renata adalah murid yang sangat cantik dan bijak ketika di sekolah di memiliki teman bernama Bella mereka bersahabat saat masih di bangku SMP. dan berniat bersama Sama akan masuk SMA yang sama dan janji itu pun terwujud saat di SMA mereka masuk di sekolah yang sama dan selalu duduk berdua.
suatu pagi di jam pelajaran mereka masuk pelajaran bahasa Inggris dan guru tersebut bernama Dominic Toretto Sinatra. beliau adalah guru bahasa inggris di kelas Renata dan Bella dan Dominic diam diam menyimpan perasaan kepada Renata dan sampai sekarang masih mengejar cintanya tersebut namun suatu hari ketika Renata sudah kembali kepada keluarga kandungnya Ronald yang merupakan ayah kandungnya Dominic pun mencintai Renata dan hal itu keduanya berjanji ketika Renata sudah lulus kuliah.dan berjanji akan menikahi renata. namun suatu Sore bertepatan di area kampus Dominic mengalami kecelakaan dan hal itu membuatnya melupakan Renata dalam hatinya dan ingatannya. lalu bagaimana dengan pernikahan keduanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Thahara Maulina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 15
Di universitas Indonesia Bella baru saja sampai di aula kuliah.hari ini dia tidak melihat renata sama sekali dia pun langsung masuk ke kelasnya dan duduk di bangkunya, yang membedakannya hari ini di duduk sendiri. Tiba tiba Bella mendengar suara gebrakan di mejanya
“ Brak!!!.
“ Oi, Bella kemana teman yang sering duduk di sebelahmu kemana dia!!.
“ Aku, tidak tahu dia kemana,dan jangan ganggu aku hari ini,”
“ Kau, mengancam ku mau ku pukul kau hah!!.
Sintia pun hendak memukul bella namun terhenti, karena ada sebuah tangan yang mencekam kuat pergelangan tangannya.
“ Kalau, mau cari aku harusnya datang ke aku jangan lampiaskan kepada orang lain!!!. Ucap renata yang baru saja sampai di kelasnya.
“ Ren, kau sudah datang ucap Bella yang sedikit ketakutan.
“ Oh, ya Sintia kau mau aku buat seperti kemarin, atau aku buat kaki mu patah hati ini juga…?”.
“ Nggak, nggak jadi ren maaf mengganggumu,” ucap Sintia yang mulai ketakutan.
“ Bell, kau nggak apa apa kan..?”.
“ Iya, ren aku nggak apa apa,”
“ Aku, kira kau nggak akan datang ren…?”.
“ Niat, aku nggak mau datang sih ,hari ini karena mau istirahat satu hari aja,”
“ Oh, ya ren kemarin jam 18.00 ada masuk berita kalau ada perkelahian di aula kampus..?”.
“ Katanya, sih tujuh orang dua perempuan dan lima laki laki dan terakhir aku lihat satu perempuan ketinggalan dalam keadaan pingsan di lokasi kejadian,”
“ Iya, berita yang disampaikan nggak salah sih karena itu kemarin terjadi sama aku..?”.
“ Apa, maksudmu ren terjadi sama kamu,jangan bilang kau yang berkelahi sama lima laki laki itu..,”
“ Ya, bell kau pasti nggak percayakan,kau ingat nggak saat kau di jemput sama ayahmu dan aku pulang sendiri dengan naik motor aku .namun Sampai di persimpangan jalan aku di jagat sama lima laki laki yang laki laki satunya bonceng sama Sintia. ,”
“Iya,aku ingat aku pulang sama papaku namun aku nggak tahu kejadian apa yang sedang menimpamu..?”.
“ Saat,aku pulang aku di kejar lima mahasiswa ,yang satu berboncengan sama Sintia. dan pada saat itu aku kesal karena di ikuti aku pun melajukan motorku dan aku berhenti di persimpangan area kampus. Dan Sintia menyuruh lima mahasiswa itu untuk membunuh aku hanya gara gara pak dominic mendekatiku,”
“ Apa!!!. Kenapa dia tega sekali padamu ren..?”.
“ Aku,tidak tahu namun sebelum dia membunuhku,aku memberikan pelajaran kepada kelima mahasiswa laki laki itu dan yang terakhir aku memukul Sintia di bagian bahu dan membuatnya pingsan,dan setelah itu aku meninggalkan dia di lokasi kejadian,”
“ Aku, makin kesal karena bagaimana bisa sampai masuk berita…?”.
