NovelToon NovelToon
The Price Of Affair

The Price Of Affair

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Pelakor / Suami Tak Berguna
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Sinopsis

Arumi Nadine, seorang wanita cerdas dan lembut, menjalani rumah tangga yang dia yakini bahagia bersama Hans, pria yang selama ini ia percayai sepenuh hati. Namun segalanya runtuh ketika Arumi memergoki suaminya berselingkuh.

Namun setelah perceraiannya dengan Hans, takdir justru mempertemukannya dengan seorang pria asing dalam situasi yang tidak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab: 4

“Kamu jadikan menginap malam ini di sini?” tanya perempuan itu pelan, sambil memandang Hansel yang kini duduk di sisi ranjang dengan tubuh sedikit membungkuk, seolah menyembunyikan kegelisahan yang mulai mengusik pikirannya.

“Kenapa? Apa sekarang kamu menyesal?” tanya perempuan itu lagi. Ia berdiri perlahan dari ranjang, lalu duduk di pangkuan Hansel dengan manja, melingkarkan lengannya di leher pria itu.

“Bukan seperti itu, Aku harus pulang,” ucap Hansel, suaranya rendah, terdengar ragu. Ia melingkarkan lengannya di pinggang ramping perempuan itu, seolah berusaha menenangkan, tapi sorot matanya justru terlihat gelisah. “Arumi masih marah sejak kemarin. Aku harus bicara dengannya. Menenangkan dia.”

Perempuan itu memiringkan kepala, menatap Hansel dengan senyum samar yang mengandung tantangan. Jemarinya menyusuri dada Hansel perlahan, menekan lembut.

“Bagaimana kalau aku nggak mengizinkan kamu pergi malam ini?” bisiknya lembut namun menggoda, suaranya mengalun seperti racun manis yang sulit ditolak.

“Aku ingin kamu di sini, malam ini...” lanjutnya, sebelum mendekat dan mengecup bibir Hansel perlahan. “Apa kamu tega. Meninggalkan aku sendirian?”

“Aku cuma ingin sedikit egois malam ini,” ucap perempuan itu pelan, wajahnya bersandar di pundak Hansel. “Besok kamu boleh pulang, menenangkan istrimu... Tapi malam ini, tetaplah di sini.” sambungnya lalu mengecup bibir Hansel.

"Kamu tahu, aku tidak bisa menolakmu." Rasa bersalah yang sempat hinggap di hati Hansel sirna dalam sekejap, ciuman Perempuan itu tampaknya lebih kuat dari rasa bersalah Hansel pada Arumi.

"Ah... Hansel, kamu tahukan, aku lebih nikmat daripada Arumi." Ujar perempuan itu di tengah desahannya.

Hansel tidak menyangkal hal itu. Dengan Arumi, ia adalah pengendali. Arumi terlalu lembut, bahkan terlalu kaku dan monoton saat di ranjang, meskipun pernikahan mereka sudah tiga tahun. Tapi, dengan perempuan ini, semuanya berbeda. Ia ditarik, dipancing, dilayani, dan dia puas dengan pelayanan itu, dia yang haus akan kendali dan pemujaan, terbuai tanpa sadar bahwa dirinya telah jatuh terlalu dalam.

Sementara itu, di sebuah apartemen yang sunyi dan dingin, Arumi terlelap dengan mata yang masih basah oleh air mata. Perih di dadanya belum reda.

Dia tahu, Hansel tidak akan pulang malam ini.

Suara bel yang nyaring memecah keheningan pagi, membangunkan Arumi dari tidur lelahnya. Kelopak matanya terasa berat, tubuhnya masih letih, seperti enggan diajak bangkit. Dengan langkah gontai, ia turun dari tempat tidur, membenarkan sedikit letak piyamanya yang kusut, lalu berjalan menuju pintu apartemen.

Ketika pintu dibuka, sosok yang berdiri di depan sana langsung membuat napasnya tercekat.

Lisa. Mertuanya.

Wanita paruh baya itu berdiri angkuh dengan tas tangan mahal menggantung di siku, dan wajah yang sejak dulu tak pernah menyimpan ramah untuk Arumi.

“Kamu baru bangun jam segini?” tanyanya ketus, alisnya terangkat, matanya memindai penampilan Arumi dari atas ke bawah, seolah mencari-cari kekurangan yang bisa dijadikan bahan hinaan.

“Iya, Ma... silakan masuk,” ucap Arumi pelan, mempersilakan Lisa masuk dengan setengah hati. Suaranya terdengar lelah, tapi tetap berusaha sopan.

Lisa melangkah masuk tanpa basa-basi. Tumit sepatunya berdetak tegas di lantai apartemen yang sunyi.

“Perempuan kok bangun jam segini? Kamu tahu sekarang sudah jam berapa?” nada suaranya tajam dan menyindir. “Apa kamu membiarkan anakku pergi kerja dalam keadaan lapar, hah? Hansel benar-benar sial menikahi perempuan seperti kamu!”

Tak ada jeda, tak ada empati dalam ucapannya. Setiap kalimat menusuk seperti jarum, tipis, menyakitkan.

"Hansel nggak di rumah Ma, dia lembur." Ucap Arumi berbohong.

Hansel tak pulang semalam. Tak ada kabar, tak ada pesan. Padahal biasanya, jika harus lembur, dia akan menelepon dan mengabarinya.

“Lembur?” suara Lisa meninggi, nada sinisnya tak tertahankan. “Lihat pengorbanan anakku! Dia kerja sampai lembur, banting tulang untuk istri yang bahkan nggak bisa ngurus rumah dengan benar! Memalukan!”

Arumi hanya diam. Kata-kata itu menampar, tapi ia sudah terlalu sering mendengarnya, hingga rasa sakitnya pun mulai tumpul.

