🔥🔥🔥🔥 dengan tingkat kepedasan bon cabe tingkat api neraka jahanam ya... yang jomblo juga kak UPe peringatan ini... peringat kan cari pasangan dulu baru baca😂😂😂
Happy reading merinding di beberapa part..
🙈🙈🙈🙈🙈🙈
Pria bule itu sampai menggeretakkan giginya karena menahan amarah yang sudah sampai ke ubun-ubunnya.
Sudah jelas saat ini dadanya sedang menahan sakit lima tusukan akibat keributan di area kekuasaanya, eh sesampai nya di rumah sakit, bukannya langsung mendapat perawatan malah harus berhadapan dengan wanita gila yang memakai baju dokter.
“ cih, kalau sampai wanita gila ini adalah benar-benar dokter disini bukan pasien yang kabur dari rumah sakit jiwa, maka aku bersedia semua luka ku ini di jahit tanpa haru di bius.” Gumamnya yang sengaja dengan suara keras agar Stella mendengarnya.
“OK, FIX!” Ujar Stella lalu berjalan melewati pria bule itu.
Pada saat mereka berpapasan Stella berhenti dan memandangi wajah ketus pria itu sambil berteriak kepada perawat yang ada di ruangan itu.
“ Perawat, tolong bawa bapak ini ke tempat tidur pasien. Kita perlu menjahit luka nya TANPA BIUS!!”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak UPe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Arjuna berniat ingin menarik tangan Stella yang berdiri tepat di hadapannya lalu membawa wanita itu keluar kemudian memberikan penjelasan berupa kebohongannya pada Stella.
Tapi baru saja tangan Arjuna akan meraih tangan Stella, Gisel langsung menahan tangan Arjuna dan menggenggam erat tangan laki-laki itu.
David yang berada di barisan paling depan diantara semuanya dapat melihat apa yang baru saja terjadi saat tangan Arjun di tahan oleh Gisel saat hendak meraih tangan Stella. Dan dari ujung matanya David dapat melihat tangan Stella mengepal erat.
Tapi saat David lihat wajah Stella di pantulan kaca di samping pintu lift, wajah wanita itu terlihat sangat biasa. Bahkan nyaris tanpa ada ekspresi apapun.
“Sungguh wanita yang pintar menyembunyikan perasaannya.” Batin David, dan kembali melihat ke depan.
“Ting…”
Pintu lift itu pun terbuka.
Stella mendorong kursi roda David dengan sangat tenang hingga mereka sampai di depan pintu kamar VVIP itu.
Stella pun membuka pintu kamar itu dan mendorong kursi roda David ke dalam dengan hati-hati.
“Heem.. kita sudah sampai.’ Ucap Stella sambil tersenyum. “Mari aku bantu kau untuk kembali ke ranjang mu.”
Stella sudah bersiap-siap akan membantu David berdiri tapi tiba-tiba pria itu berdiri pas di saat Stella Sudah akan membungkuk membantunya berdiri.
Stella yang melihat David akan berdiri auto mundur kebelakang agar dia dan David tidak bertabrakan tapi apalah daya karena mundur secara mendadak begitu Stella hamper saja terjatuh.
Untungnya tangan David sangat tangkas, dia berhasil menangkap tubuh Stella.
Hingga kini kedua orang itu pun seperti sedang berpelukan sebab tangan Stella otomatis memegang erat kedua bahu David sedangkan David sudah pasti saat ini sedang memegang pinggang Stella.
Pandangan keduanya pun terkunci untuk beberapa saat hingga Haruka dan Danil kembali ke kamar itu sebab mereka tidak jadi makan disana sebab kantin penuh.
“Eheem….” Danil pun berdeheem agar David dan Stella dasar akan kehadiran mereka berdua di kamar itu.
Dengan kikuk Stella dan David melepaskan pegangan tangan mereka.
“heeem.. terima kasih.” Ujar Stella, dengan wajah yang terlihat tanpa ekspresi.
“Ya,.. lain kali kau harus lebih berhati-hati.” Jawab David, lalu naik dan berbaring di tempat tidurnya.
Stella menarik kursi roda itu dan pergi begitu saja. Haruka dan Danil yang baru tiba langsung saling pandang. Rasanya mereka baru berpisah dengan David dan Stella tidak sampai lima menit yang lalu, kenapa hawa yang terasa di kamar ini sungguh berbeda, membuat mereka bagaikan tertinggal jauh.
“Stella.. tunggu!” Ujar Haruka, mengejar Stella yang mendorong kursi rod aitu dengan tetesan air mata di pipi nya.
“Stella tunggu!!!” Seru Haruka sambil menahan pundak Stella.
Haruka berjalan ke depan Stella dan alangkah terkejutnya dia saat melihat ternyata sahabatnya itu sedang menangis.
“Stella, lo kenapa?” tanya Haruka yang langsung menjadi tempat Stella menangis.
Stella langsung memeluk erat sahabat nya itu. Pertahanannya yang sedari tadi akhirnya roboh saat sang sahabat bertanya apa yang terjadi pada nya.
“Apakah si bule jahat ama lo Stella?!” Tanya Haruka yang sudah akan siap-siap kembali ke kamar David.
Stella langsung menggeleng.
Terus elo kenapa nangis!!!!!” Tanya Haruka yang langsung mendudukkan Stella di kursi rod aitu.
“Arjuna, Haruka.. Arjuna selingkuh!” ucap Stella terisak, dan tangisnya pun pecah.
Dengan cepat Haruka mendorong kursi roda yang sedang diduduki oleh Stella ke teras lantai itu, tempat mereka sering istirahat bersama kala Lelah melanda.
🌞🌞🌞🌞🌞
Mohon bantuannya untuk booming like ya...,😉