NovelToon NovelToon
Baca Aku!

Baca Aku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Murid Genius / Akademi Sihir / Persahabatan
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Karya Penulis

Penyihir yang menjadi Buku Sihir di kehidupan keduanya.


Di sebuah dunia sihir. Dimana Sihir sudah meraja rela, namun bukan berarti tidak ada Pendekar dan Swordman di Dunia Sihir ini.

Kisah yang menceritakan pemuda yang memiliki saudara, yang bernama Len ji dan Leon ji. Yang akan di ceritakan adalah si Leon ji nya, adek nya. Dan perpisahan mereka di awali ketika Leon di Reinkarnasi menjadi Buku Sihir! Yang dimana buku itu menyimpan sesuatu kekuatan yang besar dan jika sampulnya di buka, maka seketika Kontrak pun terjadi!.

"Baca aku!!" Kata Leon yang sangat marah karena dirinya yang di Reinkarnasi menjadi Buku. Dan ia berjanji, siapa pun yang membaca nya, akan menjadi 'Penyihir Agung'!. Inilah kisah yang menceritakan perjalanan hidup Leon sebagai Buku Sihir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karya Penulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

"A-apa?!" Rafael sedikit menguatkan suaranya. Ia berdiri. Alisnya menurun. Ia tidak percaya itu, tidak mungkin, tidak mungkin ia dibuang, dan.. memiliki adik?

Rafael sangat tidak percaya itu, ia menolak nya. Walau hatinya remuk, seakan yang dikatakan Riley sebuah kebenaran.

"T-tenanglah.. Duduk dulu.." Riley tergagap. ia tahu Rafael akan terkejut, tapi ia tidak menyangka Rafael sangat shok begini. Lihatlah, bahkan air mata menetes di pipinya.

Riley kaget. Apa yang ia lihat? Rafael menangis? Sungguh pemandangan langkah. Bahkan seumur hidup Rafael, ia tidak pernah menangis. Baru pertama kali ini lah ia merasakan sesak di dada.

Leon juga terkejut. Leon juga tidak menyangka akan hal itu. Namun ia percaya apa yang dikatakan Riley. Mana mungkin Riley berbohong.

Riley tidak bisa berbuat apa-apa, ia tahu itu sakit. Jadi ia membiarkan Rafael menangis sepuasnya. Walau ia sebenar nya juga ingin memeluk anak itu. Tapi bila dilihat lagi, Riley akan berpikir dua kali.

"Maaf.. Maafkan aku telah mengatakannya.." Riley merasa bersalah. Air mata yang mengalir di pipi Rafael semakin menetes dilihatnya. Ia sangat bersimpati.

Rafael mengusap air mata nya, walau begitu itu terasa seperti tidak pernah berhenti. Selalu keluar dari matanya.

Rafael terisak. Isak tangisnya kedengaran sangat sesak, bercampur dengan tarikan ingus. Ia sudah tidak tahan.

Rasanya ia benar-benar ingin lari. Ia tidak mau dilihat oleh Riley. Ia membutuhkan ketenangan sekarang. Ia harus berpikir jernih, sekarang ia benar benar marah pada kedua orang tuanya, lebih tepatnya kecewa.

"Hey.. Bila kau tidak sanggup, larilah.. Lari sepuasmu.." Leon akhirnya berbicara. Ia mengatakan itu berharap rasa kecewa Rafael lenyap.

Meski sedang menangis, Rafael masih bisa mendengarnya. Ia setuju dengan itu.

Tap Tap

Ia berlari keluar, dengan mata yang tertutup tangannya. Isak tangisnya jelas terasa sesak.

"T-tunggu!" Riley kaget. Ia berniat mengejar Rafael. Tapi ia mengurung niatnya. Mungkin itu lebih baik baginya, pikir Riley lagi. Biarlah ia menenangkan pikirannya.

Lalu ia duduk kembali.

Brak!

Rafael membuka pintunya dengan cepat, yang menyebabkan suara hentakan yang begitu kuat. Membuat Risver kaget.

'Apa-apa an dia.. Menghantam pintu ruangan Kepala Sekolah?.. Dasar gila..' Batin Risver. Ia mengikuti Rafael berlari. Ia tidak melihat Rafael sedang menangis. Ia bahkan tidak mendengar isak tangisnya.

"Ya.. Begitu, larilah terus.." Leon melayang disebelahnya. Ia mendukung tindakan Rafael. Ia menyemangati nya.

Mengikuti Rafael yang lari entah kemana.

Rafael juga tidak tahu ia harus kemana. Yang ia tahu hanya satu, lari sekencang kencangnya. Sampai rasa sesak itu hilang.

