The Royals

The Royals

The Royals — Bab 01

SEPERTI MIMPI DI TENGAH KEMEGAHAN

Indonesia — Kota kartapura

Malam itu, Kartapura gemerlap oleh cahaya lampu emas dari istana Archipelago Attar. Bangunan bercat putih gading dengan pilar menjulang itu berdiri megah, seakan menjadi saksi sejarah panjang keluarga bangsawan yang dulu hanya kecil, namun kini menjelma simbol kekuasaan dan kemewahan Indonesia modern. Di halaman luasnya, mobil-mobil mewah berderet, tamu-tamu kenamaan dari politisi, pengusaha, hingga diplomat asing berdatangan.

Suara musik menjadi pembukaan bagi tamu-tamu muda yang kini menikmati pesta mereka di sebuah bagian kompleks Mansion Archipelago Attar.

Kaira seorang reporter yang juga diundang, dengan mata terpana dia tersenyum menikmati pesta dan musik tersebut, hingga ia menoleh ke arah kiri dan melihat sosok pria tampan berkemeja putih dengan dasi pita terbuka. Pria itu menari ringan menikmati musik di sana bersama yang lain. Sampai kontak mata mereka bertemu satu sama lain.

“You!” kata pria tampan tadi yang merupakan anggota keluarga Archipelago Attar yang membuat Kaira tak percaya hingga terbawa suasana saat ia mulai ikut menari mengikuti irama musik yang semakin menarik perhatian pria tadi.

Hingga mereka dekat dan dekat, bersentuhan tangan serta menarik bersama.

Terlihat bagaimana ketertarikan sosok pria bernama Kairo itu sejak awal melihat Kaira. Namun mereka masih tahu satu sama lain, meski Kaira merasa pernah melihatnya.

...***...

Hari ini bukan pesta biasa. Sultan Wijaya Archipelago Attar, kepala keluarga yang dihormati, mengadakan perayaan ulang tahun ke-65 sekaligus pengumuman resmi mengenai calon penerus bangsawan. Para tamu berbisik-bisik, penasaran siapa yang akan ditunjuk sebagai pewaris tunggal kerajaan bangsawan keluarga ini.

Di balik senyum dan salam yang penuh formalitas, udara terasa menegang.

“Tuan! Sudah saatnya.” Ucap seorang pengawal sedikit berbisik.

Sultan Wijaya mengangguk faham. Di ruang utama istana, Sultan Wijaya duduk di singgasananya, mengenakan jas hitam elegan dengan pin emas berbentuk burung garuda di dada. Wajahnya tampak tegas, namun matanya menyimpan lelah yang tak bisa disembunyikan. Di samping kanan berdiri Kalindi, istri pertamanya, anggun dalam balutan kebaya merah darah dengan perhiasan berkilau. Senyum Kalindi begitu lembut di depan tamu, namun matanya penuh kalkulasi.

Di sisi kiri, Kusuma, istri kedua yang tubuhnya tampak ringkih. Wajahnya pucat, sesekali batuk tertahan. Meski sakit-sakitan, aura kesederhanaannya memberi kesan menenangkan.

“Bibi! Kau baik-baik saja?” tanya gadis cantik bernama Lela Archipelago Attar (18th), putri kandung dari Kalindi. Si lugu dan polos.

“Aku baik-baik saja!” balas Kusuma tersenyum tipis.

“Tidak seharusnya kau mengajaknya.” Bisik Kalindi ke telinga Sultan Wijaya saat dia melirik malas ke istri kedua suaminya yang sakit-sakitan itu..

Pria tua itu hanya diam dengan tatapan marah yang tertahan akan bisikan dari istri pertamanya.

Dan di antara kerumunan, berdirilah Raziq—adik kandung Sultan Wijaya, sekaligus orang yang dipercaya menjadi tangan kanan keluarga. Wajahnya tersenyum ramah, tetapi matanya terus mengikuti setiap gerak-gerik tamu yang datang, untuk berjaga-jaga.

.

.

.

Sultan Wijaya bangkit perlahan. Suara beratnya menggema, penuh wibawa.

“Saudara-saudara, malam ini adalah malam bersejarah bagi keluarga Archipelago Attar. Selama berabad-abad, keluarga ini berdiri untuk kejayaan negeri, dan kini di era modern, kita tetap memegang tanggung jawab besar: menjaga nama baik, menjaga bangsa.”

Tepuk tangan bergema. Namun, semua tahu, itu hanya prolog. Yang ditunggu adalah kalimat berikutnya.

Wijaya menoleh ke arah kedua putranya. “Dan malam ini, aku akan mengumumkan siapa yang akan meneruskan kepemimpinan keluarga ini.”

Caesar (31th) menegakkan tubuh, dagunya terangkat penuh percaya diri. Kalindi menyunggingkan senyum tipis melihat ke arah putra kandungnya. Di sisi lain, Kairo tetap tenang, meski jantungnya berdetak lebih cepat. Kusuma menatap anaknya dengan doa dalam diam.

Di saat pidato ringan masih mengalun, seorang wanita cantik bernama Kaira Ayesha (27th) tak berhenti tersenyum karena dia tidak menyangka keberadaan nya saat ini bersama orang-orang terhormat di rumah mewah seorang bangsawan, Archipelago Attar.

Saking fokus dan terpana nya dia akan keindahan dan kemegahan rumah bak istana itu. Kaira hendak berjalan ke sisi kanan sampai— Brugh! “Maafkan saya, saya benar-benar tidak melihat. Tolong ma— ”

“Santai saja!” balas seorang pria tampan yang membuat Kaira terdiam untuk sesaat menatap wajahnya.

Pria itu tersenyum tipis sembari membersihkan noda minuman yang mengotori kemeja putihnya.

