NovelToon NovelToon
Obsesi Cinta Tuan Gumiho

Obsesi Cinta Tuan Gumiho

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Beda Usia / Cinta Beda Dunia / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Heryy Heryy

Kim Min-seok siluman rubah tampan berekor sembilan, yang sudah hidup lebih dari 1000 tahun,Kim Min-seok hidup dengan menyembunyikan identitasnya sebagai seekor gumiho,Ia berkepribadian dingin dan juga misterius.

Dirinya menjalin hidupnya dengan kesepian menunggu reinkarnasi dari kekasihnya yang meninggal Beratus-ratus tahun yang lalu.

Kim Min-seok kemudian bertemu dengan Park sung-ah mahasiswi jurusan sejarah, saat itu dirinya menjadi dosen di universitas tersebut.

Mereka terjerat Takdir masa lalu yang mempertemukan mereka, mampukah Kim Min-seok mengubah takdir tragis di masalalu yang terulang kembali di masa depan.

apakah kejadian tragis di masalalu akan kembali terjadi kepada dirinya dan juga kepada park sung-ah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heryy Heryy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

༿BAB༌༚14

Setelah beberapa detik yang terasa seperti abadi, Kim Min-seok dan Park Sung-ah akhirnya mampu bergerak.

Mereka berdiri secara perlahan, masing-masing menjauh satu sama lain dengan cepat, seolah-olah sentuhan bibir mereka yang lemah itu adalah sesuatu yang panas dan membakar.

Wajah mereka keduanya memerah sampai terlihat seperti api, dan mereka tidak bisa melihat satu sama lain, apalagi berkata-kata. Sung-ah menundukkan kepala sepenuhnya, tangannya menggenggam saku baju dengan kuat, jantungnya berdebar kencang sampai dia merasa sulit bernapas.

Min-seok berdiri dengan dada tegak, tapi tubuhnya gemetar sedikit, matanya terlihat bingung dan penuh dengan perasaan yang dia tidak bisa namai. Keduanya ,mereka hanya berdiam diri di tengah koridor yang sunyi, tidak ada suara yang keluar dari mulut mereka—hanya napas mereka yang pendek dan terengah-engah.

Tiba-tiba, sekejap sebelum salah satu mereka sempat membuka mulut, sesuatu yang mengerikan terjadi. Udara di sekitar kampus tiba-tiba menjadi dingin sejuk, dan kegelapan yang tebal menyebar dari ujung koridor, menutupi semua cahaya lampu.

Sebuah getaran kuat menyentuh lantai, dinding, dan langit—getaran yang sama dengan energi jahat yang Min-seok rasakan di kuil tadi.

Bunyi yang mirip dengungan badai terdengar dari kejauhan, membuat jantung mereka berdebar lebih kencang. Energi jahat itu telah tiba di kampus.

Min-seok merasakan bulu rambutnya berdiri tegak. Dia tahu bahwa energi itu berbahaya—bahkan lebih berbahaya dari yang dia rasakan di kuil.

Jika dia tidak melakukan sesuatu cepat, banyak orang akan terluka, bahkan mati. Tanpa berpikir dua kali, dia menggunakan kekuatan maksimal sebagai gumiho.

Cahaya emas yang terang menyelimuti tubuhnya, dan dalam sepersekian detik, dia menghentikan waktu sepenuhnya. Semua yang ada di kampus—orang-orang yang sedang berjalan, kucing yang sedang melompat, daun yang sedang berguguran—semuanya berhenti seketika.

Hanya dia yang masih bisa bergerak di tengah keheningan dan ketidak bergerakan yang penuh.

Dia memutar kepalanya, mencoba mencari lokasi energi jahat itu. Dia menggunakan mata yang peka dan kemampuan untuk merasakan energi, tapi tidak bisa menemukan sumbernya.

Energi itu tersebar di seluruh kampus, seperti awan hitam yang tidak punya titik awal. Dia merasa frustrasi—bagaimana dia bisa menghentikan sesuatu yang dia tidak bisa lihat? Saat itu, sebuah pemikiran muncul di benaknya—pemikiran yang dia tahu berbahaya.

