NovelToon NovelToon
Sang Bunga Kekaisaran

Sang Bunga Kekaisaran

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Wanita
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Celestyola

Lady Seraphine Valmont adalah gadis paling mempesona di Kekaisaran, tapi di kehidupan pertamanya, kecantikannya justru menjadi kutukan. Ia dijodohkan dengan Pangeran Pertama, hanya untuk dikhianati oleh orang terdekatnya, dituduh berkhianat pada Kekaisaran, keluarganya dihancurkan sampai ke akar, dan ia dieksekusi di hadapan seluruh rakyat.

Namun, ketika membuka mata, ia terbangun ke 5 tahun sebelum kematiannya, tepat sehari sebelum pesta debutnya sebagai bangsawan akan digelar. Saat dirinya diberikan kesempatan hidup kembali oleh Tuhan, mampukah Seraphine mengubah masa depannya yang kelam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Celestyola, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Skakmat untukmu Hawthorne & Kazien

...**✿❀♛❀✿**...

Seraphine menghela napas. Tubuhnya terasa lemas setelah ia kembali ke kamarnya, kilasan kenangan bersama Clarisse berputar memenuhi pikirannya. Mungkinkah semua kenangan itu dibungkus oleh kepalsuan? Kenapa? Kenapa semua orang hendak menusuknya dari belakang? Apa salahnya?

Batin Seraphine begitu berkecamuk, segala macam ingatan tentang pengkhianatan di kehidupan pertamanya berputar kembali. Ia tak paham di mana letak kesalahannya, bukankah dahulu ia sudah memberikan segalanya? Kenapa mereka dengan tega mengkhianati dirinya?

Bahkan, setelah melalui semua pengkhianatan menyakitkan itu, kini ia kembali dikhianati oleh orang yang begitu ia percaya. Oleh Orang yang telah ia anggap layaknya saudara. Kenapa?

Seraphine berbaring di atas kasur dengan tangan di atas dahi, berharap dapat tertidur sejenak. Namun, sebuah ketukan pintu terdengar. Gadis itu bersuara, mempersilahkan seseorang di luar sana untuk masuk.

"Permisi, Nona. Ada sebuah surat untuk Anda." Seorang pelayan masuk dan meletakkan surat itu di atas meja baca Seraphine. Setelahnya, ia pamit untuk kembali mengerjakan pekerjaannya.

Seraphine mengintip dengan ujung matanya, surat itu memiliki stempel lambang keluarga Ganesha.

"Ohoo, kelihatannya Aku harus mulai aktif menyerang." Gadis itu bangkit dari posisi berbaringnya, lantas dengan senyum seringai tipis ia melangkah menuju meja bacanya.

.........

Hari berikutnya, kediaman Lady Ganesha dipenuhi aroma bunga musim semi dan riuh rendah suara para Lady muda. Seraphine tiba dengan kereta berwarna hitam yang elegan, gaunnya berwarna biru tua dengan renda perak yang berkilau di bawah terpaan sinar matahari. Ia melangkah turun dengan perlahan, posturnya tegak, seolah tak pernah ada rumor yang menyentuhnya.

Begitu ia masuk ke taman luas tempat Pesta minum teh diadakan, seluruh percakapan berhenti sesaat. Semua mata menoleh padanya. Beberapa dari mereka menatap dengan sinis, sebagian lain dengan rasa ingin tahu.

“Lihat, itu Lady Valmont,” bisik seorang gadis muda.

“Berani sekali ia datang setelah semua rumor tentangnya itu beredar,” sahut yang lain.

Di ujung meja, Lady Kazien dan Lady Hawthorne saling bertukar senyum penuh kemenangan. Mereka bangkit menyambut Seraphine, senyum mereka manis namun menusuk.

“Ah, Lady Seraphine,” sapa Lady Claudia Kazien dengan suara lantang agar semua orang dapat mendengar ucapannya.

“Sungguh mengejutkan melihatmu di sini. Kami sempat mengira, kau akan terlalu malu untuk menampakkan wajahmu.”

Beberapa Lady bangsawan terkekeh kecil.

Seraphine menoleh pada Lady Kazien, lalu tersenyum seakan kata-kata itu tak lebih dari angin lalu. “Mengapa Saya harus malu, Lady Kazien? Seorang wanita hanya akan malu jika ia benar-benar melakukan kesalahan. Sedangkan Saya–”

Ia berhenti sejenak dengan matanya yang berkilat, “Saya tidak memiliki alasan apapun untuk menundukkan kepala.”

Lady Hawthorne menyipitkan mata. “Tentu saja. Namun kau tahu, cerita yang beredar tentangmu itu sangat … memalukan. Kau sendiri pasti mendengarnya.”

“Ah, Saya mendengar banyak hal akhir-akhir ini.”

Seraphine duduk dengan tenang, menyilangkan tangannya di pangkuan. “Lucunya, semakin Saya cermati, semakin Saya sadar, hanya orang dengan imajinasi kotor yang bisa merangkai kisah seperti itu.”

Ia tersenyum manis setelah mengatakannya. Tawa lirih terdengar dari beberapa tamu. Wajah Lady Hawthorne memerah, sementara Lady Kazien berusaha untuk tetap tersenyum.

Pesta minum teh berlanjut, namun atmosfer telah berubah. Seraphine tidak hanya mampu bertahan, ia justru memimpin percakapan. Setiap kali ada sindiran halus, ia membalas dengan elegan, penuh logika, dan menyelipkan sedikit sengatan dalam perkataannya. Para Lady bangsawan pun mulai berbisik.

