Belva Kalea harus menelan kekecewaan saat mengetahui calon suaminya berselingkuh dengan saudara tirinya tepat di hari pernikahannya. Bukan hanya itu saja, Glory diketahui tengah mengandung benih Gema Kanaga, calon suaminya.
Di sisi lain, seorang pengusaha berhati dingin bernama Rigel Alaska, harus menelan pil pahit saat mengetahui istrinya kembali mengkhianatinya. Disakiti berulang kali, membuat Rigel bertekad untuk membalas rasa sakit hatinya.
Seperti kebetulan yang sempurna, pertemuan tak sengaja nya dengan Belva membuat Rigel menjadikan Belva sebagai alat balas dendam nya. Karena ternyata Belva adalah keponakan kesayangan Roland, selingkuhan istrinya sekaligus musuhnya.
Akankah Rigel berhasil menjalankan misi balas dendam nya?
Ataukah justru cinta hadir di tengah-tengah rencananya?
Mampukah Belva keluar dari jebakan cinta yang sengaja Rigel ciptakan?
Ataukah justru akan semakin terluka saat mengetahui fakta yang selama ini Rigel sembunyikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
"Maksudnya apa, Glory? Jelaskan sekarang juga!"
Gema menatap tajam istrinya yang berurai air mata. Rasa sesak perlahan menguasai hatinya, benarkah putri kecil yang selama ini Gema sayangi itu, bukanlah putri kandungnya?
Logikanya ingin menolak, namun diagnosa dokter tidak mungkin salah. Gema sendiri paham sebenarnya, hanya saja ia ingin memastikannya sendiri, Gema ingin mendengar langsung dari mulut Glory tentang kebenarannya.
"A--aku akan menjelaskannya nanti. Tapi kumohon selamatkan putriku lebih dulu!"
Glory menangkupkan kedua tangannya, wanita itu benar-benar memohon pada suaminya. Glory sudah tidak perduli lagi tentang rahasia yang selama ini ia sembunyikan. Yang terpenting untuknya saat ini, putrinya bisa selamat dan kembali sehat. Dan hanya Gema yang bisa menolongnya.
Dengan menggunakan kekuasaan yang dimilikinya, Glory yakin, Gema bisa dengan mudah mencari donor darah yang sama dengan golongan darah putrinya.
Melihat Glory yang memohon seperti itu, Gema pun akhirnya menuruti keinginan istrinya itu. Namun bukan karena Gema kasihan pada Glory, tapi karena ia benar-benar menyayangi Flory yang ia anggap putri kandungnya.
Walaupun selama menikah dengan Glory, Gema tidak pernah sedikit pun memiliki perasaan cinta pada istrinya itu, namun Gema sangat menyayangi Flory.
Tanpa banyak kata, Gema langsung menghubungi orang kepercayaannya untuk mencarikan donor darah untuk Flory.
Hampir setengah jam Gema menunggu, namun belum ada tanda-tanda kabar dari orang kepercayaannya. Pria itu sangat panik, ditambah lagi dokter yang kembali memberitahukan jika mereka tidak memiliki banyak waktu lagi.
"Jika dalam waktu 15 menit lagi pasien belum mendapatkan transfusi, saya tidak bisa menjamin jika putri Anda akan selamat."
Ucapan dokter beberapa waktu lalu terus terngiang di telinga Gema. Tinggal 5 menit lagi dari waktu yang ditentukan namun tetap saja belum ada seseorang yang menghubunginya.
"Gimana ini Gema, tinggal 5 menit lagi. Aku mohon lakukan sesuatu!"
Glory terus merengek membuat kepala Gema hampir pecah. Beruntung saja tepat di detik-detik terakhir, seseorang datang memberikan beberapa kantung darah pada Gema.
"Maaf Tuan, jika saya terlalu lama. Saya mencari hampir di semua bank darah, tapi kebetulan sedang kosong. Untung saja ada karyawan di kantor, yang darahnya cocok dengan Nona muda dan mau mendonorkan darahnya," ucap orang kepercayaan Gema.
