NovelToon NovelToon
Cinta Orang Kantoran 4 : The Sinner

Cinta Orang Kantoran 4 : The Sinner

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:52.6k
Nilai: 5
Nama Author: Septira Wihartanti

Mereka sama-sama pendosa, namun Tuhan tampaknya ingin mereka dipertemukan untuk menjalani cinta yang tulus.

Raka dan Kara dipertemukan dalam suatu transaksi intim yang ganjil. Sampai akhirnya keduanya menyadari kalau keduanya bekerja di tempat yang sama.
Kara yang supel, ceria, dan pekerja keras. Berwatak blak-blakan, menghadapi teror dari mantan suaminya yang posesif. Sementara Raka sang Presdir sebenarnya menaruh hati pada Kara namun rintangan yang akan dihadapinya adalah kehilangan orang terpenting di hidupnya. Ia harus memilih antara cintanya, atau keluarganya. Semua keluarganya trauma dengan mantan-mantan istri Raka, sehingga mereka tidak mau lagi ada calon istri yang lain.
Raka dan Kara sama-sama menjalani hidupnya dengan dinamika yang genting. Sampai akhirnya mereka berdua kebingungan. Mengutamakan diri sendiri atau orang lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fifteen

“Sh1t!!” Kara menunduk di meja kantin, setelah menghabiskan bubur kacang ijo dua mangkok.

“Kenapaaaaaa kenapaaa??!” gerutunya sambil gebrak-gebrak meja.

“Napa lo coooeeyyy!!” Puspa menepuk punggung Kara kencang sekali sampai wanita itu terbatuk-batuk. “Pagi-pagi udah stress aje. Semangat membara!’ seru Puspa.

“MasyaAllah!” seru Eris di antrian mie ayam di ujung sana, membalas seruan Puspa.

Bukti kalau suara Puspa memang sekencang itu.

“Ohokk-ohokk, ratu tega. Beli ape lu?” Kara membuka plastik makanan Puspa.

“Lo udah bubur dua mangkok, nggak usah ngurusin punya gue.” Puspa menepis tangan Kara.

Kara akhirnya duduk sambil bersandar di kursinya dan melipat kedua tangannya ke depan dada.

“Loh? Ada mata panda! Lo nggak tidur semalem? Nape lu?!” seru Puspa sambil menunjuk mata Kara. “Burn-out lo?!”

“Nggak bisa tidur tapi bukan soal kerjaan.” keluh Kara.

“Lu marathon Drakor? Ya nggak apa-apa tapi sekali-kali cari yang tema ceritanya tuh romance ringan gitu, jangan detektif melulu, politik melulu, otak lu bisa Duarrr!” Puspa memberi gaya dengan tangannya diatas kepalanya.

“Gue nggak nonton drakor anjiir,” gumam Kara lesu.

“Jadi lo kenapa?” tanya Puspa sambil membuka plastik kue pukis dan gorengannya.

Eris datang sambil menggoyang-goyangkan badannya tanda nggak sabar mau sarapan. “Laper gaes lapeeeer.” ia nyanyi nyanyi kecil.

“Hm.” Kara mencondongkan tubuhnya ke depan. “Menurut kalian, apakah hal normal kalau gue-”

“Kara.”

dan inilah bintang utama kita. Raka tiba-tiba datang masih pakai kaos oblong dan tas ransel mahalnya, meletakkan Laptop di depan Kara dengan wajah muramnya. Tapi herannya ia wangi sekali. Sepertinya baru saja mandi karena rambutnya masih setengah basah. “Tolong bikinkan presentasi mengenai kasus legalisasi yang pernah dihadapi Topaz Industries dan solusi yang pernah diambil. Data dari BPN dan Pertanahan koordinasikan dengan Guntur. Saya harus menghadap Pak Menteri 30menit lagi di kantor beliau.” Raka bilang ini dengan nada santai, tapi menekan.

Seakan ia ingin semua harus selesai saat itu juga, sesuai keinginannya.

