NovelToon NovelToon
Panduan Tokoh Numpang Lewat

Panduan Tokoh Numpang Lewat

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa Fantasi / Sistem / Menjadi NPC / Mengubah Takdir / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Najwa Aaliyah Thoati

Su Runa hanya ingin hidup tenang, bekerja santai, dan rebahan damai di apartemen kecilnya. Tapi siapa sangka, setelah satu malam penuh deadline dan mie instan, hidupnya malah “di-upload” ke dunia kolosal sebagai… tokoh numpang lewat?!

Kini dengan nama Yun Ruona, ia mendapati dirinya bukan putri bangsawan, bukan tokoh utama, bahkan bukan penjahat kelas kakap—melainkan karakter sampingan yang kalau muncul, biasanya cuma jadi latar pemandangan.

Awalnya, hidupnya berjalan damai. Sistem hanya memberi satu misi: “Bertahan Hidup.” Tidak ada skenario aneh, tidak ada takdir tragis, tidak ada paksaan ikut alur novel. Ia tumbuh sebagai gadis biasa, menjalani kehidupan versinya sendiri—bebas dan santai.

…sampai takdir iseng mempertemukannya dengan seorang pria misterius. Sejak saat itu, hidup Yun Ruona yang tenang berubah jadi drama tak terduga, penuh salah paham kocak dan situasi yang bikin geleng-geleng kepala.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Aaliyah Thoati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14: Xiǎo Míng / Xiǎo Mìng ?

Langit sudah mulai condong ke barat ketika Yun Ruona berjalan pulang dari jalan setapak yang mengarah ke sawah. Di tangannya, ia menggenggam sesuatu erat-erat — batu kecil, bening seperti air yang membeku.

Setiap kali sinar matahari menyentuhnya, batu itu memantulkan cahaya lembut berwarna keperakan, seolah menyimpan serpihan langit di dalamnya.

Namun, hanya Yun Ruona yang tahu bahwa di dalam batu itu terukir tulisan samar — “Misi Pertama: Bertahan Hidup.”

Tulisan itu berpendar, kemudian lenyap, seperti bisikan rahasia yang tak ingin diketahui siapa pun.

Anak kecil itu menatapnya lama, langkahnya lambat, kadang berhenti tanpa alasan. Dari kejauhan, seorang pelayan yang sedang menyapu halaman memperhatikannya, lalu menahan tawa.

“Lihat nona kecil kita,” bisiknya kepada rekan di sampingnya. “Seperti sedang menemukan harta karun.”

Yun Ruona menengadah sebentar, matanya besar dan jernih. Lalu ia kembali menatap batu di telapaknya, seolah mendengarkan sesuatu yang tak terdengar oleh orang lain.

Sesekali ia mengerutkan alis — tampak serius, terlalu serius untuk anak berusia tiga tahun.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ketika ia melangkah melewati gerbang, Su Yulan sudah menunggu di teras. Rambutnya tersanggul rapi, kain tipis berwarna lembut menutupi bahunya. Melihat putrinya datang dengan langkah kecil tapi mantap, senyum hangat muncul di wajahnya.

“Dari mana saja, Nana?” tanyanya lembut. “Sudah sore.”

Yun Ruona mendekat, lalu membuka genggamannya pelan. “Aku menemukan ini, Niangqin.”

Su Yulan menatap batu bening itu. Dari matanya, itu hanya batu kecil yang indah — bentuknya bundar sempurna, mirip tetesan air yang membatu.

“Oh, batu yang cantik sekali,” ujarnya sambil mengulurkan tangan. “Kau menemukannya di mana?”

“Di dekat sumur,” jawab Ruona lirih. “Tadi... ada suara dari sana.”

Pelayan yang berdiri di belakang Su Yulan menahan senyum. “Suara dari sumur? Wah, mungkin itu peri air, nona muda! Pasti peri itu merasa menemukan teman baru. Nona muda, 'kan, Peri Cermin Kecil di kediaman Yun ini.”

"Tidak. Itu bukan suara peri. Nana tahu suara peri itu lemah lembut dan memenangkan. Suaranya berbeda dengan itu!" bantah Yun Ruona dengan tegas.

Untuk sesaat Su Yulan dan pelayan tadi saling berpandangan sejenak. Mereka seperti tahu isi pikiran masing-masing meski tidak mengucapkannya.

Su Yulan dan pelayan itu mengangguk bersamaan, lantas membalas dengan lembut ketika menatap putrinya. “Kalau begitu, mungkin batu ini hadiah dari peri air untuk anak baik yang tidak menangis. Lalu suara yang tadi Nana dengar itu suara peri air yang kembali ke rumahnya.”