“Dia jauh lebih tenang daripada yang kuduga.”

“Apakah mungkin rumor itu memang tidak benar?”

Puncaknya terjadi ketika Lady Ganehsa, sang tuan rumah, dengan polos bertanya, “Lady Seraphine, Saya penasaran … benarkah Anda diselamatkan Pangeran Kedua di hutan?”

Seluruh orang seakan menahan napas. Semua menunggu jawabannya.

Seraphine meneguk teh perlahan, lalu meletakkan cangkir dengan tenang. “Benar,” katanya jujur. Karena memang itulah kenyataan yang terjadi.

“Saya malam itu diserang bandit. Pangeran Kedua kebetulan ada di dekat sana, dan berkat Yang Mulia Saya berhasil selamat. Namun jika ada yang menyebut itu sebagai tindakan tidak senonoh—” ia berhenti sejenak, lalu menatap sekeliling, "—maka aku hanya bisa bertanya, apakah menyelamatkan nyawa seseorang kini dianggap aib di mata para bangsawan?”

Keheningan mendera.

Seseorang di ujung meja terbatuk gugup, lalu beberapa wanita muda terlihat menunduk, merasa malu pada diri mereka sendiri. Lady Hawthorne mengepalkan tangannya di bawah meja, sementara Lady Kazien menatap kosong ke cangkir tehnya.

Seraphine menutup percakapan dengan kalimat yang membuat semuanya bungkam. “Aku mungkin bukan wanita yang sempurna. Namun aku tahu satu hal, kehormatanku tidak bisa ditentukan oleh lidah orang lain. Aku sendiri yang menjaganya.”

Setelah itu, Pesta teh kembali berjalan sesuai dengan semestinya. Para Lady mulai melupakan rumor Seraphine dan fokus membicarakan hal-hal yang tengah hits di kalangan bangsawan maupun Rakyat jelata.

Meski awalnya ia datang ke jamuan itu dengan tujuan strategis, Seraphine tidak bisa menutupi kenyataan bahwa dirinya merindukan atmosfer seperti ini.

Duduk di antar para lady muda, mendengar tawa ringan bercampur bunyi cangkir porselen yang saling beradu, membuat hatinya kembali pada masa-masa kehidupan pertamanya sebelum ia terlibat dengan Putra Mahkota.

Dengan caranya yang tenang, ia mulai menanggapi percakapan ringan tentang gaun musim terbaru, karya seni yang sedang dipamerkan di galeri ibu kota, bahkan topik sederhana tentang kebun bunga yang sedang mekar di kediaman masing-masing.

Semula beberapa lady hanya melontarkan pertanyaan dengan canggung, namun ketika menyadari Seraphine menanggapi dengan tulus dan penuh perhatian, mereka perlahan mencair.

Tawa kecil mengiringi tiap jawaban, dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Seraphine merasa tidak sendirian. Ia menyadari betapa ia merindukan interaksi yang hangat ini—bukan percakapan yang penuh sindiran, melainkan pertemanan sederhana yang tulus.

Meski masih ada tatapan sinis dari Lady Kazien dan Lady Hawthorne di sudut taman, Seraphine memilih untuk mengabaikannya. Justru kehangatan kecil yang ia dapat dari para lady lain menjadi pengingat bahwa masih ada tempat untuknya di lingkaran bangsawan, asalkan ia ingin menjajakinya lagi.

.........

Matahari mulai condong ketika kereta Seraphine akhirnya meninggalkan kediaman Lady Ganesha. Dari jendela, ia melihat beberapa bangsawan yang tadi mengejek kini menatapnya dengan ragu, bahkan ada yang memberi salam kecil dengan hormat.

Seraphine menatap keluar jendela, suaranya tenang namun penuh tekad. “Ini baru langkah pertama. Lady Kazien dan Lady Hawthorne tidak mungkin akan berhenti hanya karena Aku melawan balik di jamuan teh ini. Mereka pasti akan mencoba cara lain.”

Gadis itu memejamkan mata sejenak, mengatur napasnya. Ia pun bergumam pelan. “Aku akan menunggu lamaran resmi dari Pangeran Kedua. Saat itu tiba, aku akan membuat mereka tidak akan mampu berkutik lagi.”

Kereta terus melaju, membawa Seraphine pulang, bukan sebagai korban rumor, melainkan sebagai seorang Lady yang baru saja menunjukkan bahwa dirinya bukanlah sebuah bunga bangkai, melainkan mawar putih yang telah mulai menusuk mereka dengan durinya.

...**✿❀♛❀✿**...

...TBC...

1
Ita Xiaomi
Apakah Frederick jg mengalami hal yg sama hidup kembali setelah kematiannya?
Ita Xiaomi: Sama-sama kk.
total 4 replies
Ita Xiaomi
Jgn nak mengarang bebas Virrel😁.
Ita Xiaomi
Setuju.
Ita Xiaomi
Keren ceritanya. Mulai adu kecerdikan dan strategi. Semangat berkarya kk. Berkah&Sukses selalu.
Ita Xiaomi: Sama-sama kk.
total 2 replies
celestyola
aciyeeee
kleponn
Kata² keramat ini
celestyola: Real haha
total 1 replies
kleponn
typo kah?
celestyola: iyaaa ih typoo rupanyaa, aku nggak sadar klo typo😭
total 1 replies
Ateya Fikri
seraphine ini hobi bgt di taman🗿
Ateya Fikri
tiba-tiba banget ngajak nikah sdh kaya ngakak makan bakso
Ateya Fikri
ada benih-benih cinta ni yeee
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!