NovelToon NovelToon
Benih Tuan Impoten

Benih Tuan Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Anak Genius / Hamil di luar nikah
Popularitas:21.8k
Nilai: 5
Nama Author: Novi Zoviza

Cerita ini sekuel dari Menikahi Mafia Kejam

Sebuah malam kelam mengantarkan Devi Aldiva Brodin pada malapetaka yang merubah hidupnya seratus delapan puluh derajat. Kesalahan fatalnya yang menggoda sang atasan yang divonis impoten saat ia dalam keadaan mabuk berat. Dan pria itu adalah Ibra Ashford Frederick merupakan pria yang sudah beristri sekaligus atasannya.

Bagaimana kelanjutan ceritanya, yuk simak!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Uncle, mau tidak jadi Daddy kami?

Ibra yang baru saja menyelesaikan beberapa putaran lari mengerutkan keningnya saat melihat keributan yang terjadi tidak jauh darinya. Setiap minggunya, Ibra seringkali berolahraga ringan di area taman yann tidak jauh dari apartemen walau sekedar lari pagi. Ia bisa saja berolahraga di tempat gym tapi ia tidak memiliki waktu untuk ke sana saking sibuknya dengan pekerjaannya. Sudah tiga tahun ini ia mendirikan perusahaannya sendirinya.bergerak dalam bidang ekspedisi.

Ibra melangkahkan kakinya ke arah keributan yang terjadi. Ia mempercepat langkahnya saat mendengar suara tangisan dan juga makian seorang wanita.

"Dasar anak nakal, begini hasil didikan orangtuamu?. lihat anak saya kepalanya sampai benjol begini," maki wanita bertubuh gempal menunjuk sepasang anak yang ada dihadapannya.

"Kami tidak nakal Aunty. Dia saja yang main tidak lihat jalan," jawab salah satu anak yang tidak terima ia dikatakan nakal.

"Kamu--

"Ada apa ini?," tanya Ibra yang tiba-tiba saja datang menghampiri.

"Kau siapa, hah?. Jangan ikut campur," bentak wanita bertubuh gempal itu.

Sementara itu salah satu anak perempuan terlihat menangis histeris mencoba ditenangkan oleh saudaranya.

"Apakah kau tidak malu dengan dirimu sendiri?, kau membentak anak kecil?," jawab Ibra menatap tajam wanita bertubuh gempal itu.

"Dia mencelakai anak saya. Lihat kepalanya sampai benjol begini," ucap wanita itu lagi.

Ibra menghampiri anak perempuan itu lalu menggendongnya untuk menenangkannya."Sudah ya, diam. Tidak akan ada yang menyakitimu," bisik Ibra mengusap punggung anak perempuan itu yang kini mengalungkan kedua tangannya di leher Ibra.

"Daddy...kami tidak nakal," adu anak perempuan itu terisak kecil.

Deg

Ibra tertegun mendengar sebutan anak perempuan itu padanya. Entah kenapa hatinya tiba-tiba saja menghangatkan saat anak perempuan ini menyebutnya Daddy.

"Oh jadi kau Ayah anak ini?. Ajari anakmu untuk bersikap baik," ujar wanita bertubuh gempal itu.

"Aunty, kami tidak salah. Dia saja yang jatuh sendiri, kami hanya menolong nya saja," jawab anak laki-laki yang tidak terima jika ia dan adiknya di salahkan.

"Iya, saya ayahnya. Ini untuk pengobatan anakmu. Sekarang pergilah dari sini!," ucap Ibra memberikan beberapa lembar uang pada wanita bertubuh gempal itu.

"Baiklah, lain kali ajari anakmu ini dalam bersikap," jawab wanita bertubuh gempal itu mengambil uang yang diberikan Ibra lalu membawa pergi anaknya.

Sementara itu Ibra menurunkan anak perempuan yang berasa di dalam gendongannya itu dengan perlahan. Ia mengusap pelan sisa air mata di pipi gadis kecil itu dan tersenyum kecil. Ia merasa familiar dengan gadis kecil ini dan merasa pernah bertemu.

"Terimakasih Uncle sudah menolong kami," ujar anak laki-laki yang berdiri di sebelah anak perempuan itu

Ibra mengalihkan pandangannya pada anak laki-laki itu dan ia terdiam saat melihat wajah anak laki-laki itu sedikit mirip dengannya.

"Dimana Ibu kalian?," tanya Ibra menatap lurus anak laki-laki itu. Siapa kedua anak-anak ini, kenapa wajahnya begitu sangat mirip dengannya.

