Azzam Syauqi Atharis pria yang dulunya memilik sifat ceria dan jahil berubah menjadi sosok pria dingin setelah tragedi na'as yang terjadi di dalam keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joelisha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Letta tiba di depan restoran tempat di adakannya reuni.
"Pak Mamat langsung pulang saja. Tidak perlu menunggu."ucap Leta kepada supir yang mengantarnya.
"Baik. Nyonya."
Letta turun dari mobil,saat ia hendak melangkah memasuki restoran seseorang memanggilnya.
"Letta.."
Letta menghentikan langkahnya, ia menoleh dan mendapati sahabatnya Bella baru saja turun dari mobil," Baru nyampe? Azzam mana, nggak ikut?" tanya Bella antusias.
"Nggak, lagi nggak enak badan dia nya."
"Oh,"
"Loh, David nggak ikut turun?" tanya Letta saat melihat tunangan sahabatnya itu melajukan mobilnya kembali.
" Dia ada jadwal operasi bentar lagi, jadi cuman nganterin doang."
"Senasib dong kita."
"Kayaknya sih iya."
Kedua wanita itu tertawa bersama sambil melangkah memasuki restoran.
"Nah, ini nih yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga."ucap salah satu teman SMA saat melihat Letta dan Bella memasuki ruang VIP.
"Apa kabar gais?" sapa Bella ceria
"Eitss...Bella makin cantik aja" goda Revan salah satu teman SMA nya.
"Baru nyadar. Kemana aja lo selama ini?"
"Iya nih, Bella kan memang udah cantik dari ono." jawab taufik.
"Diem deh fik, nyambung aj lo kayak wifi."
"Kita nggak di suruh duduk nih?"
"Oh iya, silahkan duduk silahkan duduk."
Letta dan Bella duduk bersebelahan, tidak hanya teman cowok teman cewek juga banyak yang menyapa mereka karena memang seterkenal itu Letta dan Bella waktu SMA bisa di katakan mereka berdua adalah primadona di SMA garuda.
Awalnya suasana baik-baik saja sampai akhirnya si biang rusuh datang,Olivia dan gengnya musuh bebuyutan Letta waktu SMA orang yang paling tidak menyukai Letta.
"Eh, Liv kirain lo nggak bakal dateng." ucap Revan
wanita itu tidak langsung menjawab, ia duduk di bangku yang berhadapan langsung dengan Letta.
"Gue denger lo di tinggal nikah sama pacar lo, kasihan bener.."Ledek Oliv
Letta terlihat santai dia sama sekali tidak terpancing dengan ucapan Oliv." Kalau pun iya, memang apa urusannya sama lo?!"
"Nggak ada sih, wajar sih lo di tinggal secara kan lo itu nggak jelas asal-usulnya. Sekolah aja ngandelin beasiswa. Miskin."
Bella mengulum senyum ia hendak tertawa mendengar celotehan Oliv. Wanita itu tidak berubah ternyata masih saja bermulut pedas. Tapi yang tidak Oliv sadari adalah yang ia lawan sejak dulu jauh di atasnya.
Gue jamin lo bakalan spot jantung kalo tahu yang lo ledekin istrinya pemilik Athariz grub. Batin Bella.
"Lo nggak berubah ternyata, masih aja suka ngurusin hidup orang." ucap Letta.
"Takut kalah saing dia.." sahut Bella.
"Gue takut kalah saing sama dia, nggak banget"jawab Oliv.
"Udah-udah kita disini tuh mau reuni bukan ribut." sela Aldo si ketua kelas.
"Bener tuh kata pak ketua."sahut Risma yang sejak tadi hanya diam. Jujur ia jadi ikutan jengkel dengan Oliv yang merusak suasana.
" Liv, gue denger lo udah tunangan ya sama Devan?" tanya Rena
Olive mengangguk, ia tersenyum puas merasa menang dari Letta. Siapa yang tidak kenal Devan pemilik Mall terbesar di kota itu.
" Beruntung banget jadi lo, punya calon suami kaya raya begitu." sambung chika.
" Ya iyalah, Oliv kan cari pasangan yang sukses. Yang setara sama dia biar hidupnya nggak melarat." sindir Viola teman se-gengnya Oliv.
Bella mencolek lengan Letta yang sejak tadi hanya sibuk mencicipi kue yang ada dihadapannya."Apa?" tanyanya pada Bella.
"Lo nggak minat buat pamer gitu? Minimal sentil dikit lah."bisik Bella.
"nggak, belum saatnya."
"Ish, nggak asik lo."
Semua orang sibuk bercengkrama, Oliv dan teman-temannya juga sejak tadi sibuk membangga-banggakan tunangannya, sehingga tak ada yang menyadari bahwa sejak tadi ada sepasang mata yang terus memperhatikan Letta. Ketua kelas, Aldo pria yang menyukai Letta sejak SMA tapi tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaannya.
Yang menjadi fokus Aldo saat ini adalah cincin yang melingkar di jari manis Letta, dia tahu itu bukan cincin biasa. Haris sahabat Aldo yang sejak tadi memperhatikan Aldo tahu kemana arah tatapannya itu. Dia pun dengan iseng nya bertanya pada Letta.
"Ta, gue boleh nanya nggak?" ucapan Haris sontak membuat fokus semuanya teralihkan.