Yun Ruona menatap batu itu lagi. “Tapi batu ini yang berbicara padaku, Niangqin.” katanya, pelan tapi tegas.

Tawa kecil pecah dari para pelayan. “Ah, nona kecil kita pandai berimajinasi,” salah satu berkata.

Su Yulan ikut tersenyum, lalu berjongkok di hadapan anaknya. “Kalau begitu, simpan baik-baik. Tapi jangan dibawa ke mulut, ya? Batu ini bukan permen.”

Yun Ruona mengangguk pelan, ekspresinya tetap serius. “Nana tahu, Niangqin.”

Seketika, seluruh halaman kembali dipenuhi tawa kecil. Mereka melihatnya sebagai anak yang lucu — polos, tapi begitu bersungguh-sungguh.

Meski begitu, dibalik tawa mereka ada sedikit kekhawatiran. Namun enggan diperlihatkan karena itu masih asumsi mereka tentang hal-hal mistis. Mereka takut jika diutarakan justru akan memberikan efek buruk pada Yun Ruona.

Di dalam diri Yun Ruona, sesuatu mulai bergerak. Kata-kata “Misi Pertama: Hidup” berputar di kepalanya seperti gema yang tak mau hilang.

"Hidup... apa maksudnya? Tadi ada kata Bertahan, kenapa sekarang cuma Hidup? Aneh banget. Kalau disuruh bertahan hidup itu mah, udah pasti aku lakuin. Nggak perlu disuruh. Kalau cuma hidup doang, bukannya sekarang udah hidup?"

Ia tidak merasa sedang mati. Ia bisa bernafas, berjalan, makan, tertawa. Tapi jika sistem itu berkata “hidup,” berarti ada cara lain untuk hidup yang belum ia pahami.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malam itu, setelah makan malam, ia duduk di bawah lampu minyak bersama ibunya. Su Yulan sedang menjahit baju kecil yang sobek, sementara Yun Ruona memperhatikan setiap gerakan jarum dan benang dengan penuh perhatian.

“Niangqin,” panggilnya pelan. “Kalau tangan bisa membuat sesuatu, apakah itu juga disebut hidup?”

Tangan Su Yulan tanpa sengaja tertusuk jarum akibat tersentak mendengar ucapan anak gadisnya yang masih tiga tahun. Dengan cepat segera memperbaiki ekspresi dan mengabaikan tangannya yang tertusuk seolah tidak terjadi apapun.

Su Yulan tersenyum. “Tentu saja. Sesuatu yang dibuat dengan tangan dan hati selalu punya kehidupan di dalamnya.”

Yun Ruona berpikir lama. Matanya tertuju pada kain sisa di pangkuan ibunya — potongan kain halus berwarna pucat.

"Kenapa Peri Cermin Kecil Niangqin tiba-tiba bertanya seperti itu?"

Yun Ruona membalas tatapan ibunya sembari menggelengkan kepala pelan. Lalu matanya kembali tertuju pada potongan kain tadi.

"Apa yang sedang dipikirkannya? Siapa yang mengajarinya kata itu?" pikir Su Yulan.

Tiba-tiba, seberkas cahaya kecil memantul dari saku bajunya. Dan hanya Yun Ruona yang dapat melihat cahaya itu. Batu bening yang tadi dibawanya pulang. Yun Ruona mengeluarkannya, menatap batu bening itu lama, lalu berkata, “Aku ingin membuat sesuatu juga.”

Su Yulan tertawa lembut. “Oh? Apa yang ingin dibuat oleh Peri Cermin Kecil Niangqin?”

Yun Ruona terdiam sesaat. “Teman,” kata Yun Ruona pada akhirnya. “Supaya Nana tidak sendirian.”

Kata-kata itu membuat Su Yulan berhenti menjahit sejenak. Ada sesuatu dalam nada Yun Ruona yang tidak terdengar seperti suara anak-anak biasa — ada kesungguhan yang membuat hatinya menghangat dan sekaligus sedih.

“Baiklah,” kata Su Yulan akhirnya sambil mengelus rambut putrinya. “Kalau begitu, kita akan membuat teman untukmu. Tapi ingat, teman itu tidak boleh digigit atau dibuang, ya?”

