Ketika mimpi tidak sesuai dengan realita!
Kaira, seorang gadis sederhana, tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah drastis ketika dinikahi oleh pria kaya keturunan bangsawan terhormat, Kairo Archipelago Attar. Pria yang selama ini tampak ramah dan penuh pesona justru menunjukkan wajah aslinya setelah mereka menikah.
Bagi Kairo, Kaira bukanlah istri—melainkan pion. Tujuannya hanya satu: membuka kedok para pengkhianat dalam keluarga bangsawan Archipelago Attar, meski harus mempertaruhkan nyawanya sendiri.
Namun, pernikahan itu menyeret Kaira ke dalam pusaran intrik, politik, dan dendam. Ia menerima penghinaan dan perlakuan kasar dari keluarga bangsawan yang membencinya. Di tengah kekacauan itu, hanya satu pertanyaan yang terus menghantui:
Apakah Kairo akhirnya akan membuka mata dan melindungi istrinya?
Atau tetap memilih mengorbankannya demi rencana yang sudah ia bangun?
“Aku menikahi mu untuk menghancurkan mereka… tapi justru aku yang hancur karena mencinta mu.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
The Royals — BAB 14
LALU SIAPA PEMBUNUHNYA?
Sampai di kolam ikan, para pelayan yang tadinya ikut menonton, langsung dibubarkan oleh Kalindi yang baru tiba sehingga mereka memberikan akses jalan untuk Raziq dan Kalindi. Saat melihat jenazah dari pelayan tadi, Raziq terdiam dan Kalindi membuka lebar matanya dan ikut terdiam.
Tentu, Raziq menoleh ke Kalindi dan menatapnya tajam sambil berkata. “Bawa jasad itu dan segera kuburkan dengan layak.” Pinta Raziq kepada para pelayan maupun penjaga di sana.
Sementara Kalindi? Tentu dia tak berani menatap balik Raziq hingga mereka berdua kembali ke ruangan yang sebelumnya. Dengan amarah Raziq langsung menyentak Kalindi yang mencoba mengelak terus.
“Apa kau yang membunuhnya?” tegas Raziq menatap lekat Kalindi.
“Kenapa kau sangat serius dengan semua ini, dia hanya pelayan, lebih baik fokus ke pembunuh yang membunuh Kusuma.” Tegas Kalindi yang menatap balik.
Sementara Caesar yang hendak masuk, dia hanya mendengarkan saja lewat celah pintu yang dibuka.
“Enteng sekali kau bicara, Kalindi! Selama ini tidak ada kejadian memalukan seperti ini. Aku hanya bertanya, apa kau yang membunuh pelayan itu dan beri aku alasannya.” Kata Raziq menatap tajam dan membuat Kalindi langsung terdiam.
“I-iya. Aku hanya menyuruhnya membawakan jamu untuk Kusuma dan aku tidak tahu kalau pelayan itu tiba-tiba menghilang dan memilih mati. Itu saja.” Jelas Kalindi yang sangat serius.
“Kenapa? Untuk apa kau mengirim jamu itu hah? Untuk menjebak Kaira?”
“Aku tidak berniat, Raziq! Kenapa kau tidak mengerti. Aku tidak melakukannya dengan sengaja, aku tidak tahu kalau Kaira yang akan mengantarkannya.” Kata Kalindi dengan emosi yang tertahan.
Keduanya terdiam saat Raziq berbalik membelakangi Kalindi yang terlihat kesal dengannya. “Bagaimana dengan mu sendiri? Jika jamu ku saja tidak sampai ke Kusuma, lalu bagaimana dia bisa meninggal?”
Seketika Raziq menoleh menatapnya tak terima. “Apa kau menuduhku?”
“Aku tidak mengatakannya. Yang ku tahu hanyalah, kita berdua yang licik. Dan jangan lupakan tujuan pertama kita, yaitu Caesar. Bagiamana pun kau harus bisa menjadikan anakmu itu pewaris Archipelago Attar.” Kata Kalindi yang cukup mengejutkan bagi Caesar.
Ya, Caesar! Pria itu tahu tentang semua itu sehingga dia berkerut alis memilih mendengarkan dengan saksama.
“Ini tidak mudah. Lebih baik kau diam saja di kamar mu agar tidak menjadi lebih buruk keadaan di sini.” Ucap Raziq yang masih malas didengar oleh Kalindi.
“Itu sebabnya ada Kaira di sini. Wanita itu cocok dijadikan kambing hitam selama dia ada di sini. Dan aku akan coba mengambil hatinya agar dia mau menurut denganku.” Ucap Kalindi.
“Jadi begitu rencananya. Kebenaran yang konyol?!”
Kedua orang tua tadi seketika menoleh ke arah datangnya Caesar yang nampak tersenyum miris. Kalindi tentu saja terkejut melihat keberadaan putranya itu yang mungkin mendengar banyak.
.
.
.
Menjelang malam, Kaira terdiam dan termenung dalam kamar sendirian. Dia benar-benar bingung dan tak tahu harus apa sekarang. Kematian ibu mertuanya benar-benar membuatnya trauma bila keluar kamar.
“Aku pikir kehidupan di sini enak, tapi aku salah.” Gumamnya yang menahan air matanya dan mencoba tenang.
