NovelToon NovelToon
My Husband, The Mysterious Casanova

My Husband, The Mysterious Casanova

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perjodohan / Cintamanis
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Myra Eldane

Lovy Crisela Luwiys—gadis ceplas-ceplos yang dijuluki Cegil—dipaksa menikah dengan Adrian Kaelith Evander, pewaris dingin sekaligus Casanova kelas kakap.

Bagi Lovy, ini bencana. Wasiat Neneknya jelas: menikah atau kehilangan segalanya. Bagi Kael, hanya kewajiban keluarga. Namun di balik tatapan dinginnya, tersimpan rahasia masa lalu yang bisa menghancurkan siapa saja.

Niat Lovy membuat Kael ilfil justru berbalik arah. Sedikit demi sedikit, ia malah jatuh pada pesona pria yang katanya punya dua puluh lima mantan. Casanova sejati—atau sekadar topeng?

Di tengah intrik keluarga Evander, Lovy harus memilih: bertahan dengan keanehannya, atau tenggelam di dunia Kael yang berbahaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myra Eldane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rahasia Berbahaya?

Cahaya matahari menembus tirai tipis, menari di udara sebelum jatuh ke karpet tebal kamar Lovy. Tirai itu bergerak lembut karena angin pagi, dan jam antik di pojok ruangan berdenting pelan, mengumumkan pukul tujuh.

Lovy mengerjap, rambutnya berantakan ke segala arah. Dia menatap langit-langit tinggi yang seperti gereja tua di Eropa, lalu mengusap wajahnya seraya menguap.

"Hoaaam.... Aku beneran tidur di mansion Evender… bukan mimpi," gumamnya, suara seraknya masih menempel.

Ia mengamati sekeliling. Kasur besar, sofa di pojok, bahkan meja rias marmer putih. "Gak ada yang perlu dikomentari sebenernya. Mirip seperti kamarku. Hanya saja ini lebih luas sedikit," celetuknya sambil menggeliat malas. "Tapi kalau ketemu orang lain, aku masih harus bersikap untuk mengomentarinya seolah baru pertama kali liat... dan baru keluar dari hutan."

Lovy memilih bangkit dari tidurnya dan segera bersiap membersihkan diri ke kamar mandi karena masih banyak hal yang harus ia lakukan di tempat ini.

.

.

.

Aroma roti panggang dan kopi menyambut begitu Lovy melangkah ke ruang makan. Lantai marmer memantulkan langkahnya yang pelan.

Samuel sudah duduk rapi di kursi panjang, sibuk dengan tablet, sementara Kael duduk di ujung meja lain—dengan kemeja putih dan celana abu-abu, tenang seperti lukisan hidup.

Lovy menarik kursi, duduk, dan menatap meja sarapan yang terlalu lengkap: telur, bacon, salad, buah, bahkan croissant berlapis mentega.

"Pagi…" ucapnya canggung.

Samuel hanya mengangguk tanpa mengangkat wajah. Kael melirik sekilas dan menjawab pendek, "Pagi."

Hening. Yang terdengar hanya bunyi sendok beradu pelan dengan piring.

Lovy menggigit roti, lalu memandangi Kael. "Hmm… kamu selalu sarapan kayak gini? Lengkap banget. Di rumah aku biasanya cuma minum teh sama roti isi cokelat."

Kael menaruh gelas kopinya. "Kebiasaan keluarga."

Samuel ikut menimpali tanpa mengangkat wajah dari ponsel, "Dan kebiasaan Lovy itu… makan sambil nonton drama."

Lovy melotot, "Iya, terus kenapa? Lagian kalau ada Kael, drama apa pun kalah ganteng."

Samuel hampir keselek kopi. Kael tetap datar, tapi ada sedikit gerakan di ujung bibirnya. Lovy menatapnya lekat-lekat.

"Wait. Itu senyum? OMG… Casanova dingin bisa senyum pagi-pagi, membuat hari jadi semangat."

"Makanlah tanpa drama, Lovy!" ucap Samuel membuat Lovy diam.

Lovy melanjutkan makannya tanpa bicara lagi. Ia sesekali menatap Kael yang justru langsung menunduk melanjutkan makanannya juga. Wajahnya datar namun gerakan tangannya teratur menyendok satu piring salad.

Di meja makan itu akhirnya hanya ada suara sendok dan garpu tanpa suara ocehan Lovy lagi.

****

Setelah sarapan, Samuel pamit video call urusan bisnis. Sementara Kiel entah kemana, mungkin ngurus bisnis juga.

Lovy? Tidak mungkin duduk diam.

Dia berjalan menyusuri koridor panjang mansion, kadang melambai ke staf. "Hai. Jangan kaku gitu dong, aku bukan inspektur pajak," katanya pada seorang pelayan yang kaget melihatnya menyapa duluan.

