NovelToon NovelToon
Putri Yang Kembali, Kaisar Yang Menanti

Putri Yang Kembali, Kaisar Yang Menanti

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Dikhianati oleh suami dan adiknya sendiri, Putri Wei Lian menyaksikan keluarganya dihukum mati demi ambisi kekuasaan. Di saat nyawanya direnggut, ia berdoa pada langit—dan mukjizat terjadi. Ia terbangun sebulan sebelum perjodohan maut itu terjadi. Dengan tekad membara, Wei Lian berjuang membatalkan takdir lamanya dan menghancurkan mereka yang menghancurkannya. Tanpa ia tahu, seorang pria misterius yang menyamar sebagai rakyat biasa tengah mengawasinya—seorang kaisar yang hanya menginginkan satu hati. Saat dendam dan cinta bersilangan, akankah takdir berubah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Benteng Klan Liao kini tinggal puing dan asap.

Pasukan bayangan telah dihancurkan. Lu Shengtai tewas. Namun, kemenangan itu bukan akhir—hanya satu pintu dari banyak labirin pengkhianatan yang terbuka.

Di ruang pertemuan darurat yang dibangun di tenda utama luar benteng, Mo Yichen menatap gulungan dokumen yang dibawa Zhao Jin dan Ah Rui. Wajahnya suram, sorot matanya lebih tajam dari sebelumnya.

Wei Lian berdiri di sampingnya, diam. Tangannya masih berbalut perban, namun jiwanya tidak goyah.

“Setidaknya… empat nama besar dalam istana Luoyang yang membiayai pasukan bayangan secara diam-diam,” ujar Zhao Jin dengan suara tegas. “Termasuk—”

“—Mentri Kang,” potong Mo Yichen lirih. “Penasihat senior ayahku sendiri.”

Ah Rui menambahkan, “Ada indikasi kuat bahwa mereka juga punya mata-mata di istana Hanbei. Mungkin mereka berniat mempermainkan dua kekaisaran agar saling melemah dan mengambil alih dari dalam.”

Wei Lian mengangguk. “Jadi selama ini Lu Shengtai hanyalah pion. Sekaligus pelindung sementara untuk ‘kepala ular’ yang masih bersembunyi.”

Mo Yichen menatap semua orang di ruangan itu. “Kita harus kembali ke Luoyang sebelum mereka bergerak. Jika tidak… mereka akan menyapu istana dari dalam, dan menggulingkan seluruh kekuasaan dalam semalam.”

Perjalanan kembali ke Luoyang dimulai malam itu juga.

Namun mereka tidak bisa menempuh jalan utama. Semua gerakan harus sunyi. Mereka menyamar sebagai rombongan pedagang dan berpindah dalam kelompok kecil.

Di malam keempat, saat mereka melewati tebing sempit di lembah Nanxu, terjadi serangan.

Panah melesat dari atas tebing.

Zhao Jin langsung melindungi Wei Lian, sementara Mo Yichen mencabut pedang.

“Penyergapan,” desisnya.

Yan’er yang berada di barisan belakang segera membalikkan kuda dan menerjang ke arah datangnya panah. Namun dari arah lain, pasukan berpakaian hitam menyerang dalam gelombang.

Jumlah mereka tak banyak, tapi cukup untuk mengulur waktu.

Mo Yichen menebas satu demi satu. Tapi saat suara ledakan kecil terdengar dari belakang barisan, ia menoleh cepat.

Ah Rui—menghilang.

Wei Lian mencari dengan panik. “Di mana dia?!”

Zhao Jin menunjuk ke arah bukit kecil yang terbakar.

“Ada yang menjebaknya. Aku melihat dia menarik dua musuh ke sana untuk menjauhkan mereka dari kita.”

Wei Lian ingin berlari ke sana, tapi Mo Yichen menahannya. “Tidak, terlalu berbahaya!”

Namun suara lirih dari dalam kabut membuat mereka terdiam.

“Jangan kembali… Jalan terus… Jangan sia-siakan ini…”

Itu suara Ah Rui.

Disusul oleh suara dentuman besar… dan cahaya api dari ledakan kedua.

Sunyi.

Tak ada suara lagi.

Wei Lian menutup matanya.

Mo Yichen menggenggam tangannya. “Kita tidak akan membiarkannya sia-sia.”

Satu hari kemudian, di luar Luoyang

Rombongan tiba diam-diam lewat jalur timur. Zhao Jin dan Yan’er segera membagi laporan ke kontak terpercaya di dalam istana.