Walau ia tahu berlari seperti orang bodoh seperti itu tidak akan membuat kecewanya berubah. Ia ingin pergi ke hutan.

Tuk!

Ia menabrak seseorang. Tampaknya ia mengenali nya.

Leon tersenyum.

"Kau datang di waktu yang tepat~" Yah, Leon senang. Mengapa tidak? Nel ada disini sekarang.

"Hey, ada apa?" Nel mengangkat kepala Rafael. Ia terlihat cemas.

Hidung Rafael tampak merah. Matanya masih di penuhi dengan air mata. Sungguh membuat Nel terkejut.

••~••

"Jadi begitu... Yang sabar ya.." Kata Nel.

Mereka berada di hutan sekarang. Duduk di sebuah kursi taman. Disana tidak ada siapa siapa. Hanya ada Risver yang sedang mengintip. Ia tidak kunjung menyerah.

Hiks

Hiks

Isak tangis Rafael sudah lebih terdengar mereda. Ia mengangguk.

Disampingnya ada Nel yang sedang memeluk nya. Ia sudah mendengar semua cerita nya. Dan Nel sungguh merasa kasihan pada Rafael.

"Tak apa.. Jangan nangis! Kita akan menemukan adik mu itu!" Nel berdiri. Ia tampak bersemangat. Ia ingin menghibur Rafael.

Leon benar benar puas. Itu yang ia inginkan. Nel dan Rafael semakin dekat.

"Sungguh?" Rafael menoleh padanya. Hidung nya merah. Namun ia sudah tidak menangis lagi.

"Ya! Aku janji! Kita akan mencari keluargamu!" Nel menggenggam tangan Rafael.

Ucapannya benar benar sangat meyakinkan. Dan itu berhasil. Rafael tampak lebih bersemangat. Ia mengangguk.

"Janji ya.." Kata Rafael. Menyodorkan jari kelingking nya. Ia tersenyum saat melihat Nel.

Dan itu membuat Nel sedikit bergidik. Nel tidak menyangka Rafael akan bersikap seperti ini. Senyuman Rafael membuat Nel merasa kepercayaan Rafael telah terserahkan padanya.

"Tentu saja.. " Nel membalas nya. Kelingking mereka sudah bersatu sekarang. Perjanjian itu sudah menjadi ketetapan diantara mereka.

"Bagus.. Aku tidak sendiri! Akan ada yang membantu ku untuk mencari keluargamu.. Sungguh membantu! Tujuanku akan lebih mudah!"

Leon mengatakannya. Itu juga termasuk tujuannya, tujuan cabang. Mencari keluarga Rafael.

"Terima kasih lah padanya!" Pinta Leon. Ia menyuruh Rafael untuk berterima kasih, menyampaikan Terima kasih nya melalui Rafael.

"Terima kasih!" Rafael megatakannya setelahnya. Ia tersenyum manis. Ia juga mau berterimakasih sebenarnya.

Lagi lagi Nel terpengaruh dengan senyumannya itu. "Tenang saja kawan~ Inilah tugas sahabat~" Nel merangkul Rafael.

Dan itu membuat Rafael terharu. Ia baru merasakan kesetiaan kawan selama hidup nya. Itu benar benar indah.

Leon tersenyum. Itu juga tujuannya. Membuat hubungan Nel dan Rafael menjadi lebih dari sekedar teman.

Rafael dan Nel tersenyum gembira. Mereka telah menjadi teman saat itu.

Dan itu menjadi pemandangan yang memuakkan bagi Risver. Ia sedari tadi melihatnya. Mengapa mereka begitu akrab? Risver benar benar tidak terima.

"Cih! Malah mesra-mesraan, dasar Rafael mesum!" Gumam Risver. Ia sebenarnya iri. Melihat Rafael, rivalnya, mendapat pelukan dari wanita cantik seperti Nel.

Risver tersenyum licik. Terpancar jelas niat buruk dari senyumnya itu. Seringaian orang jahat.

'Akan aku ciduk kalian!' Batin Risver. Ia juga sekalian ingin mengajak ribut Rafael. Mumpung ada kesempatan~, pikir Risver.

Ia akan mengambil keuntungan dari peluang ini.

"Hey yang sedang mesra-mesraan disana!" Risver berteriak. Suaranya bisa saja didengar oleh yang lain, tapi untungnya disini tidak ada siapa siapa, hanya mereka saja.

Mendengar itu, Nel dan Rafael menoleh. Mereka terkejut saat mendengar itu. Namun Leon sudah menduga nya. Ia sengaja. Ia juga memiliki rencana lagi.