"Mommy pergi ke minimarket itu," tunjuk anak laki-laki itu menunjukkan sebuah mini market yang ada di seberang jalan.

"Kalian ditinggal disini?," tanya Ibra. Jangan-jangan anak ini sengaja di tinggal orangtuanya. Bukankah banyak kasus seperti itu terjadi?.

Kedua anak itu mengangguk kecil mengiyakan pertanyaan Ibra."Mommy membelikan minuman untuk kamu di sana," jawab anak perempuan itu masih dengan suara serak nya yang baru saja selesai menangis.

Ibra yang tidak tega melihat keduanya, memutuskan untuk menunggui kedua anak ini. Ia terus memperhatikan anak laki-laki itu.

"Kalian tinggal di apartemen ini?," tanya Ibra.

"Iya Uncle...," jawab anak perempuan itu sembari mengangguk kecil sementara anak laki-laki tampak diam saja.

"Apakah kita pernah bertemu gadis manis?," tanya Ibra mengacak rambut hitam legam anak perempuan itu.

Anak perempuan itu mengangguk kecil."Iya, di Bandara," jawab anak perempuan itu lagi.

Ibra mencoba mengingat apa yang dikatakan anak perempuan itu."Ya. Kamu yang menabrak saya saat itu?," tanya Ibra.

"Iya Uncle, aku Zoey dan ini saudara kembarku namanya Zion," jawab anak perempuan itu kembali memperkenalkan dirinya.

"Boleh Uncle meminta foto kalian, maksud Uncle kita berfoto bersama," ucap Ibra mengeluarkan ponselnya dari saku celananya training yang ia kenakan. Ia akan menyelidiki kedua anak ini nantinya, entah kenapa ia merasa ada sesuatu diantara mereka apalagi dengan kemiripan wajahnya dengan anak laki-laki bernama Zion ini. Ditambah lagi teror semalam ada yang menyebutnya Daddy dan memintanya untuk segara menemukannya. Hampir saja semalam ia berhasil menyelidiki namun tiba-tiba saja laptopnya kehabisan daya.

"Boleh Uncle," jawab Zoey langsung berdiri di sebelah Ibra yang berjongkok di dekatnya. Dengan senyuman lebar ia mengalungkan kedua tangannya di leher Ibra.

Sementara Zion berdiri dengan kedua yang ia masukkan kedalam saku celananya. Tatapan anak laki-laki itu terlihat dingin dan datar.

"Apakah Ibu kalian masih lama?," tanya Ibra setelah selesai mengambil beberapa gambar mereka bertiga lalu kembali menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya.

"Entahlah Uncle, tidak biasanya juga Mommy pergi selama ini," jawab Zoey.

"Kalian membawa ponsel tidak untuk menghubungi Ibu kalian?," tanya Ibra.

"Tidak..."

"Apakah kalian tahu nomor ponsel ibu kalian?," tanya Ibra.

"Tidak..."

Ibra menghela nafas beratnya, ia tidak mungkin meninggalkan kedua anak ini disini. Sementara itu harus kembali ke unitnya karena ada beberapa pekerjaan yang harus ia selesaikan. Di tambah matahari sudah mulai meninggi dan taman ini sudah mulai sepi pengunjung.

"Bagaimana kalau kalian Uncle antar pulang, kebetulan Uncle juga tinggal di apartemen yang sama dengan kalian?," tanya Ibra.

"Tenang saja, Uncle tidak akan menyakiti kalian," sambung Ibra saat melihat keraguan mata kedua anak ini.

"Boleh Uncle," angguk Zion membuka suara.

Ibra tersenyum mendengar jawaban Zion lalu mengacak rambut cokelat anak laki-laki itu. Tidak hanya wajah, warna rambutnya anak laki-laki itu juga mirip dengan warna rambutnya.

Ibra menggenggam kiri kanan tangan kedua anak itu dan membawanya pergi. Ia tersenyum kecil, saat ini ia terlihat seperti seorang ayah saja.

***

"Uncle tinggal sendiri di sini?," tanya Zoey menatap sekeliling apartemen Ibra yang jauh lebih luas dari unit apartemen yang ia tempati bersama Mommy nya. Ia dan Kakaknya menolak untuk diantarkan ke unit apartemen yang mereka tempati dan meminta untuk ikut dengan Ibra ke sini.

"Menurut kalian?," tanya Ibra menuangkan susu kotak kedalam gelas. Beruntung di lemari pendingin masih ada susu kotak.

"Kamu tidak tahu Uncle," jawab Zoey.