Orang yang diketahui bernama Wisnu itu melapor pada Gema dengan napas yang tersengal. Bagaimana tidak, Wisnu berlari dari parkiran sampai di tempat berdirinya saat ini.
Gema mengangguk dan menepuk pundak karyawan kepercayaannya itu. "Terima kasih, Wisnu. Kamu memang bisa diandalkan."
Tidak lama kemudian, dokter datang dan membawa kantung darah itu menuju ruang operasi.
Ya, Flory harus segera dioperasi karena ada benturan keras di kepalanya yang membuatnya kehilangan banyak darah.
Beberapa jam berlalu, operasi Flory sudah selesai dilakukan. Dokter mengabarkan jika operasi berjalan dengan lancar, dan putri Glory itu berhasil diselamatkan. Saat ini Flory sudah dipindahkan ke ruang perawatan untuk dilakukan observasi selanjutnya.
"Sekarang jelaskan, kenapa Kamu menipuku selama ini, dan siapa ayah Flory?"
Sudah sejak tadi Gema menahan rasa penasarannya. Ia sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi.
Glory meremas tangannya sendiri, wanita itu merasa gelisah dan takut dengan reaksi Gema nantinya. Entah dari mana Glory akan menceritakannya, dan bagaimana cara menjelaskannya pada Gema. Namun ia berharap Gema tidak akan meninggalkannya setelah tahu kenyataan yang Glory sembunyikan selama ini.
"Apa pria itu ayah Flory?" Tanya Mommy Gema. Wanita paruh baya itu menatap menantunya penuh selidik.
"Maksud Mommy siapa? Apa Mommy tahu ayah Flory?"
Gema baru ingat, sebelumnya Mommy nya itu sempat ingin mengatakan sesuatu, namun dokter lebih dulu datang untuk mengabarkan kondisi Flory.
Glory masih tetap diam, wanita itu tidak yakin jika mertuanya itu tahu sesuatu.
"Sebenarnya sebelum Flory kecelakaan, Flory melihat Glory bersama seorang pria," ucap Mommy Gema. Wanita paruh baya itu tersenyum tipis melihat wajah Glory yang semakin pucat. "Flory mengejar Glory karena Glory tidak mendengar saat Flory memanggilnya. Saat itulah Flory tertabrak motor karena menyeberang sembarangan."
Mommy Gema mengusap air matanya saat kembali mengingat kecelakaan cucunya itu.
"Maaf, karena Mommy tidak bisa menyelamatkan Flory waktu itu. Mommy jatuh saat mengejar Flory. Dan saat Mommy bangun, Flory sudah terkapar di tengah jalan."
Gema memeluk tubuh mommynya yang bergetar karena menahan tangisnya. Gema tahu, walaupun mommynya tidak pernah menyukai Glory, tapi dia sangat menyayangi Flory. Karena itu setahun terakhir ini mommy Gema meminta keluarga kecil Gema itu tinggal bersamanya di rumah utama.
Deg
Jantung Glory berdebar kencang, benarkah apa yang dikatakan mertuanya itu?
"𝘑𝘢𝘥𝘪, 𝘬𝘰𝘳𝘣𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘣𝘳𝘢𝘬 𝘭𝘢𝘳𝘪 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘪𝘵𝘶, 𝘍𝘭𝘰𝘳𝘺?"
Sebelum masuk ke dalam mobilnya waktu itu, Glory sempat mendengar ada keributan. Samar terdengar, orang menyebutkan tabrak lari. Banyak orang yang berbondong-bondong mengerubungi korban tabrak lari itu. Ia tidak menyangka jika korban tabrak lari itu ternyata putrinya sendiri.
"Glo, gimana keadaan cucu mommy?"
Tiba-tiba saja Mommy Nadin datang dengan wajah khawatirnya. Wanita paruh baya itu baru mendapatkan kabar jika cucunya mengalami kecelakaan.
