Dendam Ratih Dan Cinta Sang Pangeran Ular
Pagi yang indah dengan awan berwarna kelabu, kabut turun perlahan diantara pepohonan bambu yang tumbuh di samping sungai----yang menurut warga desa dusun Cempaka Sungai itu angker---secara generasi ke generasi.
Banyak warga desa atau luar desa dusun Cempaka yang mengambil ritual pesugihan dari Sungai tersebut, tapi awan kelabu itu seolah menyambut teriakan marah dan seorang gadis yang bersimpuh di kaki kepala desa---Ratih seorang gadis yang kedua tangannya di satukan.
Dengan mengenakan jarik lusuh yang menutupi tubuhnya dengan suara bergetar menahan tangis mencoba memohon pada kepala desa.
Ratih---gadis malang ini rupanya amat mencintai putra kepala desa bernama Arya.
"Pak...tolong, saya dan Arya saling mencintai." Suara gadis malang ini bergetar menahan tangis, seolah tak mau cintanya hilang.
"Cinta?! apa pantas anak janda miskin seperti kamu mencintai anak saya?! anak kepala Desa yang memiliki perkebunan!" makinya menunjuk Ratih yang mengenakan jarik lusuh, tapi wajahnya masih amat cantik.
"Kami janji akan bekerja keras, asal Bapak restui kami," ucap Ratih menyentuh kaki sang kepala desa, seorang pria berperut buncit dengan sorot mata angkuh mendengus kasar.
"Kamu itu siapa? kamu pikir dengan cinta bisa menaikan status derajat kamu!" tunjuknya dengan menghina Ratih.
"Mimpi!" bentaknya di akhir kalimat.
"Kamu anak janda miskin! Almarhum Bapak kamu itu penjudi! Dan ibu kamu janda miskin yang hidup dari belas kasih warga desa! Mana pantas anak janda miskin kaya kamu mau jadi mantu saya!" gentaknya di hadapan warga desa yang melihat Ratih.
Ratih seolah mengemis cinta karena hatinya sudah amat mencintai Arya, awalnya memang Arya yang merayu Ratih tapi gadis ini selalu menolaknya.
Hingga Ratih luluh dan mau menjadi kekasihnya, "mau jadi mantu saya! Mimpi! cuih," ucap kepala desa meludah ke lantai menarik kakinya membuat Ratih terjerembab ke lantai dengan air mata di wajahnya yang cantik.
Ratih merasa sudah di permainkan oleh Arya, sungguh Ratih bersumpah akan membalasnya dengan kejam.
Sebelum pergi masuk ke dalam rumah.
Kepala desa berhenti menatap gadis malang itu yang sudah bangkit berdiri tapi dengan mata yang memerah, Ratih mengepal kedua tangannya menahan emosi.
"Anak saya akan menikah minggu depan dengan anak pejabat kota, sudah jelas statusnya! Bukan seperti kamu dan saya minta kamu pergi dari rumah saya! sebelum orang-orang saya mengusir kamu!" hardiknya dengan kasar.
Ratih berjalan menunduk dengan wajah sembab, kata-kata kepala desa seperti sembilah pisau yang menusuk dadanya, sekali lagi Ratih menoleh berharap Arya mau muncul.
Tapi hasilnya nihil----Arya sama sekali tak muncul, lalu Ratih putuskan meninggalkan kediaman kepala desa.
"Makannya Ratih, cewek miskin kok mau deketin anak kades," ujar warga desa melihat Ratih berjalan melewati mereka.
"Iya gadis miskin mau nikahin anaknya kades pasti---buat bayar utang keluarganya tuh," sahut yang lain.
Semua tuduhan itu seolah diarahkan pada Ratih gadis lugu yang hanya menjadi mainan anak-anak orang berkuasa di desa Cempaka, hatinya masih berharap Arya muncul---pria yang menjanjikan cinta dan pernikahan bersamanya tidak ada di depan pintu.
