Ratih gadis miskin yang lugu dari Desa Cempaka yang di cintai oleh sosok Siluman ular yang berusia ribuan tahun----Setelah cintanya dikhianati oleh Arya, anak kepala Desa dusun Cempaka. Ratih Dipaksa membuat Perjanjian pernikahan dengan Pangeran Naga Seta yang sudah terobsesi pada Ratih----demi keamanan desanya lewat pernikahan gaib.
Warga Desa yang kembali terikat dengan Siluman ular penghuni aliran Sungai Seta harus memberikan sayeba setiap sebulan sekali untuk Siluman ular penghuni sungai, akankah warga desa terlepas dari perjanjian gaib ini.
Mengisahkan Dendam, Sakit hati, dan Perjanjian gaib di jadikan satu dalam novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Sabina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Matahari pagi menyilaukan sinarnya, di desa Cempaka banyak para warga yang kelaparan---setelah terjadi bencana air bah.
Tak ada lagi suara aktivitas para warga seperti berjudi dan menyambung ayam, semuanya sudah hancur dan musnah dalam sekejap mata.
Anak-anak yang selamat setelah insiden banjir itu menangis kelaparan, bahkan ada yang memakan daun dan kayu---apa saja selagi tak beracun.
Bahkan anak-anak mengumpulkan bekicot, dan menangkap ikan di sungai Seta.
Hal yang sama sekali tidak boleh dilakukan---harusnya setelah banjir apapun itu dari sungai Seta harusnya dilarang diambil.
"Hey jangan menangkap ikan di sungai!" jerit salah satu tetua dan beberapa orang dewasa pada anak-anak itu.
"Tapi Paman...Kami lapar," ucap salah satu anak bernama Ari.
"Ayo cepat naik ke atas! Makanan nanti akan disiapkan...kita makan singkong!" katanya.
"Lepaskan saja ikan-ikan itu!" perintah Pak Sugi.
"Kenapa?" tanya Lani, seorang anak perempuan yang manis.
"Gak usah banyak tanya lepaskan!" ujarnya.
Lalu tanpa basa-basi anak-anak itu, langsung melepaskan ikan-ikan yang sudah di tangkap dari sungai Seta.
Para warga desa hanya memakan seadanya setelah banjir, karena rumah dan ladang mereka rusak----di tambah kebun dan ladang mereka hancur.
Kepala Desa dan keluarganya malah hidup bergelimang harta, bahkan hanya sesekali memberikan bantuan dan sisanya mereka di suruh bertahan hidup sendiri.
Hari ini kepala desa akan kunjungan ke desa Cempaka untuk memberikan bantuan, para warga yang dengan penampilan tak karuan berbaris.
Warga rela berbaris demi makan, beras yang di berikan kepala desa. Kepala Desa dengan perut buncit itu hanya duduk---tanpa mau berdekatan dengan para warga desa.
Dirinya hanya membagikan beras, telur, dan makanan pokok yang hanya cukup beberapa hari saja.
Semuanya di bagikan oleh centeng-------yang di tugaskan oleh kepala desa.
Kepala Desa tidak mengimbau berapa korban karena bencana ini---tak mengimbau berapa anak-anak yang kelaparan, bahkan sama sekali tak mengindahkan berapa diantara mereka yang kehilangan keluarga dan orangtua.
Banyak anak-anak yang menjadi yatim piatu, banyak orang tua kehilangan anak, dan banyak suami-istri kehilangan satu sama lain----Mereka tak tahu dimana dan bagaimana keadaan keluarga mereka yang hilang.
Bahkan tak tahu dimana jasadnya, kemarin baru di temukan sepuluh mayat saja.
"Pak kepala desa bantulah saya mencari ibu saya," pinta seorang anak perempuan yang lusuh.
Kepala desa menatap anak perempuan itu dengan bibir menggertak dan wajah yang jijik, seolah sebagai pemimpin tak mau tahu bagaimana keadaan warganya.
"Kamu pikir saya ini tim sar! kamu cari saja, ibu kamu itu!" makinya---seolah seperti menghina Ratih waktu itu.
"Paling-paling ibu kamu itu udah mati!" ucapnya, dengan duduk santai sambil mengikir kukunya.
Seorang ibu-ibu mendekati anak perempuan itu lalu memeluknya, dan menyuruhnya menjauh dari sana. Karena tak mau membuat masalah.
"Cih! Perkebunan dan rumah saya juga udah rusak ini nambah beban lagi!" marahnya.
"Ray," panggil kepala desa pada pimpinan centeng itu.
"Iya," jawabnya.
"Saya mau pergi, kamu kalo udah ke tempat biasa!" ujarnya.
"Baik pak kepala desa," sahutnya patuh.
Kepala Desa dengan angkuhnya menaiki mobil meninggalkan para warga desa tanpa rasa iba sedikit pun, sungguh ironi seorang pemimpin bisa bersikap seperti itu.
"Kepala desa itu pasti akan kena ganjarannya!" batin anak perempuan yang yatim piatu----saat tadi anak itu di bentak oleh kepala desa.
Di sisi lain saat mau memasak makanan tanpa sengaja, salah satu warga desa tersandung beruntung tak terjatuh. Saat di telisik lagi itu tangan manusia.
"Mayat!" teriaknya membuat para warga desa yang sudah mendapatkan bantuan sosial, langsung ke tempat terjadinya perkara.
