NovelToon NovelToon
Menantu Pilihan Untuk Sang CEO Duda

Menantu Pilihan Untuk Sang CEO Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Romantis / Diam-Diam Cinta / Duda / Romansa
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: ijah hodijah

“Fiona, maaf, tapi pembayaran ujian semester ini belum masuk. Tanpa itu, kamu tidak bisa mengikuti ujian minggu depan.”


“Tapi Pak… saya… saya sedang menunggu kiriman uang dari ayah saya. Pasti akan segera sampai.”


“Maaf, aturan sudah jelas. Tidak ada toleransi. Kalau belum dibayar, ya tidak bisa ikut ujian. Saya tidak bisa membuat pengecualian.”


‐‐‐---------


Fiona Aldya Vasha, biasa dipanggil Fio, mahasiswa biasa yang sedang berjuang menabung untuk kuliahnya, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah karena satu kecelakaan—dan satu perjodohan yang tak diinginkan.

Terdesak untuk membayar kuliah, Fio terpaksa menerima tawaran menikah dengan CEO duda yang dingin. Hatinya tak boleh berharap… tapi apakah hati sang CEO juga akan tetap beku?

"Jangan berharap cinta dari saya."


"Maaf, Tuan Duda. Saya tidak mau mengharapkan cinta dari kamu. Masih ada Zhang Ling He yang bersemayam di hati saya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ijah hodijah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Darrel memijat pelipisnya, berusaha menahan diri agar tidak terpancing.

 “Kamu yang geser ke sisi saya.”

 “Oh, tentu saja. Kasur ini kan punya gravitasi pribadi. Kalau saya tidur di pinggir, bisa-bisa saya jatuh. Jadi jangan salahin saya kalau alam semesta mengatur kita begini.”

Darrel mendengus, menyingkap selimut, lalu berdiri.

 “Lain kali kamu tidur di sofa.”

Fio mendengus geli sambil menggulung selimutnya.

 “Wah, gitu aja ngambek. Padahal cuma pelukan kecil tanpa niat. Zhang Ling He aja kalau tahu pasti marah besar—masa idolanya digusur duda es batu.”

Darrel menatap Fio dengan tatapan setengah putus asa.

“Berhenti bicara aneh-aneh dan segera bersiap. Saya harus ke kantor.”

“Baik, Tuan Duda. Tapi ingat, mulai hari ini jangan peluk saya lagi tanpa izin tertulis ya.”

Darrel tak menjawab. Ia hanya mengambil kemeja di lemari dengan ekspresi datar—tapi dari cara telinganya masih memerah, jelas sekali bahwa pagi itu sukses membuatnya kehilangan kestabilan emosional versi dingin.

Sementara Fio tersenyum kecil, menatap punggung Darrel yang menjauh.

 “Hmm… Tuan Kulkas ternyata masih manusia juga.” gumamnya pelan sambil menahan tawa.

Pagi menjelang di rumah besar keluarga Darrel.

Aroma mentega dan roti panggang menyebar lembut dari dapur, bercampur dengan wangi kopi yang baru diseduh.

Bu Rania yang baru turun dari kamar langsung berhenti di ambang pintu dapur.

Ia terbelalak melihat Fio—masih mengenakan apron besar milik Bibi Wati, rambut diikat asal, dan wajahnya penuh semangat seperti chef profesional di acara masak-masak.

 “Lho, Fio? Kamu ngapain, Nak? Kan Bibi Wati biasanya yang masak.”

Fio menoleh cepat, senyum lebar merekah di wajahnya.

 “Selamat pagi, Bu! Saya cuma bantu-bantu aja, sekalian olahraga tangan. Siapa tahu setelah ini masakan saya bisa viral.”

Bu Rania terkekeh.

 “Viral bagaimana maksudnya?”

 “Ya, siapa tahu masuk FYP TikT0k, Bu. Judulnya Istri CEO Duda Masak Sarapan Perdana Tanpa Drama."

Bu Rania hampir tersedak teh di tangannya.

 “Ya ampun, kamu ini… ada-ada aja.”

Tidak lama kemudian, langkah sepatu terdengar dari arah tangga.

Darrel muncul dengan kemeja rapi dan ekspresi dingin khasnya. Tapi langkahnya terhenti begitu mencium aroma yang tidak biasa dari dapur.

 “Ini… masakan siapa?” tanyanya datar.

Bu Rania tersenyum menggoda.

 “Tebak sendiri, Nak.”

Darrel mendekat ke meja makan. Ada omelet keju dengan potongan tomat yang cantik, roti panggang, dan sup krim jagung hangat.

Wangi dan tampilannya sama sekali bukan seperti masakan Bibi Wati.

Fio menoleh santai sambil menyeka tangannya dengan tisu.

 “Tenang aja, Tuan Duda. Semua sudah aman dikonsumsi manusia. Belum pernah ada korban jiwa setelah mencicipi masakan saya.”

Darrel menatapnya tajam, tapi diam. Ia duduk tanpa komentar.

Sementara Bu Rania dengan senyum puas memandangi keduanya.