“ Itulah, aku pun kaget saat melihat berita di tv kemarin sore..,”
“ Kau, nggak apa apakan ren, atau ada yang terluka di bagian tubuhmu..?”,
“Ada, sedikit luka di bahuku, dan kau tau ren gara gara kejadian kemarin, aku Sampai di tampar dua kali sama ayahku,”
“ Apa ,ren kau di tampar!.
“ Iya, bell,”
“ Kalau, kau diusir bilang sama aku aja, aku akan selalu ada untukmu bestie,”
“ Terimakasih, bell tapi aku nggak diusir, hanya saja aku berniat ingin pergi dari keluarga ku.dan memutuskan ikatan keluarga,”
“ Namun,kakek ku mencegahku untuk pergi dan tidak lama aku baikan sama ayahku lagi,”
“ Walaupun, aku masih sakit hati karena di tampar sama ayah ku sendiri,”
“ Iya, ren kalau hatimu sakit ceritakan saja masalahmu padaku,jangan dipendam sendiri ren nanti kau sakit..?”.
“ Iya, bell,”
Tidak terasa mereka pun mengikuti pembelajaran seperti biasa, namun saat itu renata dipanggil oleh pak Lektor di kampus.
“ Renata, kau di panggil pak Lektor ucap salah satu mahasiswa lain,”
“ Ada, apa pak Lektor mencariku..?”.
“ Aku, tidak tahu,” ucap mahasiswa lain yang bernama putri.
“ Bell, aku pergi sebentar ya..?”,
“. Tunggu, ren aku ikut, aku takut terjadi apa apa padamu..,”
“ Aku, nggak apa apa Bella,kalau kamu mau ikut ya sudah ayo,” ucap renata sambil menenangkan sahabatnya.
Tidak lama renata dan Bella pun pergi ke ruangan pak Lektor kepala dari para dosen.dan setelah lama perjalanan mereka pun sampai.
Renata pun mengetuk pintu dengan bella di sampingnya.
“ Tok, Tok, Tok “
“ Pak, ini renata,apa renata boleh masuk..?”.
“ Silahkan, masuk,”
Renata pun masuk dan melihat banyak dosen dan ada Sintia dan lima mahasiswa laki laki yang kemarin mau membunuhnya.
“ Renata, kamu tahu kan kenapa sayang memanggilmu kemari..?”.
“ Saya, tahu pak ,apa ini mengenai perkelahian di area setelah jam pulang kampus,” ucap renata dengan tanpa rasa takut.
“ Bagaimana,kamu tahu Renata! Ucap pak Lektor yang merasa heran.
“ Dan, saya tahu pasti Sintia yang melaporkan saya kepada bapak kan..?”.
“ Deg,bagaimana kamu tahu..,”
“Pak,ini rekaman dari Sintia mengebrak meja saya, sampai di berniat membunuh saya,dan coba bapak minta laporan dari benda benda yang lima mahasiswa laki laki yang ingin membunuh saya ada bekas cap jari mereka, bapak tanyakan sama penyelidik laporan yang berwajib..?”.
“ Dan, satu lagi pak, kalau bapak ingin menyuruh saya untuk keluar dari universitas ini saya akan pergi kalau bapak mau,”
“ Bagaimana,pak..?”.
“ Tring “ Tring “ Tring “ tidak lama ponsel milik pak Lektor pun berbunyi. Dan tertera nama penyelidik yang berwajib.
“ Hallo, pak Lektor ,”
“ Hallo, menurut penyelidikan kami di beberapa benda, yang kami temukan ada beberapa cap jari dari lima mahasiswa ,dari universitas bapak apa itu benar..?”.
“ Benar, dan masalah ini tidak kami lanjutkan karena korban mengatakan telah memaafkan mereka,”
“ Dan, keputusan ada di tangan anda kalau begitu selamat siang,”
“Selamat siang,”
Tidak, lama telpon pun berakhir,” bagaimana,pak dan apa yang dikatakan penyelidik yang berwajib..?”. Tanya beberapa dosen lain.
“ Penyelidik ,laporan berwajib mengatakan bahwa korban telah memaafkan dan tidak menindak lanjutkan penyelidikan ini, dan mengatakan sampai Situ saja kami menyelidiki kasus tersebut. Karena atas permintaan korban sendiri.
“ Bella,bapak minta maaf sama kamu nak..?”.
“ Tidak, masalah pak, saya juga minta maaf karena ulah saya nama universitas ini menjadi jelek..,”
“ Tidak, renata kamu jangan katakan itu,”
“ Oh, ya Sintia aku nggak akan melaporkanmu kepada penyelidikan yang berwajib,tapi ingat satu hal jangan pernah ganggu aku lagi.,”
“ Iya, ren aku minta maaf sama kamu ren,”.