Dalam waktu yang sama, Leon juga menyeringai.

"Apa maksudmu!?" Nel membentak. Ia akan menghampiri Risver.

"Hah! Akui saja~ Kalian paca-" Omongan Risver terpotong.

Plak!

Tamparan keras melayang di pipinya. Itu membuat bercak merah tampak di pipi Risver. Tamparan Nel benar benar kuat, ia tidak memberi tamparan yang menye-menye.

"Agh!.. Lihat bahkan kau salting!" Risver masih mengejek mereka. Walau tamparan Nel tadi jelas terasa sakitnya, tapi ia tetap tidak kapok. Yang membuat Risver memegangi pipinya.

Nel semakin geram. Ia menguatkan genggaman tangan kanannya. Pandangan nya tertunduk kebawah, mendengarkan ejekan Risver.

Risver tampak hendak membalas pukulan Nel tadi. Namun kali ini tangannya tampak mengepal. Ia akan meninju, bukan menampar nya.

Tep!

Tepat saat tinju Risver hampir menyentuh rambut Nel, Rafael menghentikannya. Ia menggenggam tangan Risver dengan erat. Membuat Risver sedikit mengerang.

Mendengar itu, Nel mengangkat kepalanya. Ia terkejut melihat Rafael telah ada didepannya.

"Hah!" Risver melepas genggaman Rafael, menghempaskan tangannya. Ia tampak marah.

"Dasar Raf! Kau mau bertarung, hah!?" Risver menggenggam tangan kanannya yang habis di genggam Rafael. Ia kesakitan. Namun ia sok jago.

Rafael menggenggam tangannya tanpa ampun tadi. Pastilah itu sakit. Tatapan Rafael dingin. Ia tidak merespon.

"Hah! Takut.." Risver tampak meremehkan nya. Ia tidak berani menatap mata Rafael, itu sangat dingin. Tidak bergeming. Jadi ia melihat ke berbagai arah.

Lalu tanpa basa basi Rafael bersiap dengan sikap Kuda-Kuda nya. Ia menerima tantangan anak itu.

Melihat itu, Nel kaget. Walau ia tahu Rafael akan menang, tapi ia tidak mau Rafael akan dihukum lagi.

"Itu baru petarung sejati.." Kata Risver. Ia tidak dalam posisi Kuda-kuda. Tampaknya ia tidak akan bertarung dengan fisik, ia berniat menggunakan Sihir nya.

"Ia akan menggunakan Sihir.." Kata Leon. Leon yang menyuruh Rafael untuk melindungi Nel tadi. Dan Leon juga yang meminta Rafael menerima tantangan Risver.

"Aku tahu.." Gumam Rafael. Ia mengerutkan dahinya.

"Kau baik-baik saja?.." Nel bertanya. Ia tidak mau membuat masalah lagi.

"Tenang saja.. Akan aku kalahkan anak ini.. Apa kau mau menjadi wasit?" Rafael mengatakannya sembari bertanya pada Nel. Tanpa menoleh kebelakang.

Nel sama sekali tidak keberatan. Ia akan menurutinya. Lalu ia bersiap di posisi nya. Di antara mereka berdua.

"Siapa yang berhasil melukai itulah yang menang!" Ucap Risver lantang. Ia berniat mematahkan tangan Rafael kali ini.

Dan Rafael menyetujui aturan yang dibuat Risver itu. Begitu juga dengan Nel, ia setuju. Ia khawatir, khawatir Risver akan mati nantinya.

Aura yang terpancar dari tatapan Rafael benar-benar membuat Nel berpikir bahwa Rafael akan membunuh Risver.

Begitu juga dengan tatapan Risver. Niat buruknya benar-benar busuk.

Sing!

Risver mengeluarkan Mana nya. Itu sangat berbeda. Seketika Aura Hitam keluar dari tubuh Risver. Mana nya juga berwarna hitam pekat. Ia menyeringai.

Seringaiannya sangat berbeda dari sebelumnya, seolah dirinya telah dirasuki oleh sesuatu.

'Apa?!' Rafael terkejut. Ia tahu apa itu. Itu adalah Sihir Hitam.

Sesuai yang ia baca di buku Sejarah Terciptanya Sihir Hitam, disana disebutkan ciri-ciri yang persis seperti yang ia lihat sekarang ini.

Nel tidak mengetahuinya. Ia tidak tahu, baginya itu hanya Sihir biasa.

Ternyata membaca buku itu tidak buruk juga..

Sring!!

Aura itu tampak muncul dari tangan kiri Risver. Dan itu membuat Rafael teringat lagi akan apa yang tertulis oleh buku yang ia baca.

