NovelToon NovelToon
Menikahi Mafia Kejam

Menikahi Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia
Popularitas:10k
Nilai: 5
Nama Author: Novi Zoviza

Cerita ini lanjutan dari Terjebak cinta CEO Dingin.


Bagaimana jadinya seorang Kafka Arsalan Iskandar yang merupakan pimpinan Black Serpent yang terkenal kejam dan tidak pernah jatuh cinta dalam hidupnya begitu terobsesi pada seorang gadis yatim piatu yang bernama Mahira Salim yang di buang oleh keluarganya setelah kematian Ayahnya.

Bagaimana kelanjutan ceritanya.Yuk simak!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengusiran

Arsa menjalankan mobilnya setelah Mahira masuk kedalam mobilnya dan duduk di sampingnya dengan tenang. Ia mengantarkan Mahira ke perusahaannya karena Mahira bilang ia akan memulai semuanya dari sana. Ia tidak tahu rencana apa yang sedang di susun oleh Mahira untuk mengusir orang-orang yang sudah mengkhianatinya.

Ting

Lucky

📩: Kak...aku harus ke Thailand hari ini. Mommy memintaku pulang. Aku sudah menghubungimu berkali-kali sejak kemarin hingga pagi ini tapi tidak bisa.

Sebuah pesan masuk ke ponsel Arsa saat pria itu mengaktifkan ponselnya. Memang sejak pagi kemarin ia menonaktifkan ponselnya karena ia tidak mau ada yang menganggu kebersamaannya dengan Mahira.

Ia kembali menghubungi Lucky namun ponsel pria itu malah tidak aktif. Memang pesan itu dikirim Lucky sejak tadi subuh. Kemungkinan Lucky sudah dalam perjalanan ke Thailand. Sejak menikah kedua orangtuanya menetapkan di Thailand sebab Uncle Mark mengurus bisnis Uncle Dave di sana.

Sesampainya di depan perusahaan milik keluarga yang sempat di kuasai oleh Ibu dan Kakak tirinya, Mahira turun dari mobil suaminya menatap gedung pencakar langit yang dulu di perjuangan almarhumah Ibunya saat masih hidup.

"Kamu ragu?," tanya Arsa yang ternyata ikut turun dari mobil menghampiri Mahira yang tampak sejenak terdiam.

Mahira menggeleng cepat."Tidak. Para parasit itu harus segara dienyahkan dari perusahaan ini, hari ini juga," jawab Mahira.

Mahira melangkah dengan anggun memasuki gedung pencakar langit itu. Semalam ia sudah menghubungi mantan asistennya dulu yang ternyata masih bekerja di sini sebagai sekretaris Kakak tirinya. Ia meminta mantan asistennya itu untuk mengadakan rapat pemegang saham. Karena hari ini nasib Kakak tirinya itu akan di mulai dari rapat itu.

Mahira menghembuskan nafas beratnya sebelum akhirnya kembali melanjutkan langkahnya memasuki lift. Ia menjadi pusat perhatian semua orang yang mengenalnya dulu. Tidak ada yang berani mencegahnya untuk masuk, ia sendiri tidak tahu kenapa.

Sebelum memasuki ruang rapat Mahira terlebih dahulu pergi ke toilet untuk memperbaiki sedikit riasannya. Ia tidak sabar melihat bagaimana ekspresi Kakak tirinya itu nantinya saat tahu kalau semuanya telah kembali ke tangannya.

"Kak...hari ini semua kesombonganmu akan berakhir," gumam Mahira tersenyum kecil setelah memperbaiki riasannya.

Setelah selesai, Mahira keluar dari toilet dan dengan penuh percaya diri melangkah dimana ruangan rapat berada. Semuanya jerih payah Ibunya akan kembali padanya.

"Maaf saya terlambat," ucap Mahira saat melihat peserta rapat sudah hadir dan duduk di kursinya masing-masing.

"Mahira?. Ngapain kamu kesini?. Ini bukan tempatmu. Pergi!," ucap Reva dengan lantangnya mengusir Mahira dari ruang rapat.

