Alya diculik dan dipaksa menikah dengan CEO kejam bernama Rangga yang merupakan musuh terbesar kakak laki lakinya yang bernama Arya.
Rangga menikahi dan menyiksa Alya, agar Arya sang kakak menderita dan merasakan apa yang Rangga rasakan dulu saat melihat adiknya yang bernama Adinda yang berstatus kekasih Arya meninggal bunuh diri dengan terjun ke sungai setelah melihat perselingkuhan Arya dengan kekasih Rangga sendiri yaitu Soraya.
Mampukah Alya bertahan dalam siksaan yang terus diberikan Rangga padanya?
Mampukan Arya membebaskan Alya dari kekejaman Rangga?
Update Setiap hari
IG : yenitawati24
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenita wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terkejut
Sudah 24 jam sejak kejadian itu, Alya belum sadar juga.Rangga bingung, apa yang membuatnya pingsan begitu lama. Dia menghubungi dokter pribadinya untuk memeriksa keadaan Alya.
"Tuan, sepertinya Nona Muda pingsan karena jiwanya terkejut," ucap Dokter Risa.
"Apa yang membuatnya seperti itu?" tanya Rangga penasaran.
"Hal seperti ini biasanya disebabkan oleh kejadian mengerikan yang baru dialaminya. Jika sampai pingsan itu artinya dia punya trauma mendalam tentang hal itu, Tuan."
"Apa yang terjadi jika dia sadar nanti?" Rangga terlihat sedikit khawatir.
"Setelah dia bangun, saya sarankan agar emmmmm." Dokter Risa terlihat ragu ragu.
"Katakan saja." Rangga menatap serius.
"Maaf Tuan, apakah daerah sini sering hujan badai?" tanya Dokter Risa.
Rangga mengernyitkan dahi dan menggeleng.
"Begini, Tuan. Jantung Nona Muda lemah. Sehingga suara menggelegar seperti petir bisa membuat jantungnya terganggu."
Apa maksudnya? Apakah suaraku seperti petir?
"Jika Tuan suka menyetel musik yang kuat saat bersamanya, maka Tuan harus menurunkan volume itu agar Nona Muda tidak terkejut dan menyakiti jantungnya."
Dokter Risa mengatakan hal sehalus mungkin agar tidak membuat Rangga marah, karena dia tau bagaimana Rangga memperlakukan Alya dari pengakuan Lusi yang tadi dipaksanya berbicara.
"Baiklah, aku mengerti." Rangga mengangguk setuju.
"Kalau begitu saya mohon diri, Tuan." Dokter Risa pergi meninggalkan rumah itu.
Rangga menatap wajah Alya.
Apa aku terlalu kasar padanya? Tapi itu adalah resikonya karena dia adiknya Arya yang telah membuat Adikku bunuh diri. Jika saja Arya tetap setia pada Adikku dan tidak berselingkuh dengan Soraya, pasti kejadiannya tidak akan seperti ini. Kau terlalu tamak, Arya. Kau mengkhianati Adikku dan aku sekaligus. Jika Adikmu menderita ditangan ku, itu adalah balasan yang sesuai untukmu.
Rangga meninggalkan kamarnya dan memilih tidur diruang kerjanya.
Keesokan paginya.
Karena hari itu hari minggu, maka Rangga tidak bekerja. Dia bangun lebih awal. Memasuki kamarnya karena ingin melihat keadaan Alya.
Namun, saat memasuk kamar, dia tidak menemukan keberadaan Alya. Dia pun mencari ke bawah, namun pelayannya tidak melihat Alya turun.
Kemana gadis bodoh itu? Apa dia kabur?
Rangga kembali ke kamarnya, namun saat dia kembali Alya sudah ada dikamar itu
"Darimana kau tadi?" tanya Rangga penuh selidik.
"Aku habis sholat, Tuan." sahut Alya dengan wajahnya masih pucat.
"Mulai sekarang jika ingin beribadah, di kamar ini saja agar aku tidak perlu mencarimu!"
"Baik, Tuan."
"Apa yang kau rasakan sekarang?"
"Aku hanya lemas saja, Tuan."
"Hari ini kau boleh istirahat, aku tidak mau kau mati di sini. Karena itu pasti akan sangat merepotkan!" Rangga menatap tajam, namun dengan suara serendah mungkin walaupun kedengarannya masih agak kuat.
"Terima kasih, Tuan." Alya menundukkan kepalanya.
"Apa kau membenciku?" tanya Rangga tiba tiba.
"Tidak, Tuan."
"Munafik! Bagaimana mungkin kau tidak membenciku setelah apa yang ku lakukan padamu?"
"Jika aku jadi penebus kesalahan kakakku, aku harus melaluinya dengan ikhlas, Tuan karena mungkin inilah takdirku."
"Apa kau,,,,,," Rangga menghentikan kata-katanya.
"Sudah/ah, lebih baik kau tidur lagi. Tubuhmu masih lemah."
"Baik, Tuan."
"Kenapa kau selalu menuruti kata-kataku?" Rangga menatap heran. Namun, seharusnya dia tidak perlu menanyakannya.
"Karena Tuan adalah suamiku."
"Tapi aku tidak menganggapmu istri!"
"Tapi kita telah berstatus suami istri, Tuan. Tapi, aku masih ragu. Siapa wali nik..."
"Diam! Yang penting pernikahan itu sah meski hanya di mata agama saja!"
"Maaf, Tuan." Alya kembali menunduk.
"Tidak, bukankah kita tidak pernah melakukan hubungan suami istri? Sampai hari ini aku tidak pernah menyentuhmu. Apa itu masih disebut suami istri?"
Alya terkejut mendengar ucapan Rangga. Dia tidak menyangka Rangga akan mengucapkan kalimat itu. Diabingung harus menjawab apa. Hanya menatap Rangga yang masih berdiri menantikan jawabannya.
"Tuan, aku,,,,,,,,,,"
olahraga 🍍🍍🍍 nanas ya Alya duuuh kamu polos banget hhhhh
nah kan udah mengakui kamu jatuh cinta rangga