NovelToon NovelToon
Putri Yang Kembali, Kaisar Yang Menanti

Putri Yang Kembali, Kaisar Yang Menanti

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Dikhianati oleh suami dan adiknya sendiri, Putri Wei Lian menyaksikan keluarganya dihukum mati demi ambisi kekuasaan. Di saat nyawanya direnggut, ia berdoa pada langit—dan mukjizat terjadi. Ia terbangun sebulan sebelum perjodohan maut itu terjadi. Dengan tekad membara, Wei Lian berjuang membatalkan takdir lamanya dan menghancurkan mereka yang menghancurkannya. Tanpa ia tahu, seorang pria misterius yang menyamar sebagai rakyat biasa tengah mengawasinya—seorang kaisar yang hanya menginginkan satu hati. Saat dendam dan cinta bersilangan, akankah takdir berubah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Istana Luoyang hari itu bagaikan permadani emas yang dipenuhi duri tak terlihat. Persiapan pesta pertunangan Putra Mahkota dan Putri Jenderal Wei telah dimulai. Semua pelayan sibuk, para pejabat mulai menyusun hadiah dan puisi pujian, dan gosip-gosip berhembus lembut dari lorong satu ke lorong lainnya.

Namun, hanya segelintir orang yang tahu… bahwa pesta ini mungkin takkan pernah terjadi.

Di kediaman keluarga Wei, Wei Lian duduk di depan meja tulis, menggoreskan tinta dengan tenang.

Ia menulis surat. Tapi bukan surat penerimaan lamaran, melainkan surat pengunduran diri dari posisi “Putri Calon Menantu” yang akan ia sampaikan bukan secara resmi, tapi dengan cara paling menghancurkan.

“Surat ini,” ucapnya kepada Yan’er yang berdiri di sisi, “akan kubawa sendiri ke balai audiensi Permaisuri, dua hari sebelum pesta.”

Yan’er memandangnya tajam. “Itu... akan jadi penghinaan besar.”

“Tepat,” jawab Wei Lian. “Tapi hanya penghinaan yang bisa mengoyak topeng para penjilat.”

Ah Rui menyelinap masuk, membawa nampan teh yang gemetar sedikit. “T-tapi, Nona... kalau sampai surat ini bocor sebelum waktunya... bisa-bisa kita langsung dijatuhi hukuman negara!”

Wei Lian menyambut cangkir teh itu, lalu menatap Ah Rui lembut. “Itu sebabnya aku butuh kalian semua tetap di tempat aman saat hari itu tiba.”

“Jangan tinggalkan kami,” desis Ah Rui dengan bibir bergetar. “Kau satu-satunya orang di rumah ini yang masih membuat semuanya terasa hidup…”

Wei Lian menggenggam tangan pelayannya. “Aku tak akan meninggalkan siapa pun. Tapi aku akan hancurkan musuh sebelum mereka sempat menjatuhkan kita.”

Sementara itu, di Istana Dalam

Wei Ruo berdiri di balkon tinggi, menatap halaman tempat para dayang latihan tarian untuk pesta.

Di sampingnya, Permaisuri berbicara sambil menyeruput teh.

“Kau sudah seperti anak sendiri, Ruo’er. Lembut, cerdas, tahu tempatmu.”

Wei Ruo menunduk sopan. “Saya hanya ingin menjadi kebanggaan keluarga.”

Permaisuri tersenyum samar. “Sayangnya, kakakmu terlalu... berapi-api. Tapi jangan khawatir. Api yang terlalu besar, biasanya padam lebih cepat.”

Wei Ruo menyeringai kecil di balik kipasnya.

Namun, saat ia berjalan kembali ke paviliunnya, seseorang menghadangnya.

Seorang pelayan tua... dengan wajah anehnya terlalu familiar.

“Kau... siapa?” tanya Wei Ruo.

Pelayan itu tersenyum miring. Lalu mengedipkan mata. “Penjual boneka dari pinggir kota. Dulu pernah kau lempar dengan sandal di pasar.”

Wei Ruo menyipitkan mata. “Kau...”

Tapi sebelum ia sempat bicara, pria itu — yang tak lain adalah Zhao Jin — menempelkan secarik surat ke tangan Wei Ruo lalu pergi begitu cepat, menyelinap di antara pilar dan bayangan.

Wei Ruo membuka surat itu dengan hati-hati.

Tulisan di dalamnya hanya satu kalimat:

“Berhentilah menggali lubang untuk kakakmu. Karena lubang itu akan menjadi kuburanmu sendiri.”

Wajah Wei Ruo menegang.