Semua peserta rapat menatap Mahira, sebagian menatap Mahira dengan sinis dan sebagian menatap Mahira dengan iba. Karena mereka tahu sebelumnya Mahira adalah pimpinan dari perusahaan ini.

Mahira tersenyum lebar namun senyuman itu memudar saat melihat sosok pria yang duduk dengan tenang dan wajahnya dinginnya yang tidak lain adalah suaminya sendiri. Untuk apa Arsa ada di ruangan ini?. Apakah perusahaannya ini sekarang bekerjasama dengan perusahaan suaminya itu?.

"Pergi Mahira. Atau kau ingin diseret dari sini seperti dulu," teriak Reva yang melotot kan kedua matanya pada Mahira.

"Tenang lah Kak, kenapa kamu panik seperti itu?," tanya Mahira mengulas senyumannya. Ia melangkah menghampiri Reva yang menatapnya penuh kebencian.

"Aku kesini untuk menyeret mu dari perusahaan ini," bisik Mahira saat berada tepat di depan Reva. Ia tersenyum puas melihat keterkejutan Kakak tirinya itu.

"Jangan bermimpi kau Mahira. Perusahaan ini sekarang atas nama Ibuku. Jadi kau tidak lagi berhak disini. Sebaiknya kau keluar dari sini sebelum aku melempar mu dari atas gedung ini agar kau bisa bertemu dengan ibumu yang menjijikkan itu di neraka," jawab Reva menunjuk pintu keluar.

"Pergilah dari sini Mahira, jangan mempermalukan dirimu sendiri disini," ucap wanita paruh baya yang duduk di ujung meja yang merupakan kursi untuk pimpinan perusahaan ini.

"Kau dengar apa yang dikatakan Ibuku?," timpal Reva tersenyum miring menatap Mahira yang terlihat geram.

"Duduk lah Reva!, biarkan saja dia berdiri seperti kacung disana. Rapat akan secara dimulai," ucap wanita paruh baya itu pada putrinya. Ia sendiri tidak mengerti kenapa para pemegang saham tiba-tiba mengadakan rapat dadakan pagi ini.

Wanita paruh baya itu menghentikan ucapannya saat memulai rapat ketika Mahira melemparkan ke tengah-tengah meja rapat sebuah map. Semua peserta rapat menatap map itu dengan kening berkerut kecuali Arsa yang memang sudah tahu isi map itu.

"Apa-apaan kau Mahira. Jangan berbuat kegaduhan disini," ucap wanita paruh baya itu menatap tidak suka pada Mahira.

"Semuanya, silahkan baca isi map itu!," ucap Mahira dengan tatapan lurus pada wanita paruh baya yang sudah menghancurkan rumah tangga ibunya. Memang buah jatuh tidak jauh dari tempatnya. Ibu seorang pelakor dan anaknya seorang perebut. Sungguh memalukan.

Salah satu peserta rapat membaca isi map itu lalu satu persatu dari mereka ikut membacanya. Mereka menatap Mahira yang berdiri tidak jauh dari mereka dengan tatapan berbeda.

"Ini tidak mungkin," gumam Reva yang mulai terlihat gusar. Bagaimana bisa ibunya menandatangani pemindahan alih kekuasaan dan juga seluruh harta kekayaan yang sudah bersusah payah ia dan Ibunya dapatkan.

"Ada apa Reva?," tanya wanita paruh baya itu merebut map itu dari tangan sang putri lalu membacanya. Seketika raut wajahnya berubah merah padam.

"Ini tidak mungkin," gumamnya. Seingatnya ia tidak pernah menandatangani surat pemindahan kekuasaan ini.

"Bu... kapan Ibu menandatangani ini semua?," tanya Reva menatap tajam ibunya. Ia tidak mau kembali jatuh miskin, bisa-bisa Aldi mencampakkannya apalagi saat ini ia tengah hamil dan dua minggu lagi pernikahan mereka akan dilangsungkan.

"Ini semua pasti hanya rekayasa. Semua ini palsu," jawab wanita paruh baya itu.