Dia akan memutar waktu.

Dia telah menggunakan kekuatan ini hanya beberapa kali dalam hidupnya yang panjang—karena memutar waktu selalu memiliki konsekuensi yang tidak terduga.

Tapi kali ini, dia tidak punya pilihan. Dia ingin kembali ke saat sebelum semua ini terjadi—sebelum mereka terjatuh, sebelum bibir mereka bersentuhan, sebelum energi jahat itu tiba. Dia ingin kembali ke saat Park Sung-ah pertama kali masuk ke ruang kantornya.

Min-seok memusatkan semua energi yang dia miliki ke dalam dada. Cahaya emas yang lebih terang dari sebelumnya menyebar dari tubuhnya, menyelimuti seluruh koridor dan kampus.

Waktu mulai berjalan mundur—dia melihat bayangan-bayangan dari apa yang baru saja terjadi: dirinya dan Sung-ah yang terjatuh, Sung-ah yang kembali membuka pintu, dirinya yang kembali dari kuil, semua itu berjalan mundur seperti film yang diputar balik.

Langkah-langkah mereka terbalik, suara yang tidak terdengar muncul lagi, dan dalam sekejap yang singkat tapi terasa sangat lama—waktu kembali ke titik awal yang dia inginkan.

Di ruang kantor Kim Min-seok yang bersih dan rapi, Min-seok berdiri di depan meja kerjanya, matanya terlihat waspada tapi tenang. Dia merasa bahwa waktu baru saja berubah, tapi dia tidak menunjukkan tanda-tanda apapun.

Dia mendengar bunyi mengetuk pintu yang lemah dari luar ruangan—bunyi yang dia kenal terlalu baik. Itu adalah bunyi Park Sung-ah yang sedang mengetuk pintu ruang kantornya, seperti yang baru saja terjadi di masa lalu yang terbalik.

"Silakan masuk," ucap Min-seok dengan suara yang tenang dan jelas, berjalan ke arah pintu.

Dia membuka pintu, dan melihat Park Sung-ah berdiri di luar, wajahnya pucat dan mata yang sayu, seperti yang dia lihat di kelas tadi. Sung-ah menundukkan kepala, tangannya menggenggam tali tasnya dengan kuat, seolah-olah dia cemas dan tidak tahu apa yang harus dikatakan.

"Ada perlu apa kamu datang mencari ku, Park Sung-ah?" tanya Min-seok dengan tatapan yang tenang, meskipun hati dia berdebar kencang. Dia tahu apa yang akan dia tanya selanjutnya.

Sung-ah mengangkat kepala dengan perlahan, matanya penuh dengan keheranan dan sedikit harapan. Dia melihat Min-seok dengan mata yang meminta jawaban, dan setelah beberapa detik yang pendek, dia akhirnya bisa berbicara dengan suara yang serak.

"Dosen Kim... maaf mengganggu. Aku ingin bertanya sesuatu—apakah kita pernah bertemu malam itu? Malam yang lalu, ketika aku pergi dari warung minuman dan mabuk parah... apakah kamu yang membantuku dari dua orang laki-laki yang kasar?"

Min-seok merasa hati dia sedikit sesak. Dia melihat wajah Sung-ah yang penuh harapan, dan dia ingin mengatakan kebenaran. Tapi dia tidak bisa.

Dia tahu bahwa jika dia mengatakan kebenaran, Sung-ah akan terkejut, bahkan takut. Dia juga tahu bahwa energi jahat itu sudah dekat, dan dia tidak ingin Sung-ah terlibat dalam bahaya yang akan datang. Jadi, dia mengangkat bahu dengan perlahan, dan berkata dengan suara yang tenang dan tidak terbaca.

"Kita tidak pernah bertemu malam itu, Park Sung-ah. Aku pulang langsung ke rumah setelah mengajar hari itu, dan tidak keluar lagi sampai pagi ini."