“ Iya, teman,” ucap memberikan jabatan tangannya.
Sintia pun membalas jabatan tangan dari Renata dan kesalahpahaman pun telah terselesaikan.
“ Kalau, begitu saya permisi pak Lektor dan pak dominic dan ibu dosen lainnya,”
“ Ren, tunggu!!.
“ Iya ,Sintia kau mau nggak kalau kita berteman..?”.
“ Boleh, kenapa tidak,”
Sintia sangat senang dan juga menyesal karena pernah menyakiti renata. “ Ayo kita ke kelas masih ada tugas dari pak dominic belum selesai..?”.
“ ayo!!! Ucap Bella dan Sintia yang serentak.
Dan mulai hari itu mereka bersahabat bersama setelah kejadian kesalahpahaman. Setelah lama perjalanan mereka sampai di kelas mereka dan duduk dengan santai seakan tidak terjadi apa apa.dan tidak terasa jam pulang kampus pun tiba.
Mereka semua berlalu lalang pulang dengan teman teman mereka.
“ renata, Bella Sintia duluan ya..?”.
“ Iya, Sintia hati hati,” ucap renata lagi
“ Tin Tin Tin” bell, sepertinya ayahmu sudah menjemput tu ..?”.
“ Oh, ya ren aku duluan ya..?”.
“ Iya ,Bella,”
Tidak lama Sintia dan Bella sudah di jemput dan tinggallah renata yang masih menunggu jemput dari sang ayah, renata pun memilih untuk bermain game di ponselnya,sambil menunggu sang ayah menjemput.
Renata pun berlarut kepada permainan yang ada di ponselnya dan dia tidak merasakan ada suara langkah kaki yang mendekatinya dan suara itu semakin lama semakin terasa mendekat.
“ Baby, aku tidak menyangka bahwa kamu sekarang sangat pintar dan bijak,”
“ Deg,suara ini sangat familiar di telingaku,”
“ Pak, Dominic,” ucapku yang tersentak.
“ Sejak, kapan bapak berdiri disitu .?”.
“ Lima menit lalu,” ucapnya dengan pandangannya yang tidak lepas memandangi renata.
“ Lalu, kenapa bapak nggak pulang, nungguin siapa..?”.
“ Saya, menunggu kamu Renata, menunggu kamu jatuh ke pelukan saya,”
“ Bapak, pasti hanya bercanda kan..?”.
“ Saya, tidak bercanda Renata..?”.
“saya, benar benar mencintai kamu dan ingin kamu menjadi milik saya seutuhnya,”
“ Maaf, pak lebih baik bapak jaga jarak sama saya mulai sekarang..?”.
“ Kenapa, saya harus berjauhan sama kamu..?”.
“ Karena,Sintia menyukai bapak .?”.
“ Tapi, saya hanya menyukai kamu renata..,”
“ Ya ampun bagaimana caraku untuk menjauh dari laki laki satu ini batin renata,”
“ Pak, saya mohon anda harus menjauh dari saya!!.
“ Tidak, mungkin Renata!!
“ Karena, hanya kamu yang saya inginkan,”
Tanpa sepatah kata pun dominic pun menggendong renata ala bridal style ,dan dominic tidak peduli dengan Renata yang sejak tadi memukul mukul punggungnya .namun hal itu tidak mengubah keinginan dominic untuk memiliki renata seutuhnya.dan dominic pun membawa renata ke dalam mobilnya dan mengendarai dengan kecepatan penuh menuju kediamannya. Setelah sampai di kediamannya dominic pun membawa renata ke ranjang miliknya.
“ Kenapa, bapak membawa ku kemari..?”.
“ Kamu, milikku renata dan akan selalu begitu.”
“ Saya, mandi sebentar kamu tunggu di sini..?”.
“ Menyebalkan!!! Dominic sialan.!!!! Umpat renata.
Sedangkan dominic yang sudah masuk ke dalam kamar mandi hanya tertawa.”lihat sayangku, bagaimana pun kamu milikku tetap milikku.” Ucapnya penuh posesif.
Setelah lima belas dikamar mandi Dominic keluar dengan rambut yang basah dengan handuk yang dililitkan di pinggang.
Sedangkan, renata sudah tertidur karena kelelahan.
“ Kamu, sangat cantik saat tidur sayangku,dan dominic pun ikut bergabung tidur di samping renata.