Pandangannya tajam ke arah Kara, lalu ke arah Puspa dan Eris yang langsung membeku.

“Maaf mengganggu kalian sarapan ya.” desisnya dengan suara rendah.

“I-i-iya Paaaak, maaf…” Puspa langsung menyambar plastik isi gorengannya dan berdiri, Eris memuntahkan mie yang tadi sudah terlanjur masuk ke mulutnya kembali ke mangkok, Lalu membawa semuanya untuk pindah meja.

“Nggak usah pindah, Eris, Puspa.” Raka tampak sesuram Gunung Lawu di malam satu suro. Angker. Dan menyimpan kemarahan yang tertahan.

“Ng-ng-nggak apa pak kami pindah saj-”

“Duduk.” kata Raka memberi perintah

Eris terpekik tertahan, lalu duduk.

Puspa juga ikut duduk dalam ketegangan yang sangat intens.

Seketika ruangan terbuka itu menjadi sangat tegang dan sepi.

Tentu saja.

Bisa-bisanya Pak Raka ada di sini? Padahal beda gedung, seberang-seberangan sih. Ditengah-tengah ada kantin ini. Kantin buluk yang penuh ‘karyawan marhaen’ lagi sarapan. Karena kalau Karyawan Bangsawan, sarapannya di cafe kopi. Ya gimana, ini udah tengah bulan, harus hemat dong. Tapi selama ini, baik baru gajian atau pun gajian sudah habis, tetap saja dia dan Puspa Eris sarapan di kantin karyawan.

Kara di sini karena memang dia harus membereskan barang-barangnya di ruangan Audit untuk dipindahkan ke Kantor Pusat, tapi kan dia sudah izin kemarin.

“Oh, ini isi memo internal Pak Guntur yang kemarin dibuat sebelum dia liburan ke Anyer.” Kara memicingkan mata memandang layar laptop.

Raka mengeluarkan baju dan dasi dari dalam ranselnya, lalu mengenakannya di sana. Di tengah-tengah publik. Diantara karyawan yang kini sarapan dengan tegang.

Rasa makanan mereka yang biasanya sangat enak, kini serasa hambar.

“Dia udah kasih memonya?” Raka mengernyit.

“Iya dia bilang bapak baca hari Senin saja.”

“Owh…Yang itu rupanya.” Raka ingat waktu mereka mabar drakor.

“Ya sekarang kan Senin pagi.”

“Dia kayaknya tidak pernah belajar sopan santun. Kasih saya jadwal meeting mendadak pagi-pagi buta.” Nadanya rendah dan terdengar menggeram, tapi tampak jelas mode senggol bacok.

“Saya sudah selipkan memonya di ransel bapak, siapa tahu bapak bisa baca di rumah pas weekend.” kata Kara sambil mengaduk-aduk isi ransel Raka. Ia pun mengangkat sebuah Map plastik berwarna merah dan mengangkatnya ke atas.

Raka diam.

Lalu dia berkacak pinggang sambil menatap Kara dengan kesal.

“Dan menurut kamu, saya punya banyak waktu tidak? Kan kamu tahu saya dari kemarin sibuk.” Geram Raka. Sibuk mengerjai Kara lebih tepatnya.

Sebenarnya masih bisa bekerja di sela-sela bercinta kalau saja Kara ingat ada memo internal yang harus diurus hari Senin pagi. Ia sendiri mana mungkin sempat berpikir di saat tubuhnya dibolak-balik.

“Ya sudah, kamu kerjakan sebisanya.” akhirnya Raka menyerah dan duduk di sebelah Kara, di samping Puspa juga.

“Gorengan Pak?” Puspa menawari isi plastik ke Raka. Ini sebenarnya nawarin basa-basi daripada semeja diem-dieman.

Raka mengernyit sambil menatap ke dalam tas plastik lalu mengambil pisang goreng.

Kara mengetik dengan kecepatan kilat sambil membuat presentasi menggunakan AI.