Leon juga tidak mengira itu. Tidak sesuai rencananya. Walau Leon tahu Rafael tahu bagaimana cara mengalahkannya.

"Dia menggunakan Sihir Hitam.." Kata Leon. Ia mengerutkan dahinya.

"Kau tahu kan cara mengalahkannya?" Tanya Leon kepada Rafael.

'Musnahkan sumber Aura Hitam itu, itu yang tertulis di buku' Rafael membatin. Ia tahu sekarang. Ia tidak akan segan segan.

Sihir Hitam adalah sebuah Sihir yang akan berbentuk bila menyimpan dendam dan rasa iri yang besar, sampai terbawa mati. Bukan dengan kontrak atau semacamnya. Itu muncul secara paksa.

Yang berarti Risver sekarang sedang dikendalikan oleh Sihir Hitam itu. Itu bukan Risver yang asli sekarang. Jiwanya di ambil kendali oleh rasa iri, cemburu dan dendam.

Lihat saja mata nya. Berwarna merah.

'Mungkin ini agak berlebihan?..' Nel membatin. Ia juga sedikit curiga dengan Sihir yang digunakan Risver. Ia sedikit khawatir terhadap kekalahan Rafael.

1
Murnila Wati
Nice Thor! Kau membuat minat baca ku bertambah!/Applaud/
Murnila Wati
Ini dia. Kebenaran yang ditunggu²/Hey/
Murnila Wati
Yok thor lanjutkan. Para readers mu ini ingin melihat Rafael dan Leon berdiri sebagai Penyihir Agung di akhir cerita/Chuckle//Smile//Applaud//Good/
Murnila Wati
Mantra baru unlock/Hey/
Murnila Wati
Hehe, bisa aja Leon/Slight/
Murnila Wati
Pasti Lauren/Shhh/
Anin: Hayyo loh... Baca bab selanjutnya ya, nanti kamu bakal tahu
total 1 replies
Murnila Wati
Wah Thor! Kenapa aku penasaran?!/Cry/ Cerita mu membuatku penasaran Thor!/Good/
Anin: Thanks/Smile/

Leon:Tuh kan, para Readers penasaran /Chuckle/ Makanya Baca Aku!
total 1 replies
Murnila Wati
Hayyo loh.. Leon nengok apa tuh~ Seketika berubah genre/Frown//Shhh/
Anin: Hehe, auto jadi horor/Tongue/

Rafael:Seram nye!...
total 1 replies
Murnila Wati
Sedikit typo yah Thor/Smile/
Anin: Hehe iya, maaf ya atas kesalahannya/Grievance/

Leon:Tuh kan para Readers marah!! Makanya, nulis yang benar!/Smug/
total 1 replies
Murnila Wati
Pasti MC kita dong yang menang~~ yakan Thor~~
Anin: Aku setuju!

Rafael: Pastilah/Chuckle/

Leon:Nantikan saja readers ku!/Bye-Bye/
total 1 replies
Murnila Wati
/Facepalm/
Murnila Wati
Sabar, Nel
Anin: Nel:Udah gak bisa/Panic/ Rasanya tuh mulut pengen gw tabok!
total 1 replies
Murnila Wati
Duh... Kebenaran yang menyakitkan/Sob//Sob/
Anin: Tahan ya... Ini hanya bumbu.. Nanti akan banyak laki kebenarannya/Proud/

Leon:Makanya, terus Baca Aku!
total 1 replies
Murnila Wati
/Facepalm/
Murnila Wati
Sip Thor.. Kutunggu kejutanmu /Hey//Smirk/
Anin: Sip..

Leon:Aku juga akan menunggu kau terkejut /Smirk/

Rafael:...
total 1 replies
Murnila Wati
Haha, makanya jangan bandel/Curse//Curse/
Anin: Rafael:Yah... Disorain Readers/Sob//Sob/

Leon:Tulah... Makanya, jadi MC utama boy!!/Casual/
total 1 replies
LION QUEEN
200 hal?🤨 dikit lah itu.... kalau sangat tebal itu sekitar seribu hal lah🤫
Anin: Kalau 1000 hal, nanti bacanya gak kelar kelar dong...
total 1 replies
LION QUEEN
semakin menarik! Ada tambahan tokoh baru, dan dunia sihir nya semakin nampak/Smile/
Anin: Tokoh baru akan Author tambahin sebanyak-banyaknya
total 1 replies
LION QUEEN
waw keren
Anin: Thank a lot/Casual/
total 1 replies
Murnila Wati
Waw... Semakin menarik. Lanjutkan Thor
Anin: Yoi, lagi semangat neh..🔥🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!