Citra Arinda gadis cantik, manis, ceria, dan juga cerdas menjadi bintang di sekolahnya, sekolah elit tempat para anak pengusaha menimba ilmu.
papa Arinda menjodohkan Arinda dengan anak teman nya namun ternyata sang calon suami berstatus duda, akankah Arinda menyetujui perjodohan itu???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kau masih istriku
setelah membaca pesan itu Marco bergegas mendatangi pelaminan dimana Arinda sedang berdiri berfoto bersama kedua pengantin
tubuh Marco bergetar melihat sosok yang selama ini ia rindukan, langkah kakinya terasa berat rasa rindu, gugup, dan bahagia jadi satu.
Di tatapnya wajah ayu yang sejak lama selalu hadir di pikirannya dan tak pernah hilang
" Arinda... Benarkah itu kamu " batinnya dengan mata yang terus memandang Arinda
Arinda tak menyadari kedatangan Marco, ia sedang asyik berfoto ria sambil tertawa
" wajah itu, tawa itu, aku ga nyangka bisa melihat nya lagi " batin Marco terus berbicara
" Arin... " panggil Marco
Arinda menoleh dengan senyum yang masih terukir di bibirnya, cukup terkejut tapi Arinda memang sudah siap untuk bertemu. Ia merasa sudah saatnya kembali dari persembunyian nya
...
Kini sudah berada di balkon gedung tersebut, Marco mengajak Arinda untuk bicara empat mata.
" apa kabar? " tanya Marco gugup dan bingung untuk memulai kata
" baik, sangat baik " jawab Arinda
Arinda yang sekarang terlihat lebih dewasa, lebih anggun,tegas dan berkarakter, bukan lagi Arinda yang manja seperti 3th lalu.
" Rin... Kemana saja selama ini? Aku mencarimu tapi aku tak pernah bisa menemukan kamu " ujar Marco
" aku ada, tapi aku memang tak ingin menemui kamu " kata Arinda
" segitu bencinya kamu padaku Rin? " tanya Marco
" entahlah, aku hanya merasa dibodohi " kata Arinda
" Rin... siapa yang membodohi kamu? Aku di jebak Rin, dan kamu pergi tanpa mau mendengarkan penjelasan ku " kata Marco
" hatiku terlalu sakit untuk sekedar mendengarkan penjelasan mu " ucap Arinda
" dan aku juga sakit karena kamu tak mempercayaiku " kata Marco
" aku pernah memberikan seluruh kepercayaan ku kepada suamiku tapi apa yang aku dapat? aku melihat kamu di atas tubuh wanita lain, memperlakukan wanita lain sama seperti kamu memperlakukan ku, mencumbu wanita lain sama seperti kamu mencumbu ku, itu terlalu sakit Co " tutur Arinda
" aku di jebak Rin, itu semua diluar kendaliku " ujar Marco membela diri
" tetap saja, kamu tak bisa menjaga kepercayaan ku "
" oke, baik, aku minta maaf untuk semua kebodohan ku dan rasa sakit hatimu, maafkan aku " ucap Marco
" sudah aku lupakan " jawab Arinda
" Rin... Aku masih sangat mencintaimu, kembalilah padaku Rin " pinta Marco
" maaf Co untuk itu aku ga bisa " ujar Arinda
" kenapa Rin? Aku janji aku akan menjadi suami yang lebih baik " ujar Marco
" tapi aku ga bisa " kata Arinda
" aku sudah punya kekasih baru " ucap Arinda lagi dan membuat Marco kaget
" kamu bohong "
" untuk apa berbohong"
" 3 tahun ini rasanya sulit untuk melupakan kamu, sedetik pun aku tak pernah lupa padamu, mana mungkin kamu bisa dengan mudah melupakan aku " kata Marco
" tapi kenyataannya aku bisa melupakan kamu " ucap Arinda
" kita masih suami istri Rin, kamu ga boleh punya hubungan dengan pria lain " kata Marco
" kamu salah co, kamu tak memberiku nafkah lahir batin selama 3bulan 10hari saja sudah jatuh talakmu terhadapku, jadi aku bebas berhubungan dengan siapapun "
" enggak, itu ga boleh Rin, kamu istriku " kata Marco meraih dan menggenggam tangan Arinda erat
" lepas, lepaskan Marco! " Arinda marah namun Marco tak menggubris
" lepas atau aku teriak " kata Arinda
mau tak mau Marco melepaskan tangan Arinda, lalu Arinda pergi meninggalkan Marco
" Arinda " panggil Marco tapi Arinda tak peduli
...
satu bulan kemudian
Arinda kini sudah menyandang gelar sarjana, selama 3th ini ternyata Arinda meneruskan kuliahnya di luar negeri dan setelah lulus ia memutuskan untuk membantu papa nya mengurus perusahaan milik keluarga nya
Arinda menjabat sebagai CEO di perusahaan papa nya dan memiliki seorang asisten pribadi bernama Luna.