Di dapur, Lovy mengintip kulkas. "Kulkasnya gede banget. Kalau aku masuk ke sini terus nutup pintu… aku bisa jadi Narnia edition versi Indo."

Para koki bingung, tapi mereka mulai terbiasa dengan komentar aneh Lovy.

Lovy kemudian pergi menapaki lorong sisi timur. Tempat yang belum ia datangi sebelumnya. Tempat yang sepertinya berbeda dari yang lain. Suasananya beda. Tidak ada suara, hanya langkahnya sendiri yang menggema. Patung-patung marmer berjajar, menatap kosong dengan mata batu.

Lovy berhenti di depan patung kuda tinggi. Ia menepuk leher patung itu. "Kuda kayak gini kalau hidup, pasti makannya bukan rumput biasa. Rumput organik, impor."

Lalu… matanya menangkap sesuatu. Celah kecil di belakang patung. Ada benda hitam di sana.

"Hmm… apaan tuh?" bisiknya pada diri sendiri.

Rasa penasaran mengalahkan logika. Ia membawa tubuhnya lebih dekat ke belakang patung. Tangannya meraih ke celah patung itu—dan menarik keluar.

LOGAM DINGIN.

Sebuah pistol hitam muncul di tangannya.

Jantung Lovy seperti dipukul keras. Degupnya meloncat.

"Astaga naga!" gumamnya pelan, nyaris tak bersuara.

Tangannya gemetar saat mengangkat pistol itu. Berat. Bukan plastik.

"Ini… asli, kan? Bukan mainan?" bisiknya sendiri.

Ia memiringkan pistol, memeriksa. Kemudian tangannya kembali meraih benda mengkilap di celah patung. Ternyata masih ada sesuatu di sana. Posisinya tepat berada di bawah pistol yang sudah ia pegang. Ketika melihatnya dan memeriksa, ternyata itu pisau lipat mengkilap dan sangat tajam.

Lovy menelan ludah. Napasnya berat, telapak tangannya mulai berkeringat.

"Kenapa ada beginian di mansion ini? Ini rumah orang kaya atau markas agen rahasia?"

Ia buru-buru mengembalikan pistol dan pisau itu ke tempat semula. Gerakannya hati-hati, seperti memegang bom yang bisa meledak kapan saja.

Ia menepuk pipinya pelan, mencoba menormalkan napas. "Oke. Aku nggak lihat apa-apa. Aku nggak tahu apa-apa. Ini cuma patung kuda lucu. Iya, cuma kuda."

Tiba-tiba, TEPUK.

Sebuah tangan menyentuh pundaknya.

Lovy membeku. Darahnya seperti berhenti mengalir.

Napasnya tercekat. Ia panik tingkat dewa sekarang ini. Apakah ia sudah ketahuan?

"Oh tidak!" teriaknya dalam hati.

"—Nona?" suara itu lembut.

"Ehhh..." saat mendengar suara orang yang menepuk pundaknya. Lovy menoleh cepat—dan hampir roboh karena lega. "Hahhh...." Lovy menghela nafas sambil memegang dadanya yang terasa jantungnya sudah mau copot.

Seorang pelayan muda berdiri dengan wajah ramah, memegang baki kecil.

"Oh my God… aku kira hantu. Atau Kael tiba-tiba nongol dari bayangan buat interogasi aku," kata Lovy dengan tangan masih menempel di dadanya.

Pelayan itu tersenyum kecil. "Maaf mengejutkan. Saya hanya ingin bertanya, apakah Anda ingin teh sore di taman atau di lounge?"

Lovy menghembuskan napas panjang, dramatis. "Aku pilih lounge. Dan… next time jangan tepuk aku dari belakang kayak gitu. Aku bisa pingsan. Tepuknya dari depan aja—" putusnya kemudian tampak berfikir sejenak sebelum melanjutkan dengan dramatis. "Eh... jangan deng, kalau dari depan nanti malah kena kasus di kira KDPT atau Kekerasan Diantara Pelayan vs Tamu. Bersyanndaaa!"

Pelayan itu menahan senyum. "Baik, Nona."

"Oh, yaudah. Kalau gitu aku mau cari Kak Samuel dulu," pamit Lovy asal memberi alasan yang direspon anggukan pelayan.

Lovy langsung pergi tanpa melihat ke arah pelayan itu lagi. Baginya yang terpenting adalah kabur dulu dari tempat berbahaya itu. Ia akhirnya pergi menjauhi tempat itu sebelum ketahuan yang lain.

*****

Sore menjelang. Langit oranye memantul di jendela besar. Lovy berjalan ke balkon utama, ingin menenangkan diri.

Di sana—Kael.

Berdiri tegap, berbicara di ponsel, bahasanya asing di telinga Lovy. Suaranya rendah, tapi setiap kata terdengar… dingin.