"Boleh. Kalau gue bisa jawab ya bakalan gue jawab asal jangan yang aneh-aneh aja." jawab Letta.
"Oke, kan katanya lo di tinggal nikah sama cowok lo, terus lo nggak minat gitu cari yang baru?" tanya Haris.
Pertanyaan Haris mengundang rasa penasaran dari teman-teman yang lainnya, termasuk Aldo. Letta tidak langsung menjawab. Ia menimbang apakah harus ia mengatakan tentang statusnya sekarang. tpi ia pikir tidak ada salahnya berkata jujur.
"Pengganti ya? Udah ada kok."
Ucapan Letta membuat Aldo tidak puas, dan Haris dapat menangkap itu." Lo udah punya pacar?" tanya Haris kembali.
Letta menggeleng,"Bukan pacar tapi___"
"Tadi lo bilang udah punya pengganti, sekarang malah bilang bukan pacar. Yang benar yang mana sih?"potong Revan
"Ehh, ogep. Letta belum selesai ngomong lo malah main potong aja."sahut Bella kesal.
Revan nyengir,"hehe. Lanjut-lanjut.
"Gue nggak punya pacar, tapi gue punya suami!"
"Ohh..APA?" Haris kaget mendengar ucapan Letta."Lo lagi nggak bercanda kan, Ta? Lo beneran udah nikah?!"
Letta mengangguk sambil memamerkan cincin yang melingkar di jari manisnya,"Letta nggak bohong gue saksinya gue hadir pas dia nikah."ucap Bella.
Mata Aldo melebar terkejut, ekspresinya sulit terbaca. Aldo membeku tak bisa berkata-kata rasanya seperti petir menyambar tepat di atas kepala. Harapannya hancur bahkan sebelum bisa di ungkapkan.
"Letta... Sudah menikah?"gumamnya dalam hati. Tubuhnya terasa ringan. Seperti kehilangan pijakan. Aldo mencoba menahan gelombang emosi yang menggedor dadanya.
"Ku pikir kali ini akan berbeda...ku pikir aku punya kesempatan." batinnya bergemuruh. Sebuah senyum tipis terukir di bibirnya. Senyum yang terasa lebih seperti luka."Jadi... sudah menikah ya.." bisiknya lirih.
*
*
*
Acara makan-makannya sudah selesai, bahkan sudah ada beberapa teman-teman yang sudah pulang. Letta masih berdiri di depan restoran menunggu jemputan.
Oliv dan teman-temannya juga masih berada disana dia penasaran seperti apa suami Letta yang pasti akan menjemputnya jika benar dia sudah menikah. Ternyata tidak hanya Oliv beberapa teman lelaki mereka juga ikut penasaran. Mereka tidak pulang lebih dulu dengan alasan tidak enak meninggalkan para wanita menunggu jemputan seorang diri malam-malam begini.
Tak lama kemudian sebuah mobil porche hitam mengkilap berhenti di hadapan mereka, sosok pria tampan keluar dari balik pintu pengemudi, pria yang mengenakan kemeja abu-abu dengan tangan tergulung hingga siku menampilkan otot-otot kekarnya. Membuat para wanita yang berdiri disana terpesona dengan ketampanannya.
"Ganteng banget..."ucap salah satu wanita.
"Eh,dia kesini lo."sambung viola. Dengan centilnya ia menyampirkan rambutnya ke belakang telinga. Berpikir pria itu akan menghampirinya.
"Sudah selesai sayang?"
Semua orang terkejut saat pria itu berhenti tepat di hadapan Letta, bahkan memanggilnya dengan kata sayang.
"Maaf ya lama. Tadi masih ada urusan sama Daniel."ucap Azzam, ya pria itu adalah Azzam suami Letta.
"Nggak apa-apa."
"Letta... Dia siapa?" tanya teman-teman Letta.
"Oh perkenalkan saya Azzam, suami Letta."ucap Azzam
Semua orang menatap ke arah Letta, wanita itu mengangguk mengiyakan. Tidak sedikit yang memuji ketampanan Azzam, bahkan ada yang mengucapkan selamat pada mereka. Ada juga yang merasa iri karena Letta mendapatkan pria setampan Azzam.
Olivia dan viola tampak kesal, lagi-lagi mereka kalah dengan Letta. Viola maju berniat ingin berkenalan dengan Azzam. Tapi dia kalah cepat dengan Letta yang langsung bergelayut manja pada lengan Azzam.
Azzam hampir saja terkejut melihat istrinya bertingkah manja padanya.
"Mau pulang sekarang?"tanya Azzam yang paham situasi,bahkan dia sama sekali tidak melirik ke arah teman wanita istrinya.
Letta mengangguk,"Bell. Lo pulang naik apa?" tanya Letta pada sahabatnya.
"Gue balik sama David,dia udah di jalan kok. Lo duluan aja."Bella sedikit geli melihat sahabatnya bergelayut manja pada Azzam.
"Yaudah kita duluan ya. Bye semuanya.." ucap Letta lalu masuk kedalam mobil yang pintunya sudah di bukakan oleh Azzam.
Setelah mobil Azzam melaju meninggalkan restoran, Aldo yang masih berada disana menghela nafas. Kalah dia benar-benar kalah sebelum bertanding.