Kemana pun Arinda pergi Luna lah yang selaju sigap menemani sekaligus menjadi sopir pribadi Arinda
Seperti saat ini Arinda ada jadwal meeting mewakili perusahaan nya
" Lun, lokasi meeting sekarang lumayan jauh, mungkin butuh waktu 45 menit itupun kalau ga macet, jadi kita berangkat lebih awal ya " ujar Arinda
" baik Bu " jawab Luna
Setelah siap mereka pergi menuju tempat meeting yang di tuju, dengan santai Arinda duduk di kursi samping Luna sebagai pengemudi
Mobil melaju membelah keramaian kota hingga mereka tiba di sebuah gedung kantor dimana meeting akan dilaksanakan
" selamat siang Bu Arinda " sapa pemilik perusahaan seorang pria seumuran dengan papa Hendro
" siang pak " jawab Arinda
" mari masuk kita masih menunggu CEO dari perusahaan Mandala praja kemungkinan masih di jalan " ucap pak Bara
Arinda mengangguk dan melangkah masuk ke dalam ruang meeting dimana disana sudah ada beberapa orang
" Lun... Sepertinya saya ga asing dengan perusahaan Mandala praja? " tanya Arinda
" itu perusahaan konstruksi yang akan menangani proyek kita bersama pak Bara Bu, yang merupakan perusahaan konstruksi terbaik di negara ini " kata Luna dan Arinda mengangguk faham
tak lama masuklah pak Bara diikuti 3 orang yang lain. Arinda menoleh ke arah pintu masuk dan ternyata orang yang di tunggu adalah Marco, Denis dan seorang lainnya dari perusahaan Marco
" Marco " gumam nya hampir tak terdengar
Marco duduk di kursi yang berhadapan dengan Arinda, Denis yang sengaja memberikan tempat duduk tepat di depan Arinda.
Mata Arinda beradu pandang dengan Marco dan senyum manis di berikan oleh sang duda, namun dengan cepat ia mengalihkan pandangan nya, raut wajah salah tingkah dari Arinda membuat Marco semakin gemas.
" terimakasih sudah menunggu, mari kita mulai saja meeting hari ini " kata pak Bara
Meeting berjalan lancar, namun pandangan mata Marco terus memperhatikan Arinda, sosok wanita yang sampai saat ini masih bertahan di dalam lubuk hatinya itu membuat Marco tak ingin melewatkan sedetikpun pandangan matanya.
" kamu semakin cantik sayang, cantik dan juga cerdas " batin Marco
Hingga meeting selesai Marco masih saja memperhatikan nya membuat Arinda risih
" terimakasih untuk waktunya Bu Arinda dan Bu Luna saya sangat senang dan bangga bisa bekerja sama dengan perusahaan anda " ucap pak Bara
" sama-sama pak, kalau begitu saya pamit, terimakasih " ucap Arinda berjabat tangan dengan pak Bara dan juga Marco, Denis dan yang lainnya
Arinda melenggang pergi dan Marco pun ikut pamit pulang
Di depan gedung kantor Arinda masih menunggu Luna tiba-tiba Marco menghampirinya dengan dalih menunggu asistennya juga
" hai Bu Arinda " sapa Marco
Arinda menoleh " hai " jawabnya
" luar biasa, aku ga nyangka kemampuan bisnis mu sangat mengagumkan " ujar Marco
" biasa saja, masih harus banyak belajar dari pak Marco yang sudah sangat terkenal dengan predikat kontraktor terhebat di negara ini " ujar Arinda
" anda tau dari mana kemampuan saya terbentuk? Semua itu karena saya melampiaskan segala kegalauan hati saya saat di tinggalkan istri tercinta dengan bekerja, saya bekerja seperti orang gila tiada henti hanya demi melupakan rasa sakitnya menahan rindu " kata Marco
" hems... Bukankah pria hebat seperti anda bisa dengan mudah mendapatkan wanita lain, kenapa harus menunggu orang yang pergi " ujar Arinda
" maaf... Saya bukan pria yang mudah berpindah tempat, cinta yang saya punya tulus untuk istri saya dan saya yakin dia juga masih mencintai saya hanya saja dia sedang marah saat ini " ucap Marco
" so tau! " ucap Arinda
" selalu bilang cinta tapi ternyata mengkhianati " oceh Arinda lagi
" justru karena saya pernah berbuat salah padanya, maka cinta itu tumbuh semakin besar untuk nya "
" dan kamu tau 3th ini aku tak pernah menyentuh wanita lagi, rasanya kepala ku sangat pusing aku rindu istriku " ucap Marco pelan di telinga Arinda
Arinda merasa salah tingkah saat Marco berbisik padanya, untunglah Luna datang tanpa bicara Arinda langsung berjalan menghampiri mobilnya.
Melihat tingkah Arinda Marco tersenyum " aku yakin kamu masih mencintaiku Arinda " gumam Marco