NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Gadis Cacat

Terpaksa Menikahi Gadis Cacat

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintamanis / Tamat
Popularitas:2M
Nilai: 4.8
Nama Author: mawarjingga

21+🔥🔥🔥


Ben Alberto Adiwangsa, seorang laki-laki dewasa berumur 29 tahun, yang memiliki wajah tampan dengan hidung runcing, alis tebal, rahang yang kokoh, serta memiliki tubuh tinggi tegap, sosok sempurna yang mampu membuat gadis manapun tak akan mampu menolak pesonanya.

Namun siapa sangka, seorang Ben memiliki kisah yang begitu rumit, sebuah kisah cinta pahitnya di masa lalu, yang membuat Ben sampai kini enggan untuk memulai kembali hubungan serius dengan gadis manapun.

4tahun yang lalu tepatnya 2 hari menjelang pertunangannya dengan Sandra kekasihnya, ia tak sengaja memeregoki gadis yang dicintainya itu tengah berduaan dengan seorang laki-laki dalam keadaan yang begitu intim, di dalam Apartemen milik kekasihnya.

Hingga suatu hari ia harus menerima kenyataan, bahwa dirinya dipaksa menikahi gadis cacat yang telah ia tabrak, akibat dari keteledorannya saat berkendara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mawarjingga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Ben 4

Sore itu sepulang kuliah Putri menyempatkan diri untuk merapikan dan memisahkan beberapa bajunya yang tak ingin lagi ia pakai.

Setelah berkutat dengan kegiatannya selama satu jam, Putri pun bergegas mengambil sebuah dress untuk dikenakannya sore ini, namun sebelum benar-benar beranjak, ia tak sengaja melihat lemari Ben yang sedikit terbuka.

Plukkk...

Sebuah benda tipis tiba-tiba jatuh dari dalam lemari ketika Putri menarik terlebih dahulu pintu lemari yang terbuat dari kayu jati tersebut.

"Apa ini?" gumamnya, mengambil benda itu lalu membaliknya, untuk beberapa saat gadis itu tertegun, dengan hati berdebar, buru-buru ia memasukkan kembali benda yang bergambar foto 3 orang laki-laki yang salah satunya tak ingin ia lihat.

Putri mendudukkan dirinya disamping tempat tidur, kepalanya Menggeleng pelan, ketika ia mengingat sesuatu yang membuatnya kecewa 2 tahun yang lalu.

Tanpa ia sadari buliran air bening jatuh membasahi kedua pipinya.

Drrtt.. drrtt... drrtt..

Putri mengusap kasar air matanya, menoleh menatap benda pipihnya yang bergetar, tangannya terulur meraih benda itu, lalu bergerak menekan ikon yang berbentuk gagang telpon berwarna hijau.

"Hallo?"

"Hallo sayang, jangan lupa pakai gaun yang aku kirimkan kerumah ya, malam ini aku ingin mengajakmu kesuatu tempat, jangan lupa dandan yang cantik."

tut.. tut..tut..

Ben memotong sambungan telfonnya sepihak, membuat Putri menggerenyit heran, namun detik kemudian ia tersenyum lebar, membayangkan malam ini ia akan pergi berduaan dengan suaminya.

Tok.. tok.. tok..

"Non, ini ada kiriman, dari si aden!"

"Eh iya bi," Putri sedikit melompat menuju pintu kamarnya.

"Ini non." mengangsurkan kotak hitam dari tangannya yang bertalikan pita berwarna merah muda.

"Terimakasih bi!"

"Sama-sama non, jangan lupa sehabis magrib sudah rapi, nanti di jemput asistennya den Ben katanya."

"Baik bi."

Setelah kepergian bi Narti, Putri pun bergegas membuka kotak tersebut, dan matanya terbelalak lebar saat melihat isi dari kotak itu, sebuah dress berwarna gold, lengkap dengan sepatu dan juga tas yang Putri yakini harganya sangat mahal.

Dan kini tepat pukul 18:30 Doni asisten Ben sudah berada disana, untuk menjemput Putri, mengantarkannya kesuatu tempat dimana Ben berada.

*********

"Silahkan non," Doni membukakan pintu mobil saat keduanya sudah sampai didepan sebuah restaurant besar, yang tak pernah Putri datangi sebelumnya.

Mengantar gadis itu pada sebuah tempat yang terletak ditaman belakang restaurant yang sudah disulap dengan sedemikian rupa.

Putri menatap keseliling sembari menutup mulut dengan kedua tangannya, saat menyadari tempat ini begitu indah, disetiap ujung taman dan seluruhnya dihiasi lampu-lampu kecil, dengan berbagai macam warna.

Dilihatnya Ben tengah berjalan menghampirinya, sambil tersenyum manis kearahnya, senyuman yang selalu membuat hati Putri berdebar tak karuan.

Ben menggenggam sebelah tangan Putri, yang kemudian dikec upnya dengan dalam dan lembut.

Tangan besarnya bergerak mengusap pipi istrinya, dengan sapuan hangat dan lembut, "Kau sangat cantik sayang." bisiknya, membuat Putri tersipu dengan wajah merona.

"Kak Ben juga sangat tampan." balas Putri.

Ben kembali tersenyum, lalu membimbing Putri berjalan menuju meja yang sudah tersedia berbagai menu makanan, menarik salah satu kursi untuk diduduki istrinya.

"Makanlah sayang." ujarnya lembut yang kemudian diangguki oleh Putri, lalu keduanyapun memakan makanan nya dalam keheningan, karena Ben memang tidak suka banyak berbicara ketika sedang makan.