"Siapa juga yang mau merekayasa tanda tanganmu, Nyonya Widya," ucap Mahira.

"Siapa lagi kalau bukan kau," jawab wanita paruh baya yang bernama Widya itu berdiri dari duduknya.

"Bukankah kau dengan sadar menandatanganinya malam kemarin, Nyonya Widya," ucap seseorang yang baru saja masuk ke ruangan itu. Dia adalah orang kepercayaan Arsa.

"Kau--

"Bukankah aku sudah meminta mu untuk membaca semuanya. Tapi kau terlalu percaya diri malam itu," ujar orang kepercayaan Arsa yang berdiri sedikit dibelakang Mahira.

Mahira tidak percaya kalau pria yang satu hari yang lalu menjadi saksi pernikahannya dengan Arsa ada disini membantunya. Ia menoleh pada Arsa yang sejak tadi diam saja tampak menganggukkan kepalanya padanya.

"Nyonya Widya, silahkan angkat kaki dari sini!," ucap Mahira dengan tegas.

"Tidak. Semua ini hanya rekayasa," jawab Widya. Benarkah ia sudah menandatangani semuanya, kenapa ia bisa ceroboh seperti itu sekarang.

"Security," teriak Mahira memanggil security.

Bruk

Mahira jatuh ke lantai setelah Reva mendorongnya dengan sangat keras. Ia meringis pelan saat merasakan engkel tangannya terasa sakit karena menahan tubuhnya agar tidak benar-benar terjatuh.

"Kau pikir bisa mengusir kami dari sini, hah?," teriak Reva menunjuk Mahira yang berusaha untuk kembali berdiri.

"Anda baik-baik saja Nyonya?," tanya orang kepercayaan Arsa pada Mahira yang tampak memegangi tangannya.

"Ya...," jawab Mahira mengangguk kecil.

Plak

Sebuah tamparan mendarat di pipi Reva dan pelakunya adakah Mahira. Ia tidak terima Reva mempermalukannya seperti ini.

"Bu, ada apa?," tanya security pada Mahira. Hanya satu security ini yang masih setia padanya hingga hari ini. Tidak jarang security ini menghubunginya, menceritakan bagaimana kepemimpinan ibu tirinya yang sangat serakah.

"Usir dia dengan ibunya," jawab Mahira.

...****************...

1
partini
kalau hamil dia ga mau ya urus sendiri aja, ku rasa dia dah ga bisa jauh darimu cuma gengsi orang nya
partini
terus ngapain aja selama itu
partini
masa di ikutin curut Arsa ga tau ga lucu secara dia tuh wow Banggt ,, ini Kunti minta di rajam
partini
👍👍👍👍👍
partini
biarpun mereka berdua saling sepakat,,tapi Terasa bukan suami istri macam cari pelampiasan sex
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
jangan lama" Thor kaya gini,biar rasanya cepat bucin pingin lihat mafia dingin bucin
Novi Zoviza: insyaallah dua bab kak hari ini. ditunggu saja
total 1 replies
partini
satu Minggu ,eheleh mana tahan dia
Umiie'ne Naza
blm mengerti, bukane arsa mencintai Mahira knp tiba " blm mencintai
Umiie'ne Naza
tor, novel orang tua nya arsa apa ya, kaya nya pernah baca tp lupa
partini
good 👍👍👍
Novi Zoviza: terimakasih kk sudah mampir
total 1 replies
wo te
tdi pagi hrus nya kak🤭🤭
partini
maraton baca
Retno Harningsih
up
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
apa davino suka sama Queen ya,,tapi engga apa" si
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
lucky anaknya mars sama ana kan Thor,,?

klau Ibra aku tau anknya Teo , klau si kembar anaknya daveena sama Adi
Novi Zoviza: iya kak
total 1 replies
wo te
tatapan apa tangan kak ??
wo te
posisi ko jadi polisi kak 😁😁🙏🙏
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
asyik pling suka tentang mafia
Novi Zoviza: terimakasih kk sudah setia menantikan
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!