Ia meremas surat itu dan menatap langit. “Kau pikir aku akan mundur? Tidak, Jie-jie. Kini semua panggung milikku.”

Di sisi lain istana, di sebuah ruang rahasia...

Mo Yichen duduk di depan meja kecil dengan peta istana dan rute-rute pengamanan istana. Zhao Jin berdiri di belakangnya, mengganti penyamarannya dengan jubah hitam pengintai.

“Ruo mulai gelisah,” kata Zhao Jin. “Dia akan bergerak.”

Mo Yichen mengangguk. “Bagus. Aku ingin dia melangkah terlalu jauh. Sampai akhirnya... semua topengnya jatuh sendiri.”

“Dan Wei Lian?”

“Dia akan jadi api yang membakar kegelapan ini.”

Dua malam kemudian

Sebuah kejadian mengejutkan terjadi di aula latihan istana: salah satu dayang terjatuh dari balkon saat latihan, membawa serta sebuah gulungan rahasia dari paviliun Permaisuri.

Di dalam gulungan itu: bukti komunikasi rahasia antara Permaisuri dan kelompok Sisik Dalam.

Berita itu mengguncang bagian dalam istana. Namun tak lama setelah itu, bukti tersebut... lenyap secara misterius dari ruang penyimpanan istana, seolah-olah tak pernah ada.

Dan yang paling mengejutkan? Pelayan yang jatuh... menghilang sebelum bisa diinterogasi.

Wei Lian mendengar kabar itu keesokan paginya.

Ia memandang jauh dari jendela kamarnya.

“Permainan ini lebih dalam dari yang kuduga,” gumamnya. “Tapi jika mereka bermain di kedalaman... maka aku akan menenggelamkan mereka di sana.”

Tiga hari sebelum pesta pertunangan besar, Istana Luoyang bersinar terang seperti matahari kedua. Setiap penjuru dihias kain sutra merah dan emas, aroma bunga peony memenuhi lorong, dan para musisi mulai berlatih lagu pujian untuk calon pasangan Putra Mahkota.

Namun, di balik keindahan itu, rencana pengkhianatan sedang dirancang... oleh tangan sendiri dari keluarga Wei.

Wei Ruo duduk di ruang rias istana, ditemani dua dayang kepercayaannya.

“Semua sudah siap?” tanyanya, suaranya seperti madu yang disimpan dalam botol racun.

Salah satu dayang mengangguk. “Gaun pengantin palsu sudah dikirim ke kediaman Putri Wei, dan surat palsu dari Kaisar juga sudah ditaruh di meja pembantu istana. Jika ia membacanya, maka ia akan mengira pernikahan ini adalah upaya memaksa.”

Wei Ruo tersenyum. “Lalu, saat ia menolak di depan umum... seluruh istana akan menyaksikan ‘aib’ terbesar dalam sejarah keluarga kami. Dan saat itu, akulah yang akan menggantikan posisinya.”

Namun... yang tak mereka tahu, rencana itu telah terbaca oleh Mo Yichen dan Zhao Jin sejak tiga hari lalu.

“Surat palsu dan gaun?” Zhao Jin tertawa sambil makan ubi panggang di atap paviliun. “Ini seperti sandiwara kelas amatir.”

Mo Yichen hanya berkata pelan, “Biarkan dia menabur benih kehancurannya sendiri.”

Hari Pesta Pertunangan

Istana utama penuh dengan para pejabat, permaisuri, dan tamu kehormatan. Musik mengalun lembut, pelayan menabur kelopak bunga di sepanjang tangga.

Wei Ruo datang lebih dulu, mengenakan jubah ringan merah muda, wajahnya bercahaya. Beberapa pejabat membungkuk hormat, berpikir dia adalah calon pengantin yang sesungguhnya.

Ia berdiri di sisi Permaisuri, menyambut tamu.

Lalu… pintu utama terbuka.

Wei Lian melangkah masuk. Mengenakan gaun putih bersulam perak, wajahnya tenang, langkahnya mantap.

Semua mata tertuju padanya. Bahkan Putra Mahkota yang duduk di atas singgasana kecil nyaris berdiri saat melihatnya.

Wei Ruo menegang.

“Kenapa dia masih datang?!”

Permaisuri berbisik pelan. “Tenang. Lihat saja nanti. Jika dia menolak di depan umum... kau akan menggantikannya dengan mudah.”

Namun yang terjadi berikutnya... tak ada yang duga.

Wei Lian melangkah ke depan, lalu mengeluarkan surat asli dari dalam lengan jubahnya—surat dengan segel naga emas dari Kaisar langsung.