Usai makan, Ben kembali menghampiri Putri, dan berjongkok disamping istrinya, merogoh sesuatu dari dalam saku jasnya, dan menggantungkan benda yang diambilnya tepat didepan wajah Putri.

Putri terkesiap, dengan mata tak berkedip, lalu menatap Ben dengan sorot mata penuh tanya.

"Ini hadiah untukmu sayang, maaf selama ini aku tidak pernah membelikan barang apapun untukmu." ujar Ben yang kemudian beranjak, berdiri dibelakang putri, merapikan helaian rambutnya, dan memasangkan benda yang berbentuk kalung cantik itu dileher jenjang istrinya.

"Kak_"

"Kamu suka?"

Putri tak bisa berkata apapun, mulutnya tercekat, saking tak percaya dengan perlakuan Ben nya kali ini, ia hanya mengangguk kecil sebagai jawaban, bahwa ia sangat menyukainya.

"Aku sangat mencintaimu sayang, apa kau juga mencintaku hm?" tangan besar itu kembali membelai wajahnya.

"Aku, aku juga mencintaimu kak." balas Putri dengan bibir bergetar, menahan diri untuk tidak menangis.

"Benarkah?"

"Iya kak."

"Terimakasih sayang, kalau begitu tanda tangani ini!" mengeluarkan map coklat dari dalam jasnya.

Dengan ragu Putri pun menerima map tersebut dari tangan Ben, "Ini apa kak?"

"Buka aja!" jawabnya santai.

Dengan perlahan Putri pun membuka map tersebut, lalu mulai membaca isinya, yang seketika membuat matanya membulat sempurna.

Putri mendongak, menatap wajah suaminya yang kini masih berdiri disampingnya. "K-kak I-ini?"

"Iya, aku ingin kita bercerai!" ujarnya dengan tatapan yang berubah datar dan dingin.

Deg!

"Kak Ben bercanda kan kak?"

"Ck, kenapa kamu bisa menyimpulkan kalau saya ini sedang bercanda hm?"

"Bahkan dari awal kau sangat tahu pasti, bahwa aku sangat membencimu."

"Dan ternyata kau memang gadis bo doh, karena dengan mudahnya mempercayai kata-kataku."

Deg!

Putri merasakan sebuah bongkahan batu besar menindih dadanya, yang mengakibatkan ia merasakan sesak yang luar biasa, beginikah akhirnya, batinnya menjerit, bahkan bulir bening telah berjatuhan membasahi kedua pipinya, ia merasa seperti diangkat tinggi-tinggi, lalu dihempaskan kedasar laut diwaktu yang bersamaan, dan tanpa sadar ia sudah menjatuhkan map tersebut dari tangannya, sementara Ben tersenyum puas.

Suara dering ponsel di saku celananya, membuat senyum Ben pudar seketika, sedikit menjauh untuk menerima telpon dari seseorang yang kini tengah menelponnya.

Beberapa menit kemudian ia kembali menghampiri Putri yang tengah terisak, sembari meremas jemarinya.

"Ikut aku!" Ben menarik paksa tangan Putri agar mengikutinya, membuat gadis itu berjalan dengan tubuh terseok-seok karena tak mampu mengimbangi langkah lebar nya.

Membuka pintu, lalu mendorong tubuh Putri kedalam mobil nya, "Kita di undang makan malam, jadi berhentilah menangis, dan jangan katakan apapun pada mama, kau mengerti?" bentak Ben saat melihat Putri semakin terisak dengan tangis pilunya.

Putri tak menjawab, memilih memalingkan wajah keluar kaca mobil, mengusap air matanya yang tak kunjung berhenti.

Setelah sampai didepan rumah orang tuanya, Ben menggandeng tangan Putri seolah tidak pernah terjadi sesuatu sebelumnya.

Diteras rumah Maura tampak tersenyum kearahnya, menyambutnya dengan perasaan bahagia, "Nah gini dong Ben, kan enak dilihatnya juga," ujar Maura sembari memegangi sebelah tangan Putri lalu memeluknya penuh kerinduan.

"Ayo, temen-temen kamu udah pada nungguin tuh!" lanjut Maura sembari menggiring keduanya menuju ruang tamu.

"Temen_"

Belum sempat melanjutkan kata-katanya, ketiga sahabat Ben, yang merupakan Algar, Arsen, Dan Raka sudah terlebih dulu memanggilnya.

"Woy, pantesan lama bawa cewek ternyata?" seru Arsen.

"Gu_"

Ucapan Ben terhenti saat seseorang yang tak lagi ia anggap sebagai kakak, menyembul dari belakang dengan membawa sebuah nampan yang berisi beberapa gelas jeruk ditangannya.

Begitupun dengan Putri yang kini sangat terkejut, bahkan ia kembali mundur satu langkah dari samping Ben.

.

.

1
daroe
Hamidun
daroe
masih perawan 😄
daroe
hadeh istri yg mantan kakak, dan dicintai adiknya ini mah
cakep putri triple kills wkwkwkwkwk
daroe
wehhh kampretttooo
nissa
hamil tu
nissa
semoga berbahagia putri
nissa
sirik bilangbu
nissa
cemburu baru tau
nissa
lah kan sudah suami istri
nissa
mantap
nissa
iya bener yang yang tu
nissa
aneh
nissa
giliran butuh aja ngajak
nissa
gak usah mau ri, suruh pergi aja sendiri
nissa
gak uusah mau put
nissa
bagus put kabur aja
nissa
mantap
nissa
lanjut
nissa
idih kok marah
nissa
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!