Aku tidak pernah tahu tentang bagaimana akhirnya. Mencintaimu adalah sesuatu tanpa rencana yang harus kutanggung segala konsekuensinya. Jika di izinkan Tuhan untuk bersama, aku bahagia. Tapi jika tidak, aku terima meski terluka. -Alea-
**
Hamil diluar nikah memang sebuah aib, tapi kenapa harus perempuan yang menanggung lebih banyak sikap dan penilaian buruk dari setiap orang.
Lalu, bagaimana dengan Alea? Dia hamil oleh kekasihnya, tapi tidak mendapatkan tanggung jawab dari pria yang telah menodainya.
Di hari pernikahan, Alea harus menerima jika dia harus menikah dengan Rean, suami pengganti untuknya. Kakak dari pria yang membuatnya hamil.
Lalu, pernikahan seperti apa yang akan dia jalani?
Aku hanya suami pengganti untukmu, kau harus pergi dari kehidupanku setelah bayi ini lahir. -Rean-
Bisakah aku memperjuangkanmu sebagai suamiku? -Alea-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hanya Peduli Pada Bayimu!
Sore hari, Alea menunggu dengan tidak sabar untuk pergi memeriksa kandungannya bersama Rean. Hari ini dia tidak pergi bekerja, sengaja izin. Dia sudah siap dan menunggu Rean datang menjemputnya. Menunggu di sofa ruang tamu.
Ketika mendengar suara deruman mobil, Alea segera keluar dengan semangat. Tersenyum saat melihat suaminya keluar dari mobil. Rean menatap Alea dengan datar seperti biasa.
"Kau sudah siap? Cepat masuk"
"Baik"
Alea menuruni tangga dan sudah ingin membuka pintu depan mobil, tapi kaca jendela tiba-tiba terbuka. Alea terdiam melihat Riska yang tersenyum penuh kemenangan padanya.
"Maaf Alea, kamu duduk di belakang saja ya. Aku dan Rean ada acara makan malam, jadi sekalian antar kamu dulu periksa kandungan karena Rean sudah terlanjur berjanji padamu"
Alea hanya diam, menatap Rean dengan tatapan tidak percaya. Bahkan Alea sudah begitu bersemangat karena Rean sendiri yang mengatakan ingin menemaninya untuk periksa kandungan. Tapi ternyata Rean tetap lebih mementingkan kekasihnya ini.
Alea akhirnya membuka pintu belakang dan masuk ke dalam mobil. Tidak banyak bicara melihat pasangan di depannya. Riska yang sesekali merangku lengan Rean meski terlihat di tolak oleh Rean, mungkin karena dia sedang mengemudi. Riska juga menyandarkan kepalanya di bahu Rean. Seolah dia sedang sengaja menunjukan kemesraan pada Alea.
Alea memalingkan wajahnya ke arah jendela, menatap pemandangan diluar jendela mobil. Tangannya memegang perutnya yang masih rata, Alea sedang mencoba menguatkan diri sendiri dan juga bayi dalam kandungannya.
Tidak papa Nak, kamu masih punya Ibu.
Untuk marah pada Rean, itu rasanya tidak mungkin. Karena Alea tahu jika Rean terpaksa menikahinya dan menjadi suami pengganti untuk Alea. Dia tidak bisa menyalahkan sepenuhnya sikap Rean ini.
Kamu hanya perlu sadar diri saja Alea, biarkan dia melakukan apapun, dan kamu jangan terlalu beharap. Meski ingin terus berjuang untuk dia berpisah dengan Riska. Tapi, tetap jangan berharap.
Sambil mengemudi, sesekali Rean menatap Alea dari kaca spion di atasnya. Melihat perempuan itu yang diam sambil menatap keluar jendela. Ada perasaan tidak nyaman yang lagi-lagi dia rasakan ketika melihat Alea yang menunjukan wajah sendu seperti itu.
Seharusnya aku tidak mengiyakan ajakan Riska tadi.
Sebenarnya Rean sudah mencoba menolak ajakan Riska untuk makan malam bersama malam ini. Karena dia ingat sudah ada janji dengan Alea. Tapi, Riska terlalu memaksa bahkan dia mengatakan jika dia tidak papa jika ikut mengantar Alea dulu untuk pemeriksaan baru makan malam bersama.
Ketika sampai di Rumah Sakit, mereka langsung pergi ke ruang Dokter Kanduungan. Rean sudah membuat janji sebelumnya, karena rumah sakit ini sudah menjadi langganan keluarganya jika ada yang sakit sejak dulu. Maka mereka akan mem-prioritaskan.
"Kau tunggu disini, tidak perlu ikut masuk" ucap Rean pada Riska.
"Kamu juga ngapain ikut masuk, sudah biarkan saja Alea sendiri yang masuk" tolak Riska sambil merangkul lengan kekasihnya.
Melihat itu Alea sudah tidak ingin lagi melibatkan suaminya. Apalagi dengan Riska yang selalu menghalangi semuanya.
"Aku bisa masuk sendiri"
Saat Alea sudah ingin masuk ke dalam ruangan, tangannya ditahan oleh Rean. Alea menoleh dan menatap Rean dengan bingung. Suaminya itu melepaskan tangan Riska yang merangkul lengannya.