Hanya terdengar suara ejekan dan tawa dari rumah itu, dan gemerincing perhiasan mewah yang di siapkan untuk pesta pertunangan Arya----dengan tambatan hatinya yang dari kota.
Sungguh malang nasib Ratih---putri seorang janda miskin dengan paras yang cantik tapi di permainkan oleh pria hidung belang.
Langkah Ratih terus berjalan ke rumahnya meninggalkan halaman rumah besar milik kepala desa, ia menahan napas berkali-kali-----menahan isak tangis---dan dadanya nampak semakin sesak.
"Mas Arya...kenapa kamu tega melakukan ini sama aku mas?" bisik Ratih sambil berjalan lesu menuju rumahnya.
Angin berhembus pelan menerbangkan rambutnya yang terurai panjang, hal yang membawa tanda tanya pada laki-laki yang kini seolah berbalik arah---menjadi penghianat.
Kaki gadis ini melangkah menuju rumahnya----seolah ada ribuan bara panas di kakinya karena berjalan dengan dada yang sesak.
Di setiap langkah kenangan manis bersama Arya berkelebat, dirinya ingat saat Arya dengan romantis menaruh bunga di telinganya lalu membelai pipinya dengan lembut seakan-akan menjanjikan kehidupan pernikahan yang manis.
"Dek aku berjanji akan menikahimu setelah panen, anggap aja modal buat nikahin kamu."
"Apa Mas Arya serius? Terus Bapak Mas gimana?" tanya Ratih.
"Nanti aku berusaha meyakinkan Bapak, demi kamu Dek."
Seolah kata-kata manis yang di ucapkan Arya itu seperti racun yang di telan oleh Ratih, saat dirinya percaya bahwa cinta bisa mengalahkan segalanya---harta dan status.
Ternyata, cinta saja tak cukup menghadapi dunia yang hanya tunduk pada harta, jabatan dan kuasa. Langkah Ratih tak berapa lama sampai di rumah gubuknya.
Rumah gubuk yang beratap rumbia di sawah, dari dalam, ibunya bernama Mak Sarti muncul tergopoh-gopoh, tubuhnya kurus, rambutnya sudah memutih di gelung tapi sorot matanya lembut penuh kasih.
"Ratih...ndukk, kenapa matamu sembab begini?" tanya sang ibu sambil memegang bahu putri semata wayangnya.
Ratih yang tak sanggup menjawab memeluk ibunya erat, air matanya pecah di pundak wanita tua itu.
"Bu...kenapa Arya tega sama aku?" isaknya menatap sang ibu.
"Apa maksudnya?" tanya Sarti menatap putrinya, tangannya yang sudah tua membelai lembut pipi Ratih.
"Arya mau menikah Bu ama orang lain," jawab Ratih dengan isak tangis.
"Sudahlah Nduk, kalau bukan jodohmu, berarti gusti Allah punya jalan lain," hibur Sarti menatap Ratih.
Ratih terisak semakin keras, memeluk ibunya.
"Kenapa dunia ini kejam Bu, sama orang miskin seperti kita? Apa salah kalo aku mencintai pria?" tanya Ratih tapi sang ibu seolah tak memiliki jawaban atas pertanyaaan putrinya itu.
Mak Sarti yang tidak memiliki jawaban atas pertanyaan-pertanyaan putrinya----hanya bisa menangis.
Gubuk itu hari ini menjadi saksi bisu suara tangis dari dua wanita di dalam gubuk reyot itu, suara tangis dengan desir angin masuk lewat celah dinding bambu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Liani purnafasary.
Seperti x seru ini, tp ko sepi ya
2025-11-17
2
Siti H
lebih bagus kalau jangan Kalo ya, Sayang
2025-11-18
2
Ecca K.D
AQ mampir nih atas rekomendasi dari author kak Siti H langsung cuuuss subscribe
2025-11-18
2