Sementara Eris dengan santainya ia menyeruput kuah Mie ayam. Karena ia kini tidak bisa lagi membantu banyak urusan Kara. Mereka sudah beda Divisi.

“Gue mau juga dong woy!! Enak aje budak belia gak dikasih makan! Melanggar HAM lu!” seru Kara langsung spaneng melihat Eris menyeruput kuah mie dengan sedapnya. Apalagi kerjaan langsung membludak pagi-pagi. Dia bahkan belum sempat dandan.

Raka memasukkan pisang goreng yang sudah ia gigit separuh ke mulut Kara.

“Buset dah.” gumam Kara karena mulutnya langsung dicekoki pisang.

“Biar nggak bawel.” Gumam Raka. Tapi tangannya mengaduk isi plastik puspa lagi untuk nyari tahu goreng. “Yang rapi dong Kara. Itu fontnya jangan pake times roman. Arial aja.” masih sempatnya dia bilang begitu dengan mulut penuh tahu.

“Segala font diributin. Yang penting saya ngetik dulu, urusan estetik bisa nanti.” Kara juga bicara dengan mulut penuh pisang.

Ketegangan itu makin jadi saat Guntur dan Elang menyusul ke kantin.

“Ngapain di sini Paaak! Bentar lagi Meeting-Extra-Penting-Naudzubillah!!!” seru Elang.

“Kita nyariin bapak dari tadi, Paaak!” seru Guntur.

Raka dan Kara langsung serentak menatap Guntur dengan tajam.

“Lagi bikin presentasi kamu!!” Raka melempar Guntur pakai sepatunya. Akhirnya kemarahan yang tadi ditahan keluar juga karena melihat wajah Guntur yang polos dan bagai tak berempati. Padahal pekerjaan ini berkaitan dengan porsi kerjanya.

“Kan saya bilang hari Senin pak, sekarang udah Senin! Dari jam 12 lewat 1 detik tadi malam udah Senin! Bapak kan punya waktu 7 jam buat baca!” Guntur bilang begini sambil berlindung di balik meja kantin.

“Habis meeting, kamu bakal saya ceburin sumur!” seru Raka sambil lempar sepatu yang satunya. Guntur tergopoh-gopoh mencari sepatu Raka yang nyungsep entah dimana.

Raka kembali duduk sambil mendengus geram.

“Eh ada gorengan. Ada sukun nggak?” Elang cari-cari gorengan di plastik Puspa. Sempat-sempatin sarapan dulu sebelum masa tegang. Tampaknya hanya dia yang tidak terpengaruh dengan tantrumnya Raka. Mungkin memang sudah terbiasa.

“Saya beliin lagi deh Pak, Pak Raka udah habisin 3 biji soalnya.” Puspa dengan pasrah berdiri dan menuju ke tukang gorengan. Tapi kemudian dia balik lagi. “Ohiya, duitnya mana? Hehe. Tengah bulan duit saya tinggal 15ribu buat makan siang.” ia menadahkan tangan ke Elang.

“Karyawan lo nggak sejahtera nih Pak Boss.Khehehehe!” sindir Elang sambil merogoh dompetnya.

“Loh? Ternyata saya nggak ada tunai. Dompet saya kosong nih.” desis Elang sambil membuka tirai demi tirai dompet mahalnya. “Gimana nih Pak?” ia pun menatap Raka.

“Hari gini bawa tunai? Saya juga nggak punya.” kata Raka

“Telpon Stephanie deh siapa tahu-”

“Puspa, sori, nih pake duit gue aja.” Kara menyerahkan dompetnya ke Puspa. “Beli minum juga, kapal api less sugar tiga cangkir. Lo beli juga dah buat maksi sekalian. Gue traktir.” sahutnya. “Capek deh bapak-bapak kocak ini…’

15 menit kemudian.

“Sudah selesai. Coba baca lagi, Pak.” Kara dengan tegang.

“Guntur sini kamu, jangan ngumpet terus. Kita baca bareng-bareng!” Raka menyeret Guntur untuk mendekat. Berasa ngeliat Boss Mafia lagi nyeret korbannya untuk dieksekusi.