"Aku akan ikut denganmu"
Alea hanya mengangguk saja dan membiarkan Rean ikut masuk bersamanya. Dokter kandungan sudah menyambut mereka dan Alea langsung di periksa.
Rean berdiri diam di samping ranjang pemeriksaan, ketika Dokter sedang mengecek detak jantung bayi dalam kandungan Alea, suaranya membuat Rean berdebar. Suara detak jantung dari bayi itu terdengar cukup jelas, dan tangan Rean mengepal tanpa dia sadari, ada getaran hangat dalam dirinya. Jantungnya berdebar tak menentu.
"Bayinya sehat ya, tolong di jaga saja pola makan dan jangan terlalu stres. Untuk vitamin dan obat yang saya berikan, di usahakan diminum habis. Masih suka mual?"
Alea mengangguk, dia bangun dari ranjang pemeriksaan dan menurunkan bajunya. Lalu turun dari ranjang pemeriksaan dengan dibantu oleh Rean. Meski cukup tertegun, tapi Alea menerima uluran tangan Rean untuk membantunya turun dari ranjang.
"Terima kasih"
Rean hanya mengangguk saja, mereka pindah ke meja kerja Dokter.
"Saya masih sering mual dan pusing Dok, apalagi jika pagi hari. Tapi terkadang juga malam hari, sehabis makan pun terkadang tiba-tiba pusing"
"Itu hal biasa untuk kehamilan awal ini. Tidak papa, nanti akan mereda dengan sendirinya. Saya akan berikan obat pereda mual juga, tapi itu tidak akan sepenuhnya membantu, hanya mengurangi saja"
"Baik Dok"
Setelah selesai pemeriksaan, Alea dan Rean keluar dari ruangan. Alea menoleh pada suaminya, merasa aneh karena Rean yang terus memegang tangannya, seolah takut Alea terjatuh. Padahal Alea tidak kenapa-napa.
"Lama sekali"
Rean baru teringat jika dia datang tidak hanya berdua dengan Alea, tapi juga ada Riska. "Maaf, aku tidak bisa pergi denganmu malam ini. Aku harus mengantar Alea pulang. Kau pulang saja naik taksi"
"Apa?" Riska menatap Rean dengan terkejut dan mata terbelalak. "Rean, tidak bisa seperti ini dong. Kamu sudah berjanji, masa kamu akan batalkan hanya gara-gara perempuan ini"
"Riska! Jangan buat masalah disini. Nanti aku akan temui kamu jika aku sudah selesai mengantarnya pulang. Kau pergilah dulu"
Riska berdecak kesal, di menghentakan kakinya. "Awas kalau kamu tidak datang, aku tidak mau tahu kamu harus datang menemuiku"
Rean tidak menjawab lagi, tapi dia berlalu pergi bersama Alea menuju parkiran. Mereka masuk ke dalam mobil, Alea menatap Rean yang sedang mengemudi. Merasa aneh saja dengan sikap suaminya ini.
Dia kenapa berubah-ubah begini sih. Terkadang aku merasa jika dia begitu peduli padaku. Tapi, dia sering menunjukan jika dia membenciku.
Alea sendiri bingung dengan sikap suaminya ini. Tapi, dia tidak ingin bertanya. Lebih tepatnya dia tidak siap untuk bertanya. Malah takut akan menimbulkan kemarahan Rean.
Ketika sampai di rumah, Alea menatap Rean yang mengantarnya hingga masuk ke dalam rumah.
"Tuan peduli padaku?" tanya Alea tiba-tiba, dia tidak bisa menahan diri juga untuk bertanya. "Sikap Tuan ini membuat aku bingung, seolah memang Tuan Rean peduli padaku"
Rean menatap Alea dengan datar, dia berbalik membelakangi Alea. "Aku hanya tidak mau bayi itu kenapa-napa, karena Ibu berpesan untuk menjagamu. Mau bagaimana pun, mau seberapa benci aku padamu, tapi bayi itu tetap keturunan keluarga kami. Jadi, Ibu memintaku menjaganya"
Rean berlalu keluar rumah, membuat Alea hanya terdiam dengan tersenyum miris melihat kepergiannya.
"Ah benar juga, bayi ini tetap keturunan keluarga mereka. Jadi, Tuan Rean menjaganya karena dia tidak mau terkena masalah. Karena Papa Chris dan Ibu Yulita mungkin akan marah jika bayiku kenapa-napa"
Alea mengelus perutnya sendiri, menghembuskan napas panjang. "Ibu akan selalu menjaga kamu, memastikan kamu baik-baik saja dan sehat hingga terlahir ke dunia ini"
Bersambung
pasti arina dapetin bukti2 dr sam dgn syarat arina harus nikah deh sm sam,,,,
jika ada selain samuel membantu Arin,,berarti itu nanti yg menjadi kekasih nya,,,tapi aku besar kemungkinan bahwa Samuel lah yg memberikan itu bukti🤣🤣🤣🤣🤣
cowok badboy nih bos..senggol dong....