 “Darrel, cobain dulu. Tadi mama juga sudah coba, enak kok.”

Darrel mengambil sendok perlahan. Satu suapan pertama masuk ke mulutnya—dan nyaris tanpa sadar, ekspresinya berubah sedikit.

 “Bagaimana?” tanya Bu Rania antusias.

 “Bisa dimakan.” jawab Darrel singkat.

Fio langsung menyipitkan mata, pura-pura tersinggung.

 “Wah, terima kasih atas pujiannya, Tuan Duda. Komentarnya sungguh… hangat di hati kayak freezer.”

Darrel menatapnya datar lagi, tapi sudut bibirnya sedikit terangkat—nyaris tak terlihat.

Bu Rania tertawa kecil, menepuk tangan keduanya.

 “Mama senang banget pagi ini. Rumah ini jadi terasa lebih hidup.”

Fio tersenyum sopan, menunduk.

 “Terima kasih, Bu. Saya cuma mau bantu sedikit aja.”

Darrel menatapnya sekilas, lalu kembali ke makanannya, berusaha menyembunyikan perasaan aneh yang muncul—antara kesal, kagum, dan bingung kenapa suasana pagi itu terasa… tidak sepi seperti biasanya.

***

Pagi harinya, halaman depan rumah keluarga Darrel.

Mobil hitam mengkilap sudah menunggu di bawah kanopi. Udara masih sejuk, daun-daun bergerak perlahan tertiup angin.

Darrel baru saja mengenakan jasnya ketika Bu Rania memanggil dari dalam rumah.

 “Darrel, Nak! Tunggu dulu!”

Darrel menoleh, sudah dengan ekspresi setengah tidak sabar. “Ada apa lagi, Ma? Saya udah telat meeting.”

Bu Rania menuruni tangga sambil tersenyum lebar. “Nggak lama kok. Mama cuma mau minta satu hal kecil.”

Di belakangnya, Fio muncul membawa tas selempang dan beberapa buku catatan.

Ia tampak rapi dengan kemeja putih dan celana bahan sederhana, tapi senyum canggungnya tetap memikat.

“Tolong antar Fio ke kampus, ya.”

Darrel sontak menatap ibunya tak percaya. “Apa?”

Bu Rania tetap santai. “Dia kuliah pagi ini. Daripada naik ojek, sekalian aja kamu arah kantor. Lewat depan kampus juga, kan?”

 “Ma, saya bukan sopir pribadi.”

 “Tapi kamu punya mobil. Dan kamu juga suaminya.” Bu Rania menegaskan lembut tapi tajam.“Tolong, Darrel. Anggap aja latihan jadi suami yang baik.”

Darrel menghela napas panjang. “Ma…”

Tapi sebelum ia sempat menolak lagi, Fio langsung menimpali cepat. “Gak apa-apa kok, Bu. Saya bisa naik ojek online aja. Lagian… saya takut Tuan Duda kesambet kalau kebanyakan lihat saya di kaca spion.”

Darrel melirik tajam, tapi Fio malah pura-pura memeriksa jam tangan, berlagak sibuk.

Bu Rania menatap keduanya bergantian, lalu berkata, “Kalian berdua ini, baru nikah sehari udah kayak Anjing sama kucing.”

 “Kucingnya cerewet, Ma.” gumam Darrel datar.

 “Anjingnya galak,” balas Fio pelan tapi jelas terdengar.

Bu Rania akhirnya tertawa dan menyerahkan tas Fio ke Darrel. “Udah, antar aja, Nak. Jangan banyak alasan.”

Darrel mendesah pasrah, membuka pintu mobil dengan ekspresi datar. “Cepat masuk, sebelum saya berubah pikiran.”

Fio tersenyum kecil, lalu masuk ke dalam mobil sambil berbisik lirih, “Siap, Tuan Es Batu.”

Darrel melirik sekilas tapi tidak menanggapi. Mesin mobil menyala, dan mereka pun meluncur perlahan keluar dari halaman rumah.

Di sepanjang jalan, suasana di dalam mobil begitu hening.

Hanya suara radio dan deru kendaraan dari luar yang mengisi keheningan.

Sampai akhirnya Fio menatap ke arah kaca jendela dan bergumam pelan, “Tuan Duda, kamu tahu nggak? Kalau diam terlalu lama itu bisa bikin orang salah paham…”

Darrel melirik sebentar, datar. “Salah paham kalau kamu ngomong terus juga bisa.”

Fio menatap ke depan, menahan tawa. “Wah, ternyata Tuan Duda bisa bercanda juga, ya. Dunia belum kiamat ternyata.”

Darrel pura-pura tidak dengar, tapi jari-jarinya yang mengetuk setir pelan membongkar sedikit kegugupan yang ia sembunyikan.

***

Halaman depan kampus.

Mobil hitam mewah berhenti perlahan di depan gerbang. Beberapa mahasiswa yang baru datang menoleh penasaran, sebagian malah langsung berbisik-bisik.