Ia membungkuk dan berkata dengan suara lantang.

“Ampuni kelancanganku, Yang Mulia Kaisar. Tapi hari ini, aku membawa bukti... bahwa surat undangan pernikahan Putra Mahkota telah dipalsukan oleh tangan-tangan busuk yang ingin menjatuhkan nama baik keluarga Wei.”

Seketika, aula menjadi hening.

Putra Mahkota melotot. Permaisuri pucat.

Wei Ruo membeku.

“APA?!”

Wei Lian melanjutkan, matanya tajam.

“Dan yang lebih parah… adalah adanya surat palsu dengan segel Kaisar yang ditemukan di tangan salah satu pelayan istana. Surat itu... sengaja ditaruh di ruangku. Namun, aku tahu itu palsu karena segelnya lebih tua dari jenis tinta yang digunakan sekarang.”

Zhao Jin tiba-tiba muncul dari belakang tirai, membawa dua pelayan pengkhianat yang terikat.

“Dan mereka telah mengaku... bahwa semua ini diperintahkan oleh satu orang Wei Ruo.”

“KAU BOHONG!” teriak Wei Ruo, wajahnya merah padam.

Namun saat itu... Mo Yichen masuk ke aula. Dengan jubah hitam emas dan lambang naga bersayap—lambang Kaisar Hanbei.

Semua orang membungkuk panik.

Mo Yichen hanya tersenyum kecil. “Aku juga menerima salinan surat palsu itu... langsung dari sumbernya.”

Ia menatap ke arah Permaisuri dan Wei Ruo. “Kalian salah satu dari dua hal: terlalu percaya diri... atau terlalu bodoh.”

Permaisuri pucat pasi. Putra Mahkota mencoba berbicara, tapi suaranya tenggelam dalam kecanggungan dan rasa malu.

---

Keesokan harinya…

Wei Ruo dipindahkan diam-diam dari Istana Dalam, dinyatakan “sakit berat dan butuh pengasingan” oleh Permaisuri—tapi seluruh istana tahu, ia telah gagal total dan kehilangan kepercayaan keluarga kekaisaran.

Permaisuri dikabarkan “mengundurkan diri dari kegiatan istana untuk berdoa,” namun rumor mengatakan... ia telah dipanggil untuk diinterogasi oleh Kaisar sendiri.

Putra Mahkota? Tidak lagi disebut-sebut sebagai calon utama penerus takhta.

Dan Wei Lian…

Ia duduk di taman belakang, menatap kolam bunga plum bersama Mo Yichen.

“Permainan catur mereka tak bisa menaklukkanmu,” kata Mo Yichen pelan.

Wei Lian menjawab, “Karena aku tidak bermain catur. Aku bermain api.”

Mereka tertawa kecil.

Dan untuk pertama kalinya… sejak hidupnya diulang oleh takdir, Wei Lian benar-benar merasa menang.

Bersambung

1
Cindy
lanjut kak
Osie
wuuuaaaww
Cindy
lanjut kak
sahabat pena
putri seorang jenderal hebat memang cocok nya sama kaisar muda, kutub, setia dan bucin bukan sama putra mahkota 🤣🤣🤣
Cindy
lanjut kak
Osie
gagal fokus sama pet8 kedua..minyak menyala...kagak kebayang senjata pamungkas buatan ah rui
Cindy
lanjut kak
Kusii Yaati
kalau adiknya model Wei ruo walau ada kehidupan kedua pun ogah aq terikat persaudaraan dengannya, apalagi matinya karena ambisi yang belum terwujud, pasti tuh di kehidupan kedua pun ambisi gilanya masih ke bawa😒
Tiara Bella
akhirnya metong jg tuh si Wei Ruo....tinggal ngadepin putra mahkota aja
Nitnot
mantaaafs
Cindy
lanjut kak
Ayudya
Ren you ga akan perna sadar apa ya kalau dia tu udah salah
Osie
dan kalau bersama author..akupun siap menunggu double up lanjutan/Grin//Grin//Grin//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose/
Osie
akhirnya menuju hidup baru
Osie
kereeennn..gak sabar nunggu kiamat buatan wei lian di istana
Wulan Sari
semangat 💪 ayo Thor lanjut trimakasih, semoga Wei Ruo bisa di temukan dan sadar kalau dia berbuat jahat ....
Tiara Bella
Wei Ruo kemana gerangan dah lenyap aja ...
Yunita Widiastuti
khidupan rmh halaman baru
Cindy
lanjut kak
Tiara Bella
Wei Ruo ini ya bener² mw aja dihasut biar keluarganya hancur.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!