"Dimana istrimu Uncle?," kini pertanyaan itu keluar dari mulut Zion yang duduk di sofa sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

Ibra tersenyum kecil mendengar pertanyaan Zion. Anak sekecil itu mempertanyakan tentang istrinya bukankah itu terdengar sedikit dewasa?.

"Uncle tidak memiliki istri," jawab Ibra meletakkan dua gelas susu di atas meja.

"Benarkah?," jawab Zoey dengan kedua mata berbinar. Entah kenapa ia merasa senang dengan jawaban Ibra.

Ibra tersenyum kecil lalu mengangguk kecil sembari mengacak rambut Zoey. Anak perempuan ini benar-benar sangat lucu menurutnya, seandainya saja ia memiliki anak seperti Zoey dan Zion ini pasti ia sangat bahagia.

"Uncle mau tidak jadi Daddy kami?," tanya Zoey tiba-tiba.

"Zoey...," tegur Zion.

Ibra hanya menggeleng kecil mendengar guyonan Zoey. Ia tidak terlalu menanggapi pertanyaan anak perempuan itu.

...****************...

1
Ariany Sudjana
wow keren double Z 💪💪
ardiana dili
lanjut
partini
hemmmm hukuman apa hayo,, Dev kamu tuh salah pilih lawan anak mu aja smart,,ehhh yg di katanya anakmu betul loh Ibra bikin adik aja wkwkwkk
Ariany Sudjana
sudah Devi, turunkan ego kamu. apa kamu tega memisahkan kedua anak kamu dari papa kandungnya?
Lilis mulyati
si Devi udah mrip Kya wanita murahan GK ayal atasannya jdi suka SMA Dev bukan krna cinta tpi krna nafsu juga Devi pakaian terlalu terbuka.keterlaluan GK si dia nganterin anaknya sdang dirinya mlh main ke klub.kan ada tmpat yg jauh LBH baik dripda bersenang2 di klub mlh LBH bahaya coba klau dia mngalami nasib yg SMA sprti wktu bersama Ibra AQ ykin jka pria itu tdak akan mau tnggungjwab jka kmu hamil anak pria lain yg tdr dnganmu.yg dikatakan Ibra itu bnar hrusnya kau malu dah pnya anak TPI mlh main ke klub.
ardiana dili
lanjut
partini
tuh kan Bogeman mentah,,Ibra jauh lebih baik dari kamu Daddy kamu menyakiti istrimu ibra cuma.ONS saja
ardiana dili
up lagi kak
wo te
lanjut, lanjut, lanjut 💪💪💪
ardiana dili
lanjut
Rida Arinda
akhirnya ketahuan jg mo d apain ya Daddy Ibra ma opa Theo 🤔🤔🤔
partini
dapat Bogeman mentah ga yah si ibra
Lilis mulyati
bgus Zaki kau utus mata2 buat Vero bla perlu utus orng byangan itu bnar buat berobat anaknya atau Justru utk bersneng2 bgus Zaki klau bkan kmu yg bertindak GK kan slesai2
Ariany Sudjana
setuju sama Theo, Ibra harus tegas sama Veronica, jangan gampang terbujuk rayuan Veronica. udah tau kan ini hanya modus Veronica saja, besok lusa entah apa lagi ulahnya, supaya Ibra mau kembali sama wanita ular itu. lebih baik Ibra fokus untuk meruntuhkan dinding tebal pada diri Devi, jangan sampai Devi salah paham, hanya gara-gara wanita ular itu
partini
hemmmm Ibra kamu tuh lagi usaha biar bersatu ma mommy nya anak" so be smart don't be stupid lah
lebih tegas Daddy mu kamu Weh Weh no good 👎👎👎👎
ardiana dili
lanjut
Yanti Yanti
🤣🤣anak kecil good2
Rida Arinda
iya Devi tuh mama mu z ngerti masa km sebagai ibu gx ngerti perasaan anak🥺🥺🥺
Lilis mulyati
jka kau keras kepala kau akn kehilangan mreka dan mreka dngn suka rela ikut daddy-nya.blm tentu jka kau mndpatkan pria lain selain Ibra hidupmu akn bahagia bsa sja hidupmu akn terkekang.dngn Ibra kau akn tau sprti apa Ibra sbnarnya dia tdak sprti yg kau pkirkan.jngn menilai orng hnya dri luarnya aja
Ariany Sudjana
setuju dengan Rahma, turunkan egois kamu Devi, anak-anak kamu membutuhkan sosok ayah kandungnya. apa kamu tega memisahkan kedua anak kamu dari papa kandungnya?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!