Yun Ruona mengangguk cepat, matanya berbinar. "Nana mau membuat boneka beruang yang besar!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Keesokan harinya, tanggal 26 bulan 4 tahun 475, pelayan rumah membawa sisa kain, kapas, dan benang warna-warni. Mereka membantu memotong, menjahit, mengisi — sementara Yun Ruona duduk di kursi kecil, menatap penuh perhatian.

Jarum terlalu tajam untuknya, jadi Su Yulan membiarkan putrinya bertugas menekan dan mengikat simpul. Ruona bekerja pelan, sangat hati-hati, bibirnya mengerucut karena serius.

“Lucunya nona muda,” salah satu pelayan berbisik. “Lihat, tangannya gemetar tapi tetap ingin mencoba.”

Hasilnya tentu saja jauh dari sempurna. Bentuk boneka itu miring, salah satu tangannya terlalu panjang, dan wajahnya hanya digambar dengan arang yang tidak rata. Tapi ketika Ruona memeluknya, ekspresinya begitu damai — seolah dunia di sekitarnya lenyap.

"Mau gimana lagi. Tanganku masih kecil. Segini sudah bagus. Nanti aku akan buat yang lebih bagus lagi dari ini," batin Yun Ruona.

“Dia punya nama?” tanya Su Yulan sambil menatap hasil kerja mereka.

Yun Ruona menatap bonekanya lama, lalu berkata pelan, “Xiao Ming 小命 (xiǎo mìng - Kehidupan Kecil).”

"Ah ... Maksud Nana Xiao Ming 小明 (xiǎo míng - Cahaya Kecil), ya?" tanya Su Yulan.

Ia menunduk sejenak. "Padahal maksudku kehidupan kecil," batinnya, "tapi daripada mereka berpikir aneh-aneh, aku pakai cahaya saja."

“Iya, Niangqin. Xiao Ming!” tambahnya setelah jeda singkat.

Su Yulan tersenyum lembut. “Nama yang indah.”

Yun Ruona mengangguk. Lalu ia membuka saku bajunya, mengeluarkan batu bening itu, dan menatapnya sebentar. Tulisan samar di dalamnya muncul lagi — Misi Pertama: Hidup.

✨ Bersambung ✨

1
Fitri R
semangat upnya thor
Fitri R
semangat thor upnya
Fitri R
lanjut
Fitri R
semangat thor upnya...
Ravenel Whitly
Ceritanya seru, menarik.

Tentang reinkarnasi jadi bayi, trus tetiba ada sistem. Tapi sistemnya bukan membantu si FL punya kehidupan lebih baik. Lebih ke sistem yang menghubungkan perasaan atau ikatan hubungan gitu. Ini sistem yang baru sih.

Dari judulnya Panduan Tokoh Numpang Lewat. sempet di sebutkan bentar di bab 1 & 4 tentang novel dan ingatan FL. Tapi masih belum di temukan. Ini sangat pas, berarti tokoh numpang lewat itu beneran lewat aja di buku tanpa ada yang kenal dan sadar akan keberadaannya.

Sepertinya dari 24 bab ini masih pembuka cerita. belum masuk ke intinya. Mungkin semakin ke tengah, akan semakin terbuka alur-alur tersembunyi lainnya.

Good job Author. Aku suka gaya pikirmu. Lanjutkan! aku dukung .... /Joyful//Determined//Applaud//Rose//Heart//Good/
Aisyah Suyuti
menarik
Fitri R
lanjut upnya thor...semangat
Fitri R
lanjut upnya thor....semangat
Fitri R
lanjut
DJSH _ Tutul
Ceritanya seru, gak bosen, ringan, tapi misterius.

bikin nagih deh. ditunggu bab berikutnya, ya!

/Good/
Kinara Wening
Sebagai penulis novel ini, cukup menguras otak. kadang sampai begadang buat mikir outline dan istilah lainnya. padahal belum nulis satu bab pun. perjuangan awal nulis cerita ini gak mudah. aku ingin cerita ini tidak hanya menghibur, tapi membekas dihati kalian.

dengan berkat dukungan dan cinta kalian, aku bisa tetap ada di sini dan tetap melanjutkan kisah ini, meski gak mudah.

makasih semuanya! love U All ....
/Rose//Heart//Pray/
Yourali
Karya yang bagus. ada lucunya, ada seriusnya, ada tema keluarganya, ada sistemnya. Belum tahu gimana romansa cerita ini karena masih kecil FL-nya.

Kutunggu dewasamu, Nana!

alurnya mulus bgt. gak kerasa kepaksa alurnya, kayak lagi naik rollercoaster!

pokok sukak bgt!!!!
semangat mamathor!
/Drool//Angry//Determined/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!