“Maafkan saya, Tuan. Sa-saya— ”

“Sudah aku aku bilang, santai saja. Lagi pula... Sangat membosankan berdiam di sini beberapa jam, benar! Dengan kejadian semua ini, aku bisa mendapat alasan untuk keluar dari pesta ini! Terima kasih.”

Jelas sosok pria tampan berkulit putih bersih dengan rambut rapi tadi yang hanya membuat Kaira diam tak bisa bicara.

Bagaimana bisa seseorang tidak betah berada diantara orang-orang bangsawan.

“Apa saya pernah melihatmu? Maaf, saya seperti tidak asing dengan wajah Anda!” ucap Kaira sedikit mengkhayal kemana-mana. Tapi memang, dia seperti pernah melihatnya di poster-poster majalah maupun berita koran.

Pria itu hanya tersenyum kecil. “Semua orang juga berkata seperti itu. Siapa namamu?”

Dengan senang hati, Kaira yang memang gadis polos, baik dan sederhana, ia mengulurkan tangannya. “Kaira!”

Pria itu menerima jabatan tangannya seraya tersenyum ramah. “Nama yang bagus.”

“Tuan— ”

Seketika salaman mereka terlepas disaat seorang pengawal berbisik di telinga pria berkemeja putih dengan noda tadi, sehingga nampak keseriusan di wajah keduanya. Tentu, pria itu juga pamit ke Kaira sebelum dia pergi bersama pengawalnya. Namun tetap meninggalkan penuh tanya dalam benak Kaira.

-‘Dia salah satu bangsawan rupanya. Tapi aku tidak asing dengan wajahnya yang tampan!’ Pikir Kaira hampir gila bila selalu membayangkan menikah dengan pria bangsawan salah satunya putra-putra dari keluarga Archipelago Attar.

“Sedang apa kau di sini? Ayo, ambil beberapa pemotretan di malam yang spesial ini, jangan sampai kalah dengan Chanel lain.” Jelas pria brewok berpakaian rapi yang merupakan atasan dari Kaira, sebagai reporter.

“Apa semua anak dari Sultan Wijaya ramah senyum?” tanya Kaira sekedar iseng saja.

“Cih, tidak ada seorang bangsawan yang ramah senyum di belakang kamera!” balas atasannya yang membuat Kaira berpikir dua kali. Memang semua itu benar, jika sudah ada kamera, wajah seseorang menjadi dua muka.

Wanita cantik itu segera bergegas bersama atasannya, dengan pakaian indahnya ia berdiri paling depan dan menyiapkan ponselnya untuk siap merekam.

Hening beberapa saat ketika Sultan Wijaya akan menyampaikan kabar besar malam ini.

“Saya akan memutuskan bahwa pewaris Archipelago Attar akan diturunkan kepada putraku, Kairo Archipelago Attar.”

Keputusan yang Sultan Wijaya sampaikan disambut dengan tepukan tangan dari para tamu. Tak semuanya senang, bahkan Kalindi selaku istri pertamanya pun terlihat terkejut mendengar keputusan dari suaminya.

Wanita berbalut kebaya merah darah itu menatap ke arah putranya, Caesar yang nampak menahan amarah.

“Lakukan saja!” pinta Kusuma mengangguk kecil ke putra kandungnya, Kairo. Tentu saja pria itu terlihat bertanya-tanya.

Seharusnya Caesar yang mewarisi Archipelago Attar karena dia anak sulung, tapi kenapa ayahnya malah memilihnya?

Karena namanya disebut, tentu saja calon pewaris segera hadir dan berdiri didekat Sultan Wijaya. Tak cuman pria bernama Kairo (28th) saja. Seluruh keluarga utama juga ikut berdiri berjajar untuk mengabadikan momen tersebut.

Kaira yang berdiri paling depan di ujung, wanita itu nampak tertegun melihat sosok calon pewaris bernama Kairo Archipelago Attar. -‘Dia keluarga Archipelago Attar?’ decak nya dalam hati.

sungguh! Kaira tak pernah berpikir bahwa dia sudah berbincang dengan calon pewaris tersebut, bahkan mengotori kemeja putihnya.

Sadar akan seseorang yang sedang terlihat terkejut, Kairo melirik ke arah Kaira sembari tersenyum kecil, seolah dia berhasil menjahili seseorang. Namun bukan itu yang terpenting saat ini, melainkan kenapa dilalah yang dipilih menjadi pewaris? Bukannya Caesar?

...°°°...

Hai Guyssss!!!! Aku hadir membawakan cerita baru yang lebih dag-dig-dug. Bercampur dark romance & Light romance yang akan membuat jantung kalian adrenalin!!!!

Jangan lupa tinggalkan jejak semangatnya untuk mendukung author agar semangat berkarya 😁😁

LIKE ✔️

COMENT ✔️

FAVORIT ✔️

RATE ⭐ 5 ✔️

VOTE ✔️

Thanks and See Ya ^•^

Terpopuler

Comments

Mia Camelia

Mia Camelia

wah baru baca eps 1 aja udah seru banget, ayo di tunggu thor chapter berikut nya. ehhm seperti nya ini bakal intrik di dalam keluarga bangsawan ya, aduh pasti bikin penasaran nih .

2025-08-29

1

YuWie

YuWie

kaira katanya wartawan tapi pengetahuannya zonk. sama wajah bangsawan aja lupa2 ingatan.. mana terbata2 dan gumunan lagi... wahhh krg badas sepertinya untuk protagonis women nya.

2025-09-14

0

Tiara Bella

Tiara Bella

wow aku mampir Thor... cerita mu suka bikin orng ketagihan....so lanjut....hehhehee

2025-08-30

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!