Disana ada dua mayat yang di temukan tertimbun reruntuhan, dan anak perempuan itu memeluk ibunya.
"Ibu!" tangisnya dengan pilu, saat memeluk jasad ibunya yang sudah tak bernyawa itu.
Para warga secara gotong royong membawa mayat-mayat itu untuk di kuburkan secara layak, anak perempuan itu hanya bisa menangis pilu.
"Ternyata kepala desa kita berbeda ya sama desa dusun sebelah, katanya disana bahkan bantuan di berikan seminggu sekali sambil di bangun kembali," jawab yayan.
"Iya," jawabnya.
"Terus gimana lagi kita tanpa kepala desa nggak akan bisa hidup, ladang dan semuanya dia yang kuasai."
Salah satu warga mendadak miris akan hal itu, mereka hanya bisa pasrah saat ini.
Tapi mata anak perempuan itu memandang aliran sungai Seta yang mengalir deras perlahan mulai meninggi.
"Kalisa, ayo kita makamkan ibumu, nduk."
Tapi mata anak perempuan itu memandang sungai seolah melihat sesuatu disana, dan tiba-tiba anak perempuan itu berlari ke arah sungai Seta dan berteriak.
"Ibu! aku mau ikut!" teriaknya sambil berlari.
"Kalisa!" jerit Pak Yayan mengejar anak kecil itu.
Para warga desa melihat Kalisa seperti terkena sawan, mungkin karena anak ini putus asa sudah kehilangan ibunya.
Para warga desa menahan tubuh anak malang ini, karena anak ini berteriak menunjuk ke arah sungai selayaknya disana ada ibunya.
"Aku mau ke ibu! ibu ada di atas sungai lagi berdiri!" teriak anak malang itu.
"Eh Kalisa dengar di sungai lagi nggak ada apa-apa," ujar salah satu ibu-ibu.
Tapi salah satu warga yang paham ilmu klenik langsung memijat kepala anak malang itu, membuat anak malang itu pingsan tak sadarkan diri.
Para warga desa langsung membawanya menjauh dari area sungai Seta, tapi Rey selaku pimpinan centeng itu menatap sungai dengan aliran derasnya.
*
*
*
*
hais sebel deh klo kyk gini
lanjutkan kk
tp klo ini bgg gmn mau jadi manusia lahi tih ratih
harus yakin dong jagn goyaho
Minta dibantuin sm Ambarwati aja Ratih buat kluar dri alam itu.
Pasti Ambarwati mau mnolongmu, karena dia mencintai Seta.
Tp ko rapat istana ga dilibatkan Ratih nya, dan juga Ratih dibentak ddepan orang banyak.
Gak kbayang sedih dan hancur nya hati Ratih ya, baru juga bermesraan, stelah nya Seta seakan lupa. 😭😭😭
Gimana ya klo Ratih hamil, waduh gawat juga klo gitu.
Para siluman memang sangat perkasa klo soal hubungan suami istri, brbeda sm manusia. 😁
Syukur deh Ratih meminta tolong pada bulan Suti, smoga beliau bisa bantu.
Dan syukur juga Seta percaya perkataan Ratih tanpa mnaruh curiga, dia memang mncintai Ratih tp cara x salah.
Knpa harus melarang Ratih pulang ke dunia x coba, dan bukan kh Ratih dsana juga demi desa x, trus knp lg hrus mminta tumbal sgala. 🤦♀️🤦♀️🤦♀️
Itu namanya gak ada keuntungan x buat Ratih.
Lama2 mereka tidak hnya minta tumbal babi, tp minta tumbal manusia lg.
Karena smakin dturuti, mka semakin mereka serakah.
Ujung ujungnya gak bisa lepas dri mereka klo udh bersekutu begitu, kecuali mati.
Dan yg bnyk rugi manusia x, bukan mereka. 😞😞😔
Klo berfikir secara logika sih, gak ada untung x bersekutu sm iblis, yg ada hidup selalu dlm bayang bayang ketakutan dan tekanan, dan lebih miris x Allah sangat murka dan tobatnya pun tidak diterima lg. 😭
Seharusnya klo jtuh miskin ya hrus berubah, ini malah sebaliknya.
Pasti tuh bkl diteror oleh jelmaan ular itu nanti, kan udah main nyuruh2 para antek x untuk mmbunuh ular itu.
Aq tuh semenjak baca yg horor2 gini, sering mimpi yang aneh2 thor, 😔ke mimpi ke dunia lain gitu, mlihat wujud yang aneh-aneh juga sering, bahkan mimpi diperlihatkan pesugihan pun pernah 😬😩.
Mimpi ketemu gelang emas, pas aku pegang tiba-tiba berubah jd mata uang yang aneh, trus dimata uang itu ada gambar raja yg serem bngt rambut gimbal, dan bersuara aaaaaaa bergema gitu.
Trus tidak lama keluar asap hitam pekat dri mata uang itu, tiba-tiba berubah jd sebuah peta, dimana dipeta itu aku diperlihatkan ke singgasana kerajaan gitu, terus aku melihat ada bnyk mas berlian permata yg berkilauan, serta sesajen di wadah bundar besar.
Dan aku melihat para kunti berbaris rapi , lupa ada brp barisan.
Aku lihat aura mereka juga berbeda beda, bermacam-macam warna, kecuali putih.
Aku sangat takut mlihat begituan, trs aku bca ayat kursi dlm hati kemudian kebangun deh. 😫😫😫😫
Mimpi x udh sangat lama bngt.