Tak berselang lama, Kairo masuk dan melihat ke arah istrinya yang tengah duduk di atas ranjang. Cukup lama pria itu memperhatikan nya, hingga ia maju dengan tatapan yang masih angkuh dan tajam.
“Kenapa kau membawa jamu itu?” tanya Kairo yang langsung ke intinya.
Sambil berdiri memasukan kedua tangannya ke saku celana, ia menatap tegas ke Kaira yang masih duduk menekuk kedua kakinya di atas ranjang.
“Aku hanya berniat membawakan jamu itu untuk ibu Kusuma. Aku tidak tahu jika jamu itu tidak baik untuknya. Tapi ibu Kusuma sama sekali tidak meminumnya, dia sudah meninggal sebelum aku datang.” Jelas Kaira dengan sedikit emosi.
“Dan sayangnya, hanya kau yang ada di sana saat itu.”
Kaira terdiam dan masih enggan menatap ke Kairo. Hingga wanita itu terdiam dan langsung menatap ke suaminya saat dia malah curiga dengan Kairo. Ya Kairo, bukankah pria itu hanya berpura-pura saja menikahinya dan menyukainya? Apa semua yang menimpanya juga termasuk rencana Kairo sendiri?
Kini kontak mata mereka berdua saling bertemu.
Tentu saja Kairo langsung berpaling dan melangkah pergi ke meja bar saat Kaira masih mencoba mencerna semua pikirannya itu.
“Apa semua ini juga rencanamu?” tanya nya dengan nada pelan dan berharap bahwa pikirannya salah.
Mendengar itu, Kairo terdiam dan menatap lurus membelakangi keberadaan Kaira yang saat ini berdiri di dekat ranjang sembari menatap lekat punggung suaminya.
“Jaga ucapan mu, jika kau tidak ingin menyesalinya.” Balas tenang Kairo yang menuangkan beer di gelas kaca.
“Aku akan menjaga ucapanku hanya jika orang itu berbuat baik dengan ku. Apa aku juga tidak boleh mencurigai mu setelah apa yang kau lakukan kepadaku?”
Oh tidak. Kini ucapan Kaira membuat rahang tegas Kairo berdenyut dan remasan di gelas yang nampak jelas kalau kini Kairo menahan amarahnya akan ucapan Kaira.
“Apa aku tidak boleh mengatakan... Kalau kematian ibu Kusuma juga salah satu dari rencana jahatmu dan menjadikan ku kambing hitam di sini— ”
Kairo langsung menghampiri Kaira, mencengkram leher wanita itu dan mendorongnya sampai terlentang di atas kasur, sementara Kairo berada di atasnya dan menatap tajam.
“Hentikan. Jangan melewati batasan mu.” Ucap Kairo yang kini menatap lekat Kaira yang tersenyum kecil saat wajahnya memerah dan napasnya terhenti di leher.
“Itu yang aku rasakan ketika aku dituduh saat ini.” Balas Kaira yang seketika cengkraman Kairo mulai renggang. Air mata Kaira menetes tatkala dia benar-benar ketakutan untuk pertama kalinya.
Pria itu menatap sejenak, lalu segera bangkit dari sana dan berdiri membelakangi Kaira yang masih terlentang. Tentu saja Kairo langsung keluar dari kamar itu saat dia mencoba menahan dirinya.
Sedangkan Kaira langsung memejamkan matanya dan mulai sesenggukan. Sungguh, dia hanya gadis sederhana yang langsung mendapat hantaman nasib seperti itu. Itu sangat mengejutkan untuknya sehingga dia masih tak bisa mengendalikan emosinya termasuk tangisnya.
Sementara di luar, lebih tepatnya di balkon depan kamarnya. Kairo meremas kuat pembatas di sana dan menatap lurus dengan amarah tertahan. “Fuck!” kesalnya hingga tak tahu harus bereaksi seperti apalagi.
Tak berselang lama, Elon tiba menghampirinya dan berdiri di belakangnya penuh hormat. “Tuan, yang Anda perintahkan sudah selesai.” Ucap pria itu yang cukup merasa lega Kairo.
Pria berkemeja putih itu menunduk sejenak dengan napas sedikit memburu. “Bagaimana dengan keberadaan Sri? Apa dia masih belum kau temukan?”
“Belum Tuan. Kemungkinan, dia hilang di dalam mansion, karena penjaga gerbang Archipelago tidak melihat Sri keluar hari itu.” Jelas Elon yang semakin membuat Kairo berkerut alis.
“Awasi Kaira, karena dia yang akan menjadi incaran kelurga ini.” Pinta Kairo dengan tatapan serius dan suara yang terkesan dingin.
Trus u Kaira jg dibiat menye2 lah karakternya. Calon istri sultan harus badas dan cerdik bukan malah senyum2 sendiri blm2 bayangin anak sultan
apakah kalindi memenjarakan seseorang..
jd musuh yg sebenarnya kalindi & raziq anggota keraja,an sendirikah???
kaira mencari tahu krn merasa di sudutkan oleh kelg suaminya & bahkan suami nya jg menyuruh nya mencari dalang kematian ibu nya ..
kaira itu sebenarnya tegas & pemberani..
cuman dia kesal karena merasa kairo memanfa,atkan nya 🙂🤣😂😍🫢🤭