Lovy menyandarkan siku di pagar balkon. "Kamu kayak agen rahasia. Rumah kamu penuh misteri. Bahkan patung kudamu kayaknya bisa ngomong."

Kael menoleh perlahan, tatapannya tajam. "Apa yang kamu lihat?"

Lovy langsung menggeleng cepat. "Nggak-nggak. Cuma bercanda. Mataku ini cuma bisa lihat orang ganteng kayak kamu."

Tatapan Kael menusuk, seperti membaca isi kepalanya. Tidak terbuai pujian. Ia juga tidak bertanya lagi. Hanya berkata pelan, "Jangan keluyuran di lorong timur sendirian."

Lovy mengernyit. "Kenapa?"

Kael menatapnya sekilas. "Karena aku bilang begitu."

Nada suaranya datar, tapi entah kenapa bikin Lovy menurut… dan sekaligus makin penasaran.

Lovy mengepalkan tangan kanannya menekan rasa takut ketahuan sekaligus rasa penasarannya. Ia berpikir harus mencari tau, tapi dia juga berpikir kalau banyak tau akan membuat kita mati muda. Batinnya berperang sendiri, "udahlah, tenang Lovy. Jangan sampai ketahuan. Jangan ceplas ceplos untuk urusan yang rahasia. Demi kelangsungan hidup ku di masa depan yang penuh misteri."

"Yaudah, Kiel. Kalau gitu aku lanjut mau ketemu Kak Samuel dulu yah."

Sebelum Lovy berbalik pergi, Kael menambahkan, "Besok malam ada acara keluarga Evander. Kamu ikut."

Lovy melongo. "Acara keluarga? Formal? Pake dress gitu? Di mana?"

Kael mengangguk. "Dress. Di sebelah, masih di mansion Evander bagian timur."

Lovy menatap langit senja, menghela napas. "Oke… aku Lovy Crisela Luwiys. Aku akan ikut."

Tapi jauh di dalam hatinya, ada bisikan:

"Hidup di mansion ini baru mulai menarik. Menegangkan. Bikin penasaran. Menantang. Dan mungkin… berbahaya."

Kemudian melanjutkan langkahnya pergi menjauh dari Kiel. Setelah cukup menjauh, dia berhenti mendadak. "Eh tunggu... dia bilang bagian timur? What? Jadi acaranya dekat sama lorong timur yang—" putusnya mulai gelisah.

Dan dari situ Lovy semakin sadar kalau dunianya yang biasanya ia buat penuh drama komedi, sekarang malah ganti genre jadi thriller yang menegangkan, misterius dan tajam.

.

.

.

1
Rihana
buset kaya bener 🤣🤣🤣
Rihana
seret bang muel adek mu itu 🤣
Rihana
kenapa yah yang baca kurang, padahal tulisannya bagus, rapi, sesuai peubi, typonya gak banyak, pokoknya bagus lah. dan updatenya juga rutin. aku suka banget, smoga makin banyak yang baca yah kak 🩷
Rihana
ini karakter lovy, cegil bucin 😭😭😭
Rihana
gak berasa udah sampai sini wkwk... penasaran. aku lanjut duluu. alurnya menarik
Rihana
awal yang menarik
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
aku udah kirim satu kopi yah, biar gak ngantuk thor
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
Si lovy gak nyangka sekeren ini tapi si kael kenapa yah perginya. aduhhh kasian banget di tinggal di hari pernikahan😭
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
up kak
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
Satpam😭 GGS INI MAH (ganteng ganteng satpam)/Drool/
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
nemu sampah di mana sih lovy 😭 kok bisa pacaran 8 tahun woy kayak kredit rumah
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
akhirnya putus, lagian kok sanggup sih pacaran 8 tahun?
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
syukur deh samuel. seret aja tuh lovy, dari pada makin akut bucinnya
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
bucin akut wehhh😭
Saidil M🍇
gilas banget bisa ngasi hadiah segitunya si donovan. berartu dia udah mempelajari kesukaan lovy aka targetnya? keren sih, suka banget kakak penulisnya creazy up terus.... jadi maraton bacanyaaa enak bangettt 😍😍😍 lanjut kak
Saidil M🍇
meskipun terlambat, kuucapkan selamat atas pernikahanmu lovy dan kael 😍 sekarang aku maratoon bacanya
Saidil M🍇
terharu gueee makk😭
Saidil M🍇
syegi ini jadi sahabat asik banget. bisa nyairin suasana woy.... mau sahabat kayak dia😭
Saidil M🍇
hahahaha mau ciuman gak jadi 🤣🤣🤣
Saidil M🍇
barang bawaan syegi astaga😭 inj orang gue kira kalem di awal. ternyata kalem kalem sama aja kayak lovy, pantesan sahabatan 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!