panjang yang tipis dan terlihat sangat tajam di kedua tangan nya.
Untuk para tentara mereka bersiap dengan senjata mereka masing-masing, bahkan mereka juga membawa beberapa granat untuk meledakkan segerombolan tikus itu sebelum menyerang menggunakan senjata api agar menghemat peluru yang semakin sedikit.
" Lemparkan granat ke grombolan tikus itu. " perintah Zion.
Duarrr...
Duarrr...
Duarrrr...
Satu persatu granat di lemparkan, namun ledakan itu tidak berefek apapun bagi para tikus mutan yang ada di depan. Bahkan karena serangan granat tadi membuat mereka semakin brutal dan akhirnya berhasil merobohkan gerbang kokoh itu.
" Tembak... " teriak Zion.
Dorrr..
Dorrr..
Dorrr..
Tembakan senjata api yang bertubi-tubi membuat para tikus mulai menargetkan para pengguna senjata api tersebut, sedangkan para penyintas yang tadi mulai berkumpul karena mendengar suara ledakan mulai berhamburan menyelamatkan diri mereka dari serangan para tikus.
Untuk Tania sejak tikus tikus itu masuk, dia bergerak dengan sangat lincah menebas kepala tikus tikus tersebut hingga membuat tikus tikus itu berhenti bergerak. Kepala merupakan kelemahan makhluk mutan itu, namun di bagian kepala juga kekuatan nya berada. Gigi gigi yang tajam sipa mengoyak mangsa yang ada di hadapan nya.
Aaakkkhhhh...
Aakkkhhhh...
" Tolongggg... "
" Menjauhhhh... "
Suara jeritan dan suara senjata api saling bersahut-sahutan, hanya serangan Tania lah yang senyap namun berbahaya. Sudah banyak tikus yang terbunuh oleh gadis itu, karena tanpa sepengetahuan siapapun Tania menyalurkan kemampuan yang dia miliki kedalam kedua pedang tipis nan tajam yang saat ini dia gunakan. Karena hal itulah cukup mudah bagi Tania menghabisi para mutan tersebut, padahal kalau hanya serangan senjata biasa agak sulit memotong kepala tikus itu karena kulit makhluk mutan tersebut sangat tebal. Hal itu pulalah yang membuat ledakan granat dari para tentara tadi tidak berefek apapun.
Dengan senjata api ada banyak juga tikus yang berhasil di musnahkan oleh para tentara, namun bagi para penyintas sangat sulit bagi mereka untuk menghadapi serangan itu. Telah berjatuhan banyak korban dari para penyintas, namun ada banyak juga makhluk mutan itu yang berhasil di bantai.
Pertempuran antara manusia dan juga makhluk mutan pun akhirnya selesai. Meskipun dimenangkan oleh para manusia, namun ada banyak juga korban dari para manusia yang berjatuhan.
Zona aman yang sebelum nya terlihat aman dan teratur, kini terlihat ada banyak mayat bergelimpangan. Baik itu mayat dari para manusia ataupun mayat dari para tikus mutan, keadaan di sana terlihat sangat kacau.
Hujan yang terus turun dan belum berhenti sejak hampir satu bulan yang lalu membuat area pertempuran di penuhi oleh genangan air berwarna merah, air hujan yang bercampur dengan darah para manusia dan juga para tikus mutan.
Bau anyir darah tercium sangat kuat saat ini, kesedihan, rasa lelah, putus asa dan juga kehilangan di rasakan oleh orang-orang yang selamat. Lebih dari separuh korban dari pihak manusia berjatuhan, kini hanya tersisa sekitar seratus orang lagi yang masih selamat di zona aman tersebut. Korban dari para tentara tidak sebanyak penyintas lainnya karena mereka di bekali dengan senjata, namun tidak dengan para penyintas yang hanya berbekal senjata seadanya saja.
" Komandan... seperti nya zona aman ini sudah tidak lagi aman untuk semua orang, " ujar Dean yang melihat banyak nya korban berjatuhan kali ini, bahkan menurut nya korban kali ini lebih banyak dari pada saat serangan ular-ular waktu itu.
" Benar... Kita akan mencari tempat lain sebagai base yang aman untuk mereka semua, " jawab Zion.
Namun Zion bingung dimana dia bisa mendapatkan tempat yang lebih aman lagi, sedangkan di sini saja yang telah di bangun sedemikian rupa masih bisa hancur.
Zion lalu menatap kearah Tania yang sibuk mengumpulkan mayat-mayat para tikus mutan tadi, dia ingin bertanya kepada gadis itu namun ragu karena merasa kalau gadis itu masih marah kepada nya karena dia tidak mempercayai perkataan gadis itu tadi.
" Mayor Dean... " panggil Tania.
" Ya nona Tania, " Dean lalu mendekati Tania.
" Sejak tadi aku melihat ada sebuah kristal transparan kecil dari kepala para mutan ini, coba anda kumpul kan. Kalau ini sama seperti yang aku fikirkan, maka semua itu akan berguna untuk kalian nanti nya. " ujar Tania.
Dean lalu mengambil salah satu kristal yang ada di kepala tikus mutan tadi , lalu menunjukan nya kepada Tania.
" Apakah ini yang ada maksud nona ? " tanya nya.
" Benar sekali, kalau anda mempercayai saya lebih baik anda kumpulkan semya kristal itu. Suatu saat itu akan berguna untuk anda dan para rekan-rekan anda yang lainnya. " jawab Tania.
" Maksudnya bagaimana ya nona? " tanya Zion lagi merasa bingung dengan perkataan Tania kepadanya.
" Belum saat nya anda mengetahui nya mayor, seperti yang saya katakan tadi. Kalau anda mempercayai saya maka kumpulkan saja dan itu pasti akan berguna nanti, " ujar Tania tegas tanpa ingin banyak berkata apapun lagi.
Dean lalu menatap ke arah komandan nya, dan terlihat komandan nya menganggukan kepala kepada nya.
" Baik nona, saya akan mengumpulkan semua nya. " Dean lalu bersama beberapa anggota tentara mulai mengumpulkan kristal transparan yang berada di kepala mayat para tikus mutan itu.
" Tikus mutan mulai muncul, sebentar lagi kabut itu pasti datang dan para makhluk predator itu akan muncul. " batin Tania.
Serangan tikus mutan saja sudah membuat banyak manusia yang tewas, bagaimana dengan makhluk itu nantinya, akan kah populasi manusia di dunia ini akan hilang dan tergantikan dengan keberadaan para makhluk makhluk tersebut? .
To be continued🔥🔥🔥
Novel berjudul zombie ini yang paling ku suka😍
Semangat nulisnya Thor💪