"Dia orangnya." Tunjuk Mommy Gema pada seseorang yang baru saja datang bersama mommy Nadin. "Dia pria yang waktu itu bersama Glory."
Deg
...----------------...
Sementara itu, di sebuah kamar hotel masih terjadi ketegangan antara Kalea dan Rigel. Pria itu tidak melepaskan Kalea walaupun wanita itu mengatakan sudah memiliki calon suami.
Untuk beberapa saat perkataan Kalea itu sempat mempengaruhi Rigel, namun hanya untuk beberapa saat saja. Pria itu tetap melanjutkan aksinya, ia menyatukan bibirnya dengan bibir Kalea.
Kalea berontak di dalam kungkungan pria itu, namun tenaganya tidak sebanding dengan tenaga Rigel yang berhasil mengunci pergerakannya.
Rigel memejamkan matanya, menikmati setiap lumatan dan sesapan pada bibir yang selalu menjadi candu nya itu.
Ciuman Rigel bertambah liar saat satu tangannya berhasil menggapai buah melon yang bentuknya lebih besar dari tiga tahun yang lalu.
Kalea menjerit tertahan saat merasakan tangan Rigel meremas gundukannya dan memainkan bulatan kecil di atasnya.
"Tolong hentikan!" Mohon Kalea saat Rigel melepaskan pagutannya. Wanita cantik itu menatap Rigel dengan mata yang mengembun.
Namun Rigel tidak mengindahkan permohonan wanitanya itu. Justru ia semakin liar dari sebelumnya.
Rigel membawa tubuh Kalea ke atas ranjang, dan membaringkan nya. Satu tangannya tetap mengunci pergerakan tangan Kalea sementara kakinya mengunci pergerakan kaki Kalea yang sejak tadi memberontak.
"Jangan... kumohon tolong lepaskan aku!"
Kalea terus memohon dengan air mata yang berurai. Tapi sekali lagi Rigel tidak memperdulikan nya. Pria itu membuka satu persatu kancing dress yang Kalea kenakan, hingga terpampang lah dua melon yang menantang di depan wajahnya.
Tidak membuang-buang waktu, pria itu langsung melahap dua melon itu bergantian.
Ahhhhh
Satu desahan lolos dari bibir Kalea saat Rigel memainkan bulatan kecil itu dengan lidahnya.
"Jangan ditahan, Baby. Aku suka suara mu," gumam Rigel di tengah-tengah permainannya.
Sementara Kalea merutuki kebodohannya, otak dan pikirannya memberontak, sementara tubuhnya berkhianat.
"𝘚𝘪𝘢𝘭!"
"Om, lepaskan aku!"
Deg
Panggilan yang sangat Rigel rindukan. Dulu Kalea selalu memanggilnya dengan panggilan itu, tapi ia tidak menyukainya. Namun sekarang hatinya menghangat saat mendengar Kalea kembali memanggilnya dengan panggilan itu.
"Aku tidak akan melepaskan mu, Baby. Aku akan membuatmu hamil supaya calon suamimu itu meninggalkan mu. Dan Kamu, akan menjadi milikku selamanya."
Kalea menggelengkan kepalanya, ia tidak sudi jika harus kembali pada Rigel. Kalea berusaha memutar otaknya, ia memikirkan cara supaya bisa lepas dari cengkraman duda gila itu.
Bugh
"Arrgghhhhhtttt.... anaconda ku."
𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥
Kenapa anaconda nya Om duda 🧐
waduh keluarga gila anak tiri hamil sm bpk tiri dasar edan
Kalo emang cinta Belva, yo sono datengin bpknya lamar secara gentle bukan malah minta DP duluan gitu...
Syukurin, kalo perlu si Anaconda disunat bae smpe ngepook aja, biar tau rasa Rigel
Jangan mudah terbujuk rayuan Rigel,Abel.Biar dia berjuang dululah