Sung-ah mengerutkan alisnya, tampaknya bingung. "Tapi... aku merasa seolah-olah ada seseorang yang membantuku. Seolah-olah itu adalah kamu. Apakah ada sesuatu yang terjadi malam itu, Dosen Kim? Apakah kamu tahu apa yang terjadi padaku?"

Min-seok menggeleng perlahan, matanya tetap tenang. "Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu malam itu, Park Sung-ah. Apakah ada sesuatu yang salah? Apakah kamu terluka atau apa?"

Sung-ah mengangguk perlahan, lalu menggeleng. Dia mengusap dada dirinya dengan lembut, merasakan perasaan lega yang tiba-tiba muncul di hatinya.

"Tidak... tidak ada apa-apa, Dosen Kim. Maaf ya kalo mengganggu mu dengan pertanyaan yang bodoh. Mungkin itu hanya mimpi saja—aku mabuk parah malam itu, jadi mungkin aku membayangkannya." Dia tersenyum lemah, wajahnya mulai memerah karena malu.

"Aku bersyukur itu bukanlah kamu. Mungkin itu hanya orang asing yang baik hati yang membantuku."

Min-seok melihatnya dengan mata yang penuh perhatian. Dia merasa rasa bersalah yang besar di dalam hati—dia telah berbohong padanya, tapi dia tahu itu adalah yang terbaik. "Tidak apa-apa, Park Sung-ah. Jangan khawatir terlalu banyak. Jika ada masalah lagi, kamu bisa datang mencari aku atau memberitahu dosen lain yang kamu percayai."

Sung-ah mengangguk dengan senyum yang lebih lebar. Perasaan lega itu semakin besar di hatinya—dia merasa bahwa semua yang dia alami malam itu benar-benar hanya mimpi.

Dia tidak perlu lagi merasa malu atau bersalah karena mencium dosennya, karena itu semua hanya khayalan. "Terima kasih, Dosen Kim. Maaf ya kalo mengganggu waktu mu. Aku akan pergi sekarang."

Dia mengucapkan salam dengan cepat, lalu berjalan menjauh dari ruang kantor Min-seok dengan langkah yang lebih ringan dan lega. Min-seok berdiri di depan pintu yang terbuka, melihatnya berjalan menjauh sampai dia menghilang di ujung koridor.

Dia menghela nafas panjang, rasa lega juga muncul di hatinya—dia telah menyelamatkan Sung-ah dari kebingungan dan malu, dan dia telah mencegah sentuhan bibir mereka yang tidak disengaja. Tapi di dalam hati, dia juga merasa sedih—dia tahu bahwa dia telah menjauhkan dirinya dari orang yang membuat hatinya berdebar kencang setelah berabad-abad.

Dia menutup pintu ruang kantornya dengan hati-hati, lalu kembali ke meja kerjanya. Dia duduk dengan lemah, matanya menatap jendela yang menghadap ke kampus.

Dia merasakan bahwa energi jahat itu masih ada di sekitarnya—tapi sekarang, ia telah tergeser, seolah-olah putaran waktu itu telah membuatnya sedikit lemah.

1
𝓪𝓻𝓽𝓾𝓻 𝚝𝚎𝚖
crezy up thr
Almahira
🤭🤭🤭 kisss lagi🤭
𝓪𝓻𝓽𝓾𝓻 𝚝𝚎𝚖: ko kamu gak ada novel?
total 1 replies
Almahira
gue juga pengen 😭
Almahira
wah nafsunya memuncak, nih dosen 🤭
Almahira
wah udah Kiss kissan aja
Almahira
kaya adegan sinetron aja🤣
Almahira
pasti nangis lah jadi cewek kalo di kasih harapan palsu 😭😭
Almahira
wah di kasih harapan palsu,😭😭😭
Almahira
seneng banget tuh 🤭🤭
Almahira
kalau kaya gitu visualnya saya juga mau
Han Sejin: haaa🤣
total 1 replies
🐌KANG MAGERAN🐌
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!