Semenit berlalu.

Dua menit berlalu.

Lima menit Raka masih scroll-scroll layar.

Menit ke 7, mereka berdua menatap Kara yang lagi dikipasin Eris karena sekarang dia megap-megap.

Lalu Raka dan Guntur menyeringai lebar.

“Hebat kamu.” seru mereka sambil mengacak-acak rambut Kara.

“Kualitas karyawan begini dikekepin Gita berapa lama? Tiga tahun?! Harusnya bapak hire dia lebih cepet!” sahut Guntur sambil tepuk tangan.

“Saya juga baru nemu di hot-” dan Raka diam.

semua diam.

semua menunggu.

“Hot apa? Hot hot pop? Permen kaki tuh.” gumam Elang memperhatikan mereka tanpa ekspresi. Sepertinya dia memang sedang memperhatikan keanehan dan keganjilan yang terjadi.

“Bukan urusan kamu.” gumam Raka sambil membereskan Laptopnya ke dalam tas.

Guntur memperbaiki dasi Raka.

Dan Elang menata rambut Raka dengan pomade mahal.

“Sipp, Bapak udah ganteng banget kayak Maharaja Korea!” Elang memeriksa Bossnya itu dari berbagai sisi (Maharaja Korea maksudnya apa ya? Perpaduan India Korea gitu? Entahlah…)

“Kualitas suami impian, Pak!” Guntur mengacungkan jempolnya.

“Impian Badarawuhi…” gumam Kara kesal.

**

1
SasSya
😃😂
ketahuan
udahhhh
gas.. dapat restu dr sahabat dan seng mantan gebetan
dian😺
lah? jadi? kok isoh???😂
Nurlela Nurlela
komplikasi atau kontraksi?
dian😺
tuman! 🤣
Murdiyanti Soemarno
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Hesti Ariani
istilah anyar iki
Memyr 67
𝖽𝗂𝗍𝗎𝗇𝗀𝗀𝗎 𝗄𝖾𝗅𝖺𝗇𝗃𝗎𝗍𝖺𝗇𝗇𝗒𝖺
mboke nio
mas raka ....mas raka bucin kan jadinya....😁
Hesti Ariani
baru nyadae kau kawan😄
fitri sasmita
karya ini banyak .emberikan saya pelajaran ,bagaimana seharusnya bersikap kepada orang lain saat bekerja. profesional dalam bersikap di kantor duhhh kebayang hidup saya dulu sebelum baca2 novel kak septira
jutek, g senyum, ngomong asal2an. dari novel ini saya belajar cara bersikap, belajar bahasa2 gaul, singkatan gaul yg saya juga g paham bahasa anak muda sekarang.
keren bagus novelnya
buaaagusssss
Angspoer: Alhamdulillah kalau bermanfaat ya jeeeeng
total 1 replies
Hesty Mamiena Hg
lhaa? Kenapa security ini selalu datangnya telat dibandingin lakonnya ya? 🤔
Hesty Mamiena Hg
eehh.. Dasar Banci!
Beraninya sm perempuan? di depan umum lagi? Waahhh kasus inih! 😠🤨🧐
Hesty Mamiena Hg
novel karyanya Madam emang gk main2..👍🤩
mamaqe
mamaq manggut2
Ama Lorina Raju
double update yg gini nih bikin happy 😍😍😍😍😍👍👍👍 sehat2 ya tor
𝕭𝖚𝖊 𝕭𝖎𝖒𝖆 💱
entahlah apa maksud kmrn" Raka & cathlyn slalu bareng ...
Wiwit Duank
tuuhh kan Raka gitu loh 😂
Daisy🇵🇸HilVi
hadeeeww mas alaaaann baik bangeeett huhuhuhu
Daisy🇵🇸HilVi
idiih mau ngapain sih, bikin emosi reader aja wkwk
Indah
Caitlyn jodohnya Alan kan dah bonding banget ma anaknya caitlyn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!