Dari dalam mobil, Fio membuka pintu dengan hati-hati. Angin pagi meniup rambutnya lembut saat dia turun, lalu menutup pintu mobil pelan.

“Terima kasih, Tuan Duda,” ucapnya lirih sambil melirik ke arah pengemudi yang masih dingin itu.

Darrel tidak menoleh.

“Cepat masuk. Kamu terlambat,” katanya singkat, lalu melajukan mobil pergi sebelum Fio sempat menimpali.

Mobil hitam itu menjauh, menyisakan pandangan heran dari banyak mahasiswa yang lalu-lalang.

Dari arah taman kampus, suara teriakan kecil langsung terdengar.

“Fiooo!” Linda, Kevin, dan Farhan berlari menghampiri dengan ekspresi campur aduk — antara kaget, takjub, dan kepo maksimal.

Linda langsung memegang bahu Fio.

“Fio! Gue nggak salah liat, kan? Lo… turun dari mobil mewah barusan?!”

Bersambung

1
Dar Pin
asli hiburan Thor bacanya nggak tegang tp ngalor tau tau habis 💪 Thor lanjut
Ilfa Yarni
romantisnya udah td malam emang km ngelakuin apa tadi malam km mencuri ya mencuri cium dan peluk maksudmya
Dar Pin
adu duh tuan duda marah deh asli Thor hiburan banget bacanya 😄
Ijah Khadijah: Terima kasih
total 1 replies
Ilfa Yarni
aduh tuan duda kulkas knp sih orang lg belajar kelompok malah di suruh pulang katanya ga cemburu trus knp marah2 ga jelas dasar bilang aja cemburu pake gengsi sgala aduh duh duh tuan duda
Ijah Khadijah: Keduluan gengsi kak🤭
total 2 replies
Dar Pin
bacanya ngakak terus deh lucu lucu gemes 🙏💪
Ilfa Yarni
jiaah darrel blingsatan ga karuan cemburu ya fio jln sama laki2 lain sampe ga fokus ngantor dan marah2 ga jelas wah seperti kemakan omongan sendiri nih ngomong ke fio jgn mengharap cinta dariku eee ternyata km yg mengharapkan cinta fio mang enak kena panah asmara
Ilfa Yarni
wah perkembangan darrel cepat ya udah ada aja tuh getar2 cinta fi hatinya buat fio buktinya dia merasa ga suka fio deket2 laki2 lain
Ilfa Yarni
hahahaha trus aja ngocehfio biar tuan duda kulkas kesel tp lama2 suka
Ilfa Yarni
hahahaha kata2nya fio ada gerakan yg mencurigakan di sudut bibirmu dikirain td dimana ga taunya di sudut bibir kata2nya itu loh yg bikin ketawa fio bukan cerewet tuan duda tp, bar bar kan asyik duniamu jd berwarna ga dingin dan kaku lg
Ilfa Yarni
aku klo baca celotehan fio ini ketawa sendiri ada aja yg keluar dr mulutnya itu fio sangat cocok sama tuan duda yg dingin dgn judul pria kutub dan gadis bar bar
Ijah Khadijah: Semoga terhibur kakak🥰
total 1 replies
Ilfa Yarni
aduh bener2 kasian fio klo kyk gini cepat darrel hapus berita2 itu sebelum fio membacanya to tmnnya udah kasih tau aduh gmn ini
Ilfa Yarni
fio km trus terang aja sama sahabat2mu biar mereka ga salah paham km sudah menikah dgn duda kulkas
Ilfa Yarni
tuan duda es batu lama2 akan mencari jgn tingkah dan sifat fio yg ceria dan bar bar malah nanti dia bakal bikin aku deh eh eh eh temen2nya fio kepo nih fio turun dr mobil mewah temenya pasti syok klo tau fio udah nikah sama tuan duda
Ilfa Yarni
hahahaha aku suka karakter fio SD aja jawabannya yg bikin aku ketawa lama2tuan duda jatuh hati jg sama fio tunggu aja
Ilfa Yarni
walinya diwakilkan saja krna ayahnya fio ga mau tau dgn anknya fio krn dia punya istri baru ank kandung ditelantarkan dan ga diacuhkan lg
Ilfa Yarni
mereka sama2 memendam rasa tp mereka blom menyadarinya aplg dikulkas 12 pintu itu alias darrel blom sadar dia hatinya udah kecantol fio krn luka lama dia menyangkal apa yg dia rasakan
Ilfa Yarni
dasar ayah tak bertanggung jwb mentang2 ada istri baru ank kandung dilupakan semoga kdpnnya hidup pak tua sengsara
Ilfa Yarni
dicoba ya fio jgn nolak siapa tau darrel memang jodoh km
Ilfa Yarni
hahahaha cewek seperti fio yg ceria cocok sama darrel sipria kulkas 12 pintu agar hidupnya mencair dan berwarna segitu aja sudut bibirnya udah mulai terangkat lama2 jg bucin aku yakin banget deh
Ilfa Yarni
bu rajia lg gencar2nya mendekatkan fio dgn darrel semoga sukses ya bu
Ijah Khadijah: Aamiin🤲🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!