Lisa menatap tajam, matanya menyala penuh penyesalan.

“Seharusnya tiga tahun lalu, Hansel mendengarkan aku,” desis Lisa dengan nada penuh penyesalan dan penghinaan. “Aku sudah bilang, dia pantas dapat yang jauh lebih baik daripada kamu. Eh, dia malah ngeyel, tetap maksa nikahin kamu. Lihat sekarang hasilnya!”

Arumi terdiam. Ada bagian dari dirinya yang ingin membalas, ingin mengatakan bahwa dia juga pernah punya mimpi, bahwa dia mencintai Hansel dengan tulus, bahkan saat dirinya tidak dicintai balik. Tapi apa gunanya? Lisa tidak akan pernah mau mendengar.

Dengan napas yang ditahan, Arumi memilih menarik diri dari pertengkaran yang tak adil itu. Ia berjalan perlahan ke dapur, lalu menoleh sambil memaksakan senyum kecil.

“Mama mau teh?” tanyanya pelan, berusaha terdengar tenang meski hatinya remuk.

Lisa mendengus pelan, lalu menjawab sambil melipat tangan di dada, “Kalau bisa, jangan hambar seperti wajahmu itu.”

Arumi tidak menjawab. Ia hanya berbalik, mengisi air ke dalam panci kecil, memanaskannya di atas kompor, lalu menyiapkan dua cangkir.

Lisa menarik kursi dan duduk dengan sikap congkak, matanya menyapu ruangan seolah mencari-cari alasan baru untuk menghakimi. Setelah beberapa detik hening, ia menghembuskan napas panjang dan berkata,

“Sudah tiga tahun menikah, tapi rumah masih sepi saja. Anak? Mana?” Suaranya terdengar tajam, menusuk tanpa basa-basi. “Kamu pikir tugas istri itu cuma masak dan nunggu suami pulang?”

Arumi membeku di tempat, kedua tangannya mencengkeram cangkir teh yang baru saja ia letakkan di meja. Suhu airnya belum sempat mendingin, tapi dada Arumi terasa jauh lebih panas.

Lisa melanjutkan, “Mama ini malu, tahu? Setiap ada arisan keluarga, ditanya cucu, mau jawab apa? ‘Iya, anak saya udah tiga tahun nikah, tapi belum dikasih momongan.’ Itu jawaban yang memalukan!”

Arumi menunduk, menggigit bibirnya kuat-kuat. Ia sudah menjalani berbagai tes, berdoa setiap malam, menahan pil-pil hormon yang membuat tubuhnya lemas. Tapi semua usahanya, selalu tampak sia-sia di mata mertuanya.

“Saya sudah mencoba, Ma...” jawabnya pelan, nyaris berbisik.

“Mencoba? Lah iya, hasilnya mana?” Lisa menyeringai. “Atau mungkin... memang kamu yang bermasalah. Makanya dari dulu Mama bilang, Hansel tuh harusnya cari yang keturunan bagus. Yang subur. Bukan kamu.”

Kalimat itu seperti cambuk yang mencabik harga diri Arumi. Dadanya terasa sesak, tenggorokannya tercekat. Tapi ia tahu, menangis di depan Lisa hanya akan membuatnya terlihat semakin lemah.

*****

Jangan lupa like, komen dan subscribe karya ini ya biar author semangat up-nya. terima kasih semuanya.

1
Hanny
Aduhhhhhh seru thor. nex thor
Nurul Boed
Jangan² hansel yang mandul 🧐🧐
Waryu Rahman
betul kk..aku juga pas baca kok nyambung nya ke KAI.. GK cocok kayanya
Maple latte: Terima kasih atas pengertiannya kak❤️❤️❤️
total 1 replies
Yunita aristya
padahal sudah cocok Lo kak😁
Maple latte: Maaf karna mengecewakan ya kak🙏🙏🙏
total 1 replies
WOelan WoeLin
mungkin cerita KAI bisa dipisah jadi cerita sendiri
smangat terus thor 💪💪💪
Maple latte: Terima kasih atas pengertiannya kak ❤️❤️❤️❤️
Ben Aben: Setuju kak
total 2 replies
Nana Colen
nah betul orang seperti harus digituin 🤣🤣🤣
Yunita aristya
ternyata Maya meninggal
Eris Fitriana
Arumi ajakin jdi model aja Hil... biar Arumi jadi bintang yang terang... dan nanti ketemu pagi sama Kai...🤩🤩😍😍
Eris Fitriana
Aaah sukanyaa ternyata ada Irish, Ethan dan Kai... Wiiih Arumi calon nyonya Kai dong... mantaf Thor lanjuuuttttt...😍😍😘😘
WOelan WoeLin
next kak
Nurul Boed: Good Arumi,, Cukup sekali mengalah 😍😍
total 1 replies
Nurul Boed
wah wah ternyata masih ada hubungan dngn novel sebelumnya,, wah kirain sma maya

gpp lah lepas dari hansel
ketemu kai... Arumi menang banyakkkkk 😍😍😍😍
Yunita aristya
kirain kai sama Maya , wah gimana nasib Maya sama Nita thor
WOelan WoeLin
lanjut thor 💪💪💪
Waryu Rahman
part nya kurang panjang
WOelan WoeLin
lagi kak
Hanny Bund
kok dobel Thor part ini
WOelan WoeLin
lagi kak
WOelan WoeLin
next kak
Nana Colen
lanjut lg dooong dkit amat up nya 🤭🤭🤭
Eris Fitriana
Aku mendukung keputusan mu Arumi... jadilah kuat... jangan lemah hanya karena seorang penghianat... Buktikan kamu perempuan yg berharga dan punya prinsip...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!