Wei Lian berganti pakaian menjadi selir biasa agar bisa menyusup masuk ke istana utama tanpa menarik perhatian.

Mo Yichen tak ikut masuk. Ia tetap berada di luar tembok, memimpin dari balik bayangan.

“Ini bukan waktunya Kaisar muncul,” ucapnya. “Tapi waktu untuk rakyat memilih kebenaran sendiri.”

Wei Lian masuk ke istana utama.

Dan saat ia melewati koridor panjang yang menghubungkan kediaman permaisuri dan ruang menteri, ia melihat sesuatu yang tak ia duga:

Wei Ruo.

Adik yang dulu mengkhianatinya.

Kini mengenakan pakaian istana, duduk dengan senyum palsu di antara para menteri yang diam-diam mendukung pengkhianat. Di sisi kanannya berdiri Mentri Kang.

Wei Lian menatapnya lurus.

Senyum Wei Ruo tak berubah.

Namun mata mereka saling mengunci.

Dan kali ini… bukan lagi kakak yang penuh luka, melainkan wanita yang siap menuntaskan semuanya.

Istana Luoyang, Kediaman Dalam

Langit belum benar-benar gelap, tapi suasana di istana terasa berat, seolah badai akan datang. Jalan-jalan dalam istana mendadak dipenuhi bisikan, tatapan curiga, dan langkah-langkah yang menahan napas.

Dan di tengahnya, Wei Lian, menyamar sebagai pelayan istana biasa, melangkah mantap menuju koridor pusat di mana pertemuan rahasia tengah berlangsung.

Di ruang pertemuan utama, Mentri Kang, orang kepercayaan Kaisar tua, duduk di tempat kehormatan. Di sekelilingnya, empat menteri lainnya yang namanya tertera dalam dokumen rahasia hasil penyelidikan benteng utara.

Di antara mereka, berdiri Wei Ruo, dengan wajah cantik tanpa cela dan senyum yang menipu banyak orang.

"Kita sudah sepakat," ujar Mentri Kang. "Sebelum Kaisar tua turun tahta sepenuhnya dan sebelum sang ‘Putra Mahkota sejati’ kembali, kita tempatkan pengaruh dalam ruang kekuasaan—permaisuri baru, wakil perwalian istana, dan komandan pasukan dalam."

Wei Ruo mengangkat cangkir tehnya. "Dan siapa yang lebih cocok jadi permaisuri baru… selain aku?"

Tepuk tangan kecil terdengar. Tapi sebelum euforia itu membuncah…

“Sungguh rencana yang menjijikkan.”

Semua kepala menoleh ke arah pintu.

Wei Lian berdiri di sana.

Tak lagi menyamar. Rambutnya digelung dengan pin emas burung phoenix, matanya tajam, dan jubah putih sutranya berkilau.

Wei Ruo berdiri pelan, suaranya tenang namun dingin. “Jie-jie… kau kembali.”

“Sayang sekali aku tidak mati seperti harapanmu, ya?” balas Wei Lian datar.

Mentri Kang bangkit. “Bagaimana bisa kau—”

Wei Lian melemparkan gulungan dokumen di atas meja. “Bukti keterlibatan kalian. Lengkap dengan segel dan tulisan tangan pengkhianat utama—Lu Shengtai. Atau kalian ingin aku sebutkan semua isi pertemuan kalian yang kalian pikir dilakukan sembunyi-sembunyi?”

Salah satu menteri gemetar. “Bagaimana mungkin…”

“Karena kalian terlalu bodoh dan terlalu percaya diri,” potong Wei Lian.

Wei Ruo tetap berdiri tenang. Tapi tangannya mulai menggenggam erat.

“Kau pikir dengan datang begini, kau bisa menjungkirkan semua?”

“Aku tidak datang sendiri,” ucap Wei Lian.

Suara sepatu bot bergema.

Mo Yichen muncul di belakang Wei Lian, mengenakan pakaian bangsawan Hanbei berlapis hitam dan perak. Di belakangnya, masuk pula Zhao Jin dan Yan’er, membawa pasukan khusus yang berpakaian sipil namun bersenjata.

Dan terakhir… Jenderal Wei, ayah Wei Lian, muncul dari sisi ruangan, membawa surat titah Kaisar tua.

Suasana langsung berubah.

Mentri Kang berteriak, “Kalian berani memberontak?!”

Mo Yichen menjawab datar, “Kami hanya datang untuk menunjukkan wajah-wajah pemberontak.”

Jenderal Wei menyerahkan surat kepada kepala penjaga istana.

“Sesuai titah Kaisar dan didukung bukti pengkhianatan, keempat menteri ini ditahan. Surat ini mengizinkan penggantian seluruh struktur perwalian istana demi menjaga stabilitas.”

Pasukan bergerak cepat, dan dalam waktu kurang dari satu menit, semua pengkhianat ditangkap.

Tinggal satu yang belum tersentuh: Wei Ruo.

Wei Lian berjalan perlahan ke adiknya.

“Dulu… aku pernah berharap kau berubah. Tapi sekarang, aku tak berharap apa-apa darimu.”

Wei Ruo tersenyum samar, namun sorot matanya gelap.

“Aku tak pernah ingin menjadi bayanganmu.”

“Dan karena itu kau memilih menghancurkan semuanya?” Wei Lian menghela napas. “Tapi aku tak akan menjatuhkanmu dengan tanganku. Kau akan ditangani hukum, bukan emosi.”

Zhao Jin memberi isyarat. Dua petugas wanita istana datang membawa borgol sutra dan menggiring Wei Ruo pergi.

Sebelum keluar ruangan, Wei Ruo berbalik dan berbisik:

> “Kau menang sekarang. Tapi sejarah selalu berubah.”

Wei Lian menatapnya datar. “Dan aku pastikan, sejarah kali ini… tak mencatat namamu.”

Malam itu, di luar istana

Mo Yichen dan Wei Lian berdiri di pelataran taman.

“Semua sudah selesai,” kata Wei Lian.

Mo Yichen menatap langit. “Belum. Satu hal terakhir…”

Ia menoleh padanya, lalu mengambil kotak kecil dari dalam jubahnya.

“Selama ini aku menyamar, menyusun rencana, dan mencoba menyelamatkan negeri.”

Ia membuka kotak itu.

Sebuah cincin emas dengan batu giok merah muda berbentuk kelopak bunga mekar.

“Tapi yang ingin kuselamatkan paling dulu… adalah kau.”

Wei Lian menatap cincin itu, lalu Mo Yichen.

“Jika kau bersedia… izinkan aku menyambut masa depan bersamamu. Bukan sebagai sekutu. Tapi sebagai suami.”

Wei Lian tersenyum pelan.

“Aku tidak menyambut pelamar.”

Mo Yichen mengerutkan kening.

Namun Wei Lian melanjutkan,

“Tapi kalau kau menawarkan takdir yang berjalan bersama… aku siap menggenggam tanganmu.”

Mo Yichen tersenyum.

Di langit Luoyang, bunga api pertama dari festival musim semi mekar.

Dan di bawah cahaya itu, dua orang yang pernah terluka oleh masa lalu, memilih berjalan bersama menuju masa depan.

Bersambung

1
Cindy
lanjut kak
Osie
wuuuaaaww
Cindy
lanjut kak
sahabat pena
putri seorang jenderal hebat memang cocok nya sama kaisar muda, kutub, setia dan bucin bukan sama putra mahkota 🤣🤣🤣
Cindy
lanjut kak
Osie
gagal fokus sama pet8 kedua..minyak menyala...kagak kebayang senjata pamungkas buatan ah rui
Cindy
lanjut kak
Kusii Yaati
kalau adiknya model Wei ruo walau ada kehidupan kedua pun ogah aq terikat persaudaraan dengannya, apalagi matinya karena ambisi yang belum terwujud, pasti tuh di kehidupan kedua pun ambisi gilanya masih ke bawa😒
Tiara Bella
akhirnya metong jg tuh si Wei Ruo....tinggal ngadepin putra mahkota aja
Nitnot
mantaaafs
Cindy
lanjut kak
Ayudya
Ren you ga akan perna sadar apa ya kalau dia tu udah salah
Osie
dan kalau bersama author..akupun siap menunggu double up lanjutan/Grin//Grin//Grin//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose/
Osie
akhirnya menuju hidup baru
Osie
kereeennn..gak sabar nunggu kiamat buatan wei lian di istana
Wulan Sari
semangat 💪 ayo Thor lanjut trimakasih, semoga Wei Ruo bisa di temukan dan sadar kalau dia berbuat jahat ....
Tiara Bella
Wei Ruo kemana gerangan dah lenyap aja ...
Yunita Widiastuti
khidupan rmh halaman baru
Cindy
lanjut kak
Tiara Bella
Wei Ruo ini ya bener² mw aja